Pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika pada pokok bahasan segitiga siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

(1)

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENGARUH CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Paulina Ari Widiastuti NIM : 091414033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGART'II CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAIIASA}I SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP KAI{$ruS PAKEM YOGYAKARTA

Pembimbing

Prof. Dr. St. Suwarsono Tanggal23 Agustus 2013

Oleh:

Paulina Ari \Yidiastuti


(4)

SKRIPSI

PENGARUI{ CARA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA SISWA KELAS VTI SMP KA}IISruS PAKEM YOGYAKARTA

TAHT]N PELAJARAN 2OI2 I 2013

Yogyakart4 30 Agustus 2013

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma

a

Ari

:091414033

Anggota : E. Ayunika Permata Sari, M. Sc. Ketua

Sekretaris Anggota :


(5)

iv

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk : Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan adik-adikku terkasih Sahabat-sahabatku yang selalu membantu

Serta almamater Sanata Dharma


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013

Penulis

@

Paulina Ari Widiastuti


(7)

LEMBAR PER}IYATAAIY PERSETUJUAII

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: PaulinaAri Widiastuti

Nomor Mahasiswa : A9l4l4A33

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH CARA BELAJAR TERIIADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAIIASAhI SEGITIGA SISWA KELAS

YII SMP

KANISIUS PAKEM YOGYAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2OI2 /2013

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya-Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Agustus 2013 Yang menyatakan,

vi Paulina Ari Widiastuti


(8)

vii ABSTRAK

Paulina Ari Widiastuti. 2013. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk 1) mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika 2) mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, dan 3) mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket cara belajar, wawancara, dan tes prestasi belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa SMP Kanisius Pakem.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil : 1) Terdapat perbedaan dan persamaan dalam cara belajar siswa terhadap matapelajaran matematika 2) Prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika berada pada kriteria baik sekali, cukup, baik, kurang, dan sangat kurang 3) Pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari cara belajar dan keaktifan siswa pada saat pelajaran. Siswa yang cara belajarnya baik dan aktif cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan siswa yang cara belajarnya kurang baik dan pasif cenderung mempunyai prestasi belajar yang kurang baik.

Kata kunci : Cara Belajar, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar, Sifat dan Jenis Segitiga.


(9)

viii ABSTRACT

Paulina Ari Widiastuti. 2013. The Effect of Learning Strategy on Students’ Learning Achievement in Mathematics for Grade 7 Students of Kanisius Pakem Yogyakarta Junior High School, School Year 2012/2013. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

Learning strategy means activities which are done based on the learning situation, for instance some activities in class, following an examination and so on. The aims of this study were to know: 1) students’ learning strategy in Mathematics, 2) students’ learning achievements in Mathematics, and 3) the effect of learning strategy to students’ learning achievement in Mathematics.

This study uses descriptive qualitative research method. The data collection was done by observation, learning strategy questionnaire, interview, and test on learning achievement in Mathematics. The subjects of this study were five students of SMP Kanisius Pakem.

The results of the study were as follows: 1) There were differences and similarities in students’ learning strategy in Mathematics. 2) Students’ achievement criteria in learning Mathematics were very good, sufficient, good, poor, and very poor. 3) The effect of students’ learning strategy on students’ learning achievement could be seen from the learning strategy and their activeness in class. Students with good learning strategy and proactive tended to have good learning achievement, while students with poor learning strategy and passive tended to have less good learning achievement.

Keywords: Learning Strategy, Learning Activeness, Learning Achievement, the Characteristics and Types of Triangles.


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus, atas kasih dan anugerahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa adanya bantuan, saran, dan kritik dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan memberikan anugerah yang terbaik sampai penulis dapat menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi bantuan dan saran. Terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang telah diberikan.

3. Segenap dosen dan staf sekretariat Jurusan pendidikan matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, atas segala informasi dan pelayanan yang diberikan.

4. Bapak Andrias Purnama, S.T.,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Kanisius Pakem yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah. 5. Ibu MG. Sri Yuliwanti, S.Pd. selaku guru matematika di SMP Kanisius

Pakem yang telah membantu dan bersedia bekerjasama dengan penulis dalam melakukan penelitian ini.


(11)

x

6. Siswa-siswi kelas VII Cerdas SMP Kanisius Pakem yang telah membantu sebagai subjek penelitian.

7. Bapak FX. Samirun, Ibu Giarsi Anjar Wikani TH, kakakku Marcellina Riska Arum Dati, adikku Angelina Tria Puspita Rini dan Giovani Rangga Kusuma, terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Teman-temanku Caeci, Desi, Chatrin, Friska, Siska, Dian, Endah, dan sahabatku Hendy. Terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungannnya. 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna oleh sebab itu saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kamajuan dan perkembangan pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 30 Agustus 2013 Penulis


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Pembatasan Masalah ... 4

E. Batasan Istilah ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Definisi Belajar ... 7

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 8


(13)

xii

2. Faktor-Faktor Ekstern ... 10

C. Cara Belajar yang Efektif ... 11

D. Aspek-Aspek Cara Belajar ... 13

1. Persiapan Belajar Siswa ... 13

2. Cara Mengikuti Pelajaran ... 14

3. Aktivitas Belajar Mandiri ... 15

4. Pola Belajar Siswa ... 15

5. Cara Mengikuti Ujian ... 15

E. Teknik Belajar ... 16

F. Prestasi Belajar ... 16

G. Materi Segitiga ... 18

H. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 26

C. Objek Penelitian ... 27

D. Variabel Penelitian ... 27

1. Variabel Bebas ... 27

2. Variabel Terikat ... 27

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data ... 28

1. Metode Pengumpulan Data ... 28

2. Instrumen Penelitian ... 29

3. Jenis Data yang Dikumpulkan ... 31

G. Metode Analisis Data ... 32

1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa ... 32

2. Analisis Reliabelitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Siswa ... 34


(14)

xiii

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA,

DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan ... 37

1. Tahap Persiapan ... 37

2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen ... 39

B. Hasil Ujicoba Instrumen ... 40

1. Uji Validitas ... 40

2. Uji Reliabilitas ... 43

C. Tabulasi Data ... 44

1. Data Prestasi Belajar ... 44

2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa ... 44

3. Data Hasil Kuisioner ... 48

4. Data Hasil Observasi ... 51

D. Analisis Data ... 54

1. Analisis Hasil Tes Prestasi Belajar ... 54

2. Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner ... 65

3. Analisis Hasil Observasi ... 72

E. Pembahasan ... 73

F. Kelemahan Penelitian ... 76

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(15)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa ... 45

Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner Siswa ... 48

Tabel 4.4 Data Hasil Observasi I ... 51

Tabel 4.5 Data Hasil Observasi II ... 52

Tabel 4.6 Data Hasil Observasi III ... 53

Tabel 4.7 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S1 (subjek 1) ... 65

Tabel 4.8 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S2 (subjek 2) ... 67

Tabel 4.9 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S3 (subjek 3) ... 68

Tabel 4.10 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S4 (subjek 4) ... 69

Tabel 4.11 Analisis Hasil Wawancara dan Kuisioner S5 (subjek 5) ... 71

Tabel 4.12 Analisis Hasil Observasi ... 72

Tabel 4.13 Penggolongan Prestasi Belajar Siswa ... 73


(16)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga ... 18

Gambar 2.2 Segitiga Lancip ... 19

Gambar 2.3 Segitiga Siku-Siku ... 19

Gambar 2.4 Segitiga Tumpul ... 19

Gambar 2.5 Segitiga Sembarang ... 20

Gambar 2.6 Segitiga Sama Kaki ... 20


(17)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1.1 SURAT IJIN PENELITIAN

1.2 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN 1.3 FOTO-FOTO

1.4 SOAL KUIS 1.5 SOAL ULANGAN

1.6 KISI-KISI INSTRUMEN CARA BELAJAR SISWA

1.7 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL ULANGAN 1.8 LEMBAR VALIDASI PAKAR MENGENAI SOAL KUIS 1.9 TRANSKRIP WAWANCARA SISWA

1.10MKUISIONER SISWA 1.11 SILABUS


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Oleh banyak siswa matematika dipandang sebagai ilmu yang kering, abstrak, teoritis penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang rumit dan membingungkan. Matematika sering dianggap merupakan ilmu yang tidak banyak hubungannya dengan dunia nyata, serta tidak banyak gunanya kecuali untuk menghitung hal-hal praktis dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa yang merasa bosan, sama sekali tak


(19)

tertarik dan bahkan merasa benci terhadap matematika (Frans susilo,2003 : 224,234).

Menurut Marpaung (2003 : 240-241) Pendidikan matematika di Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP, SMA masih belum memuaskan. Siswa cenderung mempelajari matematika dengan menghafal tanpa adanya pemahaman.

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.

Belajar itu mudah dilakukan, jika siswa memiliki strategi atau cara belajar yang mampu mengorganisir pikiran, sikap, dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahapan) proses belajar secara berstruktur atau sistematis.

Masalah cara belajar dewasa ini perlu mendapat perhatian karena kualitas cara belajar siswa cukup memprihatinkan. Siswa umumnya hanya belajar saat menghadapi ujian, jarang sekali melakukan studi atau belajar secara rutin. Sukir (1995) mengemukakan bahwa masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti belajar dengan waktu yang tidak teratur, belajar sambil menonton TV atau mendengarkan


(20)

radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja.

Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.

Cara belajar bukanlah satu-satunya variabel yang berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Masih banyak variabel lain yang mempengaruhi yaitu antara lain : motivasi dan minat belajar, lingkungan, sarana, prasarana, guru, dan lain sebagainya. Oleh karena itu masih perlu diteliti bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar dalam pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara belajar siswa dalam pelajaran matematika ? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika ?

3. Bagaimana pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa ?


(21)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika 2. Mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika

3. Mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa

D. Pembatasan masalah

Batasan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah : 1. Subjek penelitian yaitu 5 siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta 2. Cara belajar siswa yang dimaksudkan yaitu cara belajar siswa untuk

memperoleh prestasi belajar atau prestasi yang diinginkan

3. Pengaruh yang diamati adalah bagaimana cara belajar siswa terhadap prestasi belajar

E. Batasan Istilah

Agar tidak menimbulkan kerancuan dalam memahami topik penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa hal seperti :

1. Pengaruh

Pengaruh yaitu hubungan sebab-akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu variabel (variabel bebas) terhadap sesuatu variabel yang lain (variabel terikat).


(22)

2. Belajar

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman yang dijalani.

3. Cara Belajar siswa

Cara belajar siswa adalah cara atau strategi siswa dalam usaha mencapai prestasi belajar yang diharapkannya. Pada penelitian ini penulis membagi cara belajar menjadi 5 bagian yaitu persiapan belajar, cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar dan cara mengikuti ujian.

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yaitu hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti


(23)

serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

2. Siswa

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menyesuaikan cara belajar sehingga dapat diperoleh prestasi yang memuaskan.

3. Guru

Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang diciptakan.

4. Sekolah

Dengan mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar maka diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan. 5. Universitas

Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan tentang prestasi belajar yang ada hubungannya dengan cara belajar yang dimiliki siswa.


(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Pengertian belajar menurut Slameto (2010:2) ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Sudarmanto (1993:2) menyebutkan belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar pranata pendidikan.


(25)

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Mengutip dari Slameto (2010:54), adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap belajar antara lain:

1. Faktor-Faktor Intern

Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a. Faktor jasmaniah

1) Faktor kesehatan

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

2) Cacat Tubuh

Keadaan cacat tubuh juga dapat mempengaruhi belajar karena apabila siswa cacat maka belajarnya akan terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.


(26)

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu:

1) Inteligensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

5) Motif

Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan


(27)

tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan yang menjadi penyebab berbuat yaitu motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorong.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. c. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1) Kelelahan jasmani

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

2) Kelelahan rohani

Kelelahan rohani terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. 2. Faktor-Faktor Ekstern

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan.


(28)

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat seperti : kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

C. Cara Belajar yang Efektif

Menurut Hamalik (1983:38) bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya”.

Berikut cara-cara belajar yang efektif, mengutip dari Slameto (2010:73). 1. Perlunya Bimbingan

Banyak siswa yang gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Oleh sebab itu kita dapat membantu siswa dengan memberi petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Ini tidak berarti bahwa mengenal petunjuk-petunjuk itu dengan sendirinya akan


(29)

menjamin sukses. Karena sukses hanya dapat tercapai berkat usaha keras. Selain memberikan petunjuk mengenai cara-cara belajar, siswa juga harus diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar.

2. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal seperti :

a. Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada didalam diri siswa itu sendiri misalnya: kesehatannya, keamanannya, ketenteramannya, dan sebagainya.

b. Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain.

c. Strategi Belajar

Strategi belajar menunjuk pada tingkah laku dan proses berpikir yang digunakan siswa yang mempengaruhi apa yang akan dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif.


(30)

D. Aspek - Aspek Cara Belajar

Aspek-aspek yang diteliti dalam cara belajar menurut Thabarany (1994 : 43) adalah :

1. Persiapan belajar siswa

Pada hekekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (1994 : 49) adalah :

a. Persiapan mental

Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut Gie (1987 : 58) “persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan adalah memahami arti/tujuan belajar, kepercayaan pada diri sendiri, keuletan, minat terhadap pelajaran.

b. Persiapan sarana

Thabrany (1994 : 48) mengemukakan “sarana yang dibutuhkan dalam

belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar”. 1) Ruang belajar

Menurut Thabrany (1994 : 48) “ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang”.


(31)

Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai.

2) Perlengkapan belajar

Thabrany (1994 : 53) menjelaskan “perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah perabot belajar, buku pelajaran, buku catatan, alat-alat tulis.

2. Cara Mengikuti pelajaran

Menurut Hamalik (1983 : 50) langkah-langkah atau cara mengikuti pelajaran yang baik adalah :

a. Persiapan yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang belum dipahami.

b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain : kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.

c. Memantapkan hasil belajar, Soeryabrata (1989 : 37) mengemukakan bahwa “untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran”.


(32)

3. Aktivitas Belajar Mandiri

Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.

a. Aktivitas belajar sendiri

Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan lain sebagainya. b. Aktivitas belajar kelompok

Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain: mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran. 4. Pola Belajar siswa

Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya.

5. Cara Siswa Mengikuti Ujian

Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah penguasaan


(33)

materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil baik dalam ulangan adalah :

a. Persiapan menghadapi ulangan ; kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan, dan mempelajari / menguasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis.

b. Saat ulangan berlangsung ; harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai.

c. Setelah ulangan selesai ; Hamalik (1983 : 62) mengemukakan “yang

perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan”.

E. Teknik Belajar

Teknik belajar yaitu cara yang dilakukan seseorang dalam menerapkan suatu metode belajar secara spesifik. Perbedaan antara cara belajar dengan teknik belajar yaitu jika teknik belajar mengacu pada langkah-langkahnya sedangkan cara belajar merupakan metode yang digunakan dalam belajar.

F. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan


(34)

berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran. Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab. Hasil pengukuran tersebut masih berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan siswa. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan siswa maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses belajar mengajar. Misalnya pencapaian aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Menurut Hamalik (1994: 45) prestasi belajar adalah hasil belajar yang berupa adanya perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Berikut ini akan dipaparkan tentang pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.

1. Alat Evaluasi Prestasi belajar

langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai prestasi belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi prestasi belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk tes mencocokkan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes essay.


(35)

2. Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Batas Minimum Hasil Belajar

Setelah mengetahui indikator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indikator tersebut. Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa. Dalam penelitian, peneliti mengikuti batas KKM yang ditentukan oleh sekolah yakni 7,0.

G. MATERI SEGITIGA

1. Unsur-unsur Segitiga: Sisi, Sudut, Alas, dan Tinggi Segitiga

Gambar 2.1 Segitiga

Gambar di atas adalah Δ ABC. a. Sisi-sisinya : AB, BC, dan AC

b. Sudut-sudutnya : ∠ A, atau ∠ BAC, ∠B atau ∠ABC, dan ∠C atau ∠ACB


(36)

2. Jika alasnya BC, maka tingginya AH 3. Jika alasnya AC, maka tingginya BI 2. Jenis-jenis Segitiga

a. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut-sudutnya

1)Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya lancip.

2)Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.

3)Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.

Contoh :

Gambar 2.2 Segitiga Lancip Gambar 2.3 Segitiga siku-siku

Gambar 2.4 Segitiga Tumpul

b. Jenis Segitiga ditinjau dari panjang sisinya

1) Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.

Siku-siku

Tumpul Lancip


(37)

2) Segitiga samakaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang.

3) Segitiga samasisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.

Contoh :

Gambar 2.5 Segitiga sembarang Gambar 2.6 Segitiga samakaki

Gambar 2.7 Segitiga sama sisi

c. Jenis segitiga ditinjau dari besar sudut dan panjang sisi 1) Segitiga lancip samakaki adalah segitiga samakaki yang

sudut puncaknya lancip

2) Segitiga siku-siku samakaki adalah segitiga samakaki yang sudut puncaknya siku-siku

3) Segitiga tumpul samakaki adalah segitiga samakaki yang sudut puncaknya tumpul

4) Segitiga lancip samasisi adalah segitiga samasisi (setiap segitiga samasisi merupakan segitiga lancip)


(38)

3. Sifat-sifat Segitiga

a. Sifat-sifat segitiga siku-siku C Hipotenusa

A B

b. Sifat-sifat segitiga samakaki C

A D B

c. Sifat-sifat segitiga samasisi

1) Memiliki sebuah sudut siku-siku (∠ = 90°) 2) Memiliki dua sisi siku-siku (AB dan AC) 3) Memiliki sebuah sisi miring/hipotenusa (BC).

1) Memiliki sepasang sisi yang sama panjang (AC=BC)

2) Memiliki sepasang sudut yang sama besar

(∠ =∠ )

3) Memiliki satu sumbu simetri (garis CD) 4) Dapat menempati bingkainya dengan 2

cara (Perhatikan tanda-tanda yang sama pada gambar disamping)

1) Ketiga sisinya sama panjang (AB=BC=CA)

2) Ketiga sudutnya sama besar (∠ =∠ =

∠ = 60°)

3) Memiliki tiga sumbu simetri (AE, BF, dan CD)

4) Dapat menempati bingkainya dengan 6 cara 5) Memiliki simetri putar tingkat tiga


(39)

4. Jumlah Besar Sudut Suatu Segitiga

Sebelum mempelajari sudut-sudut dalam segitiga, lakukan percobaan berikut :

C z

A x y B Lihat gambar berikut :

z

y x

5. Hubungan Sudut Dalam dan Sudut Luar 2 1

1 1 2

Kesimpulan :

Besar sudut luar segitiga sama dengan jumlah sudut dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Jumlah besar sudut dalam segitiga adalah 180°

∠ 1 +∠ 2 = 180°→ ∠ 1

= 180°− ∠ 2

∠ 1 +∠ 1 +∠ 1 = 180°→ ∠ 1

= 180°

− ∠ 1 +∠ 1

∠ 1,∠ 1, ∠ 1 disebut sudut

dalam segitiga

∠ 2,∠ 2, ∠ 2 disebut sudut

luar Segitiga.

Perhatikan gambar disamping !

Maka: ∠ 2 =∠ 1 +∠ 1

C

A

B 2


(40)

6. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut dalam Sebuah Segitiga

a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga

Suatu segitiga dapat dilukis jika jumlah panjang dua sisi harus “lebih dari” panjangnya sisi yang ketiga. Jika panjang ketiga sisi segitiga berturut-turut a cm, b cm, dan c cm, maka syarat segitiga dapat dibentuk harus memenuhi pertidaksamaan berikut :

b cm a cm

c cm

b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga + > + > + >

Pada suatu segitiga berlaku : Jika

∠ >∠ >∠ � >

>

Salah satu akibatnya, pada segitiga berlaku :

1) Sudut terbesar menghadap sisi terpanjang

2) Sudut terkecil menghadap sisi terpendek

C

b

a

A

B c


(41)

H. Kerangka Berpikir

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Untuk banyak memperoleh kemajuan, seseorang harus dilatih dalam berbagai aspek tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola tingkah laku yang otomatis.

Cara belajar siswa ketika di sekolah rata-rata hampir sama ini karena kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung hanya mengikuti instruksi dari guru. Akan tetapi, ketika di luar sekolah siswa dapat melakukan cara belajar yang bebas tidak terikat dengan instruksi dari guru. Siswa juga dapat melakukan cara belajar sesuai dengan kebiasaan atau pun kemauannya sendiri. Buruknya cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar.

Slameto (2010 : 73) mengemukakan bahwa banyak siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Hamalik (1983) yang termuat dalam www.slideshare.net/wirasudewa90 juga mengemukakan bahwa cara dan kebiasaan belajar yang tepat akan menentukan hasil yang memuaskan, sebaliknya cara belajar yang buruk akan memberikan hasil yang kurang memuaskan. Oleh sebab itu, penulis mendeskripsikan cara belajar sebagai strategi untuk meningkatkan prestasi belajar seperti yang diharapkannya. Pada penelitian ini penulis mengambil


(42)

beberapa aspek yang relevan dengan cara belajar yaitu persiapan belajar, cara mengikuti pelajaran, aktifitas belajar, pola belajar, dan cara mengikuti ujian. Dari penjelasan diatas, maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar matematika siswa.


(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 1988) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini juga bertujuan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata (Punaji, 2010 : 33). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau interview, analisis isi dan metode pengumpulan data lainnya untuk menyajikan respons-respons dan perilaku subjek (Punaji, 2010 : 43).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.


(44)

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dari 5 siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta mengenai pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah penyebab yang diduga (presumed cause) menyebabkan perubahan hasil (Punaji, 2010 : 110), variabel bebas dalam penelitian ini adalah cara belajar siswa.

2. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang mempresentasikan dampak yang diduga (presumed effect) sebagai akibat dari variabel bebas dan diamati melalui hasil yang ditimbulkan oleh adanya perlakuan/pemberian treatment terhadap suatu keadaan, objek, orang, dan segala yang dapat diobservasi (Punaji, 2010 : 111). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika dari 5 subjek penelitian.

E. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan April – Mei 2013.


(45)

Pelaksanaan penelitian berlangsung disemester genap tahun pelajaran 2012/2013.

F. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Bentuk Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan 3 macam instrumen, yaitu instrumen tes prestasi belajar matematika berupa soal uraian, serta instrumen non-tes berupa angket dan wawancara mengetahui cara belajar siswa.

a. Tes prestasi belajar

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara, dan aturan-aturan yang telah ditentukan (Arikunto, 2002). Tes ini akan diberikan pada akhir pembahasan materi dan berupa soal uraian. Soal-soal uraian tersebut berkaitan dengan materi yang telah dibahas. Dan dari tes ini akan diperoleh data mengenai kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Angket/kuisioner

Angket/kuisioner ini diberikan sebagai alat untuk mengetahui cara belajar siswa selama ini dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.


(46)

c. Wawancara

Wawancara adalah situasi peran antar-pribadi bersemuka (face to face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancara atau responden (Kerling, 1996). Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan struktur terbuka. Wawancara dengan struktur terbuka merupakan wawancara yang tidak menggunakan patokan maupun aturan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara ini berkaitan dengan hasil jawaban siswa dalam menjawab kuisioner yang telah diberikan sebelumnya. Wawancara ini dilakukan untuk mencocokkan (cross check) jawaban siswa pada angket. Dan wawancara ini sebagai pernyataan langsung dari siswa, juga untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pengaruh cara belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya berupa : tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi (Paul Suparno, 2010 : 56). Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.


(47)

a. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu sumber yang berasal dari guru yang meliputi : RPP, Silabus, dan soal-soal latihan.

b. Instrumen Penelitian 1) Instrumen Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi sistematik dimana observasi yang dilakukan terlebih dahulu dipersiapkan dan dibatasi kerangka yang akan diamati. Artinya peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan pedoman instrumen observasi. Dan dari hasil observasi, peneliti akan memaparkan mengenai apa saja yang telah dilihat dan dialami selama mengikuti proses pembelajaran.

2) Dokumentasi

Dengan menggunakan teknik pengumpulan dokumen ini kita akan memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumen merupakan sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat dipergunakan sebagai bukti atau keterangan (menurut KBBI). Pada penelitian ini menggunakan foto sebagai bukti kegiatan pembelajaran, angket/kuesioner untuk mengetahui kegiatan apa saja yang telah dilakukan siswa selama proses pembelajaran


(48)

berlangsung, wawancara untuk mencocokkan jawaban siswa pada kuisioner yang telah diberikan. Hal-hal yang akan diamati dalam penelitian ini antara lain :

1) Persiapan belajar siswa 2) Cara mengikuti pelajaran 3) Aktifitas belajar mandiri 4) Pola belajar siswa

5) Cara siswa mengikuti ujian

3) Test Prestasi Belajar Siswa

Tes belajar siswa ini terdiri atas soal-soal test yang diberikan setelah selesai pembahasan materi.

3. Jenis Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data cara belajar, meliputi : i) data observasi ii) data kuisioner iii)

data wawancara. Data ini berupa kata-kata atau pernyataan verbal yang diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan siswa dan juga dari kuisioner yang telah diisi oleh siswa.

b. Data hasil belajar siswa, yaitu data hasil belajar siswa diambil dari hasil tes yang mereka kerjakan, yang berupa skor hasil tes.


(49)

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Validitas Tes Hasil Belajar Siswa

Ciri pertama dari tes prestasi belajar yang baik menurut Anas Sudijono (1996 : 93) adalah bahwa tes hasil belajar tersebut bersifat valid atau memiliki validitas. Kata “valid” sering diartikan dengan : tepat, benar, absah. Jadi validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, atau keabsahan. Secara metodologis menurut Sukardi (2003) dalam (Pelagia Udya Leutta, 2012 : 39,40), validitas suatu tes dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu validitas isi, konstruk, konkruen, dan prediksi. Keempat macam validitas ini sering dikelompokkan menjadi dua macam menurut rentetan berpikirnya, yaitu :

a. Validitas Logik

Validitas ini dilakukan berdasarkan pertimbangan teoritik atau logika yang dilaksanakan oleh para ahli atau orang yang dianggap ahli. Ada tiga macam validitas yang termasuk didalamnya yaitu validitas isi, validitas muka, dan validitas konstruksi. Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segi materi yang dievaluasikan. Validitas muka suatu evaluasi disebut pula validitas bentuk soal atau validitas tampilan yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata – kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. Validitas konstruksi terkait dengan proses penyusunan alat pengukur data yang bersangkutan, yang menggunakan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.


(50)

b. Validitas Empirik

Validitas ini diperoleh melalui observasi atau pengalaman yang bersifat empirik. Ada dua macam validitas yang ada di dalamnya yaitu validitas banding dan validitas ramal. Validitas banding atau validitas bersama dapat digunakan apabila kriteriumnya terdapat pada waktu yang bersamaan dengan alat evaluasi yang diselidiki validitasnya atau hampir bersamaan. Biasanya dilakukan terhadap subjek yang sama. Validitas Ramal atau Predictive Validity yaitu sebuah evaluasi dikatakan memiliki validitas prediksi yang baik jika ia mempunyai kemampuan untuk meramalkan hal – hal yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Untuk menentukan validitas prediksi tersebut digunakan alat pembanding berupa nilai – nilai yang diperoleh dari hasil tes.

Sebuah tes dikatakan valid apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Dalam penelitian ini, peneliti memilih validitas isi (content validity) yaitu derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Sedangkan untuk melihat keabsahan dari kalimat atau pun kata-kata dalam soal maka dibutuhkan validitas muka, sehingga jelas pengertiannya dan tidak menimbulkan tafsiran lain. Selain itu peneliti juga menggunakan validitas konstruksi untuk mengevaluasi lembar pengamatan terhadap cara belajar siswa. Untuk mengetahui apakah suatu test


(51)

telah mempunyai keabsahan isi, muka, dan konstruksi, maka alat test tersebut dapat dikonsultasikan kepada orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan.

2. Analisis Reliabilitas Kuis dan Ulangan Sebagai Alat Untuk Mengukur Prestasi Belajar Siswa

Menurut Anas Sudijono (2011), dalam fungsinya sebagai alat ukur hasil belajar, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes hasil belajar bentuk uraian yang dikenal dengan istilah essay test atau subyektive test, dan test hasil belajar bentuk obyektif yang dikenal dengan istilah obyektif test atau new type test. Untuk menguji reliabilitas test hasil belajar ini menggunakan teknik pengujian reliabilitas tes hasil belajar bentuk uraian karena tes yang digunakan untuk mengambil data adalah tes uraian. Caranya adalah dengan memperhatikan situasi dan kondisi siswa saat test. Hal-hal yang diperhatikan adalah bagaimana situasi dan kondisi siswa pada saat mengerjakan test, apakah siswa dalam keadaan sehat, sungguh-sungguh, dan tidak saling mencontek.

H. Rencana Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Pakem Tahun ajaran 2012/2013. Agar penelitian ini berjalan dengan lancar, maka dibuat


(52)

suatu rencana kegiatan penelitian yang nantinya digunakan sebagai acuan penelitian. Berikut rencana kegiatan selama penelitian berlangsung : a. Perencanaan

1) Menyiapkan soal untuk test prestasi belajar berupa soal yang berkaitan dengan materi yang dipelajari

2) Menyiapkan alat elektronik untuk tujuan dokumentasi seperti camera digital/camera handphone.

3) Menyiapkan lembar kuesioner bagi 5 siswa yang akan diamati/ diteliti.

4) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mewawancarai siswa. b. Pelaksanaan dan Pengamatan

Karena dalam pelaksanaannya peneliti tidak terlibat langsung dalam pembelajarannya maka peneliti hanya bertindak sebagai observer di kelas namun tetap mengikuti kegiatan pembelajarannya yang meliputi :

1) Mengamati serta mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan 5 siswa yang akan diteliti yaitu persiapan belajar, cara mengikuti pelajaran, aktivitas belajar, pola belajar dan cara siswa mengikuti ujian

2) Mendokumentasikan kegiatan siswa selama pelajaran berlangsung 3) Membantu guru mengawasi jalannya kegiatan pembelajaran 4) Membagikan kuisioner kepada siswa


(53)

c. Pengolahan Data dan Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh, peneliti melakukan olah data dan analisis data hingga menemukan sebuah kesimpulan dari rumusan masalah yang ditanyakan.


(54)

37

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN DI LAPANGAN, HASIL UJI COBA INSTRUMEN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius Pakem yang beralamat di Sukunan, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian 5 siswa kelas VII Cerdas dari bulan April sampai bulan Mei. Terdiri atas 5 siswa sebagai subjek penelitian.

1. Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian di sekolah peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu :

a. Menghubungi kepala sekolah untuk meminta ijin melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem. Pada waktu itu, peneliti langsung dapat bertemu dengan kepala sekolah SMP Kanisius Pakem, Bapak Andrias Indra Purnama, S. T., S. Pd. Peneliti mengutarakan maksud dan tujuan datang ke sekolahan tersebut, dan mendapatkan sambutan baik dari pihak sekolah.

b. Mengurus surat ijin resmi untuk melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem. Setelah mendapat ijin dan diperbolehkan melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Pakem, peneliti memintakan surat ijin resmi ke Sekretariat JPMIPA.


(55)

c. Berdiskusi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika untuk memastikan waktu dan pelaksanaan penelitian. Setelah membawa surat ijin dari kampus, peneliti bertemu kepala sekolah dan Ibu Yuli, guru matematika di SMP Kanisius Pakem. Setelah bertemu, peneliti bersama kepala sekolah dan guru matematika berdiskusi menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan penelitian. Akhirnya, setelah melalui proses diskusi diputuskan waktu pelaksanaan penelitian sekitar akhir bulan April atau awal bulan Mei. Peneliti juga berdiskusi dengan Ibu Yuli tentang penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian peneliti membutuhkan 5 subyek siswa yang akan diteliti, dalam menentukan subyek peneliti dibantu oleh guru matematika yaitu bu Yuli. Peneliti meminta tolong guru untuk memilih siswa yang akan diteliti berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan yaitu yang paling pintar, pintar, sedang, kurang pintar, dan sangat kurang pintar. Bu Yuli memilih siswa yang sesuai kriteria yaitu berdasarkan nilai matematika dan berdasarkan keaktifan siswa selama pelajaran matematika yang berlangsung selama ini.

d. Merancang instrumen penelitian.

Setelah sepakat tentang waktu, materi dan model penelitian yang akan dilakukan di SMP Kanisius Pakem, peneliti merancang instrumen apa saja yang diperlukan untuk dapat mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Instrumen yang diperlukan


(56)

dalam penelitian ini meliputi instrumen kuisioner,lembar observasi, lembar wawancara dan tes prestasi belajar siswa meliputi soal kuis dan ulangan. Dalam merancang instrumen penelitian, peneliti juga berkonsultasi dengan guru matematika dan dosen pembimbing untuk dimintai pendapat mengenai instrumen yang peneliti buat.

2. Pelaksanaan Ujicoba Instrumen a. Instrumen Tes Prestasi Belajar

Instrumen tes prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika meliputi soal kuis dan juga ulangan mengenai materi Segiempat dan Segitiga, namun setelah konsultasi dengan dosen pembimbing, dosen menyarankan 1 KD saja sehingga peneliti mengambil materi Sifat-sifat Segitiga Berdasarkan Sisi dan Sudutnya. Soal kuis berupa 3 soal dan soal ulangan berupa 5 soal. Kuis diadakan pada tanggal 8 Mei 2013 sedangkan ulangan diadakan pada tanggal 14 Mei 2013.

b. Angket Cara Belajar Siswa

Angket untuk mengenai cara belajar siswa, peneliti memberikan kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai cara belajar siswa. Kuisioner tersebut sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Dalam penelitian ini kuisioner yang digunakan kuisioner terbuka. Kuisioner diberikan pada tanggal 1 dan 2 Mei 2013. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner secara keseluruhan mengarah pada cara-cara belajar siswa dalam pelajaran matematika.


(57)

Meskipun pada kuisioner penulis tidak mencatumkan pada pelajaran matematika, namun sebelumnya penulis sudah memberitahukan bahwa pelajaran yang dimaksud dalam kuisioner adalah pelajaran matematika.

c. Wawancara Siswa

Karena wawancara dilakukan pada saat istirahat jadi wawancara hanya bisa dilakukan terhadap dua orang siswa perhari. Sehingga, wawancara seluruhnya berlangsung dalam 3 hari.

d. Observasi

Observasi ini dilakukan selama 3 kali pertemuan. Mulai dari tanggal 30 April-2 Juni 2013. Dan dalam observasi 5 siswa ini peneliti dibantu oleh 1 orang teman. Observasi ini bertujuan untuk mengamati mengenai persiapan belajar siswa ketika akan mengikuti pelajaran, cara siswa mengikuti pelajaran di sekolah, dan mengenai aktivitas belajar mandiri siswa ketika belajar.

B. Hasil Ujicoba Instrumen 1. Uji Validitas

a. Validitas Kuis dan Ulangan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan uji pakar instrumen tes prestasi belajar. Untuk melihat valid tidaknya soal-soal tes yang diujikan ke siswa, peneliti meminta pakar/dosen pembimbing


(58)

untuk melihat atau mengoreksi soal-soal tes. Selain meminta dosen untuk menilai valid tidaknya soal tes, peneliti juga meminta guru matematika yang mengajar di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian. Prestasi belajar pada penelitian ini dilihat melalui kuis dan ulangan.

1) Kuis diadakan pada hari Rabu tanggal 8 Mei 2013. Peneliti sebelumnya membuat 2 nomor soal namun setelah uji validasi pakar atau disini peneliti menggunakan pakarnya yaitu dosen pembimbing, dosen menyarankan agar soalnya ditambah karena soal yang diberikan cukup mudah sedangkan waktu yang diberikan 15 menit. Sehingga dosen menyarankan agar soalnya ditambah yang lumayan sulit agar siswa dapat berpikir dengan kritis. Setelah berdiskusi dengan dosen pembimbing sehingga diperoleh soal yang demikian. Selain uji validitas itu dengan dosen, peneliti juga meminta guru matematika yang mengajar di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian untuk memeriksa soal kuis tersebut, dan guru juga setuju dengan soal-soal kuis tersebut.

