depresi, tetapi beberapa studi masih memperdebatkan apakah sakit perut berulang pada anak disebabkan oleh karena faktor organik atau
psikogenik.
13
Peneliti ingin menilai apakah gangguan ansietas dan gangguan depresi dapat mempengaruhi kejadian sakit perut berulang, disamping itu
untuk menilai pengaruh keterlibatan faktor psikogenik dalam hal ini ansietas dan depresi pada remaja terhadap kejadian sakit perut berulang.
Penelitan ini juga merupakan penelitian bersama dari berbagai divisi di bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara FK-USU seperti: divisi Pediatri Sosial, Gastroenterologi, Neurologi, Infeksi dan Respirologi, serta tersedia sarana penelitian berupa
laboratorium di kecamatan Secanggang tersebut, sehingga memudahkan dalam penelitian.
1.2. R umusan Masalah
Apakah gangguan ansietas dan gangguan depresi berhubungan dengan sakit perut berulang?
1.3. Hipotesis
Gangguan ansietas dan gangguan depresi berhubungan dengan sakit perut berulang.
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan gangguan ansietas dan gangguan depresi terhadap kejadian sakit perut berulang pada remaja.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Di bidang akademik ilmiah : meningkatkan pengetahuan peneliti di bidang Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, khususnya dalam
menilai penyebab sakit perut berulang pada remaja. 2. Di bidang pelayanan masyarakat: meningkatkan pelayanan
kesehatan remaja yang menderita sakit perut berulang, khususnya pelayanan di bidang Tumbuh Kembang dan Pediatri
Sosial Anak, dengan mengetahui prevalensi gangguan ansietas dan gangguan depresi pada remaja, dapat disusun suatu program
perencanaan untuk mengatasi gangguan ansietas dan gangguan depresi pada remaja. Jika prevalensi itu ternyata tinggi, program
pencegahan dijadikan sebagai program prioritas pelayanan kesehatan pada remaja.
3. Di bidang pengembangan penelitian: memberikan masukan terhadap standar pelayanan kesehatan di bidang pediatri sosial
remaja khususnya dalam menilai hubungan gangguan ansietas dan gangguan depresi terhadap kejadian sakit perut berulang
pada remaja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gangguan Ansietas dan Gangguan Depresi
2.1.1.Gangguan Ansietas Ansietas dan depresi merupakan bentuk emosional yang terbanyak pada
anak dan remaja. Ansietas adalah suatu keadaan aprehensi atau khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
14
Ansietas merupakan suatu fenomena kompleks yang menandakan adanya dinamika kehidupan dan bagian dari proses psikis yang
memberikan isyarat fisik dan mental bahwa terdapat perubahan internal dan eksternal.
15
Ansietas dapat terjadi pada keadaan normal bila secara tiba-tiba berhadapan dengan keadaan bahaya, menghadapi ujian tantangan dan
kadang-kadang terjadi bila bertemu dengan orang yang kita takuti.
16
Gangguan ansietas ditandai dengan gejala fisik seperti kecemasan khawatir akan nasib buruk, sulit konsentrasi, ketegangan motorik,
gelisah, gemetar, renjatan, rasa goyah, sakit perut, punggung dan kepala, ketegangan otot, mudah lelah, berkeringat, tangan terasa dingin, dan
sebagainya.
5,15,16
Pada beberapa literatur menyebutkan bahwa anak dengan sakit perut berulang lebih lazim disebabkan oleh karena ansietas pada diri
mereka dan orang tuanya terutama ibu.
6
Satu studi menyatakan bahwa pada stres atau ansietas dapat mengaktifkan reaksi disfungsi otonomik
tractus gastrointestinal yang dapat menyebabkan gejala sakit perut
berulang.
7,17
Penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa beberapa sakit perut berulang terbukti secara empiris berhubungan dengan gangguan emosi
pada anak dan orang tua mereka.
1
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan ansietas lebih tinggi terjadi pada anak dengan sakit
perut berulang dibandingkan anak yang sehat dalam masyarakat.
7,14
2.1.2. Gangguan Depresi Depresi adalah gangguan mood keadaan emosional internal yang
meresap dari seseorang dan sering terdapat dalam masyarakat, tidak memandang suku maupun ras.
18
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Edisi ke-3 PPDGJ III di Indonesia mengklasifikasikan
gangguan depresi atas episode depresif dan gangguan depresif berulang. Menurut PPDGJ III, depresi adalah gangguan yang memiliki karakteristik :
15,19
a. Gejala utama - Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan - Berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan
mudah lelah dan berkurangnya aktivitas
b. Gejala lainnya - Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Harga diri, dan kepercayaan diri berkurang - Adanya perasaan bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan suram dan pesimis
-
Perbuatan atau gagasan membahayakan diri atau bunuh diri
-
Tidur terganggu
-
Nafsu makan berkurang. Biasanya diperlukan waktu sekurang-kurangnya 2 minggu untuk
menegakkan diagnosis.
20
Salah satu mekanisme terjadinya depresi adalah mekanisme kolinergik. Berdasarkan hipotesis kolinergik terjadinya peningkatan
asetilkolin otak berhubungan dengan depresi. Pada depresi terjadi peningkatan asetilkolin yang mengakibatkan hipersimpatotonik sistem
gastrointestinal yang akan menimbulkan peningkatan peristaltik dan sekresi asam lambung yang dapat menyebabkan hiperasiditas lambung,
kolik, vomitus dan sebagian besar menyebabkan gejala-gejala gastritis dan ulkus.
5
Gangguan ansietas umumnya terjadi bersamaan dengan gangguan depresi dan banyak juga gangguan depresi terjadi bersamaan dengan
gangguan ansietas, sehingga sampai saat ini hubungan antara gangguan ansietas dan gangguan depresi masih sering diperdebatkan. Ketakutan
pergi ke sekolah dan sikap overprotektif dari orang tua dapat menjadi suatu gejala depresi pada anak.
19,20
Studi terdahulu menemukan adanya hubungan psikologi pada anak dengan terjadinya sakit perut berulang. Penelitian yang dilakukan pada
anak dengan masalah kesehatan mendukung adanya hubungan antara sosial, kemampuan diri dan gangguan depresi maupun gangguan
ansietas pada anak-anak dengan sakit perut berulang.
17,20
2.2. Epidemiologi