memiliki persentase pelaksanaan di bawah 50. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa responden merasa kesulitan dalam melakukan tindak lanjut
terapi dikarenakan keterbatasan waktu dan sumber daya manusia. Selain itu pasien juga tidak selalu menggunakan jasa apotek yang bersangkutan.
D. Evaluasi Mutu Pelayanan
Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 menyebutkan ada tiga indikator yang digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan yaitu tingkat
kepuasan konsumen, dimensi waktu dan prosedur tetap 1. Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survey berupa angket atau
wawancara langsung.
Tabel XXXVII. Survey tingkat kepuasan konsumen
No Survey
tingkat kepuasan konsumen Jumlah
Persentase n = 35
1 Ya
9 26
2 Tidak
26 74
Total 35
100
Hasil penelitian didapatkan bahwa 26 responden pernah melakukan survey
tentang tingkat kepuasan konsumen. Sedangkan 74 responden belum pernah melakukan survey tentang kepuasan konsumen.
Survey ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat pasienpengunjung
apotek mengenai kinerja di apotek dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi oleh APA agar dapat meningkatkan mutu pelayanan di apotek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka. Survey
yang dimaksud dalam Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 dapat berupa angket atau wawancara langsung.
Tabel XXXVIII. Bentuk survey
No Bentuk survey
Jumlah Persentase
n = 9 1
Angket dan wawancara 2
22 2
Angket 1
11 3
Wawancara 6
67 Total
9 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari responden yang pernah melakukan survey tersebut, 22 responden diantaranya melakukan survey
dengan angket dan wawancara, 11 responden melakukan survey dengan angket dan 67 responden melakukan survey dengan wawancara.
2. Dimensi waktu : lama pelayanan diukur dengan waktu yang telah ditetapkan. Penetapan lama pelayanan waktu pelayanan maksimal per pasien
bertujuan agar apoteker cepat tanggap dalam melayani pasien sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan obat. Salah satu caranya
adalah dengan menetapkan lama waktu untuk tiap pembuatan dan pengambilan setiap sediaan, misalnya salep, puyer, kapsul, sirup, baik dalam
sediaan tunggal maupun campuran sehingga pasien mendapatkan kepastian waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XXXIX. Penetapan lama pelayanan
No Penetapan lama pelayanan
Jumlah Persentase
n = 35 1
Ya 9
26 2
Tidak 26
74 Total
35 100
Hasil penelitian didapatkan bahwa 26 responden menetapkan lama pelayanan waktu pelayanan maksimal per pasien sedangkan 74 responden
tidak menetapkan lama pelayanan per pasien.
3. Prosedur tetap : untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.
Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 menyebutkan bahwa prosedur tetap ini antara lain bermanfaat untuk memastikan bahwa
praktek yang baik dapat tercapai setiap saat, adanya pembagian tugas dan wewenang, memberikan pertimbangan dan panduan untuk tenaga kesehatan
lain yang bekerja di apotek, dapat digunakan sebagai alat untuk melatih staf baru dan membantu proses audit.
Tabel XXXX. Ketersediaan prosedur tetap
No Prosedur tetap
Jumlah Persentase
n = 35 1
Ya 8
23 2
Tidak 27
77 Total
35 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil penelitian didapatkan bahwa 23 apotek yang mempunyai prosedur tertulis dan tetap dalam pelayanan pasien dan 77 sisanya tidak
mempunyai prosedur tertulis dan tetap dalam pelayanan pasien.
4. Rangkuman hasil pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bidang evaluasi mutu pelayanan
26 26
23 0.00
50.00 100.00
Survey ingkat kepuasan konsumen Waktu pelayanan per pasien
Prosedur tetap
Gambar 9. Standar Pelayanan Kefarmasian bidang evaluasi mutu pelayanan
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek bidang evaluasi mutu pelayanan belum
sepenuhnya dilaksanakan dengan baik karena memiliki persentase pelaksanaan di bawah 50, yaitu untuk pelaksanaan survey tingkat kepuasan
konsumen sebesar 26, penetapan waktu pelayanan per pasien sebesar 26 dan penetapan prosedur tetap sebesar 23, sehingga perlu ditingkatkan
pelaksanaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Rangkuman Hasil Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul