8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait
dengan penelitin ini, telah dilakukan oleh
1. Murtanto dan Gundono 1999
Judul : “Identifikasi Karakteristik-karakteristik Keahlian Audit : Profesi Akuntan Publik di Indonesia”
Permasalahan : Apakah karakteristik-karakteristik keahlian audit mempunyai
pengaruh pada profesi akuntan publik ? Hipotesis :
Diduga keahlian audit tidak semata-mata diperoleh dari ilmu pengetahuan dan pengalaman saja melainkan juga dari atribut penting
lainnya. ilmu pengetahuan dan pengalaman merupakan karakteristik penting bagi keahlian audit untuk meningkatkan kualitas profesi auditor.
Hasil penelitian : Penelitian ini menggunakan suatu rerangka untuk mempelajari
karakteristik -
karakteristik dibidang auditing dengan mengorganisasikannya kedalam lima kategori yaitu: “ciri-ciri psikologi”,
“kemampuan berfikir”, “komponen pengetahuan”, “strategi penentuan keputusan”, dan “analisis tugas”. Dua pendekatan digunakan untuk
9
memilih karakteristik-karakteristik keahlian auditor dari suatu sampel pada suatu kantor akuntan publik di Indonesia dan para mahasiswa
jurusan akuntansi. Pertama memanfaatkan open-ended question naire dan yang kedua menggunakan kuisioner dari karakteristik yang telah
diurutkan. Hasil dari kedua pendekatan yang dgunakan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa “pengalaman” dan “pengetahuan” masih
merupakan karakteristik yang penting bagi keahlian auditor, namun untuk meningkatkan kualitas profesi auditor perlu memperhatikan juga
karakteristik lain yang terungkap melalui penelitian ini.
2. Christiawan 2002
Judul : “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris”
Permasalahan : Apakah terdapat perbedaan kompetensi dan Independensi
Akuntan Publik dalam memberikan refleksi hasil penelitian empiris? Hipotesis :
Diduga terdapat perbedaan kompetensi dan independensi akuntan pubilk dalam refleksi hasil penelitian empiris. Kompetensi akuntan
publik memberikan refleksi, bahwa profesi akuntansi mulai tidak menarik dan tergeser oleh profesi lainnya. Sedangkan independensi
akuntan publik memberikan refleksi, bahwa dalam mengambil keputusan dibidang auditnya akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan
untuk mempertahankan klien auditnya dan merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik.
10
Hasil Penelitian : Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan
independensi akuntan publik. Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang
auditing dan akuntansi. Sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik.
3.
Mayangsari 2003
Judul : “Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi Terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasi Eksperimen”
Permasalahan : a.
Apakah terdapat perbedaan pendapat auditor yang ahli dan independen dengan auditor yang hanya memiliki satu karakteristik
atau auditor yang sama sekali tidak memiliki kedua karakteristik tersebut?
b. Apakah terdapat perbedaan jenis informasi yang digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan pendapat antara auditor yang ahli dan auditor tidak ahli?
Hipotesis : a.
Diduga auditor yang memiliki keahlian dan independen memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung
benar dibandingkan auditor yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki keduanya.
b. Diduga kuantitas informasi yang diingat dipengaruhi oleh jenis
informasi. Auditor yang ahli lebih banyak mengingat informasi yang atypical sedangkan auditor yang tidak ahli lebih banyak mengingat
informasi yang typical.
11
Hasil Penelitian : a.
Pada hipotesa pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan antara auditor yang ahli dan independen dengan auditor yang hanya
memiliki satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki karakteristik tersebut. Kesimpulan ini diambil karena pada
kelompok auditor yang ahli dan independen, rata – rata pendapat yang diberikan lebih mengarah kepada lemahnya kelangsungan
hidup perusahaan tersebut, sedangkan pada kelompok yang lain cenderung memberikan pendapat bahwa perusahaan yang dianalisis
tidak mengalami kesulitan dalam kelangsungan hidupnya. Jadi auditor pada kelompok ini mempunyai tingkat prediksi yang lebih
baik dibandingkan dengan kelompok yang lain. b.
Pada hipotesa kedua menyatakan bahwa adanya interaksi antara keahlian audit dengan jenis informasi yang digunakan. Auditor yang
ahli ternyata memiliki perbedaan perhatian terhadap jenis informasi yang digunakan sebagai dasar pemberian pendapat audit. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian Choo dan Trotman, yang menyebutkan bahwa auditor ahli lebih memperhatikan informasi
atypical. Sebaliknya auditor yang non ahli lebih memperhatikan informasi typical.
4. Qudus 2004