F. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul Berdasarkan Karakteristik Responden
1. Posisi Responden Di apotek, apoteker dapat bertugas sebagai :
a. Apoteker Pengelola Apotek APA adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek SIA. Setiap apotek harus ada satu APA dan seorang
Apoteker hanya bisa menjadi APA di satu apotek saja. b. Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di apotek disamping
APA danatau menggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek. Menurut Kepmenkes No. 1332 tahun 2002, “Apabila APA
berhalangan hadir pada jam buka apotek, maka harus harus menunjuk apoteker pendamping”. Apabila APA tidak bisa selalu ada di apotek
selama jam buka apotek, maka apoteker pendamping ini dapat menggantikannya.
POSISI RESPONDEN
75.5 83.3
66.0 53.0
27.0 0.0
0.00 50.00
100.00
Apoteker Pengelola
Apotek n=32 Apoteker
Pendamping n=3
Apoteker Pengelola
Apotek n=32 Apoteker
Pendamping n=3
Apoteker Pengelola
Apotek n=32 Apoteker
Pendamping n=3
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 11. Rata-rata Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan posisi responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POSISI RESPONDEN
0.00 50.00
100.00
Apoteker Pengelola Apotek
n=32 Apoteker
Pendamping n=3 Apoteker
Pengelola Apotek n=32
Apoteker Pendamping n=3
Apoteker Pengelola Apotek
n=32 Apoteker
Pendamping n=3 Pengelolaan Sumber Daya
Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan
pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek
penempatan produk yg terpisah ruang tunggu
tempat display informasi ruang konseling tertutup
ruang racikan keranjang sampah
perencanaan pengadaan
penyimpanan informasi pada wadah baru
pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan
pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika
pengarsipan resep pengisian medication record
persyaratan administratif kesesuaian farmasetik
pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter
etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat informasi yg diberikan pada pasien
jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan
diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi
survey tingkat kepuasan konsumen waktu pelayanan per pasien
prosedur tetap
Gambar 12. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan posisi responden
90
Gambaran di atas, dapat kita lihat adanya hubungan antara posisi responden dengan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian menurut
Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004. Perbandingan yang terlihat pada gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 yang dilakukan oleh Apoteker Pendamping lebih
baik dibandingkan Apoteker Pengelola Apotek pada bidang pengelolaan sumber daya karena mempunyai persentase rata-rata yang lebih tinggi. Namun
Apoteker Pendamping mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup 0, sedangkan Apoteker Pengelola Apoteker juga
mempunyai kekurangan dalam hal adanya ruang konseling tertutup 16 dan pengisian medication record 44.
Bidang pelayanan dan evaluasi mutu pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan Kepmenkes RI Nomor
1027MENKESSKIX2004 yang dilakukan oleh Apoteker Pengelola Apotek lebih baik dibandingkan Apoteker Pendamping karena mempunyai persentase
rata-rata yang lebih tinggi. Bidang pelayanan, Apoteker Pengelola Apotek masih mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan
25 dan tindak lanjut terapi 35 Sedangkan Apoteker Pendamping mempunyai kekurangan dalam hal informasi yang diberikan kepada pasien
0, diseminasi informasi kesehatan 0 dan tindak lanjut terapi 0. Bidang evaluasi mutu pelayanan, Apoteker Pengelola Apotek mempunyai
kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 28, penetapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu pelayanan per pasien 28 dan penetapan prosedur tetap 25. Sedangkan pelaksanaan evaluasi mutu pelayanan oleh Apoteker Pendamping
sebesar 0.
1. Usia Responden Menurut penelitian yang dilakukan oleh Havard Growth Study, proses
pertumbuhan dan perkembangan intelegensi diawali pada usia remaja dan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Pada usia tersebut seseorang mampu
berfikir hipotetik dan dapat menguji secara sistematik mengenai kejadian- kejadian tertentu dan dapat memahami prinsip abstrak yang berlaku Azwar,
1999.
USIA RESPONDEN
77.4 79.6
77.8 67.0
67.0 58.0
28.7 11.0
0.0
0.00 50.00
100.00
21 s.d. 35 n=28
35 sd 50 n=6
50 n=1 21 s.d. 35
n=28 35 sd 50
n=6 50 n=1
21 s.d. 35 n=28
35 sd 50 n=6
50 n=1 Pengelolaan Sumber Daya
Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 13. Rata-rata Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan usia responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
USIA RESPONDEN
0.00 50.00
100.00
21 s.d. 35 n=28
35 sd 50 n=6 50 n=1
21 s.d. 35 n=28
35 sd 50 n=6 50 n=1
21 s.d. 35 n=28
35 sd 50 n=6 50 n=1
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek
penempatan produk yg terpisah ruang tunggu
tempat display informasi ruang konseling tertutup
ruang racikan keranjang sampah
perencanaan pengadaan
penyimpanan informasi pada w adah baru
pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan
pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika
pengarsipan resep pengisian medication record
persyaratan administratif kesesuaian farmasetik
pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter
etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat informasi yg diberikan pada pasien
jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan
diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi
survey tingkat kepuasan konsumen w aktu pelayanan per pasien
prosedur tetap
Gambar 14. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan usia respoden
93
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian bidang pengelolaan sumber daya, responden yang
berusia 35-50 tahun mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang berusia 21-35 tahun dan lebih dari 50 tahun.
Namun responden dengan usia 36-50 tahun mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup 17, informasi pada wadah baru
33, dan pengisian medication record 33. Sedangkan responden yang berusia 21-35 tahun mempunyai kekurangan dalam hal ruang konseling
tertutup 18. Responden dengan usia lebih dari 50 tahun mempunyai persentase 0 dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup, ruang
racikan, perencanaan, pengadaan dan pengisian medication record. Bidang pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
dilaksanakan oleh responden yang berusia 21-35 tahun dan 36-50 tahun lebih baik dibandingkan oleh responden yang berusia di atas 50 tahun, dikarenakan
mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi. Responden yang berusia 21-35 tahun mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi
kesehatan 25 dan tindak lanjut terapi 38, sedangkan responden yang berusia 36-50 tahun mempunyai kekurangan dalam hal informasi yang
diberikan pada pasien 33 diseminasi informasi kesehatan 17 dan tindak lanjut terapi 33. Responden dengan usia lebih dari 50 tahun mempunyai
persentase 0 dalam hal kesesuaian farmasetik, pertimbangan klinis, keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat, konseling secara berkelanjutan,
tindak lanjut terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bidang evaluasi mutu pelayanan, responden yang berusia 21-35 tahun mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden
yang berusia 36-50 tahun dan lebih dari 50 tahun, walaupun persentase pelaksanaannya kurang dari 50. Responden yang berusia 21-35 tahun
mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 32, penetapan waktu pelayanan per pasien 25 dan penetapan prosedur tetap
29. Sedangkan pada responden dengan usia 36-50 tahun mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 0, penetapan
waktu pelayanan per pasien 33 dan penetapan prosedur tetap 0. Responden dengan usia di atas 50 mempunyai persentase 0 pada bidang
evaluasi mutu pelayanan.
1. Pengalaman bekerja sebagai apoteker di apotek
PENGALAMAN KERJA
76.8 74.4
77.1 100.0
65.0 69.0
68.0 58.0
17.0 31.7
12.5 33.3
0.00 50.00
100.00
1 th n=6
1~5 th n=20
6~10 th n=8
10 th n=1
1 th n=6
1~5 th n=20
6~10 th n=8
10 th n=1
1 th n=6
1~5 th n=20
6~10 th n=8
10 th n=1
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 15. Rata-rata Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan pengalaman respoden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGALAMAN RESPONDEN
50 100
1 th n=6 1~5 th n=20 6~10 th n=8 10 th n=1 1 th n=6 1~5 th n=20 6~10 th n=8 10 th n=1 1 th n=6 1~5 th n=20 6~10 th n=8 10 th n=1 Pengelolaan Sumber Daya
Pelayanan Evaluasi Mutu Pelayanan
pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek
penempatan produk yg terpisah ruang tunggu
tempat display informasi ruang konseling tertutup
ruang racikan keranjang sampah
perencanaan pengadaan
penyimpanan informasi pada wadah baru
pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan
pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika
pengarsipan resep pengisian medication record
persyaratan administratif kesesuaian farmasetik
pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter
etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat informasi yg diberikan pada pasien
jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan
diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi
survey tingkat kepuasan konsumen waktu pelayanan per pasien
prosedur tetap
Gambar 16. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan pengalaman respoden
96
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian bidang pengelolaan sumber daya, responden yang
mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang mempunyai pengalaman
kurang dari 1 tahun, 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Responden dengan pengalaman kurang dari 1 tahun mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang
konseling tertutup 17, informasi pada wadah baru 33, dan penyertaan bukti atau faktur penjualan 33. Responden dengan pengalaman 1-5 tahun
mempunyai kekurangan dalam hal ruang konseling tertutup 15, informasi pada wadah baru 35 dan pengisian medication record 45. Sedangkan
responden dengan pengalaman 6-10 tahun mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup 12,5, informasi pada wadah baru
0 dan pengisian medication record 25. Bidang pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
dilaksanakan oleh responden yang mempunyai pengalaman lebih dari 1-5 tahun mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan
responden yang mempunyai pengalaman kurang dari 1 tahun, 6-10 tahun dan lebih dari 10 tahun. Namun responden dengan pengalaman 1-5 tahun
mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan 25 dan tindak lanjut terapi 40. Responden dengan pengalaman kurang dari 1 tahun
mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan 17 dan tindak lanjut terapi 0. Responden dengan pengalaman 6-10 tahun
mempunyai kekurangan dalam hal skrining resep bagian kesesuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
farmasetik 37,5 dan pertimbangan klinis 25, serta diseminasi informasi kesehatan 37,5. Sedangkan responden dengan pengalaman lebih dari 10
tahun mempunyai persentase 0 dalam hal etiket yang jelas dan dapat dibaca, keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat, informasi yang diberikan pada
pasien, diseminasi informasi kesehatan dan tindak lanjut terapi. Bidang evaluasi mutu pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian yang dilaksanakan oleh responden yang mempunyai pengalaman lebih dari 10 tahun mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di
bandingkan responden yang mempunyai pengalaman kurang dari 1 tahun, 1-5 tahun dan 6-10 tahun. Namun responden dengan pengalaman lebih dari 10
tahun mempunyai persentase 0 dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen dan prosedur tetap. Responden dengan pengalaman kurang dari 1 tahun
mempunyai persentase 17 pada semua bidang evaluasi mutu pelayanan. Responden dengan pengalaman 1-5 tahun mempunyai kekurangan dalam hal
survey tingkat kepuasan konsumen 40, waktu pelayanan per pasien 25
dan prosedur tetap 30. Sedangkan responden dengan pengalaman dari 6- 10 tahun mempunyai persentase 0 dalam hal survey tingkat kepuasan
konsumen, serta waktu pelayanan per pasien 25 dan prosedur tetap 12,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Adanya pekerjaan lain dari responden selain sebagai apoteker Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 menyebutkan
bahwa apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Menurut Surat Kepmenkes RI Nomor 831Ph64b apotek-apotek yang didirikan
berdasarkan ijin Departemen Kesehatan yang dikeluarkan sesudah tanggal 1 September 1964 harus dipimpin oleh seorang apoteker yang bekerja penuh
full-time.
ADANYA PEKERJAAN LAIN
78.3 78.5
68.0 67.0
21.0 26.3
0.00 50.00
100.00
ya n=11 tidak n=24
ya n=11 tidak n=24
ya n=11 tidak n=24
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 17. Rata-rata Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan adanya pekerjaan lain respoden
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang besar dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian antara responden yang
mempunyai pekerjaan lain selain sebagai apoteker dan responden yang tidak mempunyai pekerjaan lain. Ada ataupun tidak suatu pekerjaan lain seharusnya
tidak mengganggu pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian, dikarenakan responden sebagai apoteker harus profesional dalam mengelola suatu apotek
sesuai yang tertera dalam Permenkes Nomor 1027MENKESSKIX2004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEKERJAAN LAIN
0.00 50.00
100.00
ya n=11 tidak n=24
ya n=112 tidak n=24
ya n=11 tidak n=24
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek
penempatan produk yg terpisah ruang tunggu
tempat display informasi ruang konseling tertutup
ruang racikan keranjang sampah
perencanaan pengadaan
penyimpanan informasi pada w adah baru
pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan
pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika
pengarsipan resep pengisian medication record
persyaratan administratif kesesuaian farmasetik
pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter
etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat informasi yg diberikan pada pasien
jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan
diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi
survey tingkat kepuasan konsumen w aktu pelayanan per pasien
prosedur tetap
Gambar 18. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan adanya pekerjaan lain respoden
100
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian bidang pengelolaan sumber daya, responden yang
tidak mempunyai pekerjaan lain mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang mempunyai pekerjaan lain. Namun
respondenyang tidak mempunyai pekerjaan lain mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup 25 dan pengisian
medication record 46. Sedangkan responden mempunyai pekerjaan lain
mempunyai persentase 0 dalam hal ruang konseling tertutup. Bidang pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
dilaksanakan oleh responden yang mempunyai pekerjaan lain mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang tidak
mempunyai pekerjaan lain. Responden yang mempunyai pekerjaan lain mempunyai kekurangan dalam hal keterlibatan apoteker dalam penyerahan
obat 45, diseminasi informasi kesehatan 45 dan tindak lanjut terapi 45. Sedangkan responden yang berusia tidak mempunyai pekerjaan lain
mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan 17 dan tindak lanjut terapi 29.
Bidang evaluasi mutu pelayanan, responden yang tidak mempunyai pekerjaan lain mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan
responden yang mempunyai pekerjaan lain, walaupun persentase pelaksanaannya kurang dari 50. Responden yang tidak mempunyai
pekerjaan lain mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 17, penetapan waktu pelayanan per pasien 33 dan penetapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
prosedur tetap 29. Sedangkan pada responden yang mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 45, penetapan
waktu pelayanan per pasien 9 dan prosedur tetap 9.
1. Waktu kerja responden di apotek dalam seminggu Menurut pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, waktu kerja dalam seminggu adalah 40 empat puluh jam untuk 6 enam hari kerja.
Responden yang bekerja enam sampai tujuh hari setiap minggu secara keseluruhan mempunyai rata-rata persentase pelaksanaan yang lebih tinggi di
bandingkan responden yang bekerja hanya tiga sampai lima hari, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
WAKTU KERJA DALAM SATU MINGGU
76.7 78.9
53.3 69.7
0.0 29.0
0.00 50.00
100.00
3 sd 5 hari n=5
6 sd 7 hari n=30
3 sd 5 hari n=5
6 sd 7 hari n=30
3 sd 5 hari n=5
6 sd 7 hari n=30
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 19. Rata-rata Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan waktu kerja respoden dalam
seminggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WAKTU KERJA DALAM SATU MINGGU
50 100
3 s d 5 hari n=5
6 s d 7 hari n=30
3 s d 5 hari n=5
6 s d 7 hari n=30
3 s d 5 hari n=5
6 s d 7 hari n=30
Pengelolaan Sum ber Daya Pelayanan
Evaluas i Mutu Pelayanan pengambilan keputusan di apotek
papan petunjuk apotek penempatan produk yg terpisah
ruang tunggu tempat display inf ormasi
ruang konseling tertutup ruang racikan
keranjang sampah perencanaan
pengadaan penyimpanan
inf ormasi pada w adah baru pencatatanpengarsipan pembelian
penyertaan buktif aktur penjualan pencatatan penjualan
pencatatan narkotikapsikotropika pengarsipan resep
pengisian medication record persyaratan administratif
kesesuaian f armasetik pertimbangan klinis
konsultasi dengan dokter etiket jelasdapat dibaca
pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat
inf ormasi yg diberikan pada pasien jam konseling setiap hari
konseling secara berkelanjutan diseminasi inf ormasi kesehatan
tindak lanjut terapi survey tingkat kepuasan konsumen
w aktu pelayanan per pasien prosedur tetap
Gambar 20. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan waktu kerja respoden dalam seminggu
103
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian bidang pengelolaan sumber daya, responden yang
bekerja 6-7 hari seminggu mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja 3-5 hari seminggu. Namun responden
yang bekerja 6-7 hari seminggu mempunyai kekurangan dalam hal ruang konseling tertutup 20 dan pengisian medication record 47. Sedangkan
responden yang bekerja 3-5 hari seminggu mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup 0, ruang racikan 20 dan
pengisian medication record 40. Bidang pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang
dilaksanakan oleh responden yang bekerja 6-7 hari seminggu mempunyai rata- rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja 3-5
hari seminggu. Namun responden yang bekerja 6-7 hari seminggu mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan 27 dan tindak lanjut
terapi 40. Sedangkan responden yang yang bekerja 3-5 hari seminggu mempunyai kekurangan dalam hal skrining resep bagian kesesuaian
farmasetik 40 keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat 0, informasi yang diberikan pada pasien 40, diseminasi informasi kesehatan
20 dan tindak lanjut terapi 0. Bidang evaluasi mutu pelayanan, responden yang bekerja 6-7 hari
seminggu mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja 3-5 hari seminggu, walaupun persentase
pelaksanaannya kurang dari 50. Responden yang bekerja 6-7 hari seminggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 30, penetapan waktu pelayanan per pasien 30 dan prosedur tetap 27.
Sedangkan responden yang bekerja 3-5 hari seminggu mempunyai persentase 0 dalam semua bagian evaluasi mutu pelayanan.
1. Waktu kerja responden di apotek dalam sehari Menurut pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, waktu kerja dalam sehari adalah 7 tujuh jam. Ketentuan tentang jam buka minimal suatu apotek diatur dalam Permenkes
Nomor 244 tahun 1990 tentang Ketentuan dan Tatacara Perizinan Apotek ‘Apotek wajib melayani masyarakat minimal dari jam 08.00 s,d. 22.00’ Pada
Permenkes No. 922 yang mencabut Permenkes tersebut tidak diatur lagi tentang ketentuan jam buka apotek, demikian juga di Kepmenkes No. 1332
tahun 2002 maupun di Kepmenkes No. 1027 tahun 2004. Dalam Bab Penutup dari Permenkes dari Permenkes No. 922 tahun 1993 pasal 33 yang mencabut
Permenkes tersebut di atas disebutkan bahwa “Semua ketentuan menteri tentang apotek lainnya yang telah dikeluarkan sebelum ditetapkan peraturan
ini masih berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dengan peraturan ini.” Oleh karena itu ketentuan tentang jam buka apotek minimal antara jam 08.00-
22.00 mestinya masih berlaku Hartini dan Sulasmono, 2006. Jam buka apotek selama 14 jam tersebut setidaknya membutuhkan dua apoteker setiap
harinya sesuai pasal 77 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu waktu kerja dalam sehari adalah 7 tujuh jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
WAKTU KERJA DALAM SATU HARI
50 100
4 jam n=4 4-6 jam n=12 6 jam n=19
4 jam n=4 4-6 jam n=12 6 jam n=19
4 jam n=4 4-6 jam n=12 6 jam n=19
