5. Nepkin Peaper Tidak Presisi Antara Depan Belakang Nepkin Peaper Tidak Presisi Antara Depan Belakang yaitu nepkin
peaper depan dan belakan tidak melekat sesuai posisinya, dikarenakan posisi nepkin peaper saat masuk pada roll long siel yang tidak presisi,
kareno roll nepkin peaper bisa adjus kekanan dan kekiri.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data selama penelitian, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 dua, yaitu:
1. Data Primer
Yaitu data yang didapat dari penelitian langsung dengan cara mangambil langsung dari sumber yang memberikan informasi, antara lain: jumlah
kejadian kecacatan proses produksi, dll. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Interview Dengan cara melakukan interview kepada sumber secara langsung
sehingga didapatkan informasi yang valid. b. Observasi
Pengamatan langsung ke obyek yang diteliti sehingga dapat diketahui jalannya proses dengan jelas yang bertujuan untuk memecahkan masalah
dalam penelitian.
2. Data Sekunder Yaitu data yang didapatkan dengan jalan mengumpulkan dan
mempelajari dokumen perusahaan. Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian,
dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menganalisa penyebab terjadinya peristiwa top event
Dari data kecacatan produk yang terkumpul akan dapat diketahui peristiwa utama top event.
Tabel 3.1 Lembar Identifikasi Penyebab Kegagalan
Top Event Penyebab Primer
Penyebab Sekunder
b. Melakukan sampling kerja pada 180 menit awal proses produksi.
Tabel 3.2 Lembar Sampling Produk
Akar penyebab
180 menit 1
180 menit 2
180 menit 3
180 menit 4
180 menit 5
180 menit 6
F S 1
. .
N Total
Keterangan : S : Produksi yang sukses
F : Produksi yang gagal atau cacat
3.4 Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian tugas akhir adalah metode FTA. Dimana Metode FTA ini dilakukan dengan cara
menganalisa elemen–elemen penyebab kegagalan suatu sistem dengan menggunakan berbagai perangkat pembantu yang meliputi symbol–symbol
logika. Adapun langkah–langkah dalam pengolahan data pada studi kasus di PT.
International Chemical Industry Plant II dengan menggunakan metode FTA adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai pada akar-akar penyebabnya yang meliputi penyebab primer yang mengakibatkan terjadinya
top event kejadian utama dan penyebab sekunder yang mengakibatkan terjadinya penyebab primer.
2. Menggambarkan akar-akar penyebab tersebut kedalam Fault Tree Diagram pohon kesalahan yang berisi symbol-simbol logika gerbang kejadian
sehingga membentuk suatu keterkaitan satu sama lain. 3. Fault Tree Diagram akan membentuk kombinasi pohon kesalahan, sehingga
diperlukan cut set yang digunakan untuk mengevaluasi diagram tersebut. Hal ini diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk
menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal.
4. Untuk mengetahui kombinasi peristiwa terkecil diperlukan minimal cut set. Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang
membawa pada peristiwa yang paling tidak diinginkan atau akar penyebab yang paling terkecil yang berpotensial menyebabkan kecacatan peristiwa
puncak atau top event. 5. Untuk menghitung probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang
sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini:
F S
F P
F
Keterangan : S = Sukses produkproses
F = Kegagalan failure P
F
= Probabilitas Kegagalan P = Probabilitas A
A
P = Probabilitas B
B
Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing–masing gerbang, yaitu : untuk gerbang OR, probabilitas masing–masing peristiwa atau
masukannya mengalami penjumlahan dan pengurangan. a. Untuk
2 masukan
P
F
= 1 – [1 – P
A
1 – P
B
] P
F
= P
A
+ P
B
- P
A
P
B
b. Untuk lebih dari 2 masukan P
F
= P
A
+ P
B
+ P
C
Untuk gerbang AND probabilitas masing–masing masukannya dikalikan.
6. Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui
matriks dalam minimal cut set. Matriks cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
6 5
4 3
4 1
3 1
2 1
P P
P P
P P
P P
P P
P P
K T
P
T
merupakan probabilitas top event dan P
K
merupakan probabilitas cut set. Untuk evaluasi perhitungannya ditunjukkan pada gambar 3.1 yang mana
dari: 1 2
1 3 1 4
3 4 5 6
Gambar 3.1 Contoh Hasil Akhir Matrik Minimal Cut Se
t Matrik
cut set ini, selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus berikut :
P
F
≈ Σ P
K
= P1 x P2 + P1 x P3 + P1 x P4 + P3 x P4 x P5 x P6 Sehingga bisa didapatkan besar probabilitas peristiwa-peristiwa puncak atau
peristiwa yang tidak diinginkan. Dan tingkat kecacatan dapat teridentifikasi.
3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah