PENDAHULUAN Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013 2014

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang tersebar di berbagai kepulauan. Oleh karena itu, kebudayaan antar satu pulau dengan pulau lainnya pada umumnya menunjukkan perbedaan, seperti dalam hal adat istiadat, nilai-nilai, kebiasaan, cara hidup, dan sebagainya Hamalik, 2007:100. Ciri khas manusia adalah kemampuannya dalam mendidik dan dididik melalui aktivitas pendidikan. Dalam masyarakat, unsur pendidikan dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dan saling berkaitan. Pendidikan adalah aktivitas dari kebudayaan dan merupakan aktivitas pembudayaan, di sisi lain kebudayaan menjelmakan aktivitas, sistem, dan struktur pendidikan. Dengan kebudayaan, proses terjadinya pendidikan ditampakkan secara nyata di tengah masyarakat luas. Pendidikan membantu seseorang semakin mengenal kebudayaan dan nilai-nilai luhur didalamnya. Oleh karena itu, baik masyarakat tradisional maupun modern selalu mengandung unsur pendidikan yang berusaha memperkenalkan dan membawa masyarakat ke arah kebudayaannya. Pendidikan juga bersifat mengawetkan kebudayaan, sehingga dapat membuat anak-anak menjadi manusia yang berbudaya Hamalik, 2007:88. Heterogenitas tingkat pendidikan masyarakat Indonesia dapat dilihat pada masyarakat di seluruh kepulauan Indonesia Sarbini, 2011:218. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan setempat. Kekuatan-kekuatan kultural dalam lingkungan mempengaruhi kesediaan dan kesiapan siswa untuk belajar dan cara-cara mereka belajar Hamalik, 2009:20. Ada beberapa masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita yang semakin hari semakin kompleks. Masalah tersebut adalah masalah relevansi pendidikan, masalah kualitas, masalah efektivitas dan efisiensi, dan masalah daya tampung sekolah. Masalah lain yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah banyaknya minat lulusan SD yang hendak melanjutkan ke tingkat SLTP, padahal kondisi geografis, sosial, ekonomi mereka yang kurang mendukung, misalnya karena tempat tinggal mereka yang jauh berada di pedalaman atau pulau-pulau terpencil, atau kemampuan sosial ekonomi mereka yang rendah. Untuk memecahkan masalah perbedaan letak geografis, sosial, ekonomi, dan budaya, pemerintah memerlukan langkah-langkah yang inovatif, yaitu langkah yang menyediakan kesempatan belajar seluas-luasnya untuk mereka dengan biaya yang rendah tanpa mengurangi mutu pendidikan Wina, 2008:322. Kecemasan orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak- anaknya di tengah situasi dunia yang sangat maju, juga menjadi salah satu masalah yang harus dicari solusinya. Salah satu solusi inovatif dalam memecahkan masalah pendidikan yaitu dengan mendirikan sekolah berasrama. Ada bermacam-macam asrama yang ada di masyarakat kita dengan berbagai kategori usia dan tujuan. Asrama dalam hal ini adalah salah satu kelompok yang menekankan pada pendampingan terhadap kaum muda dengan tinggal pada satu kompleks secara khusus dengan dipimpin oleh seorang kepala asramapengelola asrama. Proses pendidikan yang berlaku didalamnya menyatukan unsur unsur pendidikan formal, informal, dan nonformal yang mencakup nilai-nilai religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas SMA Pangudi Luhur Van Lith, 2003 Model yang serupa dengan asrama adalah pesantren dan seminari. keduanya menekankan pada pendidikan yang khas dengan spiritualitas tertentu yang masing-masing mempunyai visi untuk menuju masa depan yang lebih baik dan cemerlang, dalam akademik maupun non akademik. Asrama menjadi alternatif untuk menanamkan nilai-nilai hidup secara holistik dan terpadu. Nilai-nilai tersebut misalnya, kedewasaan, kemandirian, kedisiplinan, keterbukaan untuk saling berbagi dan bekerjasama. Setelah lulus, mereka diharapkan dapat mengambil peran yang sesuai dengan tahap perkembangannya di tengah masyarakat dan keluarga. Asrama memiliki jadwal harian yang diharapkan mampu membantu siswa agar lebih fokus dan konsentrasi dalam belajar, juga melatih siswa untuk bijak dalam mengatur waktu dan menggunakan teknologi sehingga dapat mendapat nilai yang baik dalam mengikuti pelajaran di sekolah. SMP St. Aloysius Turi adalah salah satu sekolah berasrama namun tidak mewajibkan semua siswanya untuk tinggal di asrama. Hal ini untuk menanggapi kecemasan orang tua dalam mencari pendidikan yang tepat bagi anak-anaknya namun jauh dari tempat tinggal. Apalagi dengan maraknya kemajuan teknologi, dunia pendidikan mempunyai tantangan tersendiri agar tetap berjalan sesuai visi dan misi pendidikan untuk menciptakan insan-insan yang cerdas dalam ilmu dan tetap beriman sehingga dapat menghasilkan karya- karya yang semakin memanusiakan manusia agar tidak larut dalam arus teknologi dan globalisasi yang mendominasi perkembangan hidup setiap peserta didik. Tantangan yang utama adalah bagaimana menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa sehingga menumbuhkan sikap yang antusias dan penuh semangat dalam pembelajaran baik di kelas maupun di asrama. Motivasi adalah daya dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai usaha dan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sikap adalah sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu berreaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap dan motivasi seperti koin, satu benda dimana satu sisi menjadi bagian dari sisi yang lain dan tidak terpisahkan. Sikap adalah perwujudan dari motivasi dan motivasi menjadi daya penggerak dalam sikap. Matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan ini berasal dari pengalaman siswa sejak menerima pelajaran matematika di bangku Sekolah Dasar SD. Dalam matematika ada banyak simbol, rumus, hitungan, dan aturan. Jika sejak awal sudah ada rasa sulit memahami, takut salah dalam mencoba, dimarah guru kalau tidak bisa maka dalam perkembangan selanjutnyaakan membuat motivasi siswa untuk mencintai matematika menjadi berkurang. Kedua hal tersebut akan berpengaruh terhadap cara belajar matematika siswa. PRtugas menjadi saran yang cukup efektif bagi para guru matematika agar siswa setelah di rumah membuka kembali materi yang telah diajarkan. Seperti ada kalimat, “seorang anak yang dicaci, akan belajar untuk mencaci”, tentu kita tidak menginginkan hal ini terjadi. Maka, perlu mengenali bagaimana sikap, motivasi, dan cara belajar yang dimiliki siswa. Sehingga, dapat ditemukan tindakan yang tepat dalam membantu siswa untuk berprestasi lebih baik. Garis dan sudut merupakan salah satu materi pembelajaran dalam mata pelajaran matematika SMP kelas VII semester II. Materi garis dan sudut telah dikenal siswa sejak Sekolah Dasar SD, namun pemahaman tentang garis dan sudut di Sekolah Dasar SD masih sebatas konsep – konsep dasar yang masih dangkal. Di sekolah menengah pertama SMP, pemahaman siswa tentang garis dan sudut akan diperdalam. Namun apabila bekal pemahaman siswa tentang konsep-konsep dasar garis dan sudut pada sekolah dasar belum dikuasai dengan baik, maka siswa akan kesulitan untuk memahami materi garis dan sudut di sekolah menengah pertama. Apabila siswa tidak ingin mendiskusikan materi garis dan sudut yang dirasa sulit, maka siswa akan lebih sulit dalam memahami materi lanjutan dari garis dan sudut. Sehingga memang perlu adanya diskusi bersama, bertanya jika mengalami kesulitan, dan kedisiplinan dalam belajar untuk mempermudah pemahaman siswa tentang materi garis dan sudut yang dirasa sulit. Melalui pengamatan dan wawancara dengan beberapa siswa asrama dan pendamping asrama, waktu belajar disesuaikan dengan jadwal harian yang berlaku. Siswa asrama belajar mempergunakan waktu yang ada sesuai jadwal. Hal ini sebagai sarana untuk belajar bertanggung jawab dan untuk mencari cara belajar yang efektif. Pembimbing asrama menyatakan bahwa prestasi belajar siswa asrama cukup baik, namun menurut guru mata pelajaran khususnya matematika, prestasi siswa asrama tidak semuanya baik. Selain itu, dari pengamatan diperoleh bahwa saat ada pembimbing pada jam belajar, mereka dapat belajar dengan tenang, sedangkan saat tidak ada pembimbing, jam belajar kurang dimanfaatkan dengan baik. Dengan latar belakang keluarga, lingkungan, dan daerah yang beragam, siswa asrama mempunyai cita-cita untuk berhasil dalam belajar dan dalam hidup bersama di asrama. Penulis memandang perlu digali sikap dan motivasi belajar siswa yang dapat membuat siswa lebih teratur dan disiplin dalam menggunakan waktu belajar dengan pengelolaan waktu yang baik. hal ini diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik dalam diri siswa dan hasil belajar yang baik, misalnya siswa mempunyai kelompok belajar yang heterogen saat di asrama bekerjasama dengan kakak kelas, masing-masing kelompok terdiri dari 4 atau 5 anggota kelompok. Pendamping asrama juga cukup kompeten dalam mata pelajaran SMP, misalnya untuk Matematika, IPA, dan Bahasa Inggris. Jam belajar sesi I digunakan untuk belajar mandiri dan belajar sesi kedua untuk diskusi. Sehingga, waktu belajar yang ada menjadi efektif. Saat di kelas, guru menyajikan materi dengan membagi siswa dalam kelompok, setelah itu anggota setiap kelompok belajar secara mandiri dalam kelompok menggunakan lembar kerja siswa dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai, guru mengevaluasi anggota kelompok untuk mengetahui penguasaaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. Evaluasi ini dilaksanakan oleh guru setiap akhir pertemuanakhir materi. Setiap siswa diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, berupa nilai kuis, ulangan, atau tugas. Bagaimana sikap dan motivasi belajar siswa asrama, cara siswa asrama mengelola waktu belajar di asrama dan di kelas, dan prestasi belajar matematika siswa asrama di kelas, akan dipaparkan dalam tulisan ini dengan judul “Cara Belajar dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Asrama pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut Kelas VII Semester II SMP St. Aloysius Turi, Yogyakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dipaparkan di atas, ada beberapa hal yang dapat diidentifikasikan kemungkinan masalah sebagai berikut: 1. Banyak lulusan SD yang hendak melanjutkan pendidikan ke SLTP dengan kondisi geografis, sosial, dan ekonomi yang kurang mendukung. 2. Kecemasan orang tua dalam memberikan pendidikan yang tepat kepada anak yang jauh dari tempat tinggal dan di tengah situasi dunia yang sangat maju. 3. Relevansi asrama dalam menanamkan nilai-nilai hidup secara holisti dan terpadu. 4. Siswa asrama setelah lulus diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai hidup secara holistik dan terpadu. 5. Cara siswa mengelola proses belajar sesuai jadwal harian di asrama 6. Kehadiran pembimbing dan jadwal harian berpengaruh terhadap cara belajar siswa asrama. 7. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan bahkan menakutkan, sehingga membuat motivasi belajar siswa rendah yang berpengaruh pada sikap dan prestasi belajar siswa. 8. Cara siswa asrama dalam mengelola proses belajar baik di asrama maupun di kelas. 9. Siswa mempunyai cara belajar yang berbeda ketika di kelas dan di asrama 10. Perbedaan latar belakang dan lingkungan mempengaruhi cara belajar siswa di asrama. C. Batasan Masalah Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasi dan keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga, dan biaya, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa asrama kelas VII di SMP St. Aloysius Turi tahun pelajaran 20132014. 2. Penelitian difokuskan pada sikap dan motivasi belajar matematika, cara siswa mengelola proses belajar, dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP St. Aloysius Turi pada materi garis dan sudut. 3. Pelaksanaan penelitian diadakan pada jam pelajaran matematika dan jam belajar di asrama dan difokuskan pada siswa asrama kelas VII SMP St. Aloysius Turi. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sikap dan motivasi siswa asrama terhadap pelajaran matematika? 2. Bagaimana cara siswa asrama mengelola proses belajar baik di kelas maupun di asrama? 3. Bagaimana prestasi belajar siswa asrama pada materi garis dan sudut dalam pelajaran matematika di kelas? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Sikap dan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran matematika 2. Cara siswa asrama mengelola proses belajar baik di kelas maupun di asrama 3. Prestasi belajar siswa asrama pada materi garis dan sudut dalam pelajaran matematika di kelas F. Batasan Istilah 1. Prestasi belajar matematika Pengertian prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam belajar matematika. Prestasi belajar matematika diukur dengan skor yang dicapai atau diperoleh dalam tes prestasi belajar matematika. 2. Sekolah Berasrama Sekolah berasrama adalah suatu kesatuan antara lembaga untuk belajar dan mengajar dan tempat tinggal bagi siswanya. Kompleks ini dikhususkan untuk mendampingi kaum muda yang menyatukan unsur-unsur pendidikan formal dan informal. Sehingga, sekolah berasrama meliputi dua bidang yaitu bidang asrama dan bidang sekolah. 3. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika Sikap adalah keseluruhan tindakan dimana satu sama lain saling berhubungan. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana individu berreaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap adalah reaksi dari adanya interaksi manusia dan obyek tertentu. Sikap siswa terhadap pelajaran matematika dalam penelitian ini dimaksud sebagai kecenderungan untuk menerima atau menolak berbagai kegiatan yang berkaitan dengan matematika. 4. Motivasi siswa terhadap pelajaran Matematika Motivasi adalah usaha yang dapat meyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi siswa terhadap pelajaran matematika adalah daya penggerak atau serangkaian usaha dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran matematika dalam rangka memenuhi kebutuhan belajar matematika demi mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Cara belajar siswa Cara belajar adalah kebiasaan yang telah dilakukan dalam jangka waktu tertentu dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar siswa dalam usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Siswa dapat menemukan keberanian, ketekunan, kenyamanan, dan pemahaman dalam proses pembelajaran jika sudah memiliki cara yang cukup efektif dalam belajar dan mengelola waktu belajar dengan baik. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, pengetahuan yang berharga, dan bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan karya tarekat. 2. Bagi guru bidang studi matematika Apabila diketahui adanya pengaruh antara cara belajar siswa asrama ketika di asrama dan di kelas terhadap prestasi belajar matematika dan faktor- faktor yang mempengaruhinya maka penelitian ini dapat dijadikan masukan atau pengetahuan sebagai pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 3. Bagi sekolah Setiap siswa punya dinamika tersendiri dalam menunjukkan eksistensi dirinya, maka penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengupayakan suatu metode yang sesuai dengan cara belajar siswa dalam pembelajaran. 4. Bagi Asrama Dalam aneka situasi yang melatarbelakangi cara belajar siswa, penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengupayakan suatu dinamika hidup bersama yang tepat guna melalui tata hidup yang ada. H. Sistematika Penulisan Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang permasalahan yang dibahas, identifikasi, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Dalam bab II, terdapat beberapa teori yang menjadi landasan penelitian dan penulisan skripsi. Teori-teori tersebut meliputi, pengertian prestasi belajar matematika, sekolah berasrama, sikap siswa terhadap pelajaran matematika, motivasi siswa dalam belajar matematika, dan cara belajar siswa asrama. Dalam bab II juga dikemukakan kerangka berpikir peneliti. Bab III menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis. Metodologi penelitian tersebut meliputi jenis, subyek penelitian, obyek penelitian. Data penelitian, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, serta validitas instrument dan teknik analisis data juga dijelaskan dalam bab ini. Deskripsi pelaksanaan penelitian, tabulasi data, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian, khususnya jawaban atas rumusan masalah dideskripsikan dalam bab IV. Bab V merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian ini. 13

BAB II LANDASAN TEORI

Dokumen yang terkait

MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP PENDA TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Motivasi Belajar Ipa Siswa Kelas VII SMP Penda Tawangmangu Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam penyelesaian soal-soal aplikasi segiempat kelas VII SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013/2014.

0 5 232

Upaya peningkatan motivasi belajar intrinsik siswa SMP melalui bimbingan kelompok berbasis outbound (penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada siswa kelas VII dan VIII di Asrama St. Aloysius Turi).

0 8 189

Cara belajar dan prestasi belajar matematika siswa asrama kelas VII SMP ST. Aloysius Turi Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

0 3 217

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam penyelesaian soal-soal aplikasi segiempat kelas VII SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013/2014.

0 3 232

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

0 1 142

Survey kebutuhan belajar siswa kelas VII SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2012/2013 sebagai dasar pemilihan topik bimbingan belajar.

0 0 102

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam penyelesaian soal soal aplikasi segiempat kelas VII SMP Aloysius Turi tahun ajaran 2013 2014

0 5 230

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP SANTO ALOYSIUS TURI TAHUN PELAJARAN 20102011 DAN IMPLIKASINYA PADA TOPIK BIMBINGAN BELAJAR

0 0 90

Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

0 0 140