Jumlah kontak ibu hamil dengan bidan yang dilakukan selama kehamilan dalam rangka pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali atau lebih dengan
komposisi 1 kali ditrimester I, 1 kali ditrimester II dan 3 kali ditrimester III. b. Komponen pemeriksaan kehamilan 7T
Pelayanan pemeriksaan kehamilan yang diterima ibu saat melakukan kunjungan 7T meliputi, Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur
tinggi fundus uteri, ukur tekanan darah, imunisasi TT, tes penyakit menular seksual, pemberian tablet besi dan temu wicara.
6. BBLR yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat badan 2500 gr
3.6. Metode Pengukuran
Metode pengukuran sampel status sosial ekonomi pendidikan dan pendapatan, budaya ibu hamil pola makan, makanan pantangan, distribusi makanan
dalam keluarga dan pemeriksaan kehamilan jumlah kunjungan dan komponen pemeriksaan kehamilan 7T
3.6.1. Status Sosial Ekonomi
1. Pendidikan Pengukuran tingkat pendidikan diukur dengan mengkatagorikan jenjang
pendidikan formal responden kedalam 2 tingkat jenjang pendidikan, yaitu rendah dan tinggi dengan menggunakan skala ordinal.
1. Rendah, jika tamat SDSLTP 2. Tinggi, jika tamat SMA dan AkademiPT
Universitas Sumatera Utara
2. Pendapatan Pengukuran tingkat panghasilan responden diukur berdasarkan upah minimum
provinsi Sumatera Utara Keputusan Gubernur Sumatera Utara No 188.441042Tahun 2011, Pengkategorian penghasilan dari responden adalah :
1. Rendah, jika pendapatan Rp. 1.200.000 2. Tinggi, jika pendapatan lebih besar dari Rp.
≥ Rp. 1.200.000
Tabel. 3.2. Aspek Pengukuran Status Sosial Ekonomi Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan
No Variabel
Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur
1 Tingkat pendidikan
Kuesioner Ordinal
1.Rendah 2.Tinggi
2 Tingkat
pendapatan Kuesioner
Ordinal 1. Rendah 1.200.000
2. Tinggi ≥ 1.200.000
3.6.2. Budaya
1. Pola makan Pengukuran pola makan dengan menggunakan Metode Riwayat Makan
Dietary History Method untuk mendapatkan data tentang jenis makanan dan frekuensi makan sehari-hari menggunakan pertanyaan terdiri dari 7 pertanyaan,
kategori hasil ukur yaitu baik dan tidak baik, diberikan nilai skor 0 dan 1 yang terdiri dari 7 pertanyaan sehingga skor tertinggi responden 1. Pola makan diukur dengan
skala ordinal, dikategorikan: 1. Pola makan baik, jika responden memperoleh nilai
≥ median. 2. Pola makan tidak baik, apabila reponden memperoleh nilai median
2. Makanan pantangan
Universitas Sumatera Utara
Mengetahui ada atau tidaknya makanan pantangan respoden sewaktu hamil dilakukan dengan memberi pertanyaan. Pertanyaan diajukan 8 soal kuesioner
menggunakan skala likert dengan skor 0-1. Alternatif jawaban tidak benar diberi skor 0, benar diberi skor 1.
1. Ada, apabila responden memperoleh nilai ≥ median
2. Tidak ada, apabila responden memperoleh nilai median 3. Distribusi makanan dalam keluarga
Pembagian makanan dalam keluarga adalah adanya prioritas pembagian makanan pada anggota keluarga tertentu dalam keseharian di keluarga dengan memberi
pertanyaan. Pertanyaan diajukan 8 soal kuesioner menggunakan skala likert dengan skor 1-3. Alternatif jawaban tidak benar diberi skor 1, kurang benar diberi skor 2,
paling benar diberi skor 3. 1. Baik, jika responden memperoleh nilai
≥ median. 2. Kurang baik, jika responden memperoleh nilai median.
Tabel 3.3. Aspek Pengukuran Budaya Pola Makan, Makanan Pantangan, Pembagian Makanan dalam Keluarga
No Variabel
Cara Ukur Skala
Hasil Ukur
1 Pola Makan
Kuesioner Ordinal
1. Baik 2. Tidak Baik
2 Makanan pantangan
Kuesioner Ordinal
1. Ada 2. Tidak ada
3 Pembagian makanan dalam
keluarga Kuesioner
Ordinal 1. Baik
2. Tidak baik
Universitas Sumatera Utara
3.6.3. Pemeriksaan Kehamilan