Resiko seksio sesaria Seksio Sesaria 1. Pengertian seksio sesaria

24 24 2 Faktor ibu Faktor ibu yang menyebabkan dilakukannya operasi misalnya panggul sempit atau abnormal, disfungsi kontraksi uterus, riwayat kematian prenatal, pernah mengalami trauma persalinan, dan ingin dilakukannya tindakan sterilisasi. Kondisi kehamilan bisa pula penyebab dilakukannya operasi misalnya tidak ada tanda persalinan padahal kehamilan harus diakhiri karena alasan janin dan ibunya. Ibu menderita eklamsi atau ketuban pecah dini, dan ingin dilakukan tindakan sterillisasi. Namun dari kondisi janin dan ibu tidak semuanya harus dilakukan persalinan dengan tindakan operasi dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu apabila persalinan pervagina membahayakan keselamatan ibu dan janinnya. Berikut ini faktor ibu yang menyebabkan janin harus dilahirkan dengan operasi: a Usia. b Panggul sempit CPD Cephalopelvis Disproportion. c Seksio sesaria yang berulang Persalinan sebelumnya dengan tindakan operasi sesaria. d Faktor hambatan jalan partus tak maju e Kelainan kontraksi f Ketuban pecah dini KPD

4. Resiko seksio sesaria

Seksio sesaria sebaiknya dilakukan karena pertimbangan medis, bukan keinginan pasien yang tidak mau menanggung rasa sakit. Hal ini karena resiko seksio sesaria lebih besar dari pada persalinan alami. Demikian teori yang disebutkan dalam Universitas Sumatera Utara 25 25 buku Obstetrics and gynecology. Didalamnya dijelaskan, dalam kondisi ibu janin yang sehat dan tidak ada kesulitan, seksio sesaria memiliki resiko. Menurut Peel dan Chamberlain, indikasi untuk melakukan operasi dengan berbagai penyebabnya mengakibatkan angka kematian ibu 17 sebelum dikoreksi dan 0.5 sesudah dikoreksi, sedangkan kematian janin 14,5. Pada 774 persalinan berikutnya, terjadi 1,03 rahim robek. Seksio sesaria berulang bisa terjadi. Misalnya, bayi dengan panggul ibu sempit sehingga setiap kali melahirkan harus seksio sesaria. Umumnya seksio sesarea dibatasi hanya tiga kali dan sebaiknya ibu menunggu sekurang-kurangnya dua tahun untuk merencanakan hamil kembali. Adapun resiko operasi seksio sesaria yaitu: a. Alergi Resiko pada pasien operasi sesaria adalah alergi terhadap obat tertentu karena penggunaan obat-obatan pada pasien dengan operasi sesaria lebih banyak di bandingkan dengan cara melahirkan alami. b. Perdarahan Perdarahan dapat mengakibatkan terbentuknya bekuan–bekuan darah pada pembuluh darah balik dikaki dan rongga panggul sebelum operasi, seorang wanita harus melakukan pemeriksaan darah lengakap, Salah satunya untuk mengetahui masalah pembekuan darahnya. Perdarahan bisa timbul pada waktu pembedahan jika arteri–arteri uteria ikut terbuka atau karena atonia uteri. Kehilangan darah yang cukup banyak dapat menyebabkan syok secara mendadak. Universitas Sumatera Utara 26 26 c. Cedera pada organ lain Jika operasi tidak dilakukan secara hati–hati, kemungkinan pembedahan dapat mengakibatkan terlukanya organ lain, seperti rektum atau kandung kemih. Penyembuhan luka bekas seksio sesaria yang tidak sempurna dapat menyebabkan infeksi pada organ rahim atau kandung kemih, selain itu dapat juga berdampak pada organ lain dengan menimbulkan perlekatan pada organ–organ didalam rongga perut untuk kehamilan resiko tinggi yang memerlukan penanganan khusus. d. Parut dalam rahim Seorang wanita yang sudah mengalami pembedahan akan memiliki parut dalam rahim, oleh karena itu tiap kehamamilan seperti persalinan berikutnya memerlukan pengawasan yang cermat sehubungan dengan bahaya rupture uteri, meskipun resiko sangat kecil terjadi. Pemeriksaan pasca seksio sesaria dapat dilakukan seminggu setelah persalinan. e. Demam. Setelah operasi tidak bisa dijelaskan penyebabnya, namun kadang–kadang demam bisa terjadi karena infeksi setelah seksio sesaria. f. Pengaruh produksi ASI Efek pembiusan bisa mempengaruhi produksi ASI jika dilakukan pembiusan total Narkose. Akibatnya kolostrum tidak bisa dinikmati bayi dan bayi tidak segera menyusui begitu ia dilahirkan. Namun apabila dilakukan dengan pembiusan regional spiral maka tidak banyak mempengaruhi produksi ASI Kasdu, 2003 . Universitas Sumatera Utara 27 27

D. Perawatan dan pemulihan pasca operasi seksio sesaria.