Pengumpulan Data HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur yang memproduksi alat – alat kesehatan, diantarannya adalah Jarum Suntik, Urine Bag, Bad Pasien, Stetoscop, Tensi Darah Digital, Oxy Flow, Plesterin, Kasa, Uro Bag, Alcohol Swabs Pengumpulan data penelitian yang dilakukan di PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo dengan jenis produk cacat yang diteliti adalah Alcohol Swabs. Pengumpulan data tersebut dilaksanakan mulai tanggal 20 April 2010 sampai dengan data yang diperlukan dalam penelitian sudah terpenuhi. PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo dalam berproduksi sejauh ini telah berupaya mengadakan perbaikan untuk mengurangi hasil produk yang cacat dalam proses produksi, namun belum pernah mengidentifikasi lebih jauh tentang penyebab terjadinya kecacatan dalam proses produksi. Output yang dihasilkan memiliki banyak ketidaksesuaian produk seperti yang diharapkan oleh konsumen.

4.1.1. Deskripsi Spesifikasi Produk

PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo memproduksi berbagai alat – alat keshatan, namun produk yang menjadi pokok utama dalam penelitian ini adalah Alcohol Swabs. Gambar 4.1 Alcohol Swabs Hasil produksi Alcohol Swabs pada umumnya digunakan membersih kulit sebelum melakukan injeksi untuk pasien yang sakit, seperti pada gambar 4.1. Spesifikasi Produk Alcohol Swabs : 1. Jenis : Alcohol Swabs 2. Panjang cm : 10 cm 3. Lebar cm : 5 cm

4.1.2. Identifikasi Kesesuaian Produk Berdasarkan Data Kecacatan Produk Oleh

Pengawas Produksi Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo, diperoleh data cacat produk berdasarkan hasil pemeriksaan bagian Pengawas Produksi PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo selama 6 bulan November 2009 - April 2010. seperti pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Produksi dan Cacat Alcohol Swabs PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Bulan November 2009 – April 2010 Produksi Bulan November 2009 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 LIBUR 2 Alcohol Swabs 10 5 119.998 2.315 1,92 Tsu Terjepit 3 Alcohol Swabs 10 5 117.381 - - 4 Alcohol Swabs 10 5 119.328 - - - 5 Alcohol Swabs 10 5 116.871 - - - 6 Alcohol Swabs 10 5 115.991 - - - 7 Alcohol Swabs 10 5 118.492 2.813 2,97 Seal Bocor 8 LIBUR 9 Alcohol Swabs 10 5 117.834 - - - 10 Alcohol Swabs 10 5 109.873 3.542 3,22 Nepkin tdk presisis 11 Alcohol Swabs 10 5 118.211 1.732 1,46 Tsu Terjepit 12 Alcohol Swabs 10 5 120.037 - - - 13 Alcohol Swabs 10 5 112.873 - - - 14 Alcohol Swabs 10 5 115.997 - - - 15 LIBUR 16 Alcohol Swabs 10 5 119.087 - - - 17 Alcohol Swabs 10 5 113.672 - - - 18 Alcohol Swabs 10 5 157.422 2.341 1,46 Seal Hangus 19 Alcohol Swabs 10 5 112.841 - - - 20 Alcohol Swabs 10 5 114.979 - - - 21 Alcohol Swabs 10 5 120.431 - - - 22 LIBUR 23 Alcohol Swabs 10 5 132.873 - - - 24 Alcohol Swabs 10 5 119.219 - - - 25 Alcohol Swabs 10 5 114.379 - - - 26 Alcohol Swabs 10 5 118.398 2.935 2,47 Nepkin tdk presisis 27 LIBUR 28 Alcohol Swabs 10 5 117.981 1.985 1,68 Nepkin tdk presisis 29 Alcohol Swabs 10 5 112.735 - - - 30 Alcohol Swabs 10 5 115.831 - - - Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Produksi Bulan Desmber 2009 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 Alcohol Swabs 10 5 118.971 - - - 2 Alcohol Swabs 10 5 119.347 2.745 2,30 Seal Hangus 3 Alcohol Swabs 10 5 117.837 - - - 4 Alcohol Swabs 10 5 113.047 - - - 5 Alcohol Swabs 10 5 115.672 1.925 1,66 Logo Krg Presisis 6 LIBUR 7 Alcohol Swabs 10 5 120.051 - - - 8 Alcohol Swabs 10 5 118.072 - - - 9 Alcohol Swabs 10 5 113.897 2.357 2,06 Tsu Terjepit 10 Alcohol Swabs 10 5 117.315 - - - 11 Alcohol Swabs 10 5 116.873 - - - 12 Alcohol Swabs 10 5 115.974 2.593 2,23 Nepkin krg presisi 13 LIBUR 14 Alcohol Swabs 10 5 117.121 - - - 15 Alcohol Swabs 10 5 114.391 - - - 16 Alcohol Swabs 10 5 115.897 1.973 1,70 Nepkin krg presisi 17 Alcohol Swabs 10 5 118.719 - - - 18 LIBUR 19 Alcohol Swabs 10 5 119.346 - - - 20 LIBUR 21 Alcohol Swabs 10 5 112.895 - - 22 Alcohol Swabs 10 5 117.517 3.157 2,68 Seal Hangus 23 Alcohol Swabs 10 5 113.891 - - - 24 Alcohol Swabs 10 5 115.932 - - - 25 LIBUR 26 LIBUR 27 LIBUR 28 Alcohol Swabs 10 5 114.835 2.791 2,43 Nepkin krg presisi 29 Alcohol Swabs 10 5 117.431 - - - 30 Alcohol Swabs 10 5 116.578 - - - 31 Alcohol Swabs 10 5 119.314 - - - Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Produksi Bulan Januari 2010 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 LIBUR 2 LIBUR 3 LIBUR 4 Alcohol Swabs 10 5 120.071 - - - 5 Alcohol Swabs 10 5 118.981 - - - 6 Alcohol Swabs 10 5 113.793 2.713 2,38 Seal Hangus 7 Alcohol Swabs 10 5 115.897 - - - 8 Alcohol Swabs 10 5 112.087 1.976 1,76 Tsu Terjepit 9 Alcohol Swabs 10 5 115.791 - - - 10 LIBUR 11 Alcohol Swabs 10 5 118.317 - - - 12 Alcohol Swabs 10 5 115.781 - - - 13 Alcohol Swabs 10 5 116.981 - - - 14 Alcohol Swabs 10 5 118.753 2.115 1,78 Logo krg Presisi 15 Alcohol Swabs 10 5 113.997 - - - 16 Alcohol Swabs 10 5 115.897 - - - 17 LIBUR 18 Alcohol Swabs 10 5 117.783 - - - 19 Alcohol Swabs 10 5 116.897 - - - 20 Alcohol Swabs 10 5 118.983 1.750 1,47 Nepkin krg presisi 21 Alcohol Swabs 10 5 116.898 - - - 22 Alcohol Swabs 10 5 115.785 - - - 23 Alcohol Swabs 10 5 114.859 3.251 2,83 Nepkin krg presisi 24 LIBUR 25 Alcohol Swabs 10 5 120.071 - - - 26 Alcohol Swabs 10 5 119.213 - - - 27 Alcohol Swabs 10 5 118.971 - - - 28 Alcohol Swabs 10 5 116.481 1.750 1,50 Seal Bocor 29 Alcohol Swabs 10 5 115.983 - - - 30 Alcohol Swabs 10 5 117.421 - - - 31 LIBUR Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Produksi Bulan Februari 2010 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 Alcohol Swabs 10 5 118.943 - - - 2 Alcohol Swabs 10 5 117.249 - - - 3 Alcohol Swabs 10 5 118.173 - - - 4 Alcohol Swabs 10 5 115.891 - - - 5 Alcohol Swabs 10 5 116.398 - - - 6 Alcohol Swabs 10 5 117.473 2.349 1,99 Seal Bocor 7 LIBUR 8 Alcohol Swabs 10 5 115.814 - - - 9 Alcohol Swabs 10 5 116.980 - - - 10 Alcohol Swabs 10 5 118.451 1.753 1,47 Logo krg Presisi 11 Alcohol Swabs 10 5 115.721 - - - 12 Alcohol Swabs 10 5 117.931 - - - 13 Alcohol Swabs 10 5 118.592 2.545 2,14 Nepkin krg presisi 14 LIBUR 15 Alcohol Swabs 10 5 117.681 - - - 16 Alcohol Swabs 10 5 113.759 - - - 17 Alcohol Swabs 10 5 120.071 - - 18 Alcohol Swabs 10 5 119.384 1.859 1,50 Seal Bocor 19 Alcohol Swabs 10 5 116.379 - - - 20 Alcohol Swabs 10 5 113.989 - - - 21 LIBUR 22 Alcohol Swabs 10 5 115.782 - - - 23 Alcohol Swabs 10 5 114.987 - - - 24 Alcohol Swabs 10 5 117.087 - - - 25 Alcohol Swabs 10 5 118.993 - - - 26 LIBUR 27 Alcohol Swabs 10 5 117.521 2.843 2,40 Tsu Terjepit 28 LIBUR Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Produksi Bulan Maret 2010 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 Alcohol Swabs 10 5 116.721 - - - 2 Alcohol Swabs 10 5 114.890 - - - 3 Alcohol Swabs 10 5 116.897 3.125 2,67 Nepkin krg presisi 4 Alcohol Swabs 10 5 115.314 - - - 5 Alcohol Swabs 10 5 116.971 - - - 6 Alcohol Swabs 10 5 118.351 - - - 7 LIBUR 8 Alcohol Swabs 10 5 116.231 - - - 9 Alcohol Swabs 10 5 114.893 - - - 10 Alcohol Swabs 10 5 116.371 - - - 11 Alcohol Swabs 10 5 113.831 - - - 12 Alcohol Swabs 10 5 117.923 - - - 13 Alcohol Swabs 10 5 118.725 - - - 14 LIBUR 15 Alcohol Swabs 10 5 117.514 2.459 2,09 Seal Bocor 16 Alcohol Swabs 10 5 118.623 - - - 17 Alcohol Swabs 10 5 115.997 1.943 1,67 Seal Hangus 18 Alcohol Swabs 10 5 119.213 - - - 19 Alcohol Swabs 10 5 118.375 - - - 20 Alcohol Swabs 10 5 119.454 - - - 21 LIBUR 22 Alcohol Swabs 10 5 115.235 - - 23 Alcohol Swabs 10 5 116.211 2.459 2,11 Nepkin krg presisi 24 Alcohol Swabs 10 5 118.975 - - - 25 Alcohol Swabs 10 5 114.341 - - - 26 Alcohol Swabs 10 5 116.918 3.219 2,75 Tsu Terjepit 27 Alcohol Swabs 10 5 118.078 - - - 28 LIBUR 29 Alcohol Swabs 10 5 116.378 - - - 30 Alcohol Swabs 10 5 119.810 2.714 2,26 Seal Bocor 31 Alcohol Swabs 10 5 117.771 - - - Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Produksi Bulan April 2010 Alcohol Swabs Tgl Jenis Panjang cm Lebar cm Total Produksi Cacat Produksi Cacat Produksi Keterangan 1 Alcohol Swabs 10 5 118.734 - - - 2 LIBUR 3 Alcohol Swabs 10 5 117.319 1.971 1,68 Logo krg Presisis 4 LIBUR 5 Alcohol Swabs 10 5 120.083 - - - 6 Alcohol Swabs 10 5 118.371 3.293 2,78 Seal Hangus 7 Alcohol Swabs 10 5 119.219 - - - 8 Alcohol Swabs 10 5 115.781 - - - 9 Alcohol Swabs 10 5 114.993 - - - 10 Alcohol Swabs 10 5 115.319 2.894 2,50 Tsu Terjepit 11 LIBUR 12 Alcohol Swabs 10 5 116.897 - - - 13 Alcohol Swabs 10 5 116.989 1.758 1,50 Seal Bocor 14 Alcohol Swabs 10 5 119.310 - - - 15 Alcohol Swabs 10 5 118.453 - - - 16 Alcohol Swabs 10 5 115.613 - - - 17 Alcohol Swabs 10 5 116.981 2.107 1,80 Seal Bocor 18 LIBUR 19 Alcohol Swabs 10 5 120.073 1.981 1,64 Nepkin krg presisi 20 Alcohol Swabs 10 5 119.811 - - - 21 Alcohol Swabs 10 5 117.131 - - - 22 Alcohol Swabs 10 5 115.214 1.352 1,17 Tsu Terjepit 23 Alcohol Swabs 10 5 116.781 - - 24 Alcohol Swabs 10 5 115.891 - - - 25 LIBUR 26 Alcohol Swabs 10 5 119.219 2.151 1,80 Nepkin krg presisi 27 Alcohol Swabs 10 5 119.013 - - - 28 Alcohol Swabs 10 5 117.897 - - - 29 Alcohol Swabs 10 5 115.971 1.781 1,50 Seal Hangus 30 Alcohol Swabs 10 5 118.278 - - - Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Keterangan : Cacat Produksi Hari = 100 x Hari ksi Totalprodu Hari tproduksi JumlahCaca Contoh : Cacat Produksi November Hari 2 = 92 . 1 100 998 . 119 315 . 2  x Berdasarkan data kecacatan tersebut dapat digambarkan grafik cacat produk yang terjadi pada perusahaan dengan melihat grafik histogram dan diagram pareto berikut ini. 17809 7764 17946 18688 33081 10000 20000 30000 40000 Seal Kemasan Bocor Posisi Logo Krg Presisi Seal Hangus Tsu Terjepit Nepkin peaper tdk presisis Ju m lah K ec aca tan Jenis Kecacatan Gambar 4.2 Histogram Jumlah Produk Cacat Bulan November 2009 – April 2010 Berdasarkan histogram diatas maka dapat diketahui persentasi cacat produk yang terjadi selama masa proses produksi bulan November 2009 – April 2010 dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Cacat Produk Menurut Jenis Cacat Selama Masa Produksi Bulan November 2009 – April 2010 No Jenis Cacat Jumlah Cacat biji Persentasi Cacat Persentasi Cacat Kumulatif 1 Nepkin Peaper tdk Presisi 33.081 71 , 34 100 288 . 95 081 . 33  x 34,71 2 Tsu Terjepit 18.688 61 , 19 100 288 . 95 688 . 18  x 54,32 3 Seal Hangus 17.946 83 , 18 100 95288 946 . 17  x 73,15 4 Seal Kemasan Bocor 17.809 68 , 18 100 288 . 95 809 . 17  x 91,83 5 Posisi Logo Kurang Presisi 7.764 14 , 8 100 288 . 95 764 . 7  x 100 Jumlah 95.288 100 Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Keterangan : Presentasi Cacat = 100 x t lJenisCaca JumlahTota JenisCacat JumlahTiap Contoh : Presentasi Cacat Nepkin Peaper tdk Presisi = 71 , 34 100 288 . 95 081 . 33  x Contoh : PresentasiCacat Kumulatif Tsu Terjepit = 34,71 + 19,61 = 54,32 Berdasarkan hasil perhitungan persen dan persen kumulatif pada tabel 4.2 dapat digambarkan diagram pareto seperti gambar 4.3 33081 18688 17946 17809 7764 34,71 54,32 73,15 91,83 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 Nepkin Peaper tdk Presisi Tsu Terjepit Seal Hangus Seal Kemasan Bocor Posisi logo Krg Presisi P e rs en ta si K u m u la tif Ju m lah Keca cat an Diagram Pareto Gambar 4.3 Diagram Pareto

4.1.3. Identifikasi Peritiwa Puncak Top Event Kecacatan

Berdasarkan data kecacatan produk dari bagian Pengawas Produksi dapat ditemukan peristiwa – peristiwa puncak kecacatan atau yang biasa disebut dengan top event. Peristiwa tersebut adalah: Seal Kemasan Bocor, Posisis Logo Kurang Presisis, Seal Hangus, Tsu Terjepit, Nepkin Peaper Tidak Presi

A. Identifikasi Penyebab Top Event

Penyebab terjadinya top event dapat diidentifikasi melalui sebab primer dan sebab sekunder yang terdiri Seal Kemasan Bocor dapat dilihat pada tabel 4.3 dan gambar 4.4, untuk top event Posisi Logo Kurang Presisis pada tabel 4.4 dan gambar 4.5, untuk top event Seal Hangus, pada tabel 4.5 dan gambar 4.6, untuk top event Tsu Terjepit pada tabel 4.6 dan gambar 4.7, dan untuk top event Nepkin Peaper Kurang Presisis pada tabel 4.7 dan gambar 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.3 Seal Kemasan Bocor Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Cacat Produk Top Event Sebab Primer Sebab Sekunder 1 1.1 1.2 Proses produksi baru berjalan Operator kurang terampil Setting mesin kurang tepat Seal Kemasan Bocor 1 Kemampuan mesin Heater Catridge kurang maksimal 2 2.1 2.2 Mesin Heater trouble Roll Perekat Kurang Panas Roll aus Penggambaran sebab-sebab terjadinya Seal Kemasan Bocor dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini. Gambar 4.4 Diagram Sebab-Akibat Seal Kemasan Bocor Keterangan :  Proses produksi baru berjalan : Dimana proses produksi baru mulai memproduksi dari awal proses sampai selesai.  Operator kurang terampil : Operator belum bisa menjalankan prosedur kerja secara tepat dikarenakan operator masih belum cukup berpengalaman dalam menjalankan proses produksi.  Setting mesin kurang tepat : Pada saat proses prduksi berjalan sebelumnya operator harus melakukan setting mesin sesuai dengan ketentuan perusahaan agar hasil produksi sesuai dengan standart perusahaan  Mesin motor trobel : Dimana keadaan mesin motor tidak berjalan semestinya yang diharapkan .  Roll perekat kurang panas : Hal ini disebabkan Karena operator kurang tanggap pada pengaturan temperatur Roll sehingga proses pengesilan kurang merekat.  Roll aus : Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pemasangan kaliber roll. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemasangan agar proses produksi dapat berjalan optimal Tabel 4.4 Posisi Logo Kurang Presisi Cacat Produk Top Event Sebab Primer Sebab Sekunder 1 1.1 1.2 1.3 Mesin trouble Sletding Roll Miring Posisi cutter Kurang Presisis Cutter Tumpul 2 2.1 Mutu bahan kurang bagus Nepkin Peaper Robek Posisis Logo Kurang Presisi 1 Proses Cutter Nepkin Peaper Kurang Presisi 3 3.1 Operator kurang terampil Operator kurang teliti Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Penggambaran sebab-sebab terjadinya Posisi Logo Kurang Presisi dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini. Gambar 4.5 Diagram Sebab-Akibat Posisi Logo Kurang Presisi Keterangan :  Mesin Trobel : Dimana keadaan mesin motor tidak berjalan semestinya yang diharapkan .  Sletding roll miring : Pemasangan Sletding Roll yang kurang tepat atau miring menyebabkan Roll bahan tidak bisa berputar dengan stabil pada saat proses produksi.  Posisi cutter kurang presisi : Pada saat pemasangan cutter pada saat pemotongan nepkin peaper menyebabkan pembagian kemasan antara depan dan belakang tidak sesuai  Cutter kurang tajam : Proses pemotongan Nepkin Peaper secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama mengakibatkan Cutter tumpul sehingga hasil potongan paper line separator menjadi tidak rata.  Operator kurang teliti : Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan Posisi Rool Bahan tidak sejajar terhadap Slettding Roll.  Operator kurang terampil : Operator belum bisa menjalankan prosedur kerja secara tepat dikarenakan operator masih belum cukup berpengalaman dalam menjalankan proses produksi.  Mutu bahan kurang bagus : Dimana kualitas bahan baku kurang sesuai atau dibawa standart quality control.  Nepkin peaper robek : Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pemasangan Bahan. Operator seharusnya lebih hati- hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemasangan agar proses produksi dapat berjalan optimal. Tabel 4.5 Penyebab Seal Hangus Cacat Produk Top Event Sebab Primer Sebab Sekunder 1 1.1 1.2 Proses produksi baru berjalan Operator kurang teliti Operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin Seal Hangus 1 Kemampuan mesin Heater Catridge kurang maksimal 2 2.1 2.2 Mesin trouble Suhu Roll Perekat Terlalu Panas Binding Roller Terlalu Dekat Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Penggambaran sebab-sebab terjadinya Seal Hangus dapat dilihat pada gambar 4.6 berikut ini. Gambar 4.6 Diagram Sebab-Akibat Seal Hangus Keterangan :  Operator kurang teiti : Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan Posisi Rool Bahan tidak sejajar terhadap Slettding Roll.  Operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin : Operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin sehingga proses produksi tidak berjalan dengan optimal .  Proses produksi baru berjalan : Dimana proses produksi baru mulai memproduksi dari awal proses sampai selesai.  Mesin Troubel : Dimana keadaan mesin motor tidak berjalan semestinya yang diharapkan .  Suhu roll perekat terlalu panas : Setting pemanas heater kurang terlalu tinggi, sehingga pada proses pemanasan Nepkin peaper menjadi hanggus.  Binding roll terlalu dekat : Penyetelan Binding Roll Telalu dekat menyebabkan penekanan pada bahan nepkin peaper terlalu keras mengakibatkan bahan nepkin peaper hanggus. Tabel 4.6 Penyebab Tsu Terjepit Cacat Produk Top Event Sebab Primer Sebab Sekunder 1 1.1 Proses produksi baru berjalan Operator kurang teliti Tsu Terjepit 1 Proses Pengesielan Kemasan 2 2.1 2.2 Setting mesin kurang tepat Moto penggerak Tsu kurang cepat Pengaturan Speed kurang tepat Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo Penggambaran sebab-sebab terjadinya Tsu Terjepit panjang dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini. Gambar 4.7 Diagram Sebab-Akibat Tsu Terjepit Keterangan :  Operator kurang teliti : Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan Posisi Rool Bahan tidak sejajar terhadap Slettding Roll.  Proses produksi baru berjalan : Dimana proses produksi baru mulai memproduksi dari awal proses sampai selesai.  Setting mesin kurang tepat : Pada saat proses prduksi berjalan sebelumnya operator harus melakukan setting mesin sesuai dengan ketentuan perusahaan agar hasil produksi sesuai dengan standart perusahaan  Motor pengerak tsu kurang cepat : Operator yang kurang tanggap dengan speed pengerak tsu mengakibatk tsu melambat dan tidak presisi pada saat proses pengesilan.  Pengaturan speed kurang tepat : Pada saat penyetingan mesin operatur melakukan kalkulasi kecepatan mesin agar dapat berjalan lancar karena berpengaruh pada proses pengesilan. Tabel 4.7 Penyebab Nepkin Peaper Tidak Presisi Sumber : Data Primer PT.Jayamas Medica Industri Sidoarjo Cacat Produk Top Event Sebab Primer Sebab Sekunder 1 1.1 1.2 Setting mesin kurang tepat Posisi Nepkin Peaper kurang presisi Operator kurang terampil 2 2.1 2.2 Mesin Troubel Motor Pengerak Nepkin Peaper Tidak stabil Roll Bearing Aus Nepkin Peaper Tidak Presisi 1 Proses Long Seal Dan Transile Kurang Presisi 3 3.1 Mutu bahan kurang bagus Nepkin Peaper Melipat Penggambaran sebab-sebab terjadinya Nepkin Peaper Tidak Presisi dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut ini. Gambar 4.8 Diagram Sebab-Akibat Nepkin Peaper Tidak Presisi Keterangan :  Posisi nepkin peaper kurang presisi : Pada saat pemasangan Rool Nepkin Peaper diusahakan tepat pada posisinnya agar tidak miring supaya tidak menghambat proses produksi yang sedang berjalan.  Motor pengerak nepkin peaper tidak stabil : Hal ini Dikarenakan operator kurang tanggap pengaturan Motor Pengerak sehingga nepkin peaper jalannya tidak seimbang.  Roll bering aus : Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pemasangan kaliber roll dan kurang perawatan yang tepat. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemasangan agar proses produksi dapat berjalan optimal.  Operator kurang teliti : Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan Posisi Rool Bahan tidak sejajar terhadap Slettding Roll.  Mutu bahan kurang bagus : Dimana kualitas bahan baku kurang sesuai atau dibawa standart quality control.  Operator kurang terampil : Operator belum bisa menjalankan prosedur kerja secara tepat dikarenakan operator masih belum cukup berpengalaman dalam menjalankan proses produksi.  Nepkin peaper melipat : Nepkin Peaper Melipat Dikarenakan Saat Pemasangan bahan tidak tepat pada rell pemasangan arah produksi atau keluar lintasan yang telah disediakan.

4.1.4 Identifikasi Akar Penyebab Basic Event Alcohol Swabs Per Proses Produksi

Setelah mengidentifikasi akar penyebab yang mengakibatkan terjadinya peristiwa – peristiwa yang tidak diinginkan maka dilakukan pengamatan berapa banyak akar penyebab terjadi setiap proses ditunjukkan pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Jenis dan Jumlah Akar Penyebab Kecacatan Produksi Alcohol Swabs Proses Akar Penyebab Frekuensi Kejadian Cacat Produk Per pcs F Jumlah Produk Sukses Per 180 menit Per pcs S Total Produksi Per 180 menit Per pcs F+S Pembentukan dasar 1. Sletding Roll Miring 2. Posisi Catter Kurang Presisi 3. Catter Tumpul 4. Nepkin Peaper Robek 5. Operator Kurang Teliti 133 141 159 182 237 7264 7300 4415 5534 6815 7397 7441 4574 5716 7052 Pembentukan inti 6. Operator Kurang Terampil 7. Setting Mesin Kurang Tepat 8. Nepkin Peaper Melipat 9. Roll Perekat Kurang Panas 10. Roll aus 11. Operator Kurang Tanggap Pada pengaturan Speed Mesin 12. Suhu Roll Terlalu Panas 13. Binding Roll Telalu Dekat 221 185 121 164 163 182 277 217 4053 3545 4453 7222 3856 3951 3462 3004 4274 3730 4574 7386 4019 4133 3739 3221 Pembentukan akhir 14. Pengaturan Speed Kurang Tepat 15. Motor Pengerak Tsu Kurang Cepat 16. Posisi Nepkin Peaper Kurang Presisi 17. Motor Pengerak Nepkin Peaper Tidak Stabil 156 155 202 222 4519 5427 4840 6362 4675 5582 5042 6584 Adapun penjelasan dari akar penyebab yang mengakibatkan terjadinya peristiwa – peristiwa yang tidak diinginkan adalah sebagai berikut: 1. Sletding Roll Miring Pemasangan Sletding Roll yang kurang tepat atau miring menyebabkan Roll bahan tidak bisa berputar dengan stabil pada saat proses produksi. 2. Posisi Cutter Kurang Presisi Pada saat pemasangan cutter pada saat pemotongan nepkin peaper menyebabkan pembagian kemasan antara depan dan belakang tidak sesuai. 3. Cutter Pemotong tumpul Proses pemotongan Nepkin Peaper secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama mengakibatkan Cutter tumpul sehingga hasil potongan paper line separator menjadi tidak rata. 4. Nepkin Peaper Robek. Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pemasangan Bahan. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemasangan agar proses produksi dapat berjalan optimal. 5. Operator Kurang Teliti. Operator kurang teliti didalam mengoperasikan mesin yang ada dalam proses produksi karena kurang konsentrasi dalam operasi tersebut. Kadangkala pekerja tidak melakukan proses operasi sesuai dengan prosedur perusahaan Posisi Rool Bahan tidak sejajar terhadap Slettding Roll. 6. Operator Kurang Terampil. Operator belum bisa menjalankan prosedur kerja secara tepat dikarenakan operator masih belum cukup berpengalaman dalam menjalankan proses produksi. 7. Setting Mesin Kurang Tepat Pada saat proses prduksi berjalan sebelumnya operator harus melakukan setting mesin sesuai dengan ketentuan perusahaan agar hasil produksi sesuai dengan standart perusahaan 8. Nepkin Peaper Melipat Nepkin Peaper Melipat Dikarenakan Saat Pemasangan bahan tidak tepat pada rell pemasangan arah produksi atau keluar lintasan yang telah disediakan.. 9. Roll Perekat Kurang Panas Hal ini disebabkan Karena operator kurang tanggap pada pengaturan temperatur Roll sehingga proses pengesilan kurang merekat. 10. Roll Aus Hali ini dapat disebabkan oleh operator yang terburu-buru dan kurang terampil dalam melakukan pemasangan kaliber roll. Operator seharusnya lebih hati-hati dan dibutuhkan tenaga ahli dalam melakukan pemasangan agar proses produksi dapat berjalan optimal. 11. Operator Kurang Tanggap Pada Pengaturan Speed Mesin Operator kurang tanggap pada pengaturan speed mesin sehingga proses produksi tidak berjalan dengan optimal . 12. Suhu Roll Terlalu panas Setting pemanas heater kurang terlalu tinggi, sehingga pada proses pemanasan Nepkin peaper menjadi hanggus. 13. Biding Roll Terlalu Dekat Penyetelan Binding Roll Telalu dekat menyebabkan penekanan pada bahan nepkin peaper terlalu keras mengakibatkan bahan nepkin peaper hanggus. 14. Pengaturan Speed Kurang Tepat. Pada saat penyetingan mesin operatur melakukan kalkulasi kecepatan mesin agar dapat berjalan lancar karena berpengaruh pada proses pengesilan. 15. Motor Pengerak Tsu Kurang Cepat Operator yang kurang tanggap dengan speed pengerak tsu mengakibatk tsu melambat dan tidak presisi pada saat proses pengesilan. 16. Posisi Nepkin Peaper Kurang Presisi Pada saat pemasangan Rool Nepkin Peaper diusahakan tepat pada posisinnya agar tidak miring supaya tidak menghambat proses produksi yang sedang berjalan. 17. Motor Pengerak Nepkin Peaper Tidak Stabil Hal ini Dikarenakan operator kurang tanggap pengaturan Motor Pengerak sehingga nepkin peaper jalannya tidak seimbang.

4.1.5 Kebutuhan Perbaikan Untuk Peningkatan Kualitas Berdasarkan Kelemahan

Sistem produksi Alcohol Swabs mempunyai kelebihan dalam kapasitas produksi yang hanya 5 sampai 6 hari mampu menghasilkan Alcohol Swabs ± 800.000 pcs Dari beberapa kelebihan tersebut, terdapat kelemahan yang telah dianalisa dalam bentuk cacat. Cacat terjadi karena tidak adanya tim Quality Control yang mengendalikan para operator sehingga banyak kecerobohan – kecerobohan yang dilakukan operator. Tahap selanjutnya yaitu melakukan perbaikan – perbaikan dari kecacatan tersebut dan melakukan perhitungan tingkat kecacatan agar dapat dilakukan evaluasi. Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu : Untuk tahap selanjutnya akan dilakukan perhitungan probabilitas kecacatan dan perbaikan – perbaikan.Tahapan perhitungan meliputi :

1. Penentuan Kecacatan

Menentukan kecacatan hingga ke akar-akar penyebab dengan menggambarkan ke dalam fault tree diagram beserta simbol-simbol logika dari akar penyebab tersebut sampai menuju pada kejadian atau kecacatan yang tidak diinginkan. 2. Struktur Kecacatan Fault tree diagram tersebut kemudian dievaluasi dengan mengunakan cut set method hingga didapatkan cacat yang lebih spesifik. 3. Perhitungan Probabilitas Setelah dievaluasi, kemudian dihitung nilai probabilitas terjadinya kecacatan. Sehingga diketahui seberapa besar tingkat kecacatan yang terjadi dan pengaruhnya terhadap perusahaan pada masa yang akan datang. Tabel 4.9 Probabilitas Akar – Akar Penyebab Kecacatan Produksi Alcohol Swabs Proses Akar Penyebab Frekuensi Kejadian Cacat Produk Per pcs F Total Produksi Per 180 menit Per pcs S+F Probabilitas Kejadian      F S F Pembentukan dasar 1. Sletding Roll Miring 2. Posisi Catter Kurang Presisi 3. Catter Tumpul 4. Nepkin Peaper Robek 5. Operator Kurang Teliti 133 141 159 182 237 7397 7441 4574 5716 7052 0,0179 0,0189 0,0347 0,0318 0,0336 Pembentukan inti 6. Operator Kurang Terampil 7. Setting Mesin Kurang Tepat 8. Nepkin Peaper Melipat 9. Roll Perekat Kurang Panas 10. Roll aus 11. Operator Kurang Tanggap Pada pengaturan Speed Mesin 12. Suhu Roll Terlalu Panas 13. Binding Roll Telalu Dekat 221 185 121 164 163 182 277 217 4274 3730 4574 7386 4019 4133 3739 3221 0,0517 0,0495 0,0264 0,0222 0,0405 0,0440 0,0607 0,0673 Pembentukan akhir 14. Pengaturan Speed Kurang Tepat 15. Motor Pengerak Tsu Kurang Cepat 16. Posisi Nepkin Peaper Kurang Presisi 17. Motor Pengerak Nepkin Peaper Tidak Stabil 156 155 202 222 4675 5582 5042 6584 0,0333 0,0277 0,0400 0,0337 Keterangan: S: Produksi yang sukses F: Produksi yang gagal Sumber : Data Primer PT. Jayamas Medica Industri Sidoarjo

4.2. Pengolahan Data