penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, dimana permasalahan yang diangkat juga memiliki kesamaan terhadap permasalahan yang akan diteliti di
ruang terbuka publik Pesisir Seseh.
2.1.4 Penelitian Purnamasari tentang Kajian Spasial Ruang Publik Public
Space Perkotaan untuk Aktivitas Demonstrasi Mahasiswa di Kota Makassar
Purnamasari dalam penelitiannya membahas pemanfaatan ruang publik sebagai wadah kegiatan demonstrasi mahasiswa, yang tersebar di beberapa ruang
terbuka publik di Kota Makassar.
Salah satu jenis ruang publik perkotaan yang digunakan
adalah jalan. Pola lokasi demonstrasi menyebar dan berasosiasi dengan lokasi kampus dan kantor pemerintahan. Penggunaan ruang jalan pada waktu
tertentu, terkait isu yang muncul, dan sejumlah lokasi strategis untuk menarik perhatian masyarakat khususnya pemerintah, dan telah menjadi budaya dalam
pelaksanaan aksi demonstrasi. Di Kota Makassar tidak tersedia ruang fisik khusus untuk menyampaikan pendapat dan aktivitas demonstrasi tidak bisa dipusatkan
pada satu tempat tertentu. Sehingga jalan tetap menjadi pilihan tempat untuk demonstrasi mahasiswa.
Tujuan dari penelitian yang dilakukan Purnamasari ini adalah; mengidentifikasi karakteristik ruang publik perkotaan yang digunakan untuk
aktivitas demonstrasi mahasiswa di Kota Makassar; mengidentifikasi alasan- alasan yang menjadi pertimbangan penggunaan ruang publik yang digunakan
sebagai tempat untuk aktivitas demo dan mengetahui bagaimana kriteria ruang publik yang tepat digunakan untuk aktivitas demonstrasi di kota Makassar.
Metode Penelitian yang digunakan merupakan metode observasi dan survey. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu membuat
gambaranpaparan dan menggali secara cermat serta mendalam tentang fenomena sosial terkait aktivitas demonstrasi yang menggunakan ruang publik fisik tanpa
melakukan hipotesis. Ruang publik fisik yang digunakan dalam aktivitas demonstrasi sebagai
tempat untuk menyampaikan pendapat khususnya mahasiswa di Kota Makassar yaitu ruang yang secara fisik terbuka, umumnya pada lokasi strategis mudah
diakses dan menarik perhatian seperti kampus atau kantor, salah satu jenis ruangnya yaitu berupa jalan street. Ruanglokasi demonstrasi yang ada di Kota
Makassar membentuk pola menyebar dan berasosiasi pada beberapa titik seperti perguruan tinggi, kantor pemerintahan, serta tempat penting lainnya seperti
monumen Mandala atau perempatan fly over. Penggunaan ruang jalan pada sejumlah tempattitik menjadi alasan-alasan
yang dipertimbangkan dalam menyampaikan pendapat juga berdasar pada isutopik yang disuarakan. Ruang yang dianggap tepat untuk aktivitas demonstrasi
secara umum adalah ruang yang terbuka fisik, berada pada lokasi strategis aksesnya mudah dan menarik perhatian atau dapat dilihatdidengar banyak
orang, bisa menampung banyak massa, tidak menimbulkan kemacetan mengganggu ketertiban umum, dan mendapat respon pada pihak yang dituju.
Untuk melihat persamaan dan perbedaan masing-masing penelitian yang telah dipaparkan di atas, bisa dilihat dalam Tabel 2.1 berikut.
17
Tabel 2.1 Kedudukan Penelitian Kini dan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Topik Penelitian
Metode Hasil
Kedudukan Penelitian
1 Dini Haryanti,
2008 Kajian Pola Pemanfaatan
Ruang Terbuka Publik Kawasan Bundaran Simpang
Lima Semarang Analisa pola pemanfaatan ruang
terbuka publik di Kawasan Bundaran Simpang Lima
Semarang oleh masyarakat. Kualitatif
Pola pemanfaatan ruang publik menyesuaikan dengan setting tempat
tertentu, yang mempengaruhi jenis kegiatan yang dilakukan pengunjung.
Persamaan : Topik penelitian mengenai aktivitas
dan pemanfaatan ruang terbuka publik Perbedaan
: Lokasi penelitian difokuskan pada alun-alun kota yang merupakan ruang terbuka
publik buatannon alami 2 Gunawan
Sunaryo, 2010
Perubahan Setting Ruang dan Pola Aktivitas Publik di Ruang
Terbuka Kampus Universitas Gadjah Mada
Kajian perubahan setting ruang dan pola aktivitas masyarakat di ruang
terbuka kampus Universitas Gadjah Mada
Kualitatif Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan ruang terbuka kampus Universitas Gadjah Mada oleh publik
adalah aksesibilitas, pendukung aktivitas dan peraturankontrol.
Persamaan : Topik penelitian mengenai faktor
yang mempengaruhi aktivitas dan pemanfaatan ruang terbuka publik
Perbedaan : Lokasi penelitian difokuskan pada
kawasan ruang terbuka kampus Universitas Gadjah Mada
3 Muhamad Satya
Adhitama, 2013
Faktor Penentu Setting Fisik dalam Beraktivitas di Ruang
Terbuka Publik “Studi Kasus Alun-alun Merdeka Kota
Malang” Faktor setting fisik yang
mempengaruhi kenyamanan masyarakat Kota Malang dalam
memanfaatkan dan beraktivitas di alun-alun Merdeka Kota Malang
Kualitatif Setting fisik, waktu dan karakter kegiatan
sangat mempengaruhi aktivitas yang ada di ruang terbuka publik Alun-alun Merdeka
Kota Malang Persamaan
: Topik penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi aktivitas dan pemanfaatan
ruang terbuka publik
Perbedaan : Lokasi penelitian fokus pada ruang
terbuka publik buatannon alami yaitu alun-alun 4 Anugrah
Purnamasari, 2013
Kajian Spasial Ruang Publik Public Space Perkotaan
untuk Aktivitas Demonstrasi Mahasiswa di Kota Makassar
Identifikasi ruang publik di Kota Makassar sebagai wadah aktivitas
demonstrasi mahasiswa. Kualitatif Aktivitas
demonstrasi sering dilakukan di ruang-ruang terbuka seperti halaman
kampus, ruas jalan protokol, halaman gedung DPRD, dan monumen Mandala.
Lokasi tersebut digunakan tergantung isu- isu yang terkait.
Persamaan : Identifikasi kegiatan masyarakat di
ruang publik serta bagaimana masyarakat memanfaatkan ruang publik, khususnya dalam
kegiatan demonstrasi
Perbedaan : Penelitian hanya difokuskan untuk
melihat satu kegiatan yaitu demonstrasi, serta bagaimana masyarakat menyampaikan aspirasi
dan protes di ruang terbuka publik. 5 I
Putu Kartika
Udayana Setting Spasial Kawasan
Ruang Terbuka Publik Pesisir Seseh, Badung
Identifikasi tatanan perilaku dan tatanan ruang dalam ruang terbuka
publik Pesisir Seseh. Kualitatif
Beberapa temuan mengenai kondisi setting yang dimanfaatkan untuk kegiatan ritual,
kegiatan ekonomi dan kegiatan rekreasi
2.2 Konsep dan Kerangka Berpikir