Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

(1)

LAMPIRAN 1

Kode

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Tri Susi Tira Katri dengan NIM : 091101025 adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor”. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur tanpa ada pengaruh dari orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak/Ibu. Informasi yang Bapak/Ibu berikan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela. Bapak/Ibu bebas menerima dan bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden, silahkan tandatangani lembar persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Terima kasih banyak atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Medan, April 2013

Peneliti Responden


(2)

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

DUKUNGAN KELUARGA PADA LANSIA DENGAN PENYAKIT KRONIS DI KELURAHAN KWALA BEKALA

KECAMATAN MEDAN JOHOR Petunjuk Pengisian

Isilah pertanyaan berikut dan berikan tanda (√) pada kotak yang telah disediakan!

A. Data Demografi

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan 3. Umur : ... tahun

4. Suku :

Jawa Melayu

Batak dan lain-lain Minang

5. Pendidikan terakhir

Tidak sekolah/tidak tamat SD SMA

SD Akademi

SMP Perguruan Tinggi 6. Penyakit Kronis yang diderita

Rematik Diabetes Mellitus

Hipertensi Stroke

Penyakit Jantung dan lain-lain 7. Keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu

Suami/Istri Anak/Menantu Saudara kandung 8. Apakah keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu bekerja

Ya, bekerja Tidak bekerja


(3)

B. Dukungan Keluarga (diisi oleh lansia)

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda (√) sesuai yang dilakukan oleh keluarga!

Keterangan

SL : Selalu

SR : Sering

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

1. Dukungan Informasional

No Pernyataan SL SR JR TP

1. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya menjaga kesehatan

2. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang penyakit yang sedang diderita

3. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang makanan yang berbahaya bagi

penyakitnya

4. Keluarga menyarankan kepada Bapak/Ibu untuk mengkonsumsi air putih lebih banyak 5. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu

tentang pentingnya istirahat yang cukup bagi kesehatan

6. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya makan buah bagi


(4)

kesehatan

7. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya bahaya makanan berlemak bagi kesehatan

8. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya berolahraga secara teratur 9. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri bagi kesehatan

10. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas/pelayanan kesehatan 11. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu

tentang pentingnya meminum obat secara teratur

12. Keluarga menyarankan kepada Bapak/Ibu untuk rutin mengikuti kegiatan kesehatan di Puskesmas atau Posyandu lansia

13. Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk mengontrol makanan dan memperhatikan berat badannya agar seimbang


(5)

2. Dukungan Penilaian

No Pernyataan SL SR JR TP

1. Keluarga tidak melibatkan Bapak/Ibu dalam musyawarah keluarga

2. Keluarga meminta pendapat Bapak/Ibu untuk menentukan tempat berobat atau tempat memeriksakan kesehatannya

3. Keluarga mendengarkan saran yang diberikan oleh Bapak/Ibu

4. Keluarga mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam setiap acara keluarga

5. Keluarga meminta Bapak/Ibu untuk melakukan semua pekerjaan rumah

6. Keluarga mengajak Bapak/Ibu apabila ada acara keluarga di luar rumah

7. Keluarga menerima Bapak/Ibu apa adanya dengan segala bentuk keterbatasannya

8. Keluarga membiarkan Bapak/Ibu untuk memakan apa saja yang disukai


(6)

3. Dukungan Instrumental

No Pernyataan SL SR JR TP

1. Keluarga menemani Bapak/Ibu untuk berobat atau memeriksakan kesehatan 2. Keluarga menyediakan obat-obatan yang

diperlukan Bapak/Ibu

3. Keluarga memfasilitasi Bapak/Ibu untuk Berolahraga

4. Keluarga membawa Bapak/Ibu berobat

atau memeriksakan kesehatan jika kondisi sangat menurun saja

5. Keluarga mempersiapkan dana khusus untuk biaya berobat atau memeriksakan kesehatan Bapak/Ibu

6. Keluarga menyediakan makanan khusus yang tidak bertentangan dengan penyakit Bapak/Ibu

7. Keluarga memberikan suasana tenang/ nyaman kepada Bapak/Ibu di rumah


(7)

4. Dukungan Emosional

No Pernyataan SL SR JR TP

1. Keluarga menunjukkan wajah yang

menyenangkan saat membantu atau melayani Bapak/Ibu

2. Keluarga merawat Bapak/Ibu dengan penuh kasih sayang

3. Keluarga membantu Bapak/Ibu dengan tulus ikhlas

4. Keluarga mendengarkan keluhan-keluhan yang Bapak/Ibu rasakan

5. Keluarga menanyakan keluhan-keluhan yang Bapak/Ibu rasakan

6. Keluarga membiarkan Bapak/Ibu sendiri saat menghadapi masalah

7. Keluarga mengetahui jadwal

pemeriksaan kesehatan/kontrol Bapak/Ibu 8. Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk

memeriksakan kesehatan/kontrol sesuai jadwal


(8)

LAMPIRAN 3

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 Mengajukan topik/judul

penelitian

2 Merevesi topik/ judul

penelitian dan penetapan judul/ topik penelitian

3 Melakukan survei awal

4 Melakukan penyelesaian bab I hingga bab IV

5 Seminar proposal penelitian

6 Revisi proposal penelitian

7. Uji Validitas


(9)

9. Mengurus surat penelitian

10. Pengumpulan data penelitian

11. Analisa data

12. Seminar hasil penelitian

10 Revisi dan pengumpulan laporan penelitian


(10)

LAMPIRAN 4

TAKSASI DANA

Pembuatan proposal dan

skripsi

Biaya print menyelesaikan proposal dan skripsi Rp. 100.000 Foto copy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000

Perbanyak proposal dan skripsi Rp. 50.000 Pengumpulan

data

Izin penelitian Rp. 125.000

Transportasi Rp. 50.000

Penggandaan kuesioner Rp. 66.000

Bingkisan Rp. 340.000

Analisa data Biaya print Rp. 50.000

Penjilidan Rp. 100.000

Penggandaan laporan penelitian Rp. 50.000


(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

HASIL UJI RELIABILITAS

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.881 36

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 3.07 .691 30

p2 2.47 .937 30

p3 2.83 .834 30

p4 2.90 .759 30

p5 2.40 .894 30

p6 2.67 .802 30

p7 2.90 .759 30

p8 1.57 .935 30

p9 2.43 .774 30

p10 2.53 .937 30

p11 2.77 .817 30

p12 1.03 .183 30

p13 2.83 .791 30

p14 3.50 .861 30

p15 2.80 1.186 30

p16 3.50 .900 30

p17 3.63 .718 30

p18 3.97 .183 30

p19 3.60 .814 30

p20 3.90 .403 30

p21 3.03 1.033 30

p22 3.17 1.206 30

p23 2.60 1.037 30

p24 1.37 .765 30

p25 1.97 .850 30

p26 2.60 1.329 30

p27 2.53 1.279 30


(18)

p29 3.80 .551 30

p30 3.90 .403 30

p31 3.83 .531 30

p32 3.50 .938 30

p33 3.53 .973 30

p34 3.70 .750 30

p35 2.00 1.313 30

p36 2.40 1.329 30

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 102.03 183.206 .560 .876

p2 102.63 176.378 .679 .872

p3 102.27 181.720 .522 .876

p4 102.20 192.441 .054 .884

p5 102.70 180.355 .541 .875

p6 102.43 184.254 .425 .878

p7 102.20 182.648 .533 .876

p8 103.53 184.947 .328 .880

p9 102.67 186.644 .327 .879

p10 102.57 176.806 .661 .873

p11 102.33 181.954 .523 .876

p12 104.07 193.099 .203 .881

p13 102.27 180.685 .604 .875

p14 101.60 190.662 .116 .883

p15 102.30 177.390 .486 .876

p16 101.60 185.834 .306 .880

p17 101.47 185.637 .409 .878

p18 101.13 193.568 .110 .882

p19 101.50 185.155 .377 .879

p20 101.20 187.959 .547 .878

p21 102.07 184.892 .292 .881

p22 101.93 180.547 .375 .879

p23 102.50 183.638 .336 .880

p24 103.73 183.306 .496 .877

p25 103.13 180.395 .571 .875

p26 102.50 195.293 -.078 .892

p27 102.57 178.668 .405 .879

p28 101.23 192.392 .131 .882

p29 101.30 189.597 .281 .880

p30 101.20 187.959 .547 .878

p31 101.27 189.720 .285 .880

p32 101.60 183.145 .399 .878

p33 101.57 183.978 .350 .879

p34 101.40 183.559 .494 .877

p35 103.10 171.266 .616 .873


(19)

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(20)

