Pada kasus ruang terbuka berbentuk ruang antar bangunan dan halaman gedung, kualitas penerangan pencahayaan buatan tidak banyak mempengaruhi
tingkat penggunaan ruang oleh publik. Aspek ini disediakan oleh kampus lebih untuk pertimbangan keamanan daripada untuk penggunaan ruang. Pada kurun
waktu pengamatan penelitian, tidak terdapat perubahan berarti pada aspek penerangan di area Kampus UGM. Intervensi peraturan dan kontrol cukup
dominan mempengaruhi tingkat penggunaan ruang oleh publik. Ruang-ruang yang aksesnya harus melewati pos penjagaan Satuan Keamanan dan Keselamatan
Kampus SKKK. memiliki intensitas penggunaan publik yang lebih rendah dibanding yang tidak diberi penjagaan atau jauhterhalang visual dari pos
penjagaan.
2.1.3 Penelitian Adhitama tentang Faktor Penentu Setting Fisik dalam
Beraktivitas di Ruang Terbuka Publik “Studi Kasus Alun-alun Merdeka Kota Malang”
Adhitama dalam penelitiannya membahas tentang faktor yang menentukan setting fisik dalam aktivitas masyarakat di Alun-alun Merdeka Kota Malang.
Fenomena yang terjadi pada kondisi alun-alun yang ada saat ini lebih berfungsi sebagai ruang terbuka hijau tempat resapan air di tengah kota. Meski terdapat
ruang publik di dalamnya, akan tetapi pemanfaatan kurang direspon oleh masyarakat Kota Malang sebagai tempat beraktivitas di pusat kota sehingga perlu
mendapat perhatian pemerintah kota bagaimana penataan setting fisik alun-alun yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau sekaligus dimanfaatkan untuk
mewadahi aktivitas publik.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi,
situasi atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa faktor penentu setting fisik dalam beraktivitas meliputi; ruang teduhan, yang merupakan element paling
penting dalam pembentuk perilaku pengguna alun-alun dalam memilih tujuan beraktivitas ; ruang beristirahat dan bersantai tempat duduk, dimana keberadaan
tempat duduk penggunaannya sangat bergantung bagaimana pola teduhan yang menaunginya selain faktor kebersihan dan keamanan; ruang beraktivitas plaza,
dimana kebutuhan akan sebuah ruang yang diharapkan cukup luas untuk dapat menampung berbagai aktivitas, karena jika terlalu kecil maka interaksi sosial yang
diharapkan dari sebuah ruang publik akan kurang; aksesibilitas jalur pedestrian, karena banyak pengguna alun – alun banyak beraktivitas di area plaza dan duduk-
duduk menikmati suasana hijau di tengah kota; dan faktor terakhir yaitu pada malam hari, yang akan berpengaruh terhadap persebaran aktivitas yang berkaitan
dengan keamanan dan kenyamanan terutama serta dapat menjadi daya tarik terhadap penggunaan suatu ruang publik.
Bagi penelitian terhadap ruang terbuka publik Pesisir Seseh, penelitian Adhitama ini juga dapat memberikan masukan tentang faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pemanfaatan ruang terbuka publik. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif, dimana permasalahan yang diangkat juga memiliki kesamaan terhadap permasalahan yang akan diteliti di
ruang terbuka publik Pesisir Seseh.
2.1.4 Penelitian Purnamasari tentang Kajian Spasial Ruang Publik Public