Penyakit Kronis TINJAUAN PUSTAKA

21 c. Terjadinya kepikunan yang dapat mengganggu dalam bersosialisasi. d. Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung. 3. Perubahan Psikologi Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan depresi dan kecemasan.

2. Penyakit Kronis

2.1 Pengertian Penyakit Kronis Penyakit kronis merupakan sebuah fenomena biopsikososial. Penyakit kronis biasanya terjadi pada usia lanjut dan kondisi ini bertahan untuk waktu yang cukup lama Lueckenotte, 2000. Penyakit kronis adalah penyakit yang diderita lebih dari 3 bulan. Penyakit kronis didefenisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan jangka panjang Smeltzer Bare, 2001. Penyakit kronis adalah penyakit atau kondisi yang gejalanya berlangsung lebih dari tiga bulan, dan pada beberapa kasus selama kehidupan seseorang pemulihannya lambat dan terkadang tidak total Mckenzie, dkk, 2007. Karakteristik penyakit kronis adalah penyebabnya tidak pasti, memiliki faktor resiko yang multipel, membutuhkan durasi yang lama, menyebabkan kerusakan fungsi atau ketidakmampuan, dan tidak dapat disembuhkan. Penyakit kronis ini tidak disebabkan oleh infeksi atau patogen melainkan oleh gaya hidup, perilaku beresiko, pajanan yang berkaitan dengan proses penuaan. 22 Penyakit kronis cenderung menyebabkan kerusakan yang bersifat permanen yang memperlihatkan adanya penurunan atau menghilangnya suatu kemampuan untuk menjalankan berbagai fungsi, terutama fungsi muskulo skeletal dan organ-organ penginderaan. Penyakit kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat diminimalkan tingkat keparahannya dengan mengubah perilaku, gaya hidup dan pajanan terhadap faktor-faktor tertentu di dalam kehidupan. Lebih dari 90 juta penduduk amerika hidup dengan penyakit kronis Centers for Disease Control and Prevention CDC, 1998 dalam Lueckenotte, 2000. Enam belas persen dari biaya perawatan medis merupakan biaya untuk penyakit kronis. Penyakit kronis juga merupakan penyebab signifikan terjadinya kematian yaitu 70 dari jumlah kematian yang ada di amerika Lueckenotte, 2000. 2.2 Kategori Penyakit Kronis Menurut Conrad 1987, dikutip dari Christianson dkk, 1998 ada beberapa kategori penyakit kronis yaitu, Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup, dan biasanya mereka tidak mengalami kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah diabetes, asma, asthritis dan epilepsi. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas individu kehidupannya terancam dan individu yang menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala- 23 gejala dari penyakitnya dan ancaman kematian. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit kerdiovaskuler. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dengan dua kategori sebelumnya. Pada kategori ini tidak menekankan pada penyakitnya tetapi pada resiko penyakitnya. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hereditas. 2.3 Fase-Fase penyakit Kronis Menurut Smeltzer dan Bare 2001 ada sembilan fase penyakit kronis yaitu: Fase Pra-trajectory. Individu beresiko menderita penyakit kronis karena faktor-faktor genetik atau perilaku dan gaya hidup yang meningkatkan kerentanan terhadap penyakit kronis. Fase Trajectory. Adanya gejala-gejala yang nyata dari penyakit kronis. Fase ini sering disertai dengan ketidakpastian karena gejala sedang dievaluasi dan pemeriksaan diagnostik sedang dilakukan. Fase Stabil. Perjalanan penyakit dan gejala terkontrol. Aktivitas kehidupan sehari-hari dapat tertangani dalam keterbatasan penyakit. Penatalaksanaan penyakit dipusatkan di rumah. Fase Tidak stabil. Periode ketidakmampuan untuk menjaga gejala tetap terkontrol atau reaktivasi penyakit. Terdapat gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 24 Fase Akut. Gejala-gejala yang berat dan tidak dapat pulih atau terjadinya komplikasi penyakit yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau tirah baring untuk membuat perjalanan penyakit tetap terkontrol. Pada fase ini aktivitas sehari- hari secara sementara ditunda. Fase Krisis. Situasi krisis yang mengancam jiwa dan membutuhkan pengobatan atau perawatan kedaruratan. Pada fase ini aktivitas sehari-hari dihentikan sampai krisis terlewati. Fase