HASIL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA DEMOGRAFI

Frequency Table

JenisKelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pria 15 23.1 23.1 23.1

Perempuan 50 76.9 76.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 60-74 tahun 45 69.2 69.2 69.2

75-90 tahun 19 29.2 29.2 98.5

di atas 90 1 1.5 1.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid jawa 23 35.4 35.4 35.4

batak 35 53.8 53.8 89.2

melayu 7 10.8 10.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

Statistics

Jenis

Kelamin Umur Suku

Pendidikan Terakhir Penyakit Kronis KeluargaYang Tinggal Bersama Lansia KeluargaYang Tinggal Bersama LansiaBekerja

N Valid 65 65 65 65 117 65 65

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.77 1.32 1.75 2.08 2.87 1.97 1.17

Median 2.00 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 1.00

Mode 2 1 2 2 1 2 1


(21)

PendidikanTerakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak sekolah/tidak tamat SD 21 32.3 32.3 32.3

SD 29 44.6 44.6 76.9

SMP 8 12.3 12.3 89.2

SMA 5 7.7 7.7 96.9

Perguruan Tinggi 2 3.1 3.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

PenyakitKronis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid rematik 50 42.7 42.7 42.7

hipertensi 20 17.1 17.1 59.8

penyakit jantung 1 .9 .9 60.7

diabetes mellitus 16 13.7 13.7 74.4

stroke 1 .9 .9 75.2

dan lain-lain 29 24.8 24.8 100.0

Total 117 100.0 100.0

KeluargaYangTinggalBersamaLansia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid suami/istri 3 4.6 4.6 4.6

anak/menantu 61 93.8 93.8 98.5

saudara kandung 1 1.5 1.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

KeluargaYangTinggalBersamaLansiaBekerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ya, bekerja 54 83.1 83.1 83.1

tidak bekerja 11 16.9 16.9 100.0


(22)

HASIL ANALISA DATA DUKUNGAN KELUARGA Statistics Dukungan Keluarga Dukungan Informasional Dukungan Penilaian Dukungan Instrumental Dukungan Emosional

N Valid 65 65 65 65 65

Missing 0 0 0 0 0

Mean 2.17 2.58 1.48 2.25 1.78

Median 2.00 3.00 1.00 2.00 2.00

Mode 2 3 1 2 2

Std. Deviation .486 .497 .533 .560 .625

Frequency Table

DukunganKeluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 3 4.6 4.6 4.6

sedang 48 73.8 73.8 78.5

kurang 14 21.5 21.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

DukunganInformasional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sedang 27 41.5 41.5 41.5

kurang 38 58.5 58.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

DukunganPenilaian

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 35 53.8 53.8 53.8

sedang 29 44.6 44.6 98.5

kurang 1 1.5 1.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

DukunganInstrumental

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 4 6.2 6.2 6.2

sedang 41 63.1 63.1 69.2

kurang 20 30.8 30.8 100.0


(23)

DukunganEmosional

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid baik 21 32.3 32.3 32.3

sedang 37 56.9 56.9 89.2

kurang 7 10.8 10.8 100.0


(24)

HASIL ANALISA DATA DUKUNGAN KELUARGA

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 9 13.8 13.8 13.8

jarang 18 27.7 27.7 41.5

sering 34 52.3 52.3 93.8

selalu 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 25 38.5 38.5 38.5

jarang 15 23.1 23.1 61.5

sering 24 36.9 36.9 98.5

selalu 1 1.5 1.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 24 36.9 36.9 36.9

jarang 8 12.3 12.3 49.2

sering 29 44.6 44.6 93.8

selalu 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 41 63.1 63.1 63.1

jarang 13 20.0 20.0 83.1

sering 11 16.9 16.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 40 61.5 61.5 61.5

jarang 10 15.4 15.4 76.9

sering 15 23.1 23.1 100.0


(25)

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 14 21.5 21.5 21.5

jarang 22 33.8 33.8 55.4

sering 25 38.5 38.5 93.8

selalu 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 25 38.5 38.5 38.5

jarang 9 13.8 13.8 52.3

sering 28 43.1 43.1 95.4

selalu 3 4.6 4.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 62 95.4 95.4 95.4

jarang 2 3.1 3.1 98.5

sering 1 1.5 1.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 45 69.2 69.2 69.2

jarang 11 16.9 16.9 86.2

sering 9 13.8 13.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 26 40.0 40.0 40.0

jarang 11 16.9 16.9 56.9

sering 28 43.1 43.1 100.0


(26)

p11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 43 66.2 66.2 66.2

jarang 5 7.7 7.7 73.8

sering 17 26.2 26.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 61 93.8 93.8 93.8

jarang 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 37 56.9 56.9 56.9

jarang 7 10.8 10.8 67.7

sering 19 29.2 29.2 96.9

selalu 2 3.1 3.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

p14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid selalu 2 3.1 3.1 3.1

sering 10 15.4 15.4 18.5

jarang 8 12.3 12.3 30.8

tidak pernah 45 69.2 69.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 30 46.2 46.2 46.2

jarang 8 12.3 12.3 58.5

sering 21 32.3 32.3 90.8

selalu 6 9.2 9.2 100.0


(27)

p16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9

jarang 21 32.3 32.3 49.2

sering 29 44.6 44.6 93.8

selalu 4 6.2 6.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 18.5 18.5 18.5

jarang 4 6.2 6.2 24.6

sering 43 66.2 66.2 90.8

selalu 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid sering 1 1.5 1.5 1.5

jarang 4 6.2 6.2 7.7

tidak pernah 60 92.3 92.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

p19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 11 16.9 16.9 16.9

jarang 5 7.7 7.7 24.6

sering 43 66.2 66.2 90.8

selalu 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 2 3.1 3.1 3.1

sering 41 63.1 63.1 66.2

selalu 22 33.8 33.8 100.0


(28)

p21

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid selalu 1 1.5 1.5 1.5

sering 18 27.7 27.7 29.2

jarang 12 18.5 18.5 47.7

tidak pernah 34 52.3 52.3 100.0

Total 65 100.0 100.0

p22

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 17 26.2 26.2 26.2

jarang 10 15.4 15.4 41.5

sering 26 40.0 40.0 81.5

selalu 12 18.5 18.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

p23

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 24 36.9 36.9 36.9

jarang 8 12.3 12.3 49.2

sering 26 40.0 40.0 89.2

selalu 7 10.8 10.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

p24

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 65 100.0 100.0 100.0

p25

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid selalu 13 20.0 20.0 20.0

sering 32 49.2 49.2 69.2

jarang 6 9.2 9.2 78.5

tidak pernah 14 21.5 21.5 100.0


(29)

p26

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 32 49.2 49.2 49.2

jarang 10 15.4 15.4 64.6

sering 17 26.2 26.2 90.8

selalu 6 9.2 9.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p27

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 43 66.2 66.2 66.2

jarang 6 9.2 9.2 75.4

sering 14 21.5 21.5 96.9

selalu 2 3.1 3.1 100.0

Total 65 100.0 100.0

p28

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 1 1.5 1.5 1.5

sering 33 50.8 50.8 52.3

selalu 31 47.7 47.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

p29

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 8 12.3 12.3 12.3

sering 32 49.2 49.2 61.5

selalu 25 38.5 38.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

p30

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 2 3.1 3.1 3.1

sering 38 58.5 58.5 61.5

selalu 25 38.5 38.5 100.0


(30)

p31

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 2 3.1 3.1 3.1

sering 38 58.5 58.5 61.5

selalu 25 38.5 38.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

p32

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 16 24.6 24.6 24.6

jarang 7 10.8 10.8 35.4

sering 33 50.8 50.8 86.2

selalu 9 13.8 13.8 100.0

Total 65 100.0 100.0

p33

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 12 18.5 18.5 18.5

jarang 9 13.8 13.8 32.3

sering 39 60.0 60.0 92.3

selalu 5 7.7 7.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

p34

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid selalu 1 1.5 1.5 1.5

sering 13 20.0 20.0 21.5

jarang 6 9.2 9.2 30.8

tidak pernah 45 69.2 69.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

p35

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 49 75.4 75.4 75.4

jarang 5 7.7 7.7 83.1

sering 8 12.3 12.3 95.4

selalu 3 4.6 4.6 100.0


(31)

p36

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak pernah 52 80.0 80.0 80.0

jarang 3 4.6 4.6 84.6

sering 7 10.8 10.8 95.4

selalu 3 4.6 4.6 100.0


(32)

LAMPIRAN 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tri Susi Tira Katri Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 29 Maret 1991 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat Rumah : Jalan Danau Poso KM 18 Binjai

Riwayat Pendidikan : 1. 1997-2003 SD Negeri 028226 Binjai Timur 2. 2003-2006 SMP Negeri 1 Binjai


(33)

DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2010). Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus

Penduduk 2010. Indonesia : Badan Pusat Statistik. Diakses pada 16 Oktober

2012 dari http://www.bps.go.id/

Efendi, F. & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan

Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan

Keluarga: Riset, Teori & Praktik. Jakarta: EGC.