2) Ulangan diadakan pada hari selasa tanggal 14 Mei 2013. Setelah soal ulangan tersebut di uji validitas oleh pakar yaitu dosen dan guru. Menurut dosen pembimbing untuk soal nomor 1 yang bagian a, sebaiknya salah satu panjang


(59)

sisinya jangan diketahui. Karena pada soal nomor 1 terlihat jelas kalau segitiga tersebut siku-siku. Sebab jika dihitung menggunakan rumus Pythagoras maka panjang kedua sisi jika dikuadratkan lalu di jumlah maka hasilnya akan sama dengan hasil kuadrat dari sisi miringnya jika terbukti siku-siku. Sehingga dosen menyarankan agar salah satu panjang sisinya tidak diketahui. Selain itu juga pada nomor 5, sebelum diuji validitas peneliti membuat soalnya yaitu menentukan hubungan antara dua sudut dalam segitiga,tetapi setelah diteliti dosen, menurut dosen soal tersebut kurang begitu jelas sehingga musti diperbaiki menjadi “manakah yang lebih besar ∠�� � ∠�, apa

alasannya ?” agar siswa dapat dengan mudah menangkap maksud dari soal tersebut. Soal-soal yang belum direvisi dan yang sudah divalidasi dan yang sudah divalidasi dapat dilihat pada lampiran.

b. Validitas Angket Cara Belajar Siswa

Untuk mengetahui valid tidaknya angket cara belajar siswa, peneliti mengukurnya dengan wawancara pada hari yang berbeda dengan diberikannya angket tersebut. Pada angket yang berupa kuisioner pada penelitian ini, peneliti memberikan 25 pertanyaan dan kuisioner tersebut merupakan kuisioner terbuka sehingga subyek penelitian pun mengisinya


(60)

berdasarkan pemahaman mereka sendiri serta berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan masing-masing. Dalam membuat kuisioner ini peneliti sudah melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing sebelum angket tersebut diberikan kesiswa. Selain itu peneliti juga melakukan observasi selama 3 kali pertemuan untuk melihat kegiatan atau cara belajar subyek penelitian ketika dikelas. Dan data tersebut dapat dikatakan valid jika hasil kuisioner dengan wawancara sesuai. Dan untuk lebih meyakinkan lagi di lihat juga dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Dan ketika hasil kuisioner tidak sama dengan hasil wawancara, peneliti menanyakan kepada siswa yang hasil wawancara dan kuisionernya berbeda apakah yang benar jawaban di kuisioner atau jawaban hasil wawancara. Namun ketika peneliti menanyakan jawaban mana yang benar kepada siswa, peneliti sudah membawa hasil transkrip wawancara, sehingga siswa dapat dengan mudah memberikan jawaban yang sesungguhnya. Ketika peneliti menanyakan mengenai hasil kuisioner dan wawancara kepada siswa ada siswa yang menyatakan bahwa keduanya benar dan memberikan alasan.

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini peneliti dapat mengatakan bahwa tes prestasi belajar yang digunakan reliabel karena dalam pengerjaan tes


(61)

peneliti ikut mengawasi. Dan dalam mengerjakan tes waktu yang digunakan cukup, siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh, siswa mengerjakannya sendiri-sendiri dan tidak mencontek, serta dalam keadaan sehat.

Secara statistik tes dikatakan reliabel jika tes diberikan 2 kali dan hasilnya tidak berbeda. Dalam penelitian ini tidak dilakukan perhitungan statistik karena keterbatasan waktu dan selain itu tes tersebut sudah diperiksa oleh dosen pembimbing dan hasilnya baik.

C. Tabulasi Data

1. Data Prestasi Belajar

Berikut adalah hasil prestasi belajar 5 subjek penelitian

Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar

No. Identitas Subyek

Kriteria Jenis

Kelamin

Kuis Ulangan Rata-rata

1. S1 Paling pintar P 8,0 9,5 8,75 2. S2 Pintar P 4,5 7,3 5,9 3. S3 Sedang P 7,5 8,1 7,8 4. S4 Kurang

pintar

P 5,0 4,0 4,5

5. S5 Sangat Kurang

L 3,0 1,4 2,2

Catatan : prestasi belajar untuk mengukur rata-rata dari nilai kuis dan ulangan.

2. Data Hasil Wawancara dengan Siswa

Wawancara dengan 5 siswa dilakukan secara bergilir. Karena wawancara dilakukan saat istirahat sehingga dalam sehari, peneliti hanya dapat mewawancari 2 siswa. Berikut adalah rangkuman hasil wawancara siswa.


(62)

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa

No. Identitas Subyek

Hasil Wawancara

1. S1 “Sebelum pelajaran biasanya menyiapkan buku

pelajaran, peralatan yang dibutuhkan biar kalau guru udah masuk udah siap udah nggak nunggu yang lain”,kata siswa. Sebelum mulai pelajaran siswa menanyakan PR yang belum jelas untuk memahami materi dan membaca materi pada pelajaran sebelumnya, kalau ada materi yang kurang jelas biasanya bertanya pada orangtua, guru atau teman, ketika ada materi yang penting dalam pelajaran membuat ringkasan untuk dihafalkan, mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah, tidak mengikuti bimbingan belajar dan tidak mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal harian atau mingguan, kata siswa saat ditanya apakah mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah siswa mengatakan, “sebenarnya ada tapi tidak saya pergunakan dengan baik karena sifat yang malas”, siswa mempunyai waktu khusus untuk belajar pada pagi dan malam hari, biasanya mengerjakan tugas tepat waktu, rencana kegiatan yang sudah dibuat tidak selalu berjalan dengan baik, menanggapi penjelasan guru jika ada yang belum jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan suara televisi, berusaha

memfokuskan pikiran pada pelajaran meskipun

pelajaran itu tidak disukai, ketika ditanya kalau ada ulangan atau tes S1 belajar nggak ? kata siswa,”belajar, tapi sistemnya sistem kebut semalam jadi biasanya dari jam 7 sampai jam 10 dilanjutin lagi paginya, dilanjutin di sekolah juga”, ketika mempersiapkan ujian mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari dan latihan soal yang sudah dibahas.

2. S2 Sebelum mulai pelajaran siswa mempersiapkan

buku-buku dan saat ditanya “kalau sebelum pelajaran apa yang kamu lakukan untuk memahami materi?” siswa menjawab,”biasanya Cuma baca-baca dulu supaya lebih jelas dan kalau misalnya belum jelas tanya”, jika ada bagian yang penting dalam materi siswa menghafalnya agar lebih jelas, membuat catatan atau ringkasan sendiri dan membacanya kembali, lalu mengerjakan tugas dan PR dari guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar yaitu pagi dan malam hari, jika mengalami kesulitan minta tolong teman atau guru untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit, tidak mengikuti bimbingan belajar dan tidak mempunyai kelompok belajar, saat ditanya “apakah anda membuat jadwal kegiatan harian atau mingguan yang berisi mengenai


(63)

rencana-rencana kegiatan?”, kata siswa,”enggak, soalnya dulu pernah tapi nggak terlaksana jadinya nggak

buat”, tidak mempunyai cukup waktu untuk

mengerjakan soal latihan dirumah tetapi mempunyai waktu khusus untuk belajar di rumah pada pagi dan malam hari, selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang disusun tidak selalu berjalan dengan baik, sering menanggapi penjelasan guru jika ada yang kurang jelas, ketika belajar sambil melakukan aktivitas lain yaitu mendengarkan musik, saat ditanya apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa,”iya, biasanya berusaha misalnya saya nggak suka fisika tapi saya harus bisa fisika karena ini juga tanggungjawab”, jika ada ulangan atau tes tidak belajar jauh hari sebelumnya dan lebih suka lembur hingga larut malam, dalam mempersiapkan ujian mengulang kembali materi yang sudah dipelajari dan mempelajari soal latihan yang sudah dibahas.

3. S3 Sebelum pelajaran mempersiapkan buku dan alat tulis,

saat ditanya “kalau sebelum pelajaran, kamu biasanya melakukan apa untuk memahami materi?”, jawab siswa,”ya membaca, membaca materi yang sebelumnya diajarkan oleh guru biar nanti kalau dikasih pertanyaan bisa menjawab”, jika ada yang kurang jelas siswa bertanya pada guru, jika menemukan bagian yang penting dalam materi membuat ringkasan, ketika guru memberikan materi juga membuat catatan agar bisa dipelajari lagi di rumah, mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, jika mengalami kesulitan berusaha mencari tahu sendiri terlebih dahulu atau minta bantuan teman, tidak mengikuti bimbingan belajar, kadang-kadang belajar dengan teman kelompok belajar di rumah, mempunyai jadwal kegiatan, punya waktu yang cukup untuk mengerjakan soal latihan di rumah, mempunyai waktu yang khusus untuk belajar yaitu pada sore dan malam hari, kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang disusun tidak selalu berjalan dengan baik kadang menanggapi penjelasan guru jika belum jelas, lebih sering tidak melakukan aktivitas lain saat belajar, berusaha fokus meskipun pada pelajaran yang tidak disukai, kadang-kadang belajar jauh hari sebelum ada ulangan atau tes, tidak lembur hingga larut malam ketika ujian, saat ditanya,”apakah dalam mempersiapkan ujian kamu membaca kembali materi yang sudah dipelajari dan mempellajari soal-soal yang sudah pernah dibahas?” jawab siswa,”iya, soalnya nanti aku lupa dan nanti pas


(64)

ujian nggak bisa ngerjain dan nilainya juga jelek kalau nggak tahu jawabannya itu apa”.

4. S4 Sebelum pelajaran menyiapkan buku dan alat tulis,

sebelum mulai pelajaran membaca buku untuk memahami materi, jika ada materi yang kurang jelas bertanya pada teman atau guru, jika menemukan bagian yang penting dalam materi menghafalnya, saat ditanya,”apabila anda membuat ringkasan selama pelajaran berlangsung apakah setelah itu anda membacanya kembali?”, jawab siswa,”iya, supaya biar lebih jelas”. Jika ada tugas atau PR siswa mengerjakan tugas atau PR yang diberikan oleh guru, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, jika mengalami kesulitan minta tolong teman atau mencoba sendiri, tidak mengikuti bimbingan belajar, dan tidak

mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal

kegiatan harian atau mingguan, punya waktu yang cukup untuk mengerjakan soal latihan di rumah dan punya waktu khusus untuk belajar yaitu pada malam hari, kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, kadang-kadang rencana kegiatan tidak berjalan dengan baik, kadang-kadang menanggapi penjelasan guru jika mengalami kebingungan, saat belajar tidak melakukan aktivitas lain, saat ditanya,”apakah ketika belajar anda memfokuskan seluruh pikiran anda bahkan pada matapelajaran yang tidak anda sukai sekalipun?”, jawab siswa “iya, karena walaupun nggak disukai biar supaya lebih bisa”, ketika ada ulangan atau tes belajar jauh hari sebelumnya sehingga tidak lembur hingga larut malam, mempersiapkan ujian dengan mempelajari materi dan soal latihan yang sudah pernah dibahas.

5. S5 Sebelum pelajaran mempersiapkan alat tulis dan buku

dan bertanya pada guru serta membaca untuk memahami materi sebelumnya, jika ada materi yang kurang jelas kadang-kadang bertanya pada guru atau teman, saat menemukan bagian yang penting dalam materi membuat ringkasan untuk dibaca kembali, ketika guru memberikan materi kadang-kadang mendengarkan dan mencatat bagian yang penting dan kadang-kadang membacanya kembali, kadang-kadang mengerjakan tugas dan PR yang diberikan guru, mempunyai waktu untuk belajar pada malam hari, ketika mengalami kesulitan minta tolong pada teman atau bertanya pada guru, tidak mengikuti bimbingan belajar, kadang belajar dengan teman kelompok belajar, kadang-kadang membuat jadwal kegiatan, tidak selalu

mempunyai waktu yang cukup untuk belajar

mengerjakan soal latihan di rumah, waktu khusus belajar yaitu pada malam hari, tidak selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang


(65)

sudah disusun tidak selalu berjalan dengan baik, kadang-kadang menanggapi penjelasan dari guru, ketika belajar sambil mendengarkan musik, kadang-kadang dapat memfokuskan pikiran pada pelajaran yang tidak disukai, saat ditanya”jika ada ulangan atau tes, apakah anda belajar jauh hari sebelumnya?” jawab siswa,”kadang-kadang”. Siswa juga tidak lembur hingga

larut malam, dan saat ditanya “apakah dalam

mempersiapkan ujian anda membaca kembali materi yang sudah dipelajari dan juga mempelajari soal-soal

latihan yang sudah pernah dibahas?” jawab

siswa,”kadang-kadang”. 3. Data Hasil Kuisioner

Berikut adalah rangkuman isi kuisioner siswa.

Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner

No Identitas Subyek

Hasil Kuisioner

1. S1 Sebelum pelajaran saya menyiapkan semua alat atau

kebutuhan yang diperlukan untuk belajar, dan sebelum pelajaran untuk memahami materi biasanya saya bertanya mengenai PR yang saya tidak bisa, ketika belajar ada materi yang kurang jelas biasanya saat istirahat saya menemui guru untuk bertanya, saat menemukan bagian yang penting dalam materi saya akan menghafalnya, saat guru memberikan materi terkadang saya membuat catatan dan setelah itu membacanya, mengerjakan tugas yang diberikan guru saat pelajaran, kalau ada PR kadang saya kerjakan kalau mudah, saya mempunyai waktu yang cukup untuk belajar hanya saja terkadang saya malas, ketika mengalami kesulitan dalam belajar kadang-kadang mencari tau sendiri dan kadang-kadang minta tolong teman, tidak mengikuti bimbingan belajar, tidak mempunyai kelompok belajar, dulu pernah membuat jadwal kegiatan harian namun sekarang tidak, waktu untuk belajar sebenarnya ada namun saya tidak mempergunakannya dengan baik, tidak mempunyai waktu khusus untuk belajar, saya kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, rencana kegiatan yang saya buat tidak berjalan dengan baik, kalau ada yang kurang jelas saya menanggapi penjelasan guru, saat belajar biasanya sambil mendengarkan suara televisi, saat mempelajari pelajaran yang tidak saya sukai biasanya saya tidak terlalu fokus, saat ada ulangan saya tidak belajar jauh hari sebelumnya dan hanya belajar pada malam sebelum ulangan, saya membaca kembali materi yang sudah dipelajari dan juga soal latihan yang telah dibahas.

2. S2 Sebelum pelajaran saya selalu menyiapkan buku pelajaran,

untuk memahami materi yang akan dipelajari biasanya saya bertanya dengan teman atau guru, ketika ada materi yang


(66)

kurang jelas biasanya saya bertanya sampai bisa kepada teman dan guru, saat menemukan bagian yang penting dalam materi biasanya saya menghafalnya, saat guru

memberikan materi saya membuat catatan dan

mendengarkan guru dan setelah itu membacanya kembali, selalu mengerjakan tugas dan PR dari guru, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, saat mengalami kesulitan saat belajar biasanya minta tolong teman untuk membantu, tidak mengikuti bimbingan belajar, tidak mempunyai kelompok belajar di rumah, tidak membuat jadwal kegiatan harian atau mingguan, tidak mempunyai waktu yang cukup untuk belajar mengerjakan soal latihan di rumah, waktu khusus yang digunakan untuk belajar yaitu pagi hari, selalu tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, semua rencana kegiatan yang sudah disusun tidak berjalan dengan baik, sering menanggapi penjelasan guru, saat belajar sambil mendengarkan musik, selalu fokus saat belajar meski pada pelajaran yang tidak disukai, saat ada ulangan tidak belajar jauh hari sebelumnya tetapi lembur hingga larut malam, dalam mempersiapkan ujian membaca materi dan mempelajari soal latihan yang sudah pernah dibahas.

3. S3 Sebelum pelajaran saya selalu mempersiapkan buku

pelajaran, untuk memahami materi saya selalu materi yang sebelumnya diajarkan, bertanya pada guru ketika ada materi yang kurang jelas, saya membuat ringkasan ketika ada bagian yang penting dalam materi, membuat catatan saat guru memberikan materi dan setelah itu membacanya kembali, selalu mengerjakan tugas dan PR dari guru, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, saat mengalami kesulitan ketika belajar kadang-kadang saya mencari tau sendiri jika ada dibuku, tidak mengikuti bimbingan belajar, tidak mempunyai kelompok belajar, selalu membuat jadwal kegiatan, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar mengerjakan soal latihan, waktu khusus yang digunakan untuk belajar tidak tentu kadang sore kadang malam, kadang-kadang tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, semua rencana kegiatan yang sudah disusun belum tentu berjalan dengan baik karena

tergantung keadaan, kadang-kadang menanggapi

penjelasan guru, saat belajar tidak sambil melakukan aktivitas lain namun jika bosan terkadang sambil mendengarkan musik, saat belajar saya berusaha fokus supaya tidak memperoleh nilai jelek, kalau ada ulangan kadang-kadang saya belajar jauh hari sebelumnya namun tidak lembur hingga larut malam, dalam mempersiapkan ujian saya membaca materi dan mempelajari soal latihan yang sudah dibahas sebelumnya.

4. S4 Sebelum pelajaran mempersiapkan buku pelajaran dan


(67)

materi yang akan dipelajari, bertanya jika ada materi yang kurang jelas, menghafal dan membuat ringkasan ketika menemukan bagian yang penting dalam materi, kadang-kadang juga membuat catatan ketika guru memberikan materi, kadang-kadang membaca kembali ringkasan yang sudah dibuat ketika pelajaran berlangsung, mengerjakan tugas dan PR yang diberikan guru, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar, ketika menghadapi kesulitan biasanya minta tolong teman untuk membantu, tidak mengikuti bimbingan belajar, dan juga tidak mempunyai kelompok belajar, membuat jadwal kegiatan harian, mempunyai waktu yang cukup untuk belajar mengerjakan soal latihan di rumah, mempunyai waktu khusus untuk belajar yaitu pada malam hari, siswa tidak selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas, rencana kegiatan yang disusun tidak selalu berjalan dengan baik, kadang-kadang menanggapi penjelasan guru, ketika belajar tidak melakukan aktivitas lain, ketika belajar matapelajaran yang tidak disukai tidak selalu dapat memfokuskan pikiran, ketika menghadapi ulangan atau tes belajar jauh hari sebelumnya sehingga tidak lembur belajar hingga larut malam, ketika akan mempersiapkan ujian membaca kembali materi yang sudah dipelajari dan soal-soal yang sudah pernah dibahas.

5. S5 Sebelum mulai pelajaran saya selalu mempersiapkan buku pelajaran dan alat tulis, serta membaca materi yang akan dipelajari. Ketika menemukan bagian yang penting saya selalu membuat ringkasan. Saat guru menjelaskan materi saya selalu mendengarkan lalu meringkasnya dan setelah itu membacanya ketika ada waktu. Saya jarang mengerjakan tugas dan PR. Ketika di rumah saya belajarnya sore hari, dan ketika mengalami kesulitan saya meminta tolong teman, tidak mengikuti bimbel karena sudah merasa mampu, mempunyai kelompok belajar dirumah namun jarang hanya kalau ada teman yang mengajak, selalu membuat jadwal kegiatan harian, selalu mempunyai waktu yang cukup untuk belajar,sering tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, tidak pernah

menanggapi penjelasan guru, saat belajar sambil

mendengarkan musik, saat belajar jarang fokus, saat ujian tidak belajar jauh hari sebelumnya, saat ada ujian belajarnya tidak lembur hingga larut malam, saat ujian mempelajari materi dan juga soal-soal latihan yang sudah pernah dibahas.


(1)

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

(4)

SILABUS KELAS VII SMP KANISIUS PAKEM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

vii

ABSTRAK

Paulina Ari Widiastuti. 2013. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Pelajaran Matematika pada Pokok Bahasan Segitiga Siswa Kelas VII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan atau ujian dan sebagainya. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk 1) mengetahui cara belajar siswa dalam pelajaran matematika 2) mengetahui prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika, dan 3) mengetahui pengaruh cara belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, angket cara belajar, wawancara, dan tes prestasi belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa SMP Kanisius Pakem.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil : 1) Terdapat perbedaan dan persamaan dalam cara belajar siswa terhadap matapelajaran matematika 2) Prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika berada pada kriteria baik sekali, cukup, baik, kurang, dan sangat kurang 3) Pengaruh cara belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dapat dilihat dari cara belajar dan keaktifan siswa pada saat pelajaran. Siswa yang cara belajarnya baik dan aktif cenderung mempunyai prestasi belajar yang baik, sedangkan siswa yang cara belajarnya kurang baik dan pasif cenderung mempunyai prestasi belajar yang kurang baik.

Kata kunci : Cara Belajar, Keaktifan Belajar, Prestasi Belajar, Sifat dan Jenis Segitiga.


(6)

viii

ABSTRACT

Paulina Ari Widiastuti. 2013. The Effect of Learning Strategy on Students’

Learning Achievement in Mathematics for Grade 7 Students of Kanisius Pakem Yogyakarta Junior High School, School Year 2012/2013.

Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program,

Mathematics Education and Science Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

Learning strategy means activities which are done based on the learning situation, for instance some activities in class, following an examination and so on. The aims of this study were to know: 1) students’ learning strategy in Mathematics, 2)

students’ learning achievements in Mathematics, and 3) the effect of learning

strategy to students’ learning achievement in Mathematics.

This study uses descriptive qualitative research method. The data collection was done by observation, learning strategy questionnaire, interview, and test on learning achievement in Mathematics. The subjects of this study were five students of SMP Kanisius Pakem.

The results of the study were as follows: 1) There were differences and

similarities in students’ learning strategy in Mathematics. 2) Students’

achievement criteria in learning Mathematics were very good, sufficient, good,

poor, and very poor. 3) The effect of students’ learning strategy on students’

learning achievement could be seen from the learning strategy and their activeness in class. Students with good learning strategy and proactive tended to have good learning achievement, while students with poor learning strategy and passive tended to have less good learning achievement.

Keywords: Learning Strategy, Learning Activeness, Learning Achievement, the Characteristics and Types of Triangles.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Efektifitas penggunaan metode resitasi dan kartu kerja terhadap hasil belajar fisika siswa kelas II cawu III pokok bahasan struktur inti dan radioaktifitas di MAN 2 Jember tahun pelajaran 2000/2001

0 4 105

Efektivitas remediasi dengan metode tugas yang direpresentasikan dalam meningkatkan hasil belajar fisika: Studi Eksperimen pada siswa kelas II cawu II pokok bahasan cahaya di SLTP Negeri 1 tahun pelajaran 2000/2001

0 2 87

Pengaruh pendidikan taman kanak-kanak terhadap prestasi belajar matematika siswa

0 4 82

Pengaruh sumber belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMP bakti Mulya 400 Pondok Pinang Jakarta Selatan

0 4 89

Pengaruh perhatian ibu berakhir terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Islam Harapan Ibu Pondok Pianang Jakarta

0 4 77

Pengaruh program bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat

0 5 103

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Pengaruh kecerdasan interpersonal dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII

0 0 9