Daya pembeda Instrumen Penelitian

Tabel 3. 7 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran Rentang Kriteria P 0,00 - 0,30 Sukar P 0,30 - 0,70 Sedang P 0,70 - 1,00 Mudah Setelah dilakukan penghitungan tingkat kesukaran melalui penggunaan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 , diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3. 8 Hasil Penghitungan Tingkat Kesukaran Soal Tes Keterampilan Proses Sains Dari data di atas diketahui bahwa dari sembilan soal yang ada dalam instrumen tes yang digunakan, empat di antaranya masuk ke dalam kategori sukar, yaitu soal nomor 5, 6, dan 7. Sedangkan sisanya, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 8, dan 9 masuk ke dalam kategori sedang. Dengan hasil seperti ini, artinya instrumen soal tes yang telah dibuat dapat digunakan untuk penelitian.

d. Daya pembeda

Pemeriksaan daya pembeda soal digunakan untuk mengukur kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa unggul, papak dan asor. Sehingga soal dengan daya pembeda yang baik, dapat menunjukkan hasil yang berbeda dari setiap siswa dengan kemampuan yang berbeda. Untuk mengukur daya pembeda soal, digunakan rumus berikut. Arifin, 2009, hlm. 133. Nomor Soal Rata-rata Skor IK Interpretasi 1 7,42 0,67 Sedang 2 2,51 0,42 Sedang 3 1,63 0,54 Sedang 4 0,91 0,45 Sedang 5 0,30 0,15 Sukar 6 0,91 0,30 Sukar 7 0,35 0,06 Sukar 8 0,81 0,41 Sedang 9 1,00 0,50 Sedang Keterangan: = daya pembeda = rata-rata skor kelompok atas = rata-rata skor kelompok bawah Skor Maks = Skor maksimum Interpretasi hasil perhitungan daya pembeda dilakukan dengan melihat kriteria menurut Sundayana 2014, hlm. 77 sebagai berikut: Tabel 3. 9 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien korelasi Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat baik Berdasarkan penghitungan daya pembeda instrumen soal tes yang menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel , didapatkan hasil yang cukup baik yaitu dari sembilan soal, dua di antaranya termasuk ke dalam soal dengan daya pembeda yang baik, empat soal dengan daya pembeda yang cukup, dan dua soal dengan daya pembeda yang jelek. Data hasil penghitungan daya pembeda instrumen soal tes secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. 10 Hasil Penghitungan Daya Pembeda Soal Tes Keterampilan Proses Sains Nomor Soal Interpretasi 1 8,09 6,71 0,13 Jelek 2 3,59 1,38 0,37 Cukup 3 2,32 0,90 0,47 Baik 4 1,18 0,62 0,28 Cukup 5 0,41 0,19 0,11 Jelek 6 1,45 0,33 0,37 Cukup 7 0,59 0,10 0,50 Baik 8 1,14 0,48 0,33 Cukup 9 1,50 0,48 0,51 Baik 2. Pedoman Observasi Dalam penelitian ini, ada dua jenis pedoman observasi yang digunakan yaitu pedoman observasi aktivitas siswa dan pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung yang meliputi tiga aspek yaitu partisipasi, kedisiplinan, dan kerjasama. Adapun deskriptor untuk ketiga aspek yang dinilai yaitu sebagai berikut. Tabel 3. 11 Indikator dan Deskriptor Penilaian Aktivitas Siswa No. Aspek Yang Dinilai Deskripsi 1. Partisipasi a. Memberikan pendapat, pertanyaan atau komentar yang sesuai dengan pembelajaran. b. Memberikan tanggapan terhadap jawaban atau penjelasan dari temannya. c. Terlibat langsung berbagai kegiatan dalam pembelajaran. 2. Tanggung jawab a. Memiliki kemauan untuk mengerjakan tugas yang diberikan. b. Menjaga ketertiban kelas selama pembelajaran. c. Memberikan alasan untuk setiap pernyataan yang dikemukakan. 3. Kerjasama a. Menunjukkan sikap kooperatif dalam kegiatan kelompok. b. Memberikan dorongan kepada teman kelompok untuk berpartisipasi aktif. c. Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok mereka dengan menyajikannya di depan kelas. Pedoman observasi yang kedua yaitu pedoman observasi kinerja guru. Pedoman observasi kinerja guru yang digunakan ada dua macam yaitu pedoman observasi kinerja guru pada kelas eksperimen dan pedoman observasi kinerja guru pada kelas kontrol. Perbedaannya terletak pada aspek yang diamati di kegiatan inti. Pada kelas kontrol, kegiatan inti diamati secara umum. Sedangkan pada kelas eksperimen, kegiatan inti diamati berdasarkan tahapan pembelajaran Learning Cycle . 3. Wawancara Menurut Soeharton o dalam Hanifah, 2014, hlm. 63 “...wawancara interview adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara pengumpul data kepada responden dan jawaban- jawaban responden, dicatat atau direkam dengan alat perekam tape recorder ...” Jadi, teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data melalui kegiatan tanya jawab dengan narasumber yang diinginkan secara langsung, dengan tujuan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dan akurat. Selain itu, data wawancara ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran, faktor yang mendukung, serta faktor yang menghambat pada kelompok eksperimen yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran learning cycle . Dalam penelitian ini, pewawancara adalah peneliti sendiri, dan narasumber yang dipilih yaitu guru dan siswa dari kelompok eksperimen. 4. Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi saat pembelajaran diluar hal-hal yang direncanakan untuk kebutuhan penelitian. Hal tersebut bisa berupa kejadian tak terduga yang mengganggu kelancaran pelaksanaan penelitian atau hal-hal lain yang mendukung kelancaran penelitian. Dalam hal ini, guru mencatat segala jenis kegiatan dan aktivitas siswa yang dianggap penting dengan kegiatan penelitian. Catatan ini mudah untuk digunakan karena tidak ada ketentuan khusus yang mengatur bentuk maupun format catatan. Catatan lapangan ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen. Selain itu, untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran learning cycle pada kelompok eksperimen.

E. Prosedur Penelitian