Bidang Bantuan dan Perlindungan Sosial terdiri dari: a.
Seksi Bantuan Korban Bencana b.
Seksi Pengelolaan Sumber dana Sosial dan Jaminan Sosial c.
Seksi Advokasi dan Perlindungan Sosial 6.
Bidang Pengembangan UKS mempunyai tugas: merumuskan dan
melaksanakan kebijakan teknis pengembangan program dan kelembagaan, penyuluhan dan publikasi serta pengendalian dan
pembinaan lanjut usaha kesejahteraan sosial. Bidang Pengembangan UKS terdiri atas:
a. Seksi Pengembangan Kelembagaan Usaha Kesejahteraan Sosial dan
Binjut b.
Seksi Penyuluhan dan Publikasi 7.
UPT Dinas Sosial mempunyai tugas: melaksanakan tugas-tugas teknis
operasional di lapangan.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan disajikan data hasil penelitian yang terdiri atas persyaratan pengembangan karir dalam jabatan struktural yang harus
dipenuhi oleh pegawai negeri sipil di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, pelaksanaan pengembangan karir dalam jabatan struktural di Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengembangan karir dalam jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur. Dengan demikian bisa diketahui bagaimana pengembangan karir
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
1. Persyaratan Pengembangan Karir dalam Jabatan Struktural Eselon
IV yang harus Dipenuhi oleh Pegawai Negeri Sipil di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan staf Tata Usaha Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dijelaskan bahwa terdapat syarat-syarat bagi
karyawan dalam pengembangan karir. “Ya ada… masa iya orang bisa diikutkan program yang
berhubungan dengan kenaikan jabatan kok ga pake syarat. Ini kan bukan jamannya orde baru.”
“Kalau syarat ya kita kan pegawai negeri ya, jadi ya punya pedoman toh, PP 100.” Wawancara dengan Bapak Suprianto,
Kepala Sub Bagian TU, Maret 2011.
Pernyataan Kepala Sub bagian Tata Usaha tersebut didukung oleh Staff Tata Usaha yang juga menyatakan bahwa persyaratan dalam
pengembangan karir pegawai negeri sudah ada aturannya. “Kita kan pegawai negeri ya, jadi apa-apanya ya ngikut aturannya
pemerintah dong. Wong kita dibayar sama pemerintah. Iya toh. Terus masalah kepangkatan dan karir itu ya jelas sudah ada
aturannya di PP 100 itu.” “ya adalah…. seperti DP3nya harus bagus, sudah diikutkan
program pelatihan-pelatihan. Soale kalau Kepala Bidang itu kan sudah tinggi ya jabatannya jadi ya pelatihannya ya macam
pelatihan kepemimpinan.” Wawancara dengan Ibu Yeni, Staff TU, Maret 2011
Selain itu, salah seorang pejabat di structural eselon 4 yang sudah pernah mengikuti program pendidikan dan pelatihan juga menyatakan
bahwa program pendidikan dan pelatihan yang diikuti merupakan salah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
satu tugas dari jabatan yang saat ini diemban guna mendapatkan jabatan yang lebih tinggi, yaitu sebagai Kepala Bidang.
“Ya ada dong, semua itu ada prosedur dan standar prosedur. Jadi tidak semua pegawai bisa ngikutin pengembangan karir. Banyak
syaratnya, ini yang Kepala Seksi seangkatan saya saja kalau usianya ga nutut ya sudah ga ikut diklatpim. Soal e kan ikut
diklatpim itu salah satu syarat biar bisