dilaksanakan dengan baik sehingga dapat menjamin mutu pelayanan kefarmasian dan mencakup seluruh masyarakat di Kabupaten Bantul.
Berdasarkan kenyataan di atas maka dilakukan penelitian mengenai KepMenKes RI nomor 1027MENKESSKIX2004 untuk melihat seberapa jauh
pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian berdasarkan KepMenKes RI nomor 1027MENKESSKIX2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul.
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah Standar Pelayanan Kefarmasian berdasarkan KepMenKes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 telah dilaksanakan secara
menyeluruh oleh apoteker di apotek-apotek Kabupaten Bantul ? b. Parameter manakah dari Kepmenkes RI Nomor
1027MENKESSKIX2004 yang telah dilaksanakan dengan baik, cukup dan kurang dengan masing-masing persentase ?
c. Apakah karakteristik responden memberikan perbedaan dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Keaslian Penelitian
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai Kajian Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian berdasarkan KepMenKes RI
nomor 1027MENKESSKIX2004 di apotek-apotek Kabupaten Bantul. Beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, yaitu :
a. Pemahaman Apoteker Tentang Pelayanan Apoteker dalam Praktek Kefarmasian Sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan Apotek di
Apotek-Apotek Kota Yogyakarta Tobondo, 2000. Penelitian dari Tobondo ini menekankan pada pemahaman
apoteker tentang pelayanan apoteker dalam praktek kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan
apoteker di apotek. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah pada penelitian Tobondo tidak mengkhususkan diri atau berpedoman pada suatu
undang-undang tertentu, sedangkan pada penelitian ini berpedoman pada Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004.
b. Pendapat Dokter Umum di Rumah Sakit Umum Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta Terhadap Peran Apoteker Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1197MENKESSKX2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit Regziana, 2007.
Penelitian dari Regziana ini menekankan pada penerimaan dokter umum terhadap peran apoteker berdasarkan Kepmenkes Nomor
1197MENKESSKX2004 dan harapan dokter umum terhadap peran apoteker di masa mendatang. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada penelitian Regziana subyek penelitian merupakan dokter umum, sedangkan pada penelitian ini subyek penelitian adalah apoteker di apotek.
Penelitian Regziana meneliti mengenai peran apoteker di Rumah Sakit berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1197MENKESSKX2004 tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, sedangkan penelitian ini meneliti mengenai pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004. c. Kajian Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 di Kota Yogyakarta Sukmajati, 2007.
Penelitian dari Sukmajati memberi gambaran pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-apotek Kota Yogyakarta, sedangkan
penelitian ini memberi gambaran pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-apotek Kabupaten Bantul. Perbedaannya hanya
terletak pada lokasi penelitian dan adanya hubungan karakteristik responden dengan pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasia di Apotek.
d. Kajian Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 di
Kabupaten Sleman Soedarsono, 2007. Penelitian dari Soedarsono memberi gambaran pelaksanaan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek-apotek Kabupaten Sleman, sedangkan penelitian ini memberi gambaran pelaksanaan Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek-apotek Kabupaten Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaannya hanya terletak pada lokasi penelitian dan adanya hubungan karakteristik responden dengan pelaksanaan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
3. Manfaat Penelitian