Handayani, D., & Wahyuni. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Lansia dalam Mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Gaster volume 9,

No. 1. Diakses pada 8 Juli 2013 dari

Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Indrizal. (2005). Problematika Orang Lansia tanpa Anak di dalam Masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat. Jurnal Antropologi Indonesia volume 29,

No. 1. Diakses pada 8 Juli 2013 dari anthropology.fisip.ui.ac.id/

Kozier, Barbara. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik. Jakarta: EGC.

Lueckenotte, Annette G. (2000). Gerontologic Nursing. USA: Mosby, Inc.

Maryam, R. S., Ekasari, M. F., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008).

Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, I. W., Chayatin, Nurul., Santoso, B. A. (2009). Ilmu Keperawatan

Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pratikwo, S., Pietojo, H., Widjanarko, B., (2006). Analisis Pengaruh Faktor Nilai Hidup, Kemandirian,dan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Sehat


(34)

Lansia di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan

Indonesia Volume 1, No. 2. Diakses pada 4 Juli 2013 dari

ejournal.undip.ac.id/

Potter&Perry (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

Price, A. S., & Wilson, M. L. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC.

Stanley, M., & Patricia, G. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu. Suryanto dan Suharjana. (2004). Perilaku Hidup Sehat Lanjut Usia di Dusun

Karanggawang Desa Mororejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman. Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIK UNY.

Smeltzer, S. C., & Bare, G. B. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner & Suddart Volume 1. Jakarta: EGC.

Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Tavakol, M., & Dennick, R. (2011). Making sense of Cronbach’s Alpha.

International Journal of Medical Education, 2, 53-55. Diperoleh dari

http://www.ijme.net/archive/2/cronbachs-alpha/.

Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Jakarta: Gaya Baru.

Yenni. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dan Karakteristik Lansia dengan

Kejadian Stroke pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi. Jakarta: Universitas Indonesia. Diunduh pada 13

November 2012 dari

lontar.ui.ac.id/

Yenny & Herwana, Elly. (2006). Prevalensi penyakit kronis dan kualitas hidup

pada lanjut usia di Jakarta Selatan. Jakarta: Universitas Trisakti. Diunduh

pada 4 November 2012 dari

Yusra, A. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Pasien DM Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia. Diakses pada 8 Juli 2013


(35)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia dengan penyakit kronis. Berdasarkan tinjauan pustaka, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Baik

Sedang

Kurang

Skema 1. Kerangka penelitian dukungan keluarga pada lansia yang menderita penyakit kronis

3.2 Definisi Konseptual

Dukungan keluarga adalah suatu proses yang terjadi selama masa hidup, dengan sifat dan tipe dukungan sosial bervariasi pada masing-masing tahap siklus kehidupan keluarga (Friedman, 2010).

-Dukungan Keluarga -Dukungan Informasional -Dukungan Penilaian -Dukungan Instrumental -Dukungan Emosional


(36)

3.3 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Dukungan

Keluarga a. Dukungan Informasional b. Dukungan Penilaian Dukungan yang diberikan oleh pihak keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis sehingga lansia merasa nyaman, diperhatikan dan dihargai, berupa dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional Dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa pemberian informasi terkait dengan masalah kesehatan yang dialami oleh lansia dengan penyakit kronis Dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa penghargaan, bimbingan dan membantu lansia dalam menghadapi serta memecahkan masalah Kuesioner tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 36 pernyataan dalam bentuk skala likert yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah Kuesioner tentang dukungan keluarga informasi yang terdiri dari 13 pernyataan dalam bentuk skala likert yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah Kuesioner tentang dukungan keluarga penilaian yang terdiri dari 8 pernyataan dalam bentuk skala likert yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah

Dinyatakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Dinyatakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Dinyatakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Ordinal Ordinal Ordinal


(37)

c. Dukungan Instrumental d. Dukungan Emosional kesehatan yang dialami lansia dengan penyakit kronis Dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa pemenuhan fasilitas yang mendukung untuk meningkatkan status kesehatan lansia Dukungan yang diberikan oleh keluarga berupa perhatian, kasih sayang dan cinta kepada lansia dengan penyakit kronis Kuesioner tentang dukungan keluarga instrumental yang

terdiri dari 7 pernyataan dalam bentuk skala likert yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah Kuesioner tentang dukungan keluarga instrumental yang

terdiri dari 8 pernyataan dalam bentuk skala likert yaitu selalu, sering, jarang, dan tidak pernah Dinyatakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Dinyatakan dalam kategori baik, sedang dan kurang. Ordinal Ordinal


(38)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lansia yang bertempat tinggal di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Berdasarkan data dari Kantor Kelurahan Kwala Bekala, diperoleh jumlah lansia yaitu sebanyak 186 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 yang dikutip dari Notoatmodjo (2002), adalah sebagai berikut:

n = N 1 + N (d2) Keterangan : N = Besar populasi


(39)

n = Besar sampel

d = tingkat ketepatan/kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah: n = 186

1 + 186 (0,12) n = 65,03

n = 65

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dengan penetapan kriteria sampel inklusi dan eksklusi.

Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Kriteria inklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti adalah lansia yang berusia diatas 60 tahun, memiliki penyakit kronis yang didiagnosa oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya, tinggal bersama keluarga di daerah Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor, bisa berbahasa Indonesia dengan baik, dan bersedia menjadi responden.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor dan dilaksanakan pada 25 April sampai 15 Juni 2013. Alasan pemilihan lokasi di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor karena berdasarkan rekomendasi dari Kantor Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala memiliki jumlah lansia yang lebih banyak dibandingkan dengan Kelurahan


(40)

lainnya yang ada di Medan Johor sehingga peneliti tertarik untuk mengambil sampel di lokasi tersebut.

4.4 Pertimbangan Etik

Masalah etik keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian karena berhubungan langsung dengan manusia (Hidayat, 2009). Pertimbangan etik pada penelitian ini meliputi inform consent (lembar persetujuan), anomity (tanpa nama), dan confidentiality (kerahasiaan).

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden yang diberikan sebelum penelitian dilakukan (Hidayat, 2009). Responden harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden (Nursalam, 2003).

Kerahasiaan merupakan masalah etik yang memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada responden, kemudian memberikan lembar persetujuan penelitian kepada responden sebelum penelitian. Responden yang menandatangani lembar persetujuan (inform consent) adalah responden yang berpartisipasi pada penelitian ini.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk menilai dukungan keluarga pada penelitian ini dimodifikasi dari instrumen Yenni (2011) tentang “Hubungan Dukungan


(41)

Keluarga dan Karakteristik Lansia dengan Kejadian Stroke pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Perkotaan Bukit Tinggi”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen data demografi dan instrumen dukungan keluarga.

Instrumen penelitian tentang data demografi responden meliputi: nama, jenis kelamin, umur, suku, pendidikan terakhir, jenis penyakit kronis, lamanya menderita penyakit kronis, keluarga yang tinggal bersama lansia, dan apakah anggota keluarga bekerja. Data demografi digunakan untuk mengetahui latar belakang responden yang mungkin ikut mempengaruhi penelitian ini.

Instrumen penelitian tentang dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis terdiri dari 36 pernyataan dengan pembagian 13 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga informasional dimana keseluruhannya merupakan pernyataan positif; 8 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga penilaian dimana terdapat 5 pernyataan yang merupakan pernyataan positif yaitu pernyataan nomor 2, 3, 4, 6, dan 7 , dan 3 pernyataan merupakan pernyataan negatif yaitu pernyataan nomor 1, 5, dan 8; 7 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga instrumental dimana terdapat 6 pernyataan yang merupakan pernyataan positif yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 5, dan 6, dan 1 pernyataan merupakan pernyataan negatif yaitu pernyataan nomor 4; dan 8 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga emosional dimana terdapat 6 pernyataan yang merupakan pernyataan positif yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, dan 8, dan 1 pernyataan merupakan pernyataan negatif yaitu pernyataan nomor 6.

Jenis skala pengukuran yang digunakan yaitu skala likert dengan pernyataan positif dan negatif. Setiap pernyataan memiliki nilai yang berbeda, yaitu 4= selalu,


(42)

3= sering, 2= jarang, 1= tidak pernah untuk pernyataan positif, dan 1= selalu, 2=sering, 3= jarang, 4= tidak pernah untuk pernyataan negatif.

Hasil ukur penelitian didapat berdasarkan rumus statistika P= Rentang/Banyak kelas. Hasil ukur pada penelitian ini dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu dukungan keluarga dan komponen dukungan keluarga seperti berikut ini:

1. Dukungan Keluarga Skor 108-144 : Baik Skor 72-107 : Sedang Skor 36-71 : Kurang 2. Komponen Dukungan Keluarga

a. Dukungan Informasional Skor 39-52 : Baik Skor 26-38 : Sedang Skor 13-25 : Kurang b. Dukungan Penilaian

Skor 24-32 : Baik Skor 16-23 : Sedang Skor 8-15 : Kurang c. Dukungan Instrumental

Skor 21-28 : Baik Skor 14-20 : Sedang Skor 7-13 : Kurang


(43)

d. Dukungan Emosional Skor 24-32 : Baik Skor 16-23 : Sedang Skor 8-15 : Kurang

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang menggunakan prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam menentukan validitas pengukuran harus memperhatikan dua hal, yaitu isi instrumen dan cara serta sasaran instrumen harus relevan (Nursalam, 2003).

Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen penelitian memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Setiadi, 2007). Pengujian validitas isi dilakukan kepada dosen di bidang keperawatan keluarga di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002). Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden di luar wilayah Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor yaitu Kelurahan Sei Semayang yang memenuhi kriteria sampel. Peneliti mencari lansia dari rumah ke rumah, dan kemudian bertanya pada lansia apakah memiliki


(44)

penyakit kronis yang diberitahu oleh tenaga kesehatan. Jika lansia mengatakan iya dan memenuhi kriteria lainnya, kemudian peneliti menanyakan apakah lansia bersedia menjadi responden atau tidak. Jika bersedia, lansia akan menandatangi lembar persetujuan. Akan tetapi, jika tidak bersedia, peneliti akan mencari responden yang lainnya.

Peneliti menggunakan metode Cronbach Alpha (α) untuk uji reliabilitas. Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai α diantara 0.7-0.95 (Tavakol dan Dennick, 2011). Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis terhadap 30 responden diperoleh nilai 0,881. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen telah reliabel karena nilai r alpha > nilai r tabel.

4.7 Pengumpulan Data

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU. Setelah itu, permohonan izin tersebut dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. Kemudian, pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan memberikan tembusan ke Kantor Kecamatan Medan Johor. Setelah itu, pihak dari Kantor Kecamatan Medan Johor merekomendasikan tempat penelitiannya di Kelurahan Kwala Bekala, dengan alasan jumlah lansia di kelurahan tersebut cukup banyak dibandingkan dengan kelurahan yang lainnya. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pihak kelurahan, peneliti langsung mencari responden dengan mendatangi dari rumah ke rumah ataupun bertanya kepada warga sekitar. Kemudian peneliti melakukan pendekatan kepada keluarga ataupun respondennya langsung dengan menjelaskan tujuan penelitian dan menggali informasi tentang


(45)

kriteria responden yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya, seperti apakah lansia memiliki penyakit kronis yang pernah diberitahu oleh tenaga kesehatan atau tidak. Jika lansia mengatakan iya dan memenuhi kriteria lainnya, kemudian peneliti menanyakan apakah lansia bersedia menjadi responden atau tidak.

Apabila responden sudah sesuai dengan kriteria yang dibuat oleh peneliti dan bersedia menandatangi lembar persetujuan (informed consent), berarti responden tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti menanyakan dan menuliskan data demografi lansia. Kemudian, peneliti membacakan kuesionernya dan menuliskan jawabannya sesuai dengan jawaban yang dipilih oleh lansia sebagai responden. Akan tetapi, jika lansia menolak untuk menjadi responden dalam penelitian ini, peneliti tidak memaksa dan mencari responden yang lain. Setelah selesai pengumpulan data, dilakukan analisa data menggunakan sistem komputerisasi.

4.8 Analisa Data

Setelah pengumpulan data selesai, maka dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu editing, dan coding. Tahap editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti mengecek kelengkapan semua kuesioner dan kelengkapan jawaban yang diberikan oleh responden. Tahap coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori untuk mempermudah ketika melakukan analisa data. Tahap


(46)

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi untuk mengetahui dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.


(47)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor. Penelitian dilakukan pada 25 April-15 Juni, dengan jumlah responden sebanyak 65 responden.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian mengenai dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor diuraikan seperti berikut ini.

5.1.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan dari data yang sudah dikumpulkan, peneliti memaparkan hasil yang diperoleh, yaitu distribusi karakteristik responden dan dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis. Gambaran umum dari karakteristik responden dalam penelitian ini adalah:

Dari 65 responden yang diteliti, didapat karakteristik responden yang menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 50 responden (76.9%), berumur 60-74 tahun sebanyak 45 responden (69.2%), bersuku Batak sebanyak 35 responden (53.8%), sebagian besar hanya tamatan Sekolah Dasar yaitu sebanyak 29 responden (44.6%). Dari hasil yang di dapat terlihat bahwa mayoritas responden berpendidikan rendah.

Sementara sebagian besar responden yaitu sebanyak 50 responden (42,7%) memiliki riwayat penyakit rematik. Mayoritas lansia tinggal bersama anak yaitu


(48)

61 responden (93.8%) dan sebanyak 54 responden (83.1%) anggota keluarga yang tinggal bersama lansia bekerja. Untuk lebih lengkap, hasil karakteristik responden ini disajikan dalam bentuk tabel, seperti berikut ini:

Tabel 5.1.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan Karakteristik Lansia di Kelurahan Kwala Bekala (n=65)

No. Karakteristik Responden n % 1. Jenis Kelamin

a. Laki-laki 15 23.1 b. Perempuan 50 76.9 2. Umur

a. 60-74 tahun 45 69.2 b. 75-90 tahun 19 29.2 c. Di atas 90 tahun 1 1.5 3. Suku

a. Jawa 23 35.4

b. Batak 35 53.8

c. Melayu 7 10.8

4. Pendidikan Terakhir

a. Tidak sekolah/tidak tamat SD 21 32.3

b. SD 29 44.6

c. SMP 8 12.3

d. SMA 5 7.7

e. Perguruan Tinggi 2 3.1 5. Penyakit Kronis

a. Rematik 50 42.7

b. Hipertensi 20 17.1

c. Penyakit Jantung 1 0.9 d. Diabetes Mellitus 16 13.7

e. Stroke 1 0.9

f. dan lain-lain (asam urat, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan

asma, katarak) 29 24.8

6. Keluarga yang Tinggal Bersama Lansia

a. Suami/Istri 3 4.6

b. Anak/Menantu 61 93.8

c. Saudara Kandung 1 1.5

7. Anggota Keluarga Bekerja

a. Ya, bekerja 54 83.1 b. Tidak bekerja 11 16.9


(49)

5.1.2 Gambaran Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga kepada lansia yang memiliki penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 48 responden (73.8%).

Gambaran umum dari komponen dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dijelaskan seperti berikut ini.

a. Dukungan Informasional Keluarga

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan informasional yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis masih kurang, yaitu sebanyak 38 responden (58.5%).

b. Dukungan Penilaian Keluarga

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan penilaian yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis sudah baik, yaitu sebanyak 35 responden (53.8%).

c. Dukungan Instrumental Keluarga

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan instrumental yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 41 responden (63.1%).

d. Dukungan Emosional Keluarga

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan emosional yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 37 responden (56.9%).


(50)

Untuk lebih lengkap, hasil dari dukungan keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala (n=65)

No. Dukungan Keluarga n % 1. Dukungan Keluarga

a. Baik 3 4.6

b. Sedang 48 73.8 c. Kurang 14 21.5 2. Dukungan Informasional Keluarga

a. Baik - -

b. Sedang 27 41.5 c. Kurang 38 58.5 3. Dukungan Penilaian Keluarga

a. Baik 35 53.8 b. Sedang 29 44.6 c. Kurang 1 1.5 4. Dukungan Instrumental Keluarga

a. Baik 4 6.2

b. Sedang 41 63.1 c. Kurang 20 30.8 5. Dukungan Emosional Keluarga

a. Baik 21 32.3

b. Sedang 37 56.9

c. Kurang 7 10.8

5.1.3 Gambaran Dukungan Informasional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Berdasarkan dari 65 jawaban responden, untuk dukungan informasional yang diberikan oleh keluarga kepada responden, hasil menunjukkan bahwa 62 responden (95,4%) menjawab bila keluarga tidak pernah memberikan informasi kepada responden mengenai pentingnya berolahraga dan 61 responden (93,8%) mengatakan bila keluarga tidak pernah menyarankan kepada responden untuk rutin mengikuti kegiatan kesehatan di Puskesmas/Posyandu.


(51)

Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan keluarga informasional disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Lansia tentang Dukungan Informasional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

1. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya menjaga kesehatan 4 (6,2%) 34 (52,3%) 18 (27,7%) 9 (13,8%)

2. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang penyakit yang sedang diderita 1 (1,5%) 24 (36,9%) 15 (23,1%) 25 (38,5%)

3. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang makanan yang berbahaya bagi penyakitnya

4 (6,2%) 29 (44,6%) 8 (12,3%) 24 (36,9%)

4. Keluarga menyarankan kepada Bapak/Ibu untuk mengkonsumsi air putih lebih banyak

0 (0%) 11 (16,9%) 13 (20,0%) 41 (63,1%)

5. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya istirahat yang cukup bagi kesehatan 0 (0%) 15 (23,1%) 10 (15,4%) 40 (61,5%)

6. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya makan buah bagi kesehatan

4 (6,2%) 25 (38,5%) 22 (33,8%) 14 (21,5%)

7. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya bahaya makanan berlemak bagi kesehatan 3 (4,6%) 28 (43,1%) 9 (13,8%) 25 (38,5%)

8. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya berolahraga secara teratur

0 (0%) 1 (1,5%) 2 (3,1%) 62 (95,4%)

9. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri bagi kesehatan 0 (0%) 9 (13,8%) 11 (16,9%) 45 (69,2%)

10. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin ke puskesmas/pelayanan kesehatan 0 (0%) 28 (43,1%) 11 (16,9%) 26 (40,0%)

11. Keluarga menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang pentingnya meminum obat secara teratur

0 (0%) 17 (26,2%) 5 (7,7%) 43 (66,2%)

12. Keluarga menyarankan kepada Bapak/Ibu untuk rutin mengikuti kegiatan kesehatan di Puskesmas atau Posyandu lansia

0 (0%) 0 (0%) 4 (6,2%) 61 (93,8%)

13. Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk

mengontrol makanan dan memperhatikan

berat badannya agar seimbang

2 (3,1%) 19 (29,2%) 7 (10,8%) 37 (56,9%)


(52)

5.1.4 Gambaran Dukungan Penilaian Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

Berdasarkan dari 65 jawaban responden, hasil menunjukkan bahwa mayoritas dukungan penilaian yang diberikan oleh keluarga terhadap lansia, berupa keluarga tidak pernah meminta responden untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah, yaitu sebesar 60 responden (92,3%), dan keluarga juga tidak pernah tidak melibatkan responden dalam musyawarah keluarga yaitu sebanyak 45 responden (69,2%).

Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan keluarga penilaian disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Lansia tentang Dukungan Penilaian Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

1. Keluarga tidak melibatkan Bapak/Ibu

dalam musyawarah keluarga

2 (3,1%) 10 (15,4%) 8 (12,3%) 45 (69,2%)

2. Keluarga meminta pendapat Bapak/Ibu untuk menentukan tempat berobat atau tempat memeriksakan kesehatannya 6 (9,2%) 21 (32,3%) 8 (12,3%) 30 (46,2%)

3. Keluarga mendengarkan saran yang diberikan oleh Bapak/Ibu

4 (6,2%) 29 (44,6%) 21 (32,3%) 11 (16,9%) 4. Keluarga mengikutsertakan

Bapak/Ibu dalam setiap acara keluarga 6 (9,2%) 43 (66,2%) 4 (6,2%) 12 (18,5%)

5. Keluarga meminta Bapak/Ibu untuk melakukan semua pekerjaan rumah 1 (1,5%) 0 (0%) 4 (6,2%) 60 (92,3%)

6. Keluarga mengajak Bapak/Ibu apabila ada

acara keluarga di luar rumah

6 (9,2%) 43 (66,2%) 5 (7,7%) 11 (16,9%)

7. Keluarga menerima Bapak/Ibu apa adanya

dengan segala bentuk keterbatasannya 22 (33,8%) 41 (63,1%) 2 (3,1%) 0 (0%)

8. Keluarga membiarkan Bapak/Ibu untuk memakan apa saja yang disukai 1 (1,5%) 18 (27,7%) 12 (18,5%) 34 (52,3%)


(53)

5.1.4 Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

Berdasarkan dari 65 jawaban responden, hasil menunjukkan bahwa responden mengatakan bahwa keluarga tidak pernah memfasilitasi responden untuk berolahraga yaitu sebanyak 65 responden (100%) dan tidak pernah menyediakan makanan khusus yang tidak bertentangan dengan penyakit responden sebanyak 43 responden (66,2%) dalam pemenuhan dukungan instrumental bagi responden.

Untuk lebih lengkap, hasil dari jawaban responden pada setiap pernyataan untuk dukungan keluarga instrumental disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Lansia tentang Dukungan Instrumental Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

1. Keluarga menemani Bapak/Ibu untuk berobat atau memeriksakan kesehatan 12 (18,5%) 26 (40,0%) 10 (15,4%) 17 (26,2%)

2. Keluarga menyediakan obat-obatan yang diperlukan Bapak/Ibu 7 (10,8%) 26 (40,0%) 8 (12,3%) 24 (36,9%)

3. Keluarga memfasilitasi Bapak/Ibu untuk berolahraga

0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 65 (100%) 4. Keluarga membawa Bapak/Ibu

berobat atau memeriksakan kesehatan jika kondisi sangat menurun saja 13 (20,0%) 32 (49,2%) 6 (9,2%) 14 (21,5%)

5. Keluarga mempersiapkan dana khusus untuk biaya berobat atau memeriksakan kesehatan Bapak/Ibu 6 (9,2%) 17 (26,2%) 10 (15,4%) 32 (49,2%)

6. Keluarga menyediakan makanan khusus yang tidak bertentangan dengan penyakit Bapak/Ibu

2 (3,1%) 14 (21,5%) 6 (9,2%) 43 (66,2%)

7. Keluarga memberikan suasana tenang/ nyaman kepada Bapak/Ibu di rumah

31 (47,7%) 33 (50,8%) 1 (1,5%) 0 (0%)


(54)

5.1.6 Gambaran Dukungan Emosional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

Berdasarkan dari 65 jawaban responden, hasil menunjukkan bahwa untuk dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga, keluarga tidak pernah membiarkan responden sendiri ketika menghadapi masalah, yaitu sebesar 45 responden (69,2%). Akan tetapi, persentase tertinggi juga menunjukkan bila keluarga tidak pernah mengingatkan lansia untuk melakukan kontrol kesehatan sebanyak 52 responden (80,0%).

Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden tentang Dukungan Emosional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor (n=65)

No. Pernyataan Selalu Sering Jarang

Tidak Pernah 1. Keluarga menunjukkan wajah

yang menyenangkan saat membantu atau melayani Bapak/Ibu 25 (38,5%) 32 (49,2%) 8 (12,3%) 0 (0%)

2. Keluarga merawat Bapak/Ibu dengan penuh kasih sayang

25 (38,5%) 38 (58,5%) 2 (3,1%) 0 (0%) 3. Keluarga membantu Bapak/Ibu

dengan tulus ikhlas

25 (38,5%) 38 (58,5%) 2 (3,1%) 0 (0%) 4. Keluarga mendengarkan

keluhan-keluhan yang Bapak/Ibu rasakan

9 (13,8%) 33 (50,8%) 7 (10,8%) 16 (24,6%) 5. Keluarga menanyakan

keluhan-keluhan yang Bapak/Ibu rasakan

5 (7,7%) 39 (60,0%) 9 (13,8%) 12 (18,5%) 6. Keluarga membiarkan Bapak/Ibu

sendiri saat menghadapi masalah

1 (1,5%) 13 (20,0%) 6 (9,2%) 45 (69,2%) 7. Keluarga mengetahui jadwal

pemeriksaan kesehatan/kontrol Bapak/Ibu 3 (4,6%) 8 (12,3%) 5 (7,7%) 49 (75,4%)

8. Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk memeriksakan kesehatan/kontrol sesuai jadwal 3 (4,6%) 7 (10,8%) 3 (4,6%) 52 (80,0%)


(55)

5.2 Pembahasan

Pembahasan pada penelitian mengenai dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis diuraikan seperti berikut ini.

5.2.1 Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di

Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga kepada lansia yang memiliki penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 48 responden (73.8%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratikwo, Pietojo, & Widjanarko (2006), dimana lansia yang mendapatkan dukungan keluarga kategori sedang sebanyak 46,9% berperilaku sehat dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratikwo, Pietojo, & Widjanarko (2006) ini memperlihatkan bahwa semakin baik dukungan keluarga terhadap lansia, proporsi lansia yang berperilaku sehat kategori baik juga semakin besar.

Dukungan dari teman-teman dan keluarga berperan penting dalam kepatuhan jangka panjang. Schatz menemukan bahwa suatu komponen kepatuhan pada pasien diabetes adalah dukungan dari teman-teman dan keluarganya. Dukungan keluarga juga telah pula diketahui sangat penting dalam kepatuhan terhadap program pengobatan jangka panjang (Stanley&Gauntlett, 2006).

Penelitian yang dilakukan oleh Coffman, M.J (2008 dalam Yusra, 2011) tentang efek dukungan sosial dan depresi terhadap self efikasi DM tipe 2 mengatakan bahwa umumnya dukungan yang diterima oleh pasien DM tipe 2 adalah dari keluarga. Selain itu, dari teman-teman dan petugas kesehatan.


(56)

Dukungan keluarga juga dilihat dari segi emosional, penghargaan, instrumental, dan informasi.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bila komponen dukungan keluarga yang seharusnya mendapatkan nilai baik, pada kenyataannya memberikan hasil yang terendah. Hal ini dapat dilihat dari dukungan informasional keluarga yang rendah maupun dukungan instrumental dan emosional keluarga yang hanya memberikan kontribusi nilai di level sedang. Dukungan informasional keluarga yang rendah mempengaruhi dukungan keluarga yang diberikan. Potter&Perry (2009) mengatakan bahwa lansia menerima sebagian besar informasi kesehatan mereka dari media cetak, seperti majalah kesehatan dan kolom medis, buku-buku kedokteran dan ensiklopedia, televisi, anggota keluarga, teman-teman, dokter, perawat, dan apoteker. Sehingga apabila semua pendukung tersebut dapat berjalan dengan baik, dukungan informasi yang dibutuhkan oleh lansia dapat terpenuhi dengan baik pula.

Bila dilihat berdasarkan dari jawaban yang diberikan oleh lansia, ada beberapa pernyataan seperti keluarga mengetahui dan mengingatkan lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, sebagian besar lansia (80%) memberikan jawaban tidak pernah. Hal ini bukan disebabkan oleh keluarga yang tidak mengingatkannya, melainkan memang lansianya yang tidak memiliki jadwal rutin untuk melakukan pemeriksaan dikarenakan keluarga hanya membawa lansia ketika kondisi sedang mengalami penurunan saja.


(57)

5.2.2 Dukungan Infomasional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan informasional yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis masih kurang, yaitu sebanyak 38 responden (58.5%). Hasil ini tentunya berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh oleh Yenni (2011) yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga informasional yang diberikan kepada lansia sudah baik yaitu sebanyak 76% dan kurang 67%.

Pada penelitian ini, sebagian besar keluarga tidak pernah memberikan informasi kepada lansia terkait dengan penyakit yang dimiliki oleh lansia maupun hal-hal lain yang dapat meningkatkan derajat kesehatan untuk lansia. Berdasarkan dari jawaban lansia yang diberikan terlihat bahwa keluarga tidak pernah menjelaskan kepada lansia tentang pentingnya berolahraga secara teratur sebanyak 95,4%. Berdasarkan dari jawaban responden, terlihat bahwa olahraga bukanlah suatu kebutuhan bagi keluarga sehingga tidak ada yang mengingatkan lansia untuk berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Suharjana (2004) tentang perilaku hidup sehat lansia terhadap kesegaran jasmani di Dusun Karanggawang, Desa Mororejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa perilaku hidup sehat lansia dalam kategori tidak baik. Kemungkinan para lansia dan keluarga belum atau kurang memahami manfaat memiliki kesegaran jasmani yang baik atau sangat baik. Padahal berbagai penelitian memperlihatkan bahwa olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke/lumpuh, diabetes mellitus, darah tinggi, dan osteoporosis/rapuh tulang.


(58)

Padahal, sekecil apapun jumlah aktivitas fisik yang dilakukan terutama di luar rumah, dapat meningkatkan sikap, mengurangi stres dan kesepian, menjadikan tidur lebih baik, dan mencegah perasaan depresi. Akan tetapi, hanya 43% orang yang berusia lebih dari 65 tahun melakukan latihan fisik secara fisik. Faktor pendidikan dapat membantu lansia untuk memahami keuntungan-keuntungan latihan fisik dan membantu mereka dalam memilih jenis latihan yang benar (Stanley&Gauntlett, 2006).

Selain dari faktor tidak pernahnya lansia dijelaskan tentang pentingnya berolahraga, keluarga juga tidak pernah menyarankan lansia untuk rutin mengikuti kegiatan kesehatan di Puskesmas atau Posyandu Lansia yaitu sebanyak 93,8%. Bila dilihat berdasarkan karakteristik responden, 83,1% keluarga yang tinggal bersama lansia adalah mereka yang bekerja sehingga lansia tidak diberitahukan tentang pentingnya mengikuti kegiatan kesehatan di puskesmas atau posyandu lansia dikarenakan oleh kesibukan anggota keluarga yang bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani & Wahyuni (2012), yang menunjukkan bahwa 60 responden mempunyai dukungan keluarga yang rendah dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini dikarenakan lansia yang tidak diingatkan jadwal posyandu oleh keluarganya karena keluarga sibuk bekerja dan keluarga tidak memberikan semangat pada lansia dalam menghadiri kegiatan di posyandu lansia.


(59)

5.2.3 Dukungan Penilaian Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan penilaian yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis sudah baik, yaitu sebanyak 35 responden (53.8%). Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenni (2011), dimana 78% lansia sudah mendapatkan dukungan penilaian yang baik. Dukungan penghargaan merupakan bentuk fungsi afektif dari keluarga. Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010), keluarga berfungsi sebagai sumber cinta, pengakuan, penghargaan, dan dukungan primer. Selain itu, dukungan penilaian ini bisa bersifat positif maupun negatif, yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang (Setiadi, 2008).

Berdasarkan dari jawaban responden, terlihat bila dukungan penilaian yang diberikan oleh keluarga keluarga sudah baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan oleh responden, dimana 60 responden (92,3%) mengatakan bila keluarga tidak pernah meminta lansia untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah, dan 45 responden (69,2%) mengatakan bila keluarga tidak pernah tidak melibatkan responden dalam musyawarah keluarga.

Hal ini disebabkan oleh sebagian besar lansia tinggal bersama anak mereka (93,8%). Seperti yang dikatakan oleh Friedman, Bowden, & Jones (2010) bahwa kepatuhan anak seperti rasa hormat terhadap orang tua, kakek/nenek dan ornag yang lebih tua, merupakan suatu nilai yang diasuh dengan tinggi di dalam keluarga Asia tradisional. Hal ini menjelaskan bahwa anak harus membayar kembali cinta dan asuhan orang tua dengan merawat mereka selama masa tua mereka. Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut nilai ketimuran,


(60)

dimana salah satu nilai ketimurannya terletak pada menghormati orang yang lebih tua. Hal ini juga dikatakan oleh Indrizal (2005), yang mengatakan bila keberadaan anak dalam keluarga di Indonesia umumnya memiliki nilai yang amat penting sebagai tumpuan harapan orang tua. Anak-anaklah yang biasanya paling diharapkan dapat memberikan bantuan materil maupun moril terhadap orang tua mereka yang sudah lansia sampai ajal tiba.

Bila dilihat berdasarkan jawaban lansia, 46,2% lansia mengatakan bila keluarga tidak pernah meminta pendapat lansia mengenai tempat berobat. Hal ini dikarenakan lansia sering dibawa berobat ketika keadaan sudah sangat menurun saja yaitu sebesar 49,2%, sehingga ketika lansia sudah dalam kondisi menurun, keluarga tidak mungkin menanyakan hal tersebut kepada lansia.

5.2.4 Dukungan Instrumental Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Keluahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan instrumental yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 41 responden (63.1%). Dukungan instrumental ini masuk dalam bentuk fungsi perawatan kesehatan dan ekonomi bagi keluarga, dimana dukungan instrumental diberikan dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan, dan lain-lain (Setiadi, 2008). Bentuk dukungan instrumental yang diberikan keluarga dapat berupa bantuan tenaga maupun waktu kepada anggota keluarganya.

Penelitian yang dilakukan oleh Yenni (2011) memberikan hasil yang berbeda dengan hasil penelitian ini, dimana dukungan instrumental yang didapat


(61)

lansia sudah dalam kategori baik, yaitu sebesar 72%. Berdasarkan dari jawaban lansia yang mengatakan bila keluarga tidak pernah mempersiapkan dana khusus untuk biaya pengobatan lansia sebesar 49,2%. Hal ini bukan disebabkan oleh keluarga yang tidak mengingatkannya, melainkan memang lansianya yang tidak memiliki jadwal rutin untuk melakukan pemeriksaan dikarenakan oleh lansia yang tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke puskesmas/pelayanan kesehatan dan keluarga hanya membawa lansia ketika kondisi sedang mengalami penurunan kesehatan saja.

Dalam Yenni (2011) mengatakan bila lansia yang memiliki penyakit kronis kadang membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lansia dengan penyakit kronis harus melakukan perubahan gaya hidup, harus menjalani pengobatan, pengeluaran obat-obatan. Sementara itu, lansia yang sudah memasuki masa pensiun atau tidak lagi bekerja karena penurunan kemampuan fisik, sehingga sumber penghasilan atau pendapatan menjadi berkurang. Oleh karena itu, lansia membutuhkan bantuan dari pihak lain, seperti keluarga untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain dikarenakan faktor tersebut, berdasarkan dari jawaban lansia yang mengatakan bila keluarga tidak pernah memfasilitasi lansia untuk berolahraga, baik dari segi waktu maupun penyediaan fasilitas yang dibutuhkan. Berdasarkan dari jawaban responden, terlihat bahwa olahraga bukanlah suatu kebutuhan bagi keluarga sehingga tidak ada yang mengingatkan lansia untuk berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dan Suharjana (2004) tentang perilaku hidup sehat lansia terhadap kesegaran jasmani di Dusun Karanggawang, Desa Mororejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa perilaku


(62)

hidup sehat lansia dalam kategori tidak baik. Kemungkinan para lansia dan keluarga belum atau kurang memahami manfaat memiliki kesegaran jasmani yang baik atau sangat baik. Padahal berbagai penelitian memperlihatkan bahwa olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung, stroke/lumpuh, diabetes mellitus, darah tinggi, dan osteoporosis/rapuh tulang.

5.2.5 Dukungan Emosional Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor

Dari 65 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan emosional yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 37 responden (56.9%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenni (2011), menunjukkan hasil yang berbeda, dimana lansia hipertensi sudah mendapatkan dukungan emosional yang baik. Yenni (2011) mengatakan bahwa sebagian besar keluarga telah memahami bila lansia hipertensi harus diberikan perhatian dan kasih sayang agar lansia tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalah dan merasa putus asa.

Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2010), dukungan emosional termasuk ke dalam fungsi afektif. Melalui pemenuhan fungsi afektif, keluarga meningkatkan kualitas kemanusiaan, stabilitas kepribadian dan perilaku, serta harga diri anggota keluarg. Ketika masing-masing anggota mendapat kasih sayang dan asuhan dari anggota lainnya dalam keluarga, kapasitasnya untuk memberi ke anggota lainnya meningkat, dengan hasil saling mendukung dan memberikan kehangatan emosional di antara anggota keluarga.


(63)

Dukungan emosi dari keluarga dan orang terdekat akan memberi kita cinta dan perasaan berbagi beban. Kemampuan berbicara kepada seseorang dan mengekspresikan perasaan secara terbuka dapat membantu dalam menguasai keadaan (Smeltzer & Bare, 2002).

Berdasarkan dari jawaban responden, keluarga sudah menunjukkan sikap penerimaan yang positif terhadap responden, seperti sering menunjukkan wajah yang menyenangkan, kasih sayang, tulus dan mendengarkan serta menanyakan keluhan yang dirasakan oleh responden. Akan tetapi, keluarga tidak pernah mengetahui apalagi mengingatkan responden mengenai jadwal kontrol kesehatan. Hal ini disebabkan oleh lansia yang dibawa ke pelayanan kesehatan hanya ketika dalam keadaan menurun saja, sehingga lansia tidak memiliki jadwal yang rutin dalam pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan.

Berdasarkan dari data karakteristik responden, 61 lansia (93,8%) tinggal bersama anak/menantu. Menurut Tamher & Noorkasiani (2009), sekitar 65% dari lansia yang mengalami gangguan kesehatan dan hidup dengan ditemani oleh seseorang yang mengingatkan tentang masalah kesehatannya. Seperti yang dikatakan oleh Friedman, Bowden, & Jones (2010) bahwa kepatuhan anak seperti rasa hormat terhadap orang tua, kakek/nenek dan ornag yang lebih tua, merupakan suatu nilai yang diasuh dengan tinggi di dalam keluarga Asia tradisional. Hal ini menjelaskan bahwa anak harus membayar kembali cinta dan asuhan orang tua dengan merawat mereka selama masa tua mereka.


(64)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada 65 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu sebanyak 76,9%, 69,2% berusia 60-74 tahun, dan 83,1% anggota keluarga bekerja. Hasil penelitian untuk dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada lansia dengan penyakit kronis dikategorikan sedang (73,8%). Sementara untuk komponen dukungan keluarga yang paling tinggi adalah dukungan penilaian yang dikategorikan baik (53,8%) dan dukungan informasional merupakan dukungan keluarga yang terendah yaitu masih dalam kategori kurang (53,8%). Hasil ini dipengaruhi oleh faktor kesibukan anggota keluarga yang bekerja. Berdasarkan karakteristik responden, 83,1% anggota keluarga bekerja, sehingga kesibukan anggota keluarga membuat anggota keluarga kurang memberikan dukungan kepada lansia seperti pemberian informasi terkait masalah kesehatan lansia.


(65)

6.2 Saran

6.2.1 Saran Terhadap Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian terdapat pada pengambilan jumlah populasi lansia dengan penyakit kronis yang kurang tepat, yaitu dari pihak kelurahan. Padahal seharusnya, peneliti mengambil jumlah lansia dengan penyakit kronis dari pihak puskesmas. Meskipun lansia menjawab memiliki penyakit kronis, kemungkinan jawaban untuk bias cukup besar karena sampel yang terjaring belum tentu merupakan lansia dengan penyakit kronis yang tercatat di puskesmas. Oleh karena itu, pengumpulan data pada penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan berdasarkan data puskesmas yang tercatat sehingga memberikan hasil yang lebih baik dari hasil penelitian ini.

6.2.2 Saran Terhadap Praktek Keperawatan

Saran untuk praktek keperawatan, khususnya perawat komunitas yang bertugas di Puskesmas, diharapkan dapat melakukan lebih banyak penyuluhan kesehatan kepada keluarga maupun lansianya agar mereka mengetahui banyak informasi terkait kesehatan. Selain itu, diharapkan perawat komunitas dapat mengaktifkan puskesmas dan kegiatan-kegiatannya lebih baik, karena ketika proses pengumpulan data, sebagian besar lansia jarang ke puskesmas dan tidak pernah mengikuti kegiatan di puskesmas ataupun posyandu. Padahal, kegiatan-kegiatan di posyandu maupun pemeriksaan kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan, tak terkecuali bagi lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi organ tubuh.


(66)

6.2.3 Saran Terhadap Peneliti Selanjutnya

Saran untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat melakukan pengumpulan data berdasarkan data puskesmas yang tercatat sehingga memberikan hasil yang lebih baik dari hasil penelitian ini. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti dapat meneliti mengenai dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis yang lebih spesifik lagi.


(67)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga menurut WHO (1969) dalam Mubarak, dkk (2009) merupakan beberapa individu yang terdiri dari kepala keluarga dan anggota rumah tangga lainnya yang dihubungkan oleh pertalian darah, adopsi, dan perkawinan.

Keluarga menurut Departemen Kesehatan RI (1998) dalam Mubarak, dkk (2009) adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul serta bertempat tinggal di suatu tempat dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Friedman (2010) mengatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah beberapa individu yang berkumpul dalam satu atap yang dihubungkan dengan pertalian darah dan memiliki hubungan erat satu sama lain.

Kozier (2011), keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat. Keluarga terdiri dari beberapa individu, pria maupun wanita, muda atau tua, terkait secara genetik maupun tidak, yang dianggap satu sama lain sebagai orang terdekat. Setiap individu dalam satu rumah akan saling berinteraksi dan ketergantungan satu sama lain untuk mencapai satu tujuan bersama.


(68)

Menurut Efendi & Makhfudli (2009), keluarga merupakan suatu sistem yang terbuka yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan sebagai supra-sistemnya, begitupun sebaliknya, keluarga sebagai sub-sistem dari lingkungan juga dapat mempengaruhi masyarakat.

Dalam merawat lansia, keluarga memiliki peranan untuk menjaga dan merawat kondisi fisik lansia, meningkatkan status mental lansia, mengantisipasi adanya perubahan sosial dan ekonomi serta memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya (Mubarak, dkk, 2009). Dengan adanya peran keluarga tersebut, diharapkan lansia tetap dalam keadaan optimal dan produktif hingga akhir hayatnya.

2.1.2 Fungsi keluarga

Friedman (2010), fungsi keluarga terbagi menjadi lima bagian, diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan/pemulihan kesehatan.

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Sedangkan fungsi sosialisasi merupakan fungsi keluarga untuk mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah dan berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Lain halnya dengan fungsi reproduksi yang merupakan fungsi keluarga untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

Sementara itu, fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan


(69)

kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan merupakan fungsi keluarga untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

2.1.3 Tugas Keluarga dalam Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu: 1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil apapun yang dialami oleh anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, sehingga apabila terjadi perubahan segera dicatat perubahannya tersebut. 2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Keluarga mencari pertolongan yang sesuai dengan keadaan keluarga dan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan untuk menentukan tindakan keluarga untuk melakukan tindakan yang tepat sehingga masalah kesehatannya dapat dikurangi atau teratasi. 3) Memberikan pelayanan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit atau mengalami kecacatan. Keluarga memfasilitasi kepada anggota keluarga untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. 4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan


(70)

2.2 Dukungan Keluarga

2.2.1 Definisi Dukungan Keluarga

Friedman (2010) mengatakan bahwa dukungan keluarga adalah suatu proses yang terjadi selama masa hidup, dengan sifat dan tipe dukungan sosial bervariasi pada masing-masing tahap siklus kehidupan keluarga.

Cohen & Syme (1996 dalam Setiadi, 2008) berpendapat bahwa dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang diberikan kepada individu sehingga individu tersebut merasa diperhatikan, dihargai, dan dicintai yang diharapkan mampu meningkatkan kesehatan dan adaptasi individu dalam menjalankan kehidupannya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada individu sehingga individu tersebut merasa lebih berharga dalam menjalankan kehidupannya.

Stuart & Sundeen (1995 dalam Tamher & Noorkasiani, 2009) mengatakan bahwa dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam menyelesaikan masalah. Dengan adanya dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi untuk menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat pula. Dukungan keluarga ini bersifat timbal balik, memiliki umpan balik, dan keterlibatan emosional dalam hubungan sosialnya.

Menurut Friedman (2010), dukungan keluarga dapat berasal dari internal, seperti dukungan dari suami/istri, anak dan saudara kandung, maupun dari eksternal, seperti dukungan dari sahabat, tetangga, keluarga besar maupun praktisi kesehatan.


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL...ii

KATA PEGANTAR…...iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR SKEMA...ix

ABSTRAK...x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi Pelayanan Keperawatan ... 6

1.4.2 Bagi Praktek Keperawatan ... 6

1.4.2 Bagi Peneliti ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Keluarga ... 8

2.1.1 Definisi Keluarga... 8

2.1.2 Fungsi Keluarga... 9

2.1.3 Tugas Keluarga dalam Kesehatan...10

2.2 Dukungan Keluarga ... 11

2.2.1 Definisi Dukungan Keluarga ... 11

2.2.2 Komponen Dukungan Keluarga ... 12

2.3 Lansia ... 13

2.3.1 Defenisi Lansia ... 13

2.3.2 Teori Penuaan ... 14

2.4 Penyakit Kronis ... 18

2.4.1 Definisi Penyakit Kronis ... 18

2.4.2 Fase-Fase Penyakit Kronis ... 19

2.4.3 Penyakit Kronis pada Lansia ... 20

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 21

3.1 Kerangka Penelitian ... 21

3.2.Defenisi Konseptual ... 21

3.3 Defenisi Operasional ... 22

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 24

4.1 Desain Penelitian ... 24


(2)

4.5 Instrumen Penelitian ... 26

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 29

4.7 Pengumpulan Data ... 30

4.8 Analisa Data ... 31

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

5.1 Hasil Penelitian ... 33

5.1.1 Karakteristik Responden ... 33

5.1.2 Gambaran Dukungan Keluarga ... 35

5.1.3 Gambaran Dukungan Informasional Keluarga ... 36

5.1.4 Gambaran Dukungan Penilaian Keluarga ... 38

5.1.5 Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga ... 39

5.1.6 Gambaran Dukungan Emosional Keluarga ... 40

5.2 Pembahasan ... 41

5.2.1 Dukungan Keluarga ... 41

5.2.2 Dukungan Informasional Keluarga ... 43

5.2.3 Dukungan Penilaian Keluarga ... 45

5.2.4 Dukungan Instrumental Keluarga ... 46

5.2.5 Dukungan Emosional Keluarga ... 48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 50

6.1 Kesimpulan ... 50

6.2 Saran ... 51

6.2.1 Saran terhadap Keterbatasan Penelitian ... 51

6.2.2 Saran terhadap Praktek Keperawatan ... 51

6.2.3 Saran terhadap Peneliti Selanjutnya ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian 2. Kuesioner

2.1 Kuesioner Data Demografi 2.2 Kuesioner Dukungan Keluarga 3. Jadwal Penelitian

4. Taksasi Dana

5. Lembar Persetujuan Uji Validitas 6. Surat Uji Reliabilitas Kuesioner 7. Surat Pengambilan Data

8. Hasil Uji Reliabilitas

9. Hasil Distribusi Frekuensi Data Demografi 10. Hasil Analisa Data Dukungan Keluarga 11. Daftar Riwayat Hidup


(3)

DAFTAR TABEL

3.1. Defenisi Operasional...22 5.1.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase

Karakteristik Responden...34 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase

Dukungan Keluarga...36 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

tentang Dukungan Informasional...37 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

tentang Dukungan Penilaian...38 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

tentang Dukungan Instrumental...39 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden


(4)

DAFTAR SKEMA

SKEMA HALAMAN

3.1. Kerangka penelitian dukungan keluarga pada lansia yang menderita penyakit kronis ... 21


(5)

Judul : Dukungan Keluarga pada Lansia dengan Penyakit Kronis di Kelurahan Kwala Bekala Kecamatan Medan Johor Peneliti : Tri Susi Tira Katri

NIM : 091101025

Jurusan : S1 Keperawatan Tahun Akademik : 2009

ABSTRAK

Setiap individu akan melewati proses yang alamiah dan melewati tahapan kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua. Jumlah lansia di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Akan tetapi, peningkatan populasi lansia ini akan diiringi dengan meningkatnya risiko untuk menderita penyakit kronis. Hal ini dikarenakan oleh faktor genetik maupun gaya hidup sehingga terjadi penurunan fungsi pada organ tubuhnya. Oleh karena itu, lansia yang memiliki riwayat penyakit kronis, membutuhkan dukungan dari orang lain, khususnya dukungan keluarga agar tidak merasa sendirian dalam menghadapi penyakitnya. Desain pada penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga pada lansia dengan penyakit kronis. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kwala Bekala dengan respondennya adalah lansia yang memiliki penyakit kronis dan tinggal bersama keluarga. Jumlah sampel yang digunakan adalah 65 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga kepada lansia berada dalam kategori sedang dengan persentase 73,8%. Dukungan informasional dalam kategori kurang 58,5%, dukungan penilaian dalam kategori baik 53,8%, dukungan instrumental dalam kategori sedang 63,1%, dukungan emosional dalam kategori sedang 56,9%. Hasil ini dipengaruhi oleh faktor kesibukan anggota keluarga yang bekerja. Berdasarkan karakteristik responden, 83,1% anggota keluarga bekerja, sehingga kesibukan anggota keluarga membuat anggota keluarga kurang memberikan dukungan kepada lansia. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti mengenai dukungan keluarga yang diberikan pada lansia dengan penyakit kronis yang lebih spesifik.


(6)

Title : Family Support For Elderly With Chronic Disease In Urban Village Of Kuala Bekala-Medan Johor District Researcher : Tri Susi Tira Katri

NIM : 091101025

Departement : Nursery Academic Yaer : 2009

Abstract

Each individual will through a natural process and stages of life that is child, adult, and old. Numbers of elderly all over the world is increasing significantly. The increasing numbers of elderly was followed by the risk of chronic disease. It is caused by genetic factors and life style which effected to the function of organs in body. Therefore, elderly who had chronic disease record needs family support in order to not feel alone with the disease. This study is descriptive to identify family support for elderly with chronic disease. The study took place in Kuala Bekala and the respondent were elderly who lived with family. The samples were 65 respondents using purposive sampling. The result showed that family support for elderly in middle category was 73,8%. Informational support in minimum category was 58%, support in good category was 53,8%, instrumental support in middle category was 63,1%, and emotional support in middle category was 56,9%. Next researcher could collect data based on recorded data from PUSKESMAS that would minimize bias answers.

keywords: family support, chronic disease

BAB 1 PENDAHULUAN