Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Berkunjung Ke Poliklinik Anak Rsup Haji Adam Malik Tentang Obesitas Pada Anak

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1) IDENTITAS

Nama : Langgeswari Vellagom

Tempat / Tanggal Lahir : Pulau Pinang, Malaysia / 16 Juli 1990 Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Hindu

Alamat : No.46, Jaya Bangunan, Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Medan

2) RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1997-2002 : Pendidikan Sekolah Rendah Bukit Gelugor Tahun 2003-2007 : Pendidikan Sekolah Menengah (P) St.George Tahun 2008-2010 : Foundation in Science Inti College Pulau Pinang Tahun 2011-2014 : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 3) RIWAYAT ORGANISASI

: Ahli, Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM) : Ahli, Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM)


(2)

LAMPIRAN 2

Dengan hormat,

Saya Langgeswari Vellagom, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Saat ini saya sedang mengerjakan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang Obesitas pada Anak”. Seperti yang kita ketahui bahwa obesitas masih tinggi angkanya di Indonesia terutamanya pada anak-anak. Oleh sebab itu penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan orang tua terutama pada ibu-ibu tentang obesitas pada anak.

Untuk itu saya mohon kesediaan Ibu meluangkan waktu untuk mengisi surat persetujuan dan kuesioner ini. Saya akan menanyakan identitas dan pertanyaan untuk pengetahuan. Data dan informasi yang diberikan hanya akan dipergunakan untuk tujuan penelitian dan dirahasiakan. Akan tetapi, jika Ibu keberatan untuk berpartisipasi maka tidak ada paksaan ataupun sanksi.

Demikianlah informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan Ibu ikut serta dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih. Semoga partisipasi dalam penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Peneliti,

______________________ (Langgeswari Vellagom)


(3)

LAMPIRAN 3

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan dan memahami sepenuhnya tentang penelitian, Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu yang Berkunjung ke

Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang Obesitas pada Anak.

Nama Peneliti : Langgeswari Vellagom

Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Jenis Penelitian : Deskriptif dengan pendekatan cross sectional Lokasi Penelitian : RSUP Haji Adam Malik, Medan, Sumatera Utara

Dengan ini bersedia mengikuti penelitian tersebut secara sukarela sebagai responden penelitian.

Medan,__________________2014 Medan,_______________2014

(________________________) (________________________) (Langgeswari Vellagom)

Bila ada pertanyaan ibu tentang penelitian ini di kemudian hari, dapat dihubungi Langgeswari (087868750142).


(4)

LAMPIRAN 4

KUESIONER PENELITIAN No:

Tingkat Pengetahuan Ibu yang Berkunjung ke RSUP Haji Adam Malik tentang Obesitas pada Anak.

A. Identitas

Nama :

Umur :

Alamat :

Pendidikan : ( ) SD ( ) SMA

Terakhir ( ) SMP ( ) Perguruan Tinggi / Akademi Pekerjaan : ( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Wiraswasta

( ) PNS ( ) Pegawai Swasta B. Petunjuk Pengisian

1. Sebelum mengisi jawaban di bawah ini, isilah identitas anda yang telah tersedia di atas terlebih dahulu. Pilihlah satu jawaban yang menurut anda paling benar pada pertanyaan di bawah ini.

C. Pertanyaan

1. Obesitas (kegemukan) adalah....

a. Ketidaknormalan atau pengumpulan lemak berlebihan di tubuh b. Kelebihan makan dan minum

c. Kekurangan massa lemak di tubuh

2. Obesitas (kegemukan) dapat menyebabkan anak menjadi.... a. Sehat

b. Tidak sehat

c. Tidak terjadi apa-apa

3. Cara menilai obesitas (kegemukan) pada anak adalah

a. Melihat dari, berat badan, tinggi badan, umur, dan jenis kelaminnya b. Melihat dari gemuknya

c. Melihat dari cara makannya

4. Obesitas (kegemukan) adalah penyakit yang disebabkan karena.... a. Kekurangan gizi

b. Kelebihan gizi


(5)

5. Gejala klinis obesitas (kegemukan) yang dapat ditemukan pada anak yang obesitas...

a. Pipinya tembem dan dagu berlipat b. Muka yang proposional

c. Tidak dijumpai garis-garis halus pada kulit 6. Penyebab obesitas (kegemukan) adalah...

a. Karena kelebihan gizi b. Karena kekurangan gizi

c. Karena mengkonsumsi banyak makanan berserat

7. Obesitas (kegemukan) cenderung dipengaruhi oleh... a. Pekerjaan orang tua

b. Keturunan dari keluarga

c. Karena mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan

8. Makanan yang menyebabkan obesitas (kegemukan) pada anak adalah.... a. Makanan siap saji yang mengandung lemak seperti coklat, keju

b. Makanan yang bergizi seperti buah-buahan c. Makanan rendah kalori

9. Faktor risiko terjadinya obesitas (kegemukan) pada anak adalah.... a. Faktor keinginan orang tua

b. Faktor keturunan (genetik)

c. Faktor makanan yang kurang sehat

10. Faktor keluarga yang menyebabkan obesitas (kegemukan) adalah.... a. Pola makan yang seimbang

b. Kebiasaan orang tua dalam memilih makanan cepat saji c. Kebiasaan melakukan aktivitas fisik

11. Komplikasi obesitas (kegemukan) pada anak adalah... a. Gangguan pernafasan

b. Demam berdarah c. Demam dan mencret

12. Masalah kesehatan karena obesitas (kegemukan) masa anak yang berlanjut hingga dewasa adalah....

a. Tekanan darah tinggi b. Menstruasi teratur

c. Kadar oksigen darah normal

13. Efek psikologis pada anak yang obesitas (kegemukan).... a. Mempunyai banyak teman

b. Suka bermurung dan sering depresif c. Mempunyai harga diri yang tinggi


(6)

a. Massa lemak meningkat b. Jumlah sel lemak menurun

c. Tidak ada perubahan pada massa lemak dan jumlah sel lemak

15. Komplikasi akibat obesitas (kegemukan) membawa efek negatif berikut: a. Kualitas hidup berkurang

b. Biaya perawatan kesehatan berkurang dan tidak membebankan

c. Kurang berisiko dari berbagai penyakit dan tidak ada konsekuensi kesehatan

16. Cara ibu mengatasi obesitas (kegemukan) pada anak adalah... a.Merubah pola dan perilaku makan anak

b.Mengurangi aktivitas fisik anak

c.Memberikan makanan cepat saji yang berlebihan

17. Usaha pencegahan obesitas (kegemukan) seharusnya dimulai dari lingkungan....

a. Keluarga sahaja b. Sekolah sahaja

c. Keluarga, sekolah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan 18. Cara mencegah obesitas (kegemukan) pada anak...

a. Memaksa anak menghabiskan makanan walaupun sudah kenyang b. Memastikan anak tidak bersarapan pagi

c. Mendidik anak untuk mengamalkan cara hidup yang sehat dan aktif secara fisik

19. Aktivitas yang dapat membantu dalam penanganan obesitas (kegemukan)....

a. Menonton televisi dan main video games b. Sering tidur di rumah

c. Aktivitas olahraga

20. Manfaat gizi seimbang pada anak.... a. Rentan terhadap penyakit

b. Pertumbuhan dan perkembangan anak akan optimal dan tidak mudah sakit c. Daya tahan tubuhnya lemah

* Bagaimanakah ibu mengetahui tentang obesitas... a. Media Cetak (majalah, koran, brosur, buku) b. Media Elektronik (televisi, radio, internet) c. Tenaga Kesehatan

d. Teman dan Keluarga


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

41

DAFTAR PUSTAKA

Amir H. Pakpour; Mir Saeed Yekaninejad; Hui Chen, Mar./Apr. 2011. Mothers' perception of obesity in schoolchildren: a survey and the impact of an educational intervention. J. Pediatr. (Rio J.) vol.87 no.2 Porto Alegre. http://dx.doi.org/10.2223/JPED.2078 [Diakses 19 Desember 2014]

Departemen Kementerian Kesehatan RI, 2012. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Dhyanaputri, G.A, Hartini, N.S., Kristina,S.A., 2011. Persepsi Ibu, Guru dan Tenaga Kesehatan Tentang Obesitas Pada Anak Taman Kanak-Kanak. Berita Kedokteran Masyarakat, 27 (1): 32-40.

Emmanuel, U 2013. Challenges of Parents to Address Obesity in Children ,J Pak Med Stud. Available from:

http://www.jpmsonline.com/jpms-vol3-issue2-pages92-93-pa.html .[Diakses 12 Mei 2014]

Festy P., 2012. Hubungan Perilaku Orang Tua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Prasekolah (3-5 Tahun) di Taman Flora Kota Surabaya. Dalam: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masayarakat. 2012. Asuhan Kesehatan Jurnal Penelitian Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro. Fakultas Ilmu Kesehatan, UM Surabaya:1-6

Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011. Langkah-langkah Asuhan Nutrisi Pediatrik. Dalam: Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care), Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Indonesia: 4-6.

Kartika, Unoviana, 2013. Balita Gemuk Berpotensi Penyakit Saat Dewasa. Jakarta: Kompas Cetak.

Lakshita, A. 2012.Tips Simpel Mencegah Dan Menanggani Obesitas. Jakarja: Java Litera.

Lee Y. S. , 2009. Consequences of Childhood Obesity. Annals Academy of MedicineSingapore 38 (1): 75-80.


(12)

42

Mukhtar D., 2012. Makrofag pada Jaringan Adiposa Obes sebagai Penanda Terjadinya Resistensi Insulin. Bagian Faal Fakultas Kedokteran Univ.YARSI, Jakarta, Widya, 317 (28): 29-34.

Nirwana, BA. 2012. Obesitas Anak dan Pencegahannya. Yokyakarta : Medical Book. Notoatmodjo, S., 2003. Kesehatan Masyarakat umum dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat umum dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasetyo, Eko. 2013. Mengapa Kita Harus Mewaspadai Obesitas. Jakarta. Compas Cetak.

BBC Health News 21 January 2011. Parents 'do not recognise obesity in their children' http://www.bbc.co.uk/news/health-12226744 [Diakses 19 Desember 2014] Pusparini, 2007. Obesitas Sentral, Sindroma Metabolik dan Diabetes Melitus Tipe

Dua. Universa Medicina, 26 (4): 195-203.

Raharjo,M., 2012. Terapi Medikamentaso untuk Obesitas pada Anak. Available from: http://id.scribd.com/doc/104631547/Terapi-Medikamentosa-Untuk-Obesitas-Pada-Anak [Diakses 25 Mei 2014].

Sartika A.D., 2011. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Makara Kesehatan, 15(1): 37-43.

Sedyaningsih, Endang Rahayu, 2011. Kesehatan Bayi Dan Balita. Jakarta: Kompas Cetak.

Sekartini, Rini, 2011. Kesehatan Anak. Jakarta :2011. Kompas Cetak.

Soegih, Wiramiharja. 2009. Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta : Sagung Seto.

Spear, B., Barlow, S., Ervin, C., Ludwig, D., Saelens, B., Schetzina, K., Taveras, E., 2007. Recommendations for Treatment of Child and Adolescent Overweight and Obesity. Available from:

http://pediatrics.aappublications.org/content/120/Supplement_4/S254.full. [Diakses 22 Mei 2014].

Suryaputra K., Nadhiroh S.R., 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik antara Remaja Obesitas dengan Non Obesitas. Makara Kesehatan, 16(1): 45-50.


(13)

43

World Health Organisation, 2014. Obesity and overweight. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/

[Diakses 20 Mei 2014].

World Health Organisation, 2014. Obesity. Available from:

http://www.who.int/topics/obesity/en/ [Diakses 21 Mei 2014].


(14)

19

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN

DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik Medan tentang obesitas pada anak. Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Obesitas Pada Anak

3.2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasikan masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tabel Definisi Operasional No Variable Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Tingkat

Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penulis.

Wawancara Kuesioner, dengan pertanyaannya sebanyak 20 soalan yang dibuat peneliti. 1.Baik 2.Sedang 3.Kurang Ordinal Ibu yang berkunjung ke

Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Obesitas pada Anak - Baik

- Sedang - Kurang


(15)

20

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan desain cross sectional (studi potong lintang), di mana data akan dikumpulkan yang bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu yang Berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang Obesitas pada Anak.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dijalankan mulai pada bulan September hingga November 2014.

4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi adalah subjek penelitian. Populasi mewakili karakteristik yang ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik.


(16)

21

4.3.2. Besar Sampel

Rumus perhitungan besar sampel untuk penelitian ini menggunakan data proporsi, formulanya seperti berikut:

n = (Za)2 x PQ (d)2

n= (1,96)2 x 0,50 x (1- 0,50) (0,10)2

n= 96 responden = 100 responden Keterangan :

n = besarnya sampel

a = batas kemaknaan, yang digunakan adalah 0,05

Za = untuk a sebesar 0,05 dari tabel dua arah didapatkan nilai 1,96

P = proporsi sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi, proporsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,50

d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki, yaitu 0,10

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relative adalah sebesar 5% maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 100 orang sampel.

4.3.3. Sampel dan Cara Sampling

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih yang dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel penelitian diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi tetapi tidak memenuhi kriteria eksklusi.


(17)

22

Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu consecutive sampling, dimana jumlah sampel adalah 100 responden, dan dimana semua sampel yang terdapat harus memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi.

Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

1. Ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik. 2. Ibu yang bisa berkomunikasi dengan baik.

3. Ibu yang bisa membaca dan menulis dengan baik. Kriteria eksklusi pada penelitian ini:

1. Ibu yang tidak menjawab kuesioner dengan lengkap. 4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan angket berupa kuesioner yang berisi 20 pertanyaan tentang Tingkat Pengetahuan Ibu yang Berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang Obesitas pada Anak. Untuk mengisi kuesioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang berkunjung ke RSUP Haji Adam Malik menjadi sampel. Penulis memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian dan jika pasien bersedia menjadi responden diminta menandatangani informed consent.

Prosedur pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan izin dari pihak RSUP Haji Adam Malik.

4.4.2. Data Primer

Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data yaitu data primer. Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian. Pengumpulan data primer dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang disusun oleh penulis berdasarkan teori dan akan divalidasikan proposalnya. Data primer, yaitu data


(18)

23

yang langsung diambil dari sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

4.4.3. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dengan menggunakan instrumen kuesioner (daftar pertanyaan). Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket yang berupa kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan dibuat berdasarkan variabel yang akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian yaitu untuk melihat tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak. Informed consent akan diberi bersamaan dengan kuesioner tersebut yang akan menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh ibu-ibu akan dilakukan secara langsung, sambil diperhatikan oleh peneliti untuk memastikan tidak ada kecurangan yang berlaku. Data yang diperoleh akan dianalisa, setelah kuesioner dikembalikan oleh ibu-ibu kepada peneliti.

4.5. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Kuesioner mengandungi 20 pertanyaan yang akan menilai mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai obesitas pada anak. Lembar kuesioner ini akan diberikan kepada ibu untuk menilai pengetahuan mereka mengenai obesitas pada anak dengan mengajukan 20 pertanyaan. Aspek pengukuran dilakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah. Masing-masing pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut :

1. Jawaban yang benar diberi skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah diberi skor nilai ( 0 )

Semua pertanyaan memiliki satu jawaban benar dengan skor total yang tertinggi adalah 20. Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20.

Setelah selesai semua data yang diolah kemudian dimasukkan ke dalam kategori pengetahuan kemudian dimasukkan sebagai berikut.

1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16 - 20 ( 76.0 – 100.0 % ) 2. Pengetahuan sedang, apabila jawaban benar 12 - 15 ( 56.0 – 75.0 % )


(19)

24

3. Pengetahuan kurang, apabila jawaban benar 0 - 11 ( 0 – 55.0 % )

Setiap tujuan khusus untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak secara umumnya, penyebab obesitas pada anak, komplikasi obesitas pada anak dan cara mengatasi dan menghindari obesitas pada anak mempunyai 5 pertanyaan.

1. Pengetahuan baik, apabila 4 - 5 pertanyaan dijawab benar 2. Pengetahuan sedang, apabila 2 - 3 pertanyaan dijawab benar 3. Pengetahuan kurang, apabila 0 - 1 pertanyaan dijawab benar 4.6. Uji validitas dan Reliabilitas

Kuesioner ini akan divalidkan dengan cara “validity of content. 4.6.1. Uji Validitas

Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji validitasnya dengan menggunakan korelasi product moment dengan menggunakan rumus:

4.6.2 Uji Reliabilitas

Kuesioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya dengan mengunakan rumus Uji Cronbach (Crobach Alpha):


(20)

25

4.7. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dari setiap responden diperoleh, pengolahan dan analisa data dilakukan dengan dimasukkan data tersebut ke dalam komputer dengan bantuan program SPSS. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan data (Editing)

Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah dikumpulkan melalui kuesioner apakah ada jawaban responden atau hasil observasi yang ganda atau belum dijawab. Jika ada, sampaikan pada responden untuk diisi atau diperbaiki jawaban pada kuesioner tersebut. Pemeriksaan data dilakukan untuk memeriksa ketetapan dan kelengkapan data.

2. Pemberian code (Coding)

Setelah data diperiksa dan editing selesai dilakukan, kemudian diberi kode tertentu dari setiap jawaban responden sesuai dengan variabel yang diteliti dan pengelopokannya untuk mempermudah dalam pengolahan data dan pada saat mengadakan tabulasi dan analisa.

3. Pemasukkan data (Entry)

Memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution for Windows).

4. Pembersihan (Cleaning)

Pemeriksaan kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak pada kode, ketidaklengkapan data dan sebagainya. 4.8. Analisa Data

Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan melihat presentasi data yang terkumpul yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi. Analisis data dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(21)

26

4.9. Etika Penelitian

Untuk menghindari terjadinya tindakan tidak etis dalam penelitian, maka akan dilakukan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Informed Consent, yakni dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan penelitian kepada responden untuk ditandatangani sebelum berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.

2) Anonimity, yaitu hanya mencantumkan kode responden tanpa menuliskan nama responden dalam penelitian.

3) Confidentiality, yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil penelitian berdasarkan data individual, namun data akan dilaporkan berdasarkan kelompok.


(22)

27

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini menggunakan 100 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan mendistribusikan kuesioner kepada ibu-ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik. Pada penelitian ini yang diteliti adalah karakteristik ibu-ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik yang berupa umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, sumber informasi ibu mengenai obesitas dan tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak. Semua data dapat dilihat pada distribusi data penelitian dibawah.

Tabel 5.1. Distribusi Jumlah Karakteristik Dasar Responden

Karakteristik Jumlah (N) %

Umur

20-30 11 11.0

31-40 30 30.0

41-50 51 51.0

51-60 8 8.0

Pendidikan Terakhir

SMP 9 9.0

SMA 66 66.0

PerguruanTinggi/Akademi 25 25.0

Pekerjaan Ibu

Ibu Rumah Tangga 73 73.0

PNS 14 14.0

Wiraswasta 12 12.0


(23)

28

Dari Tabel 5.1., dilihat sebagian besar responden berada dalam kelompok umur 41 hingga 50 tahun yang mencakupi 51 orang (51.0%). Responden pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang paling banyak pada tingkat SMA sebanyak 66 orang (66.0%). Sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang mencakupi 73 orang (73.0%).

Tabel 5.2. Distribusi Sampel Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Ibu Jumlah (N) %

Baik 66 66.0

Sedang 26 26.0

Kurang 8 8.0

Total 100 100.0

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 kategori yaitu kurang, sedang dan baik. Seorang responden dikatakan mempunyai tingkat pengetahuan baik jika menjawab 16 hingga 20 pertanyaan dengan benar, seterusnya berpengetahuan sedang jika menjawab 12 hingga 15 pertanyaan dengan benar dan berpengetahuan kurang jika menjawab kurang dari 11 pertanyaan dengan benar. Tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 66 orang (66.0 %).


(24)

29

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Jawaban Pengetahuan Responden Pada Tiap Pertanyaan Pengetahuan Obesitas Pada Anak

No Pertanyaan Benar Salah

N (%) N (%)

1. Obesitas (kegemukan) adalah.... 82 82.0 18 18.0 2 Obesitas (kegemukan) dapat

menyebabkan anak menjadi....

99 99.0 1 1.0

3. Cara menilai obesitas

(kegemukan) pada anak adalah..

74 74.0 26 26.0

4. Obesitas (kegemukan) adalah penyakit yang disebabkan karena....

96 96.0 4 4.0

5. Gejala klinis obesitas (kegemukan) yang dapat ditemukan pada anak yang obesitas...

63 63.0 37 37.0

6. Penyebab obesitas (kegemukan) adalah...

68 68.0 32 32.0

7. Obesitas (kegemukan)

cenderung dipengaruhi oleh...

68 68.0 32 32.0

8. Makanan yang menyebabkan obesitas (kegemukan) pada anak adalah....

90 90.0 10 10.0

9. Faktor risiko terjadinya obesitas (kegemukan) pada anak

adalah....

31 31.0 69 69.0

10. Faktor keluarga yang menyebabkan obesitas (kegemukan) adalah....

81 81.0 19 19.0

11. Komplikasi obesitas (kegemukan) pada anak adalah...

85 85.0 15 15.0

12. Masalah kesehatan karena obesitas (kegemukan) masa anak yang berlanjut hingga dewasa adalah....


(25)

30

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Jawaban Pengetahuan Responden Pada Tiap Pertanyaan Pengetahuan Obesitas Pada Anak

Pada Tabel 5.3., dapat dilihat bahwa pertanyaan bernomor 1 hingga 5 menguji pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak. Pengetahuan ibu tentang penyebab obesitas pada anak diuji oleh pertanyaan bernomor 6 hingga 10. Pengetahuan ibu tentang komplikasi obesitas pada anak diuji oleh pertanyaan bernomor 11 hingga 15. Pertanyaan bernomor 16 hingga 20 menguji tentang pengetahuan ibu tentang cara mengatasi dan menghindari obesitas pada anak. Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan betul adalah pertanyaan nomor 2 yaitu sebesar 99 orang (99.0 %) tentang apa yang obesitas menyebabkan pada anak-anak. Sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan betul adalah pertanyaan nomor 9 yaitu sebesar 31 orang (31.0 %) mengenai faktor risiko terjadinya obesitas pada anak (Tabel 5.3.).

No Pertanyaan Benar Salah

N (%) N %

13. Efek psikologis pada anak yang obesitas (kegemukan)....

86 86.0 14 14.0

14. Komplikasi pada kesehatan karena obesitas (kegemukan)....

89 89.0 11 11.0

15. Komplikasi akibat obesitas (kegemukan) membawa efek negative berikut...

95 95.0 5 5.0

16. Cara ibu mengatasi obesitas (kegemukan) pada anak adalah...

91 91.0 9 9.0

17. Usaha pencegahan obesitas (kegemukan) seharusnya dimulai dari lingkungan....

78 78.0 22 22.0

18. Cara mencegah obesitas (kegemukan) pada anak...

91 91.0 9 9.0

19. Aktivitas yang dapat membantu dalam penanganan obesitas (kegemukan)....

98 98.0 2 2.0

20. Manfaat gizi seimbang pada anak....


(26)

31

Tabel 5.4. Distribusi Sumber Informasi Tentang Obesitas

Sumber Informasi Jumlah (N) %

Media Cetak 26 26.0

Media Elektronik 31 31.0

Tenaga Kesehatan 21 21.0

Teman dan Keluarga 22 22.0

Total 100 100.0

Dalam penelitian ini, sumber informasi ibu-ibu tentang obesitas adalah melalui media elektronik yang mempunyai persentase yang paling tinggi dengan 31 orang (31.0 %) (Tabel 5.4.).

Tabel 5.5. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur Umur Tingkat pengetahuan

Jumlah

Kurang Sedang Baik

N % N % N %

20-30 1 1.0 2 2.0 8 8.0 11

31-40 41-50 5 1 5.0 1.0 10 13 10.0 13.0 15 37 15.0 37.0 30 51

51-60 1 1.0 1 1.0 6 6.0 8

Jumlah 8 8.0 26 26.0 66 66.0 100

Tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 37 orang (37.0 %) pada kategori usia 41 hingga 50 tahun (Tabel 5.5.).


(27)

32

Tabel 5.6. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Tingkat pengetahuan

Jumlah

Kurang Sedang Baik

N % N % N %

SMP 3 3.0 2 2.0 4 4.0 9

SMA

5 5.0 22 22.0 39 39.0 66

Perguruan Tinggi/Akademi

0 0 2 2.0 23 23.0 25

Jumlah 8 8.0 26 26.0 66 66.0 100

Tingkat pengetahuan ibu dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 39 orang (39.0 %) pada ibu yang berpendidikan SMA (Tabel 5.6.).

Tabel 5.7. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Tingkat pengetahuan

Jumlah

Kurang Sedang Baik

N % N % N %

Ibu Rumah

Tangga 8 8.0 23 23.0 42 42.0 73

PNS 0 0 0 0 14 14.0 14

Wiraswasta 0 0 3 3.0 9 9.0 12

Pegawai

Swasta 0 0 0 0 1 1.0 1

Jumlah 8 8.0 26 26.0 66 66.0 100

Tingkat pengetahuan ibu dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 42 orang (42.0 %) pada ibu rumah tangga (Tabel 5.7.).


(28)

33

Tabel 5.8. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi Tingkat pengetahuan

Jumlah

Kurang Sedang Baik

N % N % N %

Media Cetak

1 1.0 5 5.0 20 20.0 26

Media Elektronik

1 1.0 7 7.0 23 23.0 31

Tenaga Kesehatan 2 2.0 5 5.0 14 14.0 21

Teman dan Keluarga 4 4.0 9 9.0 9 9.0 22

Jumlah 8 8.0 26 26.0 66 66.0 100

Tingkat pengetahuan ibu dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 23 orang (23.0 %) pada sumber informasi media elektronik (Tabel 5.8.).

5.1.2. Pembahasan

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak dan pengetahuan ibu-ibu tentang penyebab, komplikasi, cara mengatasi dan cara menghindari obesitas pada anak. Hasil penelitian adalah berdasarkan 20 pertanyaan yang menilai mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai obesitas pada anak.

Menurut Notoatmojdo, pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini, tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang obesitas dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 66.0 %, dan diikuti dengan berpengetahuan kategori sedang sebanyak 26.0 % dan tingkat


(29)

34

pengetahuan kategori kurang yaitu 8.0 %. Menurut BBC Health News (2011), sebuah penelitian nasional yang dijalankan yang melibatkan lebih dari 1000 orang tua dari anak-anak berusia 4 hingga 7 tahun menunjukkan bahwa hanya 14.0 % dari mereka yang memiliki anak obesitas menganggap bahwa anak mereka kelebihan berat badan. Kebanyakan orang tua menyadari bahwa obesitas merupakan masalah tetapi tidak mampu untuk memberitahu ketika anak mereka sendiri kelebihan berat badan (BBC, 2011).

Pada hasil penelitian ini, tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 37.0 % pada kategori usia 41 hingga 50 tahun. Menurut Hurlock (2004) umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru, dan harapan baru. Dengan meningkatnya umur semakin panjang rentang waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan yang baik sehingga dengan meningkatnya umur semakin luas pengalaman yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian ini, besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu dalam kategori usia 41 hingga 50 tahun disebabkan bertambahnya umur dapat mempengaruhi pengalaman ibu sehingga memperoleh pengetahuan dan informasi dari berbagai sumber yang mereka peroleh. Dan juga adanya kemauan ibu untuk mengetahui sesuatu hal yang baru seperti obesitas pada anak. Persentasi tingkat pengetahuan yang paling kurang yaitu 6.0% pada kategori usia 51 hingga 60 tahun karena jumlah responden adalah paling kurang dalam kelompok umur itu.

Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan pendidikan dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 39.0% pada ibu yang berpendidikan SMA. Pendidikan dapat membentuk dan meningkatkan kemampuan manusia. Konsep dasar dari pendidikan adalah suatu proses belajar yang membawa maksud bahwa, dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan atau perkembangan ke arah yang lebih baik, pandai, mampu dan tahu. Menurut Amir H. Pakpour (2011), tingkat pendidikan ibu menentukan persepsi ibu tentang obesitas. Tingkat pendidikan berkorelasi dengan tingkat pengetahuan yang sudah ada mengenai obesitas dan faktor risikonya. Akibatnya, ibu yang berpendidikan tinggi lebih mungkin dan bersedia untuk mempertimbangkan berat badan anak mereka


(30)

35

sebagai masalah. Jika orang tua sadar tentang risiko obesitas, mereka mungkin akan mengambil tindakan untuk mengendalikan berat badan anak. Pendidikan dapat meningkatkan persepsi ibu tentang masalah berat badan anak-anak mereka, dan dapat mengubah cara orang tua mengontrol berat badan anak-anak mereka. Rendahnya tingkat pendidikan orang tua meningkatkan risiko pengembangan obesitas pada anak-anak mereka karena orang tua ini biasanya tidak mampu mengenali berat badan anak. Orang tua dengan pendidikan rendah mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang, dan kurang peduli akan berat badan anak-anak mereka dan jarang menganggap mereka obesitas. Hal ini karena pengetahuan mereka tentang isu-isu kesehatan dan obesitas yang dibatasi oleh pendidikan yang rendah (Pakpour A.H., 2011). Persentasi tingkat pengetahuan yang kurang pada Perguruan Tinggi/ Akademi karena jumlah responden adalah kurang dalam kategori itu.

Tingkat pengetahuan ibu dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 42.0 % pada ibu rumah tangga. Menurut Notoatmodjo (2011), pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan yang baik pada ibu yang mempunyai anak yang bekerja sebagai ibu rumah tangga disebabkan karena ibu lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah tetapi ibu memiliki pengalaman sebelumnya dan ibu juga bisa mendapatkan informasi dari anggota keluarganya seperti suami sehingga dapat menambah dan memperluas wawasan dan pengetahuan ibu. Persentasi tingkat pengetahuan yang kurang pada PNS, wiraswasta dan pegawai swasta karena jumlah responden adalah kurang dalam kategori itu.

Tingkat pengetahuan ibu berdasarkan sumber informasi dengan kategori baik memiliki persentasi yang paling besar yaitu 23.0% pada sumber informasi media elektronik. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa sumber informasi diperoleh dari berbagai sumber yang mempengaruhi tingkat pengetahuan


(31)

36

seseorang. Jika seseorang mendapatkan informasi maka dia akan memperoleh pengetahuan yang luas. Sumber informasi merupakan sumber atau media tentang apa yang orang-orang inginkan sehingga dapat mempengaruhi orang yang memperolehnya. Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang mendapatkan informasi dari media elektronik disebabkan informasi yang diperoleh dari media elektronik, cukup jelas, mudah dipahami dan dimengerti karena menggunakan metode yang tepat, dan media elektronik seperti televisi, radio dan internet lebih dipercayai oleh ibu karena digunakan oleh ramai orang dan informasi yang dipaparkan mempunyai contoh dan bukti yang kukuh sehingga informasi-informasi yang didapatkan oleh ibu bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Menurut BBC Health News (2011), kurangnya pengetahuan tentang obesitas karena media sering menggambarkan kasus-kasus ekstrim obesitas pada anak dan kebanyakan anak yang diidentifikasi tidak jelas terlihat sebagai obesitas. Sebagai perbandingan dengan gambar yang ditampilkan anak-anak yang sangat gemuk di media, mereka kelihatan lebih langsing. Informasi yang ditawarkan oleh media membantu orang tua membuat keputusan positif tentang gaya hidup anak. Banyak orang tua, sementara belum tentu menyambut informasi yang diterima, mengambil langkah memastikan keluarga mereka menjadi lebih aktif dan mengembangkan sikap sehat untuk makan (BBC, 2011).

Pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan betul adalah pertanyaan tentang apa yang obesitas menyebabkan pada anak-anak yaitu sebesar 99 orang (99.0%). Tingkat pengetahuan ibu tentang obesitas pada anak adalah baik karena ibu mengetahui tentang obesitas secara umumnya dan cara menilai obesitas pada anak dengan melihat dari berat badan, tinggi badan, umur dan jenis kelaminnya dan kurang menilai obesitas pada anak dengan melihat pada gemuknya dan cara makannya. Ibu-ibu juga mengetahui tentang gejala klinis obesitas seperti pipi yang tembem, dagu yang berlipat, muka yang tidak proposional dan garis-garis halus pada kulit ditemukan pada anak yang obesitas. Menurut World Health Organisation (2014), obesitas didefiniskan sebagai ketidaknormalan atau pengumpulan lemak berlebihan yang boleh menjejaskan kesehatan.


(32)

37

Pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan betul adalah pertanyaan tentang faktor risiko terjadinya obesitas pada anak yaitu sebesar 31 orang (31.0 %). Pengetahuan ibu-ibu tentang penyebab obesitas pada anak adalah baik karena ibu-ibu mengetahui tentang faktor-faktor yang cenderung mempengaruhi obesitas, penyebab obesitas, makanan yang menyebabkan obesitas pada anak dan faktor keluarga yang menyebabkan obesitas pada anak tetapi ibu kurang mengetahui tentang faktor risiko terjadinya obesitas pada anak. Menurut Depkes RI (2012), obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan dan disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Pengaruh utama faktor lingkungan adalah ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan dan aktivitas fisik yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup. Faktor genetik juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas.

Pengetahuan ibu-ibu tentang komplikasi obesitas pada anak adalah baik karena ibu-ibu mengetahui tentang komplikasi obesitas pada anak, masalah kesehatan karena obesitas masa anak yang berlanjut hingga dewasa, efek psikologis pada anak yang obesitas, komplikasi pada kesehatan karena obesitas dan efek negative yang dibawa oleh komplikasi akibat obesitas. Banyak soalan komplikasi dijawab dengan betul dan ini menunjukkan tingkat pengetahuan ibu yang baik tentang komplikasi obesitas pada anak. Menurut Dhyanaputri (2011), obesitas dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan sosial dalam jangka pendek dan jangka panjang. Obesitas masa anak-anak akan berlanjut menjadi obesitas pada masa dewasa dan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, gall bladder diseases, kanker, dyslipidaemia diseases

Tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang cara mengatasi dan menghindari obesitas pada anak adalah baik karena ibu-ibu mengetahui cara mengatasi obesitas pada anak, cara mencegah obesitas pada anak, aktivitas yang dapat membantu dalam penanganan obesitas dan lingkungan dimulai usaha pencegahan obesitas pada anak tetapi ibu-ibu kurang mengetahui tentang manfaat gizi seimbang pada


(33)

38

anak sebagai satu upaya dalam mengatasi dan menghindari obesitas. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), pencegahan obesitas pada anak dilakukan melalui pendekatan kepada anak sekolah beserta orang-orang terdekatnya, yaitu orang tua, guru dan teman untuk mempromosikan gaya hidup sehat yang meliputi pola dan perilaku makan serta aktivitas fisik. Strategi pendekatan dilakukan pada semua anak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan pencegahan ini adalah supaya terjadinya perubahan pola dan perilaku makan yang meliputi meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style.


(34)

39

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, pengetahuan ibu-ibu tentang obesitas pada anak adalah baik.

2. Pengetahuan ibu-ibu tentang penyebab obesitas pada anak adalah baik. 3. Pengetahuan ibu-ibu tentang komplikasi obesitas pada anak adalah

baik.

4. Pengetahuan ibu-ibu tentang cara mengatasi dan menghindari obesitas pada anak adalah baik.

5. Sumber informasi yang terbanyak adalah dari media elektronik. 6.2. Saran

1. Bagi Peneliti :

 Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih kuat.

 Memperluaskan ilmu dalam bidang ini dan menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.

 Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh selama masa perkuliahan di Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Bagi Masyarakat :

 Meningkatkan kepedulian masyarakat mengenai kepentingan kesehatan anaknya dan memperhatikan takaran gizi anaknya, serta menjaga anaknya agar sehat selalu, dan bebas dari penyakit.

 Memberikan edukasi kepada masyarakat terutamnya pada ibu mengenai obesitas pada anak dan diharapkan kepada


(35)

ibu-40

ibu agar lebih peduli dan aktif untuk meningkatkan pengetahuannya tentang obesitas di masa yang akan datang.  Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan

masukan bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan tentang obesitas pada anak.

3. Bagi Dokter & Bidan :

 Meningkatkan kepedulian dokter dan bidan untuk memperhatikan anak-anak yang mengalami obesitas dan melakukan penilaian status gizi yang berlebihan pada anak.

 Diperlukan pemahaman bagi dokter spesialis, dokter umum, bidan untuk kebutuhan pemeriksaan kesehatan untuk anak yang obesitas dan pengukuran status gizi anak demi kepentingan prediksi kesehatan anak-anak di Indonesia sehingga dapat mempersiapkan individu yang lebih baik sebagai generasi penerus bangsa.

 Diharapkan dapat memberikan motivasi, arahan dan bimbingan serta meningkatkan kesadaran akan bahaya obesitas dan cara mencegah obesitas agar mutu hidup dan derajat kesehatan dapat ditingkatkan oleh masyarakat.


(36)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas

2.1.1. Definisi Obesitas

Menurut World Health Organisation (2014), overweight dan obesitas adalah didefiniskan sebagai ketidaknormalan atau pengumpulan lemak berlebihan yang boleh menjejaskan kesehatan. Indeks massa tubuh (IMT) adalah satu indeks mudah yang biasanya digunakan untuk mengklasifikasikan overweight dan obesitas. IMT adalah berat seseorang dalam kilogram dibahagikan dengan kuasa dua ketinggian dalam meter (kg/m2). Obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2 sedangkan overweight, jika IMT 25 kg/m2.

2.1.2. Epidemiologi Obesitas

Prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia dan telah menjadi epidemik global. Dalam 10 tahun prevalensi obesitas pada anak meningkat sangat cepat yaitu dari 2.2% menjadi 10.0 % di China. Diperkirakan 15.0 % anak usia 6 hingga 11 tahun mengalami overweight di Amerika Serikat. Prevalensi obesitas pada anak di Australia meningkat lebih dari 2 kali lipat yaitu dari 9.3% menjadi 21.5% dari tahun 1985 sampai tahun 1995. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi gizi lebih di Indonesia secara nasional adalah 9.5% pada anak laki-laki dan 6.4% pada anak perempuan (G.A Dhyanaputri, 2011).

Pada tahun 2005 kira-kira 1.6 miliar usia 15 tahun dan diatasnya adalah overweight dan 400 juta di antaranya dewasa obes. Revisi definisi obes yang disesuaikan dengan perbedaan ras, menghasilkan prevalensi yang lebih tinggi 1.7 miliar diklasifikasikan dengan kelebihan berat badan. Diperkirakan bahwa pada tahun 2015, kira-kira 2 hinga 3 miliar dewasa akan overweight dan lebih dari 700 orang menderita obesitas. Di dunia jumlah individu obes mencapai 2.1 miliar yang menimbulkan masalah-masalah kesehatan terkait obesitas dan berhubungan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Di Indonesia, kenaikan


(37)

5

prevalensi obesitas cukup tajam, dengan ditemukan overweight 17.5% dan obesitas 4.7% dengan presentase wanita tetap lebih besar daripada pria (Mukhtar,D., 2012).

2.1.3. Penyebab Obesitas pada Anak Penyebab obesitas pada anak adalah: 1. Faktor genetik

Obesitas merupakan penyakit multifaktorial yaitu faktor genetik yang ikut menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh, jika kedua orang tua obesitas, 80.0 % anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40.0% dan bila kedua orang tua tidak obesitas prevalensi menjadi 14.0%. Obesitas dapat diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya dalam sebuah keluarga (Festy,P., 2012).

Suku tertentu terkadang mempunyai budaya tertentu dalam konsumsi makanan, pandangan masyarakat yang menganggap obesitas merupakan suatu simbol kemakmuran akan memicu anggota masyarakat untuk menjadi obesitas (Festy,P., 2012).

2. Faktor keluarga

Orang tua sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan anak mengambil inisiatif memberikan semua jenis makanan yang dianggap dapat memenuhi gizi anak terutama orang tua yang berpendapatan tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memilih jenis makanan, adanya peluang tersebut mengakibatkan pemilihan jenis dan jumlah makanan tidak lagi berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan kesehatan tapi lebih mengarah pada pertimbangan praktis (fast food) yang jika tidak diimbangi dengan aktifitas fisik seimbang akan mempengaruhi jumlah pembakaran kalori tubuh. Kalori tubuh berlebih disimpan dalam bentuk lemak yang suatu waktu diperlukan, jika kelebihan kalori yang terjadi secara terus menerus menyebabkan produksi lemak mengalami penumpukan dan anak mengalami obesitas (Festy,P., 2012).


(38)

6

Kesibukan orang tua bekerja dan seringkali tidak sempat menyiapkan makan yang bergizi seimbang mengakibatkan makanan junk food dari restoran cepat saji menjadi alternatif (Festy,P., 2012).

3. Pola makan

Pola makan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan (Sartika, A.D, 2011).

Obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan anak dan mengakibatkan kelebihan berat badan saat berusia 4 hinga 5 tahun (Sartika, A.D, 2011).

Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat. Anak yang berusia 5 hingga 7 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi lebih dan perlu mendapat perhatian dari sudut perubahan pola makan harian karena makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya (Sartika, A.D, 2011).

Orang tua khususnya di perkotaan banyak yang menghabiskan waktunya bekerja dan mempercayakan pengasuhan anak pada nenek atau baby sitter yang mana pengasuhannya kurang memperhatikan pola makan, cenderung memberi makanan berlebih dengan menonton televisi atau memberikan permainan dengan aktifitas pasif demi menghindari anak untuk menangis, konsumsi makanan dan aktifitas yang tidak seimbang menyebabkan pembakaran kalori tubuh tidak optimal dan berisiko mengalami obesitas (Festy,P., 2012).

4. Kurangnya aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik juga menyebabkan terjadinya obesitas pada anak. Keterbatasan lapangan untuk bermain dan kurangnya fasilitas untuk beraktivitas fisik menyebabkan anak memilih untuk bermain di dalam rumah.


(39)

7

Kemajuan teknologi berupa alat elektronik seperti video games, playstation, televisi dan komputer menyebabkan anak malas untuk melakukan aktivitas fisik ( Depkes RI, 2012).

Aktivitas fisik baik kegiatan harian maupun latihan fisik terstruktur yang dilakukan sejak masa anak sampai lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup ( Sartika, A.D, 2011).

2.1.4. Klasifikasi Status Gizi

Menurut Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (2011), penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.

Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0 hingga 5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC 2000. Subyek penelitian pada WHO 2006 berasal dari 5 benua dan mempunyai lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan optimal. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2007 merupakan smoothing NCHS 1981 (UKK, 2011).

Tabel 2.1. Grafik Penilaian Gizi Lebih Berdasarkan Kelompok Usia Menurut WHO 2006 Dan CDC 2000.

__________________________________________________________________ Usia Grafik yang digunakan

__________________________________________________________________ 0 – 5 tahun WH0 2006

Untuk status gizi lebih dan obesitas lihat ketentuan di bawah. >5-18 tahun CDC 2000

__________________________________________________________________ Penentuan status gizi menggunakan cut off Z score WHO 2006 untuk usia 0 hingga 5 tahun dan persentase berat badan ideal sesuai kriteria Waterlow untuk anak di atas 5 tahun (UKK, 2011).


(40)

8

Tabel 2.2. Penentuan Status Gizi Menurut Kriteria Waterlow, WHO 2006, Dan CDC 2000

__________________________________________________________________ Status gizi BB/TB (% median) BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000 __________________________________________________________________ Obesitas >120 > +3 > P95

Overweight >110 > +2 hingga +3 SD P85 p95 Normal > 90 +2 SD hingga -2 SD

Gizi kurang 70-90 < -2 SD hingga -3 SD Gizi buruk < 70 < - 3 SD

__________________________________________________________________ Status gizi lebih (overweight)/ obesitas ditentukan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Bila pada hasil pengukuran, terdapat potensi gizi lebih ( > +1 SD ) atau BB/TB >110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis kelamin digunakan untuk menentukan adanya obesitas. Untuk anak < 2 tahun, menggunakan grafik IMT WHO 2006 dengan kriteria overweight Z score > + 2, obesitas > +3, sedangkan untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan grafik IMT CDC 2000. Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah diatas P85 hingga P95 sedangkan untuk obesitas ialah lebih dari P95 grafik CDC 2000 (UKK, 2011).

Tabel 2.3. Dasar Pemilihan Penggunaan Grafik IMT Sesuai Usia Menurut WHO 2006 Dan CDC 2000

__________________________________________________________________ Usia Grafik IMT yang dipakai Alasan

__________________________________________________________________

0 – 2 tahun WH0 2006 Grafik IMT (CDC 2000) tidak tersedia untuk klasifikasi usia dibawah 2 tahun

> 2 – 18 tahun CDC 2000 Dengan menggunakan grafik IMT CDC 2000 persentil 95, deteksi dini obesitas dapat ditegakkan


(41)

9

Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan panjang/ tinggi badan tidak dapat dinilai secara akurat, misalnya terdapat organomegali, edema anasarka, spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi ditentukan dengan menggunakan parameter lain misalnya lingkar lengan atas, knee height, arm span dan lain-lain (UKK, 2011).

2.1.5. Gejala Klinis Obesitas

Gejala klinis yang dapat ditemukan ialah bentuk muka yang tidak proporsional, hidung dan mulut relatif kecil, dagu ganda, timbunan lemak pada payudara, perut yang menggantung (sering disertai strie), timbunan lemak pada pangkal paha, paha serta lengan atas yang besar, dan pubertas yang lebih cepat dari usia anak tersebut (Raharjo,M., 2012).

Ibu mengenali obesitas pada anak dengan cara melihat keadaan fisik anak yaitu perut terlihat buncit, pipinya tembem dan dagu berlipat. Sebagian ibu mengatakan anak kegemukan karena ukuran tubuh anak jauh lebih besar dari teman-teman sekelas. Ibu yang bekerja mengatakan bahwa anak terlihat gemuk bila ibu membeli baju untuk anak tidak sesuai dengan ukuran umurnya (G.A Dhyanaputri, 2011).

2.1.6. Patofisiologi Obesitas

Menurut Pusparini (2007), adiposa ternyata berperan pada pengaturan proses homeostasis energi, yaitu suatu proses yang membutuhkan keseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi serta jumlah cadangan energi dalam tubuh (massa lemak). Telah dilaporkan adanya dua hormon peptida yang diproduksi di saluran pencernaan yang diketahui mempengaruhi perilaku makan jangka pendek, sedangkan leptin dan insulin mengatur berat badan dalam jangka waktu hitungan bulan atau tahun.

Terdapat area di otak pada hypothalamus yaitu arcuate nucleus yang berperan menggabungkan aktivitas hormon-hormon, memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengatur kesimbangan asupan makanan dan penggunaan energi. Arcuate nucleus memiliki dua neuron utama dengan aksi yang berlawanan.


(42)

10

Neuron tipe pertama memproduksi neurotransmitter peptida yaitu neuropeptide Y (NPY) dan agouti related peptide (AgRP), aktivasi neuron ini akan menstimulasi selera makan sambil mereduksi metabolisme.

Terdapat neuron lainnya yaitu neuron proopiomelanocortin (POMC) / cocaine and amphetamine regulated transcript (CART) yang akan melepaskan α melanocyte stimulating hormone (α MSH) yang dapat menghambat keinginan untuk makan. Ketika cadangan lemak dan konsentrasi leptin menurun, neuron NPY dan AgRP diaktivasi dan neuron POMC diinhibisi sehingga terjadi kenaikan berat badan.

Hormon lain yang juga berperan dalam pengaturan berat badan adalah hormon insulin. Reseptor insulin terdapat di seluruh bagian otak. Aksi hormon ini untuk menekan selera makan terjadi secara langsung pada arcuate nucleus. Pemberian insulin ke dalam otak dekat arcuate nucleus dapat menghambat produksi NPY, yang bekerja menstimulasi selera makan (Pusparini, 2007).

2.1.7. Penegakan Diagnosa Obesitas pada Anak

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), cara menegakkan diagnosis adalah :

1) Pengukuran antropometri

2) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan 3) Penentuan status gizi

a) Menghitung nilai IMT dan membandingkan nilai IMT dengan Grafik IMT/U berdasarkan Standar WHO 2005.

b) Menentukan status gizi anak : • Kurus : < - 2 SD

• Normal : - 2 SD s/d 1 SD • Gemuk : >1 s/d 2 SD • Obesitas : > 2 SD

Berdasarkan pemeriksaan status gizi anak:

a) Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi kurus, maka anak dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.


(43)

11

b) Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi normal, maka dianjurkan untuk melanjutkan pola hidup sehat.

c) Jika ditemukan anak sekolah dengan status gizi gemuk atau obesitas, maka anak dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut (Depkes RI, 2012).

2.1.8. Penatalaksanaan Obesitas

2.1.8.1. Penatalaksanan Non-Farmakologi pada Anak

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), tatalaksana kasus kegemukan dan obesitas ditujukan bagi anak yang tergolong gemuk atau obesitas. Langkah-langkah kegiatan tatalaksana adalah :

1) Melakukan assesment (anamnesa riwayat penyakit dan penyakit keluarga, pengukuran antropomentri dan status gizi, pemeriksaan fisik, laboratorium sederhana, anamnesa riwayat diet).

2) Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan obesitas dengan komorbiditas (hipertensi, diabetes melitus, sleep apnea, Blount disease dan lain-lain), maka dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

3) Bila hasil assesment menunjukkan anak mengalami kegemukan dan obesitas tanpa komorbiditas maka dapat dilakukan tatalaksana kegemukan dan obesitas di Puskesmas.

4) Melakukan konseling gizi kepada anak dan keluarga agar melaksanakan pola hidup sehat selama 3 bulan.

5) Lakukan evaluasi pada 3 bulan pertama.

Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan untuk meneruskan pola hidup sehat dan dilakukan evaluasi kembali setiap 3 bulan. Bila berat badan anak naik, maka dilakukan kegiatan pengaturan berat badan yang terstruktur di puskesmas.

6) Lakukan evaluasi setelah 3 bulan.

Bila berat badan anak turun atau tetap maka dianjurkan untuk melanjutkan kegiatan pengaturan berat badan yang terstruktur. Bila berat badan anak


(44)

12

naik atau ditemukan komorbiditas, maka harus dirujuk ke rumah sakit. Evaluasi dilakukan setelah 3 bulan dan bagian penting dari upaya perbaikan gizi adalah monitoring dan evaluasi pencegahan dan penanggulangan obesitas pada anak (Depkes RI, 2012).

2.1.8.2. Penatalaksanaan Farmakologi untuk Obesitas pada Anak

Menurut Recommendations for Treatment of Child and Adolescent Overweight and Obesity (2007), obat-obatan yang dapat digunakan untuk terapi farmakologik obesitas pada anak berbeda dengan yang digunakan pada orang dewasa. FDA Amerika Serikat telah menyetujui 6 obat khusus untuk obesitas dan hanya 2 daripadanya, yaitu orlistat dan sibutramine untuk terapi farmakologik obesitas pada anak.

Orlistat telah disetujui oleh FDA Amerika Serikat untuk pengobatan obesitas pada anak yang berusia 12 tahun atau lebih. Dosis orlistat yang dianjurkan ialah 120 mg dikonsumsi pada saat makan tiga kali dalam sehari. Cara kerja orlistat melalui dua mekanisme. Orlistat menurunkan hidrolisis trigliserida yang terdapat di dalam makanan. Orlistat juga menurunkan absorpsi lemak di usus sampai sebanyak 30.0 % dengan cara menghambat kerja enzim lipase dalam usus. Orlistat dianggap sebagai obat yang aman karena tidak diabsorpsi dalam usus halus atau usus kecil.

Penggunaan orlistat dapat menimbulkan gangguan pencernaan berupa diare (karena lemak yang tidak diabsorpsikan dikeluarkan dalam feces/ tinja), sakit perut atau mual, rasa sebah, kembung,dan flatus (kentut). Absorpsi lemak yang dihambat oleh orlistat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Diet yang dianjurkan untuk pengguna orlistat ialah yang mengandung serat dan yang 30.0 % kalorinya berasal dari lemak. Efek-efek sampingan adalah biasanya ringan hingga sederhana dan menurun dengan rawatan yang berterusan.

Sibutramine yang dulu sering digunakan untuk pengobatan obesitas anak sekarang tidak lagi dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya


(45)

13

gangguan kardiovaskular. Obat-obatan yang lain juga tidak dianjurkan karena keamanan dan efektifitasnya belum terbukti dengan studi.

Pengobatan farmakologi hendaklah dibuat berdasarkan keperluan setiap individu, dengan mengambil kira risiko kesehatan yang berkaitan dengan berat badan, mekanisme dan tindakan obat dan kesan-kesan buruk yang dikaitkan dengan pelbagai pengobatan, keutamaan pesakit atau keluarga, dan punca-punca obesitas. Obat hanya perlu digunakan sebagai sebagian daripada program penurunan berat badan yang meliputi pemakanan yang seimbang, aktivitas fisik, dan modifikasi tingkah laku dan gaya hidup (Spear,B., 2007).

2.1.9. Pencegahan Obesitas pada Anak

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012), pencegahan obesitas pada anak dilakukan melalui pendekatan kepada anak sekolah beserta orang-orang terdekatnya, yaitu orang tua, guru dan teman untuk mempromosikan gaya hidup sehat yang meliputi pola dan perilaku makan serta aktivitas fisik. Strategi pendekatan dilakukan pada semua anak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan.

Lingkungan sekolah merupakan tempat yang baik untuk pendidikan kesehatan yang dapat memberikan pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial dari warga sekolah. Pengetahuan, keterampilan serta dukungan sosial ini memberikan perubahan perilaku makan sehat yang dapat diterapkan dalam jangka waktu lama.

Tujuan pencegahan ini adalah supaya terjadinya perubahan pola dan perilaku makan yang meliputi meningkatkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur, mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis, mengurangi konsumsi makanan tinggi energi dan lemak, mengurangi konsumsi junk food, serta peningkatan aktivitas fisik dan mengurangi sedentary life style (Depkes RI, 2012). 2.2. Komplikasi Obesitas pada Anak

Menurut Yung Seng Lee (2009), komplikasi obesitas pada anak adalah sebagai berikut:


(46)

14

1. Resistansi insulin dan intoleransi glukosa

Obesitas dapat memicu intoleransi glukosa dan resistensi hormon insulin, yang dapat berujung pada diabetes melitus tipe 2. Kenaikan massa lemak tubuh, yang berdampak pada penurunan sensitifitas insulin, adanya akumulasi lipid dalam sel, dan adanya beberapa peptide yang dapat diproduksi oleh jaringan lemak yang dapat memodifikasi fungsi dan aksi dari insulin. Di sisi lain, seseorang dengan kondisi hyperinsulinemia dan insulin yang resisten, dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan mencegah dari kehilangan berat badan.

2. Hipertensi

Tekanan darah tinggi pada anak-anak sebelum ini dianggap kurang berlaku, tetapi dalam beberapa tahun kebelakangan menjadi semakin biasa dengan obesitas. Anak yang obesitas berisiko tekanan darah tinggi 3 kali ganda lebih tinggi daripada anak yang tidak obesitas. Kira-kira 20.0 % hingga 30.0 % daripada kanak-kanak obes antara 5 hingga 11 tahun mempunyai sistolik tinggi atau tekanan darah diastolik yang berlebihan.

Gabungan faktor seperti resistensi insulin, pekerjaan belebihan oleh sistem saraf simpatetik, pengaktifan sistem renin-angiotensin membawa kepada peningkatan penyerapan natrium dan mengurangkan natriuresis, dan keabnormalan dalam struktur vaskular dan fungsi boleh menyumbang kepada tekanan darah tinggi yang berkaitan dengan obesitas.

3. Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma, yaitu peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan/atau trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.

Pada orang yang kegemukan menunjukkan output VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih tinggi. Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein lain. Bila trigliserida LDL dan HDLmengalami lipolisis, akan menjadi small dense LDL dan HDL, abnormalitas ini secara tipikal ditandai dengan kadar HDL kolesterol yang rendah.


(47)

15

4. Penyakit hepatobilier

Obesitas nantinya dapat menimbulkan tertimbunnya lemak pada liver yang tidak dipicu oleh alkohol non alcoholic fatty liver disease (NAFLD). Pada kondisi ini, NAFLD dapat mengalami perubahan menjadi peradangan liver yang disertai perlemakan yang lebih luas, yang berpeluang berkembang menjadi pengerasan liver (sirosis) dan kanker liver.

Di sisi lain, obesitas akan memicu sekresi kolesterol berlebih dalam cairan empedu, dan dengan ini dapat menjadi faktor resiko terbentuknya batu empedu. Selain itu, bila disertai peradangan maka dapat menyebabkan radang kantung empedu.

5. Sindrom Metabolik

Sindrom metabolik terdiri dari obesitas sentral, resistensi insulin, hipertensi, dan dislipidemia berupa kadar trigliserida yang tinggi dan kolesterol high density lipoprotein (HDL) yang rendah. Seorang anak dikategorikan mengalami sindrom metabolik apabila memenuhi 3 dari 5 komponen kriteria sindrom metabolik, yaitu obesitas sentral, peningkatan kadar trigliserida, penurunan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL), kadar gula darah puasa terganggu, dan hipertensi.

6. Obstructive Sleep Apnoea (OSA)

Diperkirakan 33.0 % hingga 94.0 % anak-anak yang obesitas mengalami apnea tidur. Hasil pemendapan lemak menyebabkan penyempitan saluran pernafasan atas yang mengakibatkan udara tidak bisa masuk dan keluar dan lebih terdedah kepada halangan semasa tidur. Jumlah lemak yang tinggi di bahagian abdomen membawa kepada pernafasan yang kurang dengan peningkatan udara dan akumulasi karbon dioksida.

7. Kesan psikososial

Obesitas mempunyai kesan yang ketara kepada pembangunan emosi anak-anak yang mengalami diskriminasi, sebagai individu yang gemuk sering dikaitkan dengan ciri-ciri negatif, dan biasanya dianggap suka makan, berfikiran lemah dan yang tidak berdisiplin. Anak yang obes mempunyai gambaran dan bentuk badan yang kurang baik, harga diri dan keyakinan yang rendah dan cenderung untuk


(48)

16

membangunkan imej diri yang negatif yang berterusan hingga dewasa (Lee Y. S., 2009).

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

2.3.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang tercakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehensip)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah ada dipelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

4) Analisa (Analysis)


(49)

17

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya. 5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghiburkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2011).

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang menanggapi suatu respon eksternal terhadap dirinya. Orang yang berpendidikan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut.

2. Paparan media masa

Informasi banyak disebar melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Pemaparan terhadap media masa dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

3. Status ekonomi


(50)

18

Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah memenuhi kebutuhannya dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.

4. Hubungan sosial

Individu yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dan aktif secara sosial akan lebih terpapar dengan pengetahuan. Selain itu, faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

5. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan sekitarnya dalam proses perkembangannya.

Pengetahuan atau kognitif yang dipengaruhi faktor-faktor tersebut diatas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).


(51)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Menurut World Health Organisation (2014), overweight dan obesitas didefinisikan sebagai ketidaknormalan atau pengumpulan lemak berlebihan yang berisiko kepada kesehatan. Penentuan obesitas dilakukan berdasarkan IMT, yaitu perbandingan berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter). Obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT) > 30 kg/m2 sedangkan overweight, jika IMT 25 kg/m2.

Obesitas terjadi akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan dan disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style. Pengaruh utama faktor lingkungan adalah ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan dan aktivitas fisik yang berkaitan dengan perubahan gaya hidup. Faktor genetik juga berperan tetapi tidak dapat menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas (Depkes RI, 2012).

Obesitas dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan sosial dalam jangka pendek dan jangka panjang. Obesitas masa anak-anak akan berlanjut menjadi obesitas pada masa dewasa dan berisiko terkena berbagai penyakit degeneratif seperti Diabetes Mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, gall bladder diseases, kanker, dyslipidaemia diseases (G.A Dhyanaputri, 2011).

Sejak tahun 1970 hingga sekarang, kejadian obesitas meningkat 2 kali lipat pada anak usia 2 hingga 5 tahun dan usia 12 hingga 19 tahun, bahkan meningkat 3 kali lipat pada anak usia 6 hingga 11 tahun. Satu dari 10 anak di dunia mengalami kegemukan. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6 hingga 15 tahun meningkat dari 5.0 % tahun 1990 menjadi 16.0 % tahun 2001 (Sartika, A.D, 2011). Hasil RISKESDAS tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah (6 hingga 12 tahun) sebesar 9.2%.


(52)

2

Sebelas propinsi, seperti D.I. Aceh (11.6%), Sumatera Utara (10.5%), Sumatera Selatan (11.4%), Riau (10.9%), Lampung (11.6%), Kepulauan Riau (9.7%), DKI Jakarta (12.8%), Jawa Tengah (10.9%), Jawa Timur (12.4%), Sulawesi Tenggara (14.7%), Papua Barat (14.4%) berada di atas prevalensi nasional. Hasil penelitian di beberapa kota menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas (Depkes RI, 2012).

Sebuah studi tentang pengetahuan, kesadaran, perilaku dan persepsi mengungkapkan bahwa orang tua mengetahui penyebab obesitas, strategi gaya hidup keluarga yang sehat dan pengikutan pengasuhan orang tua oleh anak, tetapi penyebab perubahan perilaku praktis dalam keluarga tidak diketahui. Beberapa orang tua mengabaikan obesitas dengan mengasumsikan bahwa anak-anak mereka sehat, sementara mereka yang tahu sedikit tentang obesitas tidak dapat mengambil tindakan yang tepat karena kurangnya pengetahuan (Emmanuel,U., 2013).

1.2. Perumusan masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak?

1.3. Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak.

1.3.2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pengetahuan ibu-ibu tentang obesitas pada anak.

2) Pengetahuan ibu-ibu tentang penyebab obesitas pada anak. 3) Pengetahuan ibu-ibu tentang komplikasi obesitas pada anak.

4) Pengetahuan ibu-ibu tentang cara mengatasi dan menghindari obesitas pada anak.


(53)

3

5) Pengetahuan tentang sumber informasi mengenai obesitas yang didapat oleh ibu.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1) Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh dan mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam kehidupan yang nyata di tengah-tengah masyarakat.

2) Bagi masyarakat

Penerbitan buletin yang dapat membantu mencari informasi yang benar mengenai obesitas dan meningkatkan pengetahuan tentang obesitas pada anak.

3) Bagi program kesehatan

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pembinaan dan pelatihan serta pioritas program dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat dan penanggulangan kasus obesitas di masyarakat, khususnya pada anak-anak.


(54)

ii

ABSTRAK

Latar Belakang: Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Obesitas menyebabkan 10.3% kematian dari seluruh kematian di dunia. Menurut WHO angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab kematian di dunia.

Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik tentang obesitas pada anak. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan metode potong-lintang. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang ibu-ibu yang berkunjung ke Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik dari bulan September hingga November 2014.

Hasil: Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ibu-ibu memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 66.0 % (66 orang), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 26.0 % (26 orang) dan tingkat pengetahuan kategori kurang yaitu 8.0 % (8 orang) dari 100 orang, dengan tingkat pengetahuan baik yaitu (37 orang; 37.0 %) pada kategori usia 41-50 tahun, (39 orang; 39.0 %) pada ibu yang berpendidikan SMA, (42 orang; 42.0 %) pada ibu rumah tangga dan (23 orang; 23.0 %) dari sumber informasi media elektronik.

Kesimpulan: Dari hasil penelitian ini diharapkan ibu-ibu lebih peduli dan aktif meningkatkan pengetahuannya tentang obesitas pada anak di masa yang akan datang agar kualiti hidup dapat ditingkatkan dan memperhatikan, menjaga, dan merawat kesehatan anaknya khususnya obesitas pada anak.


(55)

iii

ABSTRACT

Backgrounds: Obesity is a common problem in children at the present time. Obesity or being overweight can cause negative effects to health. Obesity causes death of 10.3% out of all deaths in the world. According to WHO obesity were ranked as the fifth leading cause of death in the world.

Methods: The aim of this study is to determine the level of knowledge of mothers who visited the Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik about obesity in children. This study was conducted using a descriptive study with cross-sectional approach. Data was collected using a questionnaire. This study was conducted on 100 mothers who visited the Poliklinik Anak RSUP Haji Adam Malik and from the month of September till November 2014.

Results: From the results of this study found that mothers have a good knowledge level of 66.0 % (66 people), medium level of knowledge of 26.0 % (26 people) and low level of knowledge about 8.0 % (8 people) of 100 people, with the level of knowledge is good (37 people; 37.0 %) in the age category of 41-50 years, (39 people; 39.0 %) in the mothers whom educated till SMA, (42 people; 42.0 %) in housewives and (23 people; 23.0 %) of electronic media resources.

Conclusion: From the results of this study it is expected for mothers to be more aware and active to increase knowledge about obesity in children in the future so that the quality of life can be increased and pay more attention, care, and have health care for their children, especially obesity in children.


(56)

TINGKAT PEN GETAHU AN IB U YAN G BER KUNJ UN G KE POLIKLINIK ANAK RSUP HAJI ADAM MALIK TENTANG OBESITAS

PADA ANAK

Oleh:

LANGESWARI VELLAGOM 110100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(57)

TINGKAT PEN GETAHU AN IB U YAN G BER KUNJ UN G KE POLIKLINIK ANAK RSUP HAJI ADAM MALIK TENTANG OBESITAS

PADA ANAK

“Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

LANGESWARI VELLAGOM 110100399

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(1)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Obesitas ... 4

2.1.1. Definisi Obesitas ... 4

2.1.2. Epidemiologi Obesitas ... 4

2.1.3. Penyebab Obesitas pada Anak ... 5

2.1.4. Klasifikasi Status Gizi ... 7

2.1.5. Gejala Klinis Obesitas ... 9

2.1.6. Patofisiologi Obesitas ... 10

2.1.7. Penegakan Diagnosa Obesitas pada Anak ... 11

2.1.8. Penatalaksanaan Obesitas ... 11

2.1.8.1. Penatalaksanan Non-Farmakologi pada Anak ... 11

2.1.8.2. Penatalaksanaan Farmakologi untuk Obesitas pada Anak ... 12

2.1.9. Pencegahan Obesitas pada Anak ... 14

2.2. Komplikasi Obesitas pada Anak ... 14

2.3 Pengetahuan ... 17

2.3.1. Definisi Pengetahuan... 17

2.3.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ... 17

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 18

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 20


(2)

vii

3.2. Definisi Operasional... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 21

4.2.2. Waktu Penelitian ... 21

4.3. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 21

4.3.1. Populasi ... 21

4.3.2. Besar Sampel ... 22

4.3.3. Sampel dan Cara Sampling ... 23

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 23

4.4.1. Teknik Pengumpulan Data ... 23

4.4.2. Data Primer ... 24

4.4.3. Instrumen Penelitian ... 24

4.5. Aspek Pengukuran Pengetahuan ... 24

4.6. Uji validitas dan Reliabilitas ... 25

4.6.1. Uji Validitas ... 25

4.6.2 Uji Reliabilitas ... 25

4.7. Teknik Pengolahan Data ... 26

4.8. Analisa Data ... 26

4.9. Etika penelitian... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 28

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 28

5.1.3. Pembahasan ... 37

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

6.1. Kesimpulan ... 43

6.2. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN


(3)

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Grafik Penilaian Gizi Lebih Berdasarkan Kelompok Usia

Menurut WHO 2006 Dan CDC 2000 ... 7 2.2. Penentuan Status Gizi Menurut Kriteria Waterlow, WHO

2006,Dan CDC 2000 ... 8 2.3. Dasar Pemilihan Penggunaan Grafik IMT Sesuai Usia

Menurut WHO 2006 Dan CDC 2000 ... 9 3.1. Tabel Definisi Operasional ... 20 Tabel 5.1. Distribusi Jumlah Karakteristik Dasar Responden ... 29 Tabel 5.2. Distribusi Sampel Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan ... 30 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Jawaban Pengetahuan

Responden Pada Tiap Pertanyaan Pengetahuan Obesitas

Pada Anak ... 31 Tabel 5.4. Distribusi Sumber Informasi Tentang Obesitas ... 33 Tabel 5.5. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur ... 33 Tabel 5.6. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Pendidikan ... 34 Tabel 5.7. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Pekerjaan ... 35 Tabel 5.8. Frekuensi Hasil Tingkat Pengetahuan Berdasarkan


(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu


(5)

x

DAFTAR SINGKATAN

α MSH α Melanocyte stimulating hormone

AgRP Agouti related peptide

BB Berat badan

CART Cocaine and amphetamine regulated transcript

CDC Centers for Disease Control and Prevention

HDL High density lipoprotein

IMT Indeks massa tubuh

IMT/U Indeks massa tubuh berdasarkan umur

kg/m2 Kilogram dibahagikan dengan kuasa dua meter

LDL Low density lipoprotein

NAFLD Non alcoholic fatty liver disease

NCHS National Center for Health Statistics

NPY Neuropeptide Y

OSA Obstructive sleep apnoea

PB Panjang badan

POMC Proopiomelanocortin

RISKESDAS Hasil Riset Kesehatan Dasar

SD Standar deviasi

SPSS Statistical Product and Service Solution for Windows

TB Tinggi badan

VLDL Very low density lipoprotein


(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Penjelasan Subjek Penelitian

Lampiran 3 Lempar Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent) Lampiran 4 Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Lembar Ethical Clearance Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Lampiran 7 LogBook