Parameter Fisika Parameter Mikrobiologi

2.5.1. Syarat Kuantitas

Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat Chandra, 2006. Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia berdasarkan keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 literoranghari dengan perincian yaitu untuk mandi,cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter Slamet, 2007.

2.5.2. Syarat Kualitas

Standar air bersih yang berlaku di Indonesia dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416MENKESPERIX1990. Di dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI No.416MENKESPERIX1990, persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter radioktivitas yang terdapat di dalam air minum tersebut. Sedangkan untuk air minum menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492MENKESPERIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum.

2.5.2.1. Parameter Fisika

Parameter fisika umumnya dapat diidentifikasi dari kondisi fisik air tersebut. Parameter fisika meliputi bau, kekeruhan, rasa, suhu, warna dan jumlah zat padat terlarut TDS. Air yang baik idealnya tidak berbau. Air yang berbau busuk tidak menarik dipandang dari sudut estetika. Selain itu juga, bau busuk bisa disebabkan proses penguraian bahan organik yang terdapat di dalam air. Air yang baik idealnya harus jernih. Air yang keruh mengandung partikel padat tersuspensi yang dapat berupa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Disamping itu air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba pathogen dapat terlindung oleh partikel tersebut. Air yang baik idealnya juga tidak memiliki rasa tawar. Air yang tidak tawar mengidentifikasikan adanya zat-zat tertentu di dalam air, begitu juga rasa asam disebabkan adanya asam di dalam air dn rasa pahit disebabkan adanya basa di dalam air tersebut. Selain itu juga air yang baik tidak boleh memiliki perbedaan suhu yang mencolok dengan udara sekitar udara ambien. Di Indonesia, suhu air minum idealnya ±3 Padatan terlarut total Total Dissolved Solid-TDS adalah bahan-bahan terlarut diameter 10 C dari suhu udara. Air yang secara mencolok mempunyai suhu di atas atau di bawah suhu udara berarti mengandung zat-zat tertentu misalnya fenol yang terlarut atau sedang terjadi proses biokimia yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. -6 dan koloid diameter 10 -6 – 10 -3

2.5.2.2. Parameter Mikrobiologi

mm yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kerak pada sistem perpipaan Mulia, 2005. Indikator organism yang dipakai sebagai parameter mikrobiologi digunakan bakteri koliform indicator organism. Secara laboratoris total coliform digunakan sebagai indicator adanya pencemaran air bersih oleh tinja, tanah atau sumber alamiah lainnya. Sedangkan fecal coliform koliform tinja digunakan sebagai indicator adanya pencemaran air bersih oleh tinja manusia atau hewan. Parameter mikrobiologi tersebut dipakai sebagai parameter untuk mencegah mikroba pathogen dalam air minum. Berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air Most Probability Number MPN, kondisi air dibagi ke dalam beberapa golongan sebagai berikut : 1. Air tanpa pengotoran : mata air artesis bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan pathogen atau zat kimia beracun. 2. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi : MPN 50100 cc. 3. Air dengan penjernihan lengkap : MPN 5000100 CC. 4. Air dengan penjernihan tidak lengkap : MPN 5000100 cc. 5. Air dengan penjernihan khusus water purification : MPN 250.000100 cc. MPN mewakili Most Probable Number, yaitu jumlah terkaan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air Chandra, 2007.

2.5.2.3. Parameter Radioaktivitas

Dokumen yang terkait

Efektifitas Saringan Pasir Sederhana Tanpa Waterfall Aerator Dan Saringan Pasir Dengan Waterfall Aerator Dalam Menurunkan Kadar Fe (Besi) Pada Air Sumur Gali

0 48 52

Hubungan Jarak Kandang Ternak Dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Pemukiman Kumuh Di Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai

9 104 77

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

PEnurunana Kadar Fe dan Mn Air Sumur dengan Penambahan CaCO3 Pada Kolam Aerasi

1 10 51

PENGARUH AERASI BERTINGKAT DENGAN KOMBINASI SARINGAN PASIR, KARBON AKTIF, DAN ZEOLIT DALAM MENYISIHKAN PARAMETER Fe DAN Mn DARI AIR TANAH DI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH

0 0 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Hidrologi - Pengolahan Air Bersih dengan Kombinasi Jarak Jatuh pada Aerasi Bertingkat dan Diameter Pasir pada Saringan Pasir dalam Menurunkan Kadar Fe dan Mn pada Air Sumur Gali di Desa Pelawi Selatan Kabupaten Langkat T

0 0 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengolahan Air Bersih dengan Kombinasi Jarak Jatuh pada Aerasi Bertingkat dan Diameter Pasir pada Saringan Pasir dalam Menurunkan Kadar Fe dan Mn pada Air Sumur Gali di Desa Pelawi Selatan Kabupaten Langkat Tahun 20

0 0 8

Pengolahan Air Bersih dengan Kombinasi Jarak Jatuh pada Aerasi Bertingkat dan Diameter Pasir pada Saringan Pasir dalam Menurunkan Kadar Fe dan Mn pada Air Sumur Gali di Desa Pelawi Selatan Kabupaten Langkat Tahun 2013

0 0 17

PENGOLAHAN AIR SUMUR GALI MENGGUNAKAN SARINGAN PASIR BERTEKANAN (PRESURE SAND FILTER) UNTUK MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) DAN MANGAN (Mn)

0 1 11

BAB I PENDAHULUAN - PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SARINGAN PASIR LAMBAT DENGAN SARINGAN PASIR CEPAT(GRAVITY-FET FILTERING SYSTEM) DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) KEKERUHAN DAN WARNA PADA AIR SUMUR GALI TAHUN 2015 ( Study Pada Sumur Gali Di Kecamatan Sungai Ra

0 0 8