kurang 18,8 . Jumlah kasus gizi buruk yang terdeteksi tahun 2007 di Medan berjumlah 479 orang bayi dan balita sedang gizi kurang berjumlah 3.286 orang.
Kasus gizi buruk tertinggi di Medan terdapat di Medan Belawan yakni mencapai 55 orang dan kasus gizi kurang 174 orang bayi dan balita. Sementara kasus gizi
buruk terendah terdapat di Medan Timur sebanyak 7 orang dan kasus gizi kurang berjumlah 16 bayi dan balita.
Berdasarkan tahun 2005 di Kabupaten Pekalongan menunjukkan masih banyak balita yang status gizinya berada dibawah garis standar yaitu sebanyak
1,04. Dari hasil survei di Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan diketahui bahwa dari 24 Puskesmas yang ada dilakukan pemantauan status gizi pada balita
dengan sampel tertentu didapatkan 5 Puskesmas yang terdapat kasus gizi kurang dan gizi buruk dengan frekuensi antara 20,2 -41,3.Dinkes Kab. Pekalongan,
2005. Balita yang berada dibawah garis merah BGM di Puskesmas terentu pada tahun 2004 adalah 0,6,mengalami peningkatan menjadi 1,09 pada 2005
Dinkes Kab. Pekalongan, 2005. Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka peneliti ingin
mengetahui tingkat pengetahuan ibu terhadap gizi seimbang pada anak kurang dari 5 tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai anak tentang gizi seimbang anak usia kurang dari 5 tahun di RSUP H. Adam
Malik, Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengetahuan ibu yang mempunyai anak terhadap status gizi seimbang anak usia dari kurang dari 5 tahun di RSUP H. Adam Malik, Medan.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Universitas Sumatera Utara
1.4.1 Bagi Masyarakat Terutama Kaum Ibu
Dapat mengetahui pentingnya pengetahuan tentang gizi seimbang anak sehingga diharapkan dalam mengkonsumsi makanan selalu memperhatikan
aspek gizi seimbang pada makanan yang diberikan kepada anak usia kurang dari 5 tahun.
1.4.2 Bagi Petugas Kesehatan dan Pemerintah
Sebagai bahan referensi bagi para petugas kesehatan dan pemerintah sehingga mereka dapat memberikan informasi, arahan kepada masyarakat
khususnya ibu-ibu agar memperhatikan pola makan seimbang dan perkembangan status gizi seimbang anak kurang dari 5 tahun.
1.4.3 Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan akan mendapatkan tambahan ilmu, pengalaman sehingga dapat menyampaikan pada masyarakat tentang cara-cara
untuk meningkatkan status gizi seimbang anak kurang dari 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang
bermanfaat untuk untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan
yang optimal Al-Quran s . Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan
kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui.Untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup,
tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila
kelompok zat gizi tersebut diuraiakan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.
Santoso dan Lies, 2004
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi
karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari
kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan
mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi
jenis makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Santoso dan Lies, 2004
Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka
Universitas Sumatera Utara
ragam bahan makanan. Keterangan di atas juga berada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimum dari masukan vitamin A
memerlukan kehadiaran lemak sebagai pelarut dan menyangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh.Selain itu, apabila cadangan mangan Mn di dalam tubuh
kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dlam makanan untuk
meningkatkan penyerapan zat besi Fe.
Suhardjo 2003
Pada masa lampau, susu seringkali mendapat pujian, karena bernilai gizi tinggi. Disisi lain makanan lain dinilai rendah karena kurang bergizi. Sesuai
konsep keterkaitan antar zat gizi, sudah saatnya penilaian kualitas makanan yang didasarkan pada pengagungan terhadap kandungan zat gizi makanan-makanan
tertentu mulai ditinggalkan. Kini saatnya memasyarakatkan adanya
ketergantungan antar zat gizi atau antar bebagai jenis makanan. Setiap jenis makanan memiliki peranan masing-masing dalam menyeimbangkan masukan zat
gizi sehari-hari.
Suhardjo 2003
Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam logi gizi seimbang yang berbentuk kerucut Tumpeng. Dalam lgo tersebu bahan
makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi dipopulerkan dengan istilah “Tri Guna Makanan”.
Deddy Muchtadi, 2002
2.2 Pengetahuan Gizi