Uji Tarik Pengamatan Makro Perhitungan Laju Korosi

Gambar 3. 18 Penempatan spesimen di lingkungan pantai 3.7.Pengujian Spesimen Pada penelitian ini dilakukan pengujian tarik, pengamatan makro, dan juga perhitungan laju korosi untuk mengetahui sifat mekanik, sifat fisis, dan laju korosi. Dari data yang didapat akan dibandingkan antara spesimen yang mendapat perlakuan panas dan yang tidak mendapat perlakuan panas, mulai dari yang tanpa terkorosi, terkorosi 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

3.7.1. Uji Tarik

Mesin yang digunakan dalam pengujian tarik ini adalah jenis Universal Testing Machine dengan kemampuan Tarik maksimum 1000 kgf yang ada di Laboratorium Universitas Sanata Dharma dan Universal Testing Machine dengan kemampuan Tarik maksimum 30.000 kgf yang ada di Laboratorium Logam IST AKPRIND.

3.7.2. Pengamatan Makro

Pengamatan makro dilakukan untuk melihat bentuk patahan setelah diuji tarik dan korosi yang terjadi. Pengamatan makro dilakukan menggunakan mikroskop optik di Laboratorium Logam IST AKPRIND dan kamera handphone.

3.7.3. Perhitungan Laju Korosi

Perhitungan laju korosi ini menggunakan metode menimbang pengurangan berat pada spesimen uji dengan satuan mdd milligram per square decimeter per day. Langkah-langkah perhitungan laju korosi adalah sebagai berikut: 1. Spesimen ditimbang setelah diambil dari pantai untuk mengetahui perubahan massa yang diakibatkan oleh korosi. Gambar 3.19 Penimbangan dengan neraca 2. Spesimen uji dibersihkan dari terak-terak korosi yang melekat. Gambar 3.20 Spesimen yang sebagian sudah dikelupas teraknya. Gambar 3.21 Perbandingan antara spesimen yang sudah dibersihkan dari terak dan belum. 3. Spesimen uji direndam dalam accu zuur selama 15 menit untuk menghilangkan sisa-sisa karat yang masih menempel. Gambar 3. 22 Perendaman spesimen dengan accu zuur 4. Spesimen uji dicuci menggunakan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa accu zuur yang bersifat asam Gambar 3. 23 Pencucian spesimen setelah direndam accu zuur 5. Spesimen uji ditimbang kembali untuk mengetahui massanya setelah dibersihkan karatnya. Gambar 3. 24 Penimbangan kembali setelah spesimen bersih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data uji komposisi, uji tarik, data laju korosi, dan pengamatan visual secara makro. Setelah mendapatkan data, data akan diolah dan dibahas untuk membandingkan antara spesimen uji dengan perlakuan panas quenching dan spesimen dengan perlakuan panas normalizing. 4.1.Hasil Uji Komposisi Hasil uji komposisi yang dilakukan di PT. ITOKOH CEPERINDO menunjukkan bahwa bahan spesimen mengandung: Tabel 4. 1 Uji komposisi bahan. Fe C Si Cr Mn Cu 96,11 0,65 1,18 0,48 1,01 0,32 Dalam bahan spesimen tersebut juga masih mengandung unsur lain yang berdasarkan prosentasenya dapat diabaikan. Untuk lebih lengkapnya hasil uji komposisi disajikan dalam lampiran.

4.2. Pengujian Tarik

Pengujian tarik dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu Laboratorium Logam Universitas Sanata Dharma dan Laboratorium Metalurgi Institut Sains dan Teknologi AKPRIND. Pengujian tarik dilakukan di dua tempat yang berbeda karena spesimen uji dengan perlakuan quenching mengalami peningkatan kekuatan yang signifikan hingga diluar dari batas kemampuan mesin uji tarik Laboratorium Logam Universitas Sanata Dharma yaitu 1000 kg. Mesin uji tarik di Laboratorium Metalurgi Institut Sains dan Teknologi AKPRIND berkapasitas 30.000 kg sehingga mampu untuk melakukan uji tarik spesimen quenching, sedangkan spesimen uji dengan perlakuan panas normalizing diuji tarik di Laboratorium Logam Universitas Sanata Dharma karena beban maksimalnya tidak sampai 1000 kg. 46