Indikator Pencapaian Kompetensi Uraian Materi

MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 5 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1: KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SATUAN PENDIDIKAN

A. Tujuan

Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1, Guru Bimbingan dan KonselingKonselor diharapkan menguasai konsep dasar Bimbingan dan Konseling.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mendeskripsikan tentang pengertian bimbingan dan konseling 2. Mendeskripsikan tentang tujuan bimbingan dan konseling 3. Mendeskripsikan tentang fungsi bimbingan dan konseling 4. Mendeskripsikan tentang asas bimbingan dan konseling 5. Mendeskripsikan tentang prinsip bimbingan dan konseling 6. Mendeskripsikan tentang bidang bimbingan dan konseling 7. Mendeskripsikan tentang layanan bimbingan dan konseling 8. Mendeskripsikan tentang strategi pelayanan bimbingan dan konseling

C. Uraian Materi

Sebagai bagian integral dari pendidikan, bimbingan dan konseling berupaya mewujudkan pendidikan yang ideal sebagaimana diamanahkan Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Angka 1 yang menyatakan bahwa pendidikan meru pakan ”...usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Oleh sebab itu Guru Bimbingan dan KonselingKonselor seyogianya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai berikut.  Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ciri ini hendaknya tampil dalam perilaku keseharian seorang Guru Bimbingan dan KonselingKonselor, dalam memperlakukan konseli, dan dalam pengambilan keputuasan ketika merancang pendekatan yang akan dipergunakan. MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL 6 | PPPPTK Penjas dan BK  Berpandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai mahkluk spiritual, bermoral, individual, dan sosial. Konselor hendaknya memandang klien sebagai mahkluk yang hidup dalam lingkaran dan suasana moral berlaku, sehingga keputusan konseling tidak hanya didasarkan pada pemikiran rasional semata. Karakteristik ini juga memiliki makna bahwa seorang konselor hendaknya memperlakukan klien sebagai individu normal yang sedang berkembang mencapai tingkat tugas perkembangannya dengan segala kekuatan dan kelemahannya yang hidup dalam suatu lingkungan mayarakat.  Menghargai harkat dan martabat manusia dan hak asasinya, serta bersikap demokratis. Karakteristik ini menunjuk pada suatu perlakuan konselor terhadap klien dengan didasarkan pada anggapan bahwa klien sama dengan dirinya sendiri sebagai mahkluk yang memiliki harkat dan martabat mulia. Klien memiliki hak asasi yang harus dihargai dan tidak boleh diabaikan dalam perlakuan-perlakuan konselor kepadanya. Selanjutnya konselor tidak boleh membeda-bedakan perlakuan kepada klien. Hendaknya klien diperlakukan sama dan sederajat, baik dengan konselor maupun dengan klien lainnya.  Menampilkan nilai, norma moral yang berlaku dan berahklak mulia karakteristik ini memberikan gambaran bahwa konselor dituntut selalu bertindak dan berperilaku sesuai nilai, norma dan moral yang berlaku. Ciri ini hendaknya tercermin pada diri konselor dalam perilaku kesehariannya maupun dalam segala tindakan konseling.  Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadain dan kematangan emosional. Seorang konselor hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, sehingga ia tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul pada saat konseling. Ia harus dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor, atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. Ia juga harus memiliki kestabilan emosi yang mantap, agar ia tidak mudah larut atau terbawa oleh suasana emosional klien.  Cerdas, kreatif, mandiri, dan berpenampilan menarik. Ciri ini sangat diperlukan oleh seorang konselor, sebab ia harus dapat mengambil keputusan tentang tindakan apa yang seharusnya dilakukan dalam MODUL GURU PEMBELAJAR BK KELOMPOK KOMPETENSI B PROFESIONAL PPPPTK Penjas dan BK | 7 menghadapi klien yang seperti apapun kondisinya. Ia juga harus dapat menarik hati klien karena banyak klien yang belum bertemu dengan konselor sudah mempunyai pandangan negatif terhadapnya. Banyak klien yang bukannya terdorong untuk menemui konselor, tetapi malah takut atau benci.

1. Konsep Bimbingan dan Konseling