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
pengambilan keputusan di apotek papan petunjuk apotek
penempatan produk yg terpisah ruang tunggu
tempat display informasi ruang konseling tertutup
ruang racikan keranjang sampah
perencanaan pengadaan
penyimpanan informasi pada w adah baru
pencatatanpengarsipan pembelian penyertaan buktifaktur penjualan
pencatatan penjualan pencatatan narkotikapsikotropika
pengarsipan resep pengisian medication record
persyaratan administratif kesesuaian farmasetik
pertimbangan klinis konsultasi dengan dokter
etiket jelasdapat dibaca pengecekan resep sebelum diserahkan
keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat informasi yg diberikan pada pasien
jam konseling setiap hari konseling secara berkelanjutan
diseminasi informasi kesehatan tindak lanjut terapi
survey tingkat kepuasan konsumen w aktu pelayanan per pasien
prosedur tetap
Gambar 21. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan waktu kerja respoden di apotek dalam sehari
106
Responden yang bekerja lebih dari enam jam setiap hari secara keseluruhan mempunyai rata-rata persentase pelaksanaan yang lebih tinggi di
bandingkan responden yang kurang dari empat jam dan 4-6 setiap hari, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
WAKTU KERJA DALAM SATU HARI
69.4 71.6
81.8 58.0
64.0 71.0
16.7 16.7
31.7
0.00 50.00
100.00
4 jam n=4
4-6 jam n=12
6 jam n=19
4 jam n=4
4-6 jam n=12
6 jam n=19
4 jam n=4
4-6 jam n=12
6 jam n=19
Pengelolaan Sumber Daya Pelayanan
Evaluasi Mutu Pelayanan
Gambar 22. Rata-rata Pelaksanan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Bantul berdasarkan waktu kerja respoden di apotek
dalam sehari
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian bidang pengelolaan sumber daya, responden yang
yang bekerja lebih dari 6 jam setiap hari mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja kurang dari 4 jam dan 4-6
jam setiap hari. Namun responden yang bekerja lebih dari 6 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling tertutup
21. Responden yang bekerja kurang dari 4 jam setiap hari mempunyai persentase 0 dalam hal ruang konseling tertutup, informasi pada wadah baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan pengisian medication record. Sedangkan responden yang bekerja 4-6 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal ketersediaan ruang konseling
tertutup 17, ruang racikan 42, informasi pada wadah baru 14 dan penyertaan bukti atau faktur penjualan 42.
Bidang pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang dilaksanakan oleh responden yang yang bekerja lebih dari 6 jam setiap hari
mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja kurang dari 4 jam dan 4-6 jam setiap hari. Namun responden
yang bekerja lebih dari 6 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal mempunyai kekurangan dalam hal diseminasi informasi kesehatan 21 dan
tindak lanjut terapi 37. Responden yang bekerja kurang dari 4 jam setiap hari mempunyai persentase 25 dalam hal skrining resep bagian kesesuaian
farmasetik dan pertimbangan klinis, serta keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat, konseling secara berkelanjutan dan tindak lanjut terapi.
Responden yang bekerja 4-6 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal keterlibatan apoteker dalam penyerahan obat 42, informasi yang
diberikan pada pasien 42 diseminasi informasi kesehatan 17 dan tindak lanjut terapi 37.
Bidang evaluasi mutu pelayanan, pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian yang dilaksanakan oleh responden yang yang bekerja lebih dari 6
jam setiap hari mempunyai rata-rata persentase yang lebih tinggi di bandingkan responden yang bekerja kurang dari 4 jam dan 4-6 jam setiap hari.
Namun responden yang yang bekerja lebih dari 6 jam setiap hari mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 26, waktu pelayananan per pasien 37 dan prosedur tetap 32. Responden yang
bekerja kurang dari 4 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 25, waktu pelayananan per pasien 0 dan
prosedur tetap 25. Sedangkan responden yang bekerja 4-6 jam setiap hari mempunyai kekurangan dalam hal survey tingkat kepuasan konsumen 25,
waktu pelayanan per pasien 17 dan prosedur tetap 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN