Banyak sekali pengaruh atau faktor – faktor yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak
memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan. Tetapi banyak yang mempengaruhi kesehatan di Indonesia, anatara lain masih adanya pengaruh sosial
budaya yang turun temurun masih dianut sampai dengan saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan prilaku budaya yang dinilai tidak sesuai
dengan prinsip – prinsip kesehatan menurut ilmu kedokteran atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan bagi ibu dan anaknya
Syafrudin Mariam 2010. Adapun budaya yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah :
2.2.1. Pola Makan
Pola makan adalah cara seseorang atau kelompok orang dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi
budaya dan sosial Waryana, 2010. Pola makan yang baik akan cukup menyediakan gizi yang dibutuhkan untuk kesehatan kehamilan, dan mengurangi risiko lahirnya
bayi cacat. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan kurang pada
ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin Samhadi, 2011 Gambaran pola makan dapat diperoleh dengan metode riwayat makan
Diettary History Methode adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti
Universitas Sumatera Utara
hari, minggu, bulan atau tahun. Dengan menggunakan metode riwayat makan angka kecukupan gizi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan selama kehamilan.
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Per Orang Perhari Menurut Ukuran Rumah Tangga
Ibu Hamil Bahan Makanan
Ukuran Rumah Tangga
Makanan pokok Nasi, Jagung, Ubi 4-5 piring
Lauk hewani Ikan, Telur, Daging, dan sebagainya
3-4 potong
Lauk nabati Tempe, Tahu dan sebagainya 2-3 potong
Sayur-sayuran 2-3 mangkuk
Buah-buahan 3 potong
Sumber : Penilaian status gizi Pola makan merupakan hasil budaya masyarakat yang bersangkutan, dan
mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan tingkat kemajuan budaya masyarakat tersebut, Pola makan yang baik akan cukup
menyediakan gizi yang dibutuhkan untuk kesehatan kehamilan, dan mengurangi resiko lahirnya bayi cacat. Selain itu makanan yang baik akan membantu sistem
pertahanan tubuh ibu hamil terhadap infeksi, makanan yang baik juga akan melindungi ibu hamil dari akibat buruk zat – zat yang mungkin ditemui seperti obat –
obatan, toksin, polutan Sediaoetama, 2009 Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara
meningkatkan kualitas maupun kuantitas makanan ibu sehari – hari, bisa juga dengan memberikan tambahan formula khusus untuk ibu hamil. Pada kehamilan, adanya
kenaikan volume darah akan meningkatkan kebutuhan zat besi terbanyak dan asam folat lebih sedikit Soetjiningsih, 1995
Universitas Sumatera Utara
Pola makan telah diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari masalah gizi pada ibu hamil hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh St. Fatimah dkk,
di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan tahun 2011 menyatakan bahwa pola makan ibu hamil memiliki hubungan yang signifikan terhadap rendahnya kadar haemoglobin ibu
hamil St. Fatimah dkk, 2011. Rendahnya tingkat konsumsi besi sesuai dengan hasil penelitian Subagio,
2004, pada ibu hamil di Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak yang menderita defisiensi besi sebesar 59,3 begitu pula hasil penelitian Wahyuni di Kabupaten
Bantul Jogjakarta menyatakan bahwa rerata konsumsi besi pada ibu hamil 15,54 setara dengan 33,78 dari AKG yang dianjurkan Harnany, 2006
Pola makan yang tidak baik akan meyebabkan asupan gizi ibu hamil tidak tercukupi sehingga berkontribusi terhadap bayi yang dilahirkan yaitu BBLR hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Nur jaya di RSUD Ajjatpannge Watan Soppeng tahun 2010 menunjukkan bahwa adanya hubungan
antara status gizi ibu dengan kejadian BBLR.
2.2.2. Makanan Pantangan