Pulih. Secara bertahap kembali ke cara hidup yang dapat diterima didalam keterbatasan yang dibebani oleh penyakit kronis. Fase Penurunan. Perjalanan penyakit ditandai dengan penurunan fisik bertahap atau cepat yang disertai dengan meningkatnya ketidakmampuan atau kesulitan dalam mengontrol gejala. Membutuhkan penyesuaian biografi dan perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dengan setiap langkah kemunduran. Fase Kematian. Hari atau minggu terakhir sebelum kematian. Ditandai dengan terhentinya proses tubuh secara bertahap atau cepat, pemutusan dan penutupan biografi dan melepaskan minat dan aktivitas kehidupan sehari-hari. 2.4 Penyakit Kronis Pada Lansia Beberapa penyakit kronis yang diderita lansia: 1. Arthritis Reumatoid 2. Ateroskleosis 3. Kanker 4. Penyakit Arteri Koroner 25 5. Diabetes 6. Glukoma 7. Hipertensi 8. Osteoartritis 9. Stroke 10. Penyakit Jantung Koroner Timmreck, 2005 3. Aktivitas Sehari-hari Aktivitas sehari-hari adalah aktivitas perawatan diri yang harus dilakukan seseorang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari Smeltzer Bare, 2002. Aktivitas sehari-hari terbagi dua yaitu, aktivitas sehari- hari dasar meliputi membersihkan diri, mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting, berpindah dan aktivitas sehari-hari instrumental meliputi melakukan pekerjaan rumah, menyediakan makanan, minum obat, menggunakan telepon Darmojo, 2006. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti: bediri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak lepas dari ketidakadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Diantaranya dalam sistem saraf, lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan seseorang dengan usia lanjut rentan terhadap penyakit khususnya penyakit kronis seperti hipertensi, artritis, diabetes. Kemajuan proses penyakit mengancam kemandirian dan kualitas hidup dengan mambebani 26 kemampuan melakukan perawatan personal dan aktivitas sehari-hari Smeltzer Bare, 2002. Menurut laporan National Center for Health Statistics terdapat 34,2 juta orang mengalami keterbatasan aktivitas karena penyakit kronis Disability Abstract, 1991. Kemampuan dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat diukur dengan menggunakan indeks Katz, indekz Barthel, Kenny self-care dan indeks ADL. Indeks ini digunakan mengukur tingkat keparahan penyakit kronis dan untuk mengevaluasi keefektifan program pengobatan. ADL juga digunakan untuk memberikan informasi prediktif tentang perjalanan penyakit tertentu. a. Indeks ADL Katz Indeks ADL didasarkan pada fungsi psikososial dan biologis dasar dan mencerminkan status kesehatan respon neurologis dan lokomotorik yang terorganisasi. Penilaian indeks ADL Katz didasarkan pada tingkat kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas secara mandiri. Jadi suatu aktivitas akan diberi nilai jika aktivitas tersebut dapat dilakukan secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain Lueckenotte, 2000. Daftar faktor, sifat, dan keterampilan yang diukur melalui ADL adalah mandi bathing, buang air besar toileting, buang air kecil continence, berpakaian dressing, bergerak transfer, makan feeding. Mandi bathing meliputi aspek ketidaktergantungan berupa bantuan mandi hanya pada satu bagian tubuh seperti punggung atau ketidakmamppuan ekstermitas atau mandi sendiri dengan lengkap. Aspek ketergantungan berupa 27 bantuan saat mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan saat masuk dan keluar dari tub atau tidak mandi sendiri. Pergi ke toilet Toileting meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi masuk dan keluar toilet, melepas dan mengenakan celana, menyeka dan menyiram atau membersihkan organ ekresi dan juga menangani bedpan sendiri atau tidak menggunakan bantuan mekanis. Aspek kertergantungan berupa tidak melepaskan atau mengenakan celana secara mandiri, penggunaan bedpan atau komode atau mendapt bentuan untuk masuk dan menggunakan toilet. Kontinensia Continence meliputi aspek ketidaktergantungan berupa berkemih dan defekasi secara keseluruhan terkontrol oleh tubuh. Ketergantungan akan inkontinensia parsial atau total dalam berkemih atau defekasi. Dikontrol parsial atau total dengan enema, kateter, atau penggunaan urinal atau bedpen secara teratur. Berpakaian Dressing meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi mampu mengambil pakaian dari lemari, mengenakan pakaian luar, kutang, menangani pengikat yang dilakukan secara mandiri. Aspek ketergantungan meliputi tidak mengenakan pakaian sendiri atau dibantu oleh orang lain. Berpindah Transfer meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi bergerak masuk dan keluar dari tempat tidur secara mandiri, berpindah ke dalam dan ke luar kursi dan berpindah dari posisi tidur ke duduk. Aspek ketergantungan meliputi bantuan dalam bergerak masuk dan keluar tempat tidur atau kursi, tidak melakukan satu atau dua perpindahan. 28 Makan Feeding meliputi aspek ketidaktergantungan berupa mengambil makanan dari piring, memasukkan makanan ke dalam mulut secara mandiri. Aspek ketergantungan meliputi bantuan dalam mengambil makanan atau tidak makan sama sekali atau makan secara parenteral. Dari keenam aktivitas yang dinilai, pemeriksa dapat mengkategorikan pasien ke dalam kelompok: KATZ A : Ketidaktergantungan dalam hal makan, kontinen BAK BAB, mengenakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi. KATZ B : Ketidaktergantungan pada semuanya kecuali salah satu dari fungsi di atas. KATZ C : Ketidaktergantungan semuanya kecuali mandi dan salah satu dari fungsi di atas. KATZ D : Ketidaktergantungan semuanya kecuali mandi, berpakaian dan salah satu dari fungsi di atas KATZ E : Ketidaktergantungan semuanya kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu dari fungsi di atas. KATZ F : Ketidaktergantungan semuanya kecuali makan, berpakaian, ke toilet, berpindah dan salah satu dari fungsi di atas. KATZ G : Ketergantungan untuk semua fungsi di atas. Keterangan : Ketidaktergantungan berarti tanpa pengamatan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan fungsi dianggap tidak melakukan fungsi meskipun dia dianggap mampu. Stanhope,1998. 29 b. Indeks Barthel Indeks barthel adalah suatu alat yang cukup sederhana untuk menilai perawatan diri, dan mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus aktivitas sehari-hari dan mobilitas Lueckenotte, 2000. Indeks Barthel terdiri dari 10 item yaitu, transfer tidur ke duduk, bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali, mobilisasi berjalan, penggunaan toilet pergi kedari toilet, membersihkan diri, mengontorl BAB, BAK, mandi, berpakaian, makan, naik turun tangga. Penilaian ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat dasar dari fungsi dan dapat digunakan untuk memantau perbaikan dalam aktivitas sehari-hari dari waktu ke waktu. Penilaian indeks barthel didasarkan pada tingkat bantuan orang lain dalam meningkatkan aktivitas sehari-hari meliputi sepuluh aktivitas. Apabila seseorang mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri maka akan mendapat nilai 15 dan jika membutuhkan bantuan nilai 10 dan jika tidak mampu 5 untuk masing-masing item. Kemudian nilai dari setiap item akan dijumlahkan untuk mendapatkan skor total dengan skor maksimum adalah 100. Namun di Britania Raya nilai 5, 10 dan 15 cukup sering diganti dengan 1, 2, dan 3 dengan skor maksimum 20. 30 Indeks Barthel No Aktivitas Kemampuan Skor 1 Transfer tidur duduk Mandiri 15 Dibantu satu orang 10 Dibantu dua orang 5 Tidak mampu 2 Mobilisasi Berjalan Mandiri 15 Dibantu dua orang 10 dibantu satu orang 5 Tergantung orang lain 3 Penggunaan toilet pergi kedari WC, melepaskan mengenakan celana, menyeka, menyiram Mandiri 10 perlu pertolongan orang lain 5 tergantung orang lain 4 Membersihkan diri lap muka, sisir rambut, sikat gigi Mandiri 5 Perlu pertolongan orang lain 5 Mengontrol BAB Kontinen teratur 10 Kadang-kadang inkontinen 5 Inkontinen 6 Mengontrol BAK Mandiri 10 Kadang-kadang inkontinen 5 inkontinen kateter 7 Mandi Mandiri 5 Tergantung orang lain 8 Berpakaian Mandiri 10 Sebagian dibantu 5 Tergantung orang lain 9 Makan Mandiri 10 Perlu pertolongan orang lain 5 tergantung pertolongan orang lain 10 Naik turun tangga Mandiri 10 Perlu pertolongan 5 Tak mampu Skor Total 0 - 100 Keterangan : Skor maksimum : 100 Mahoney FI 1965, dalam Lueckenotte 2000 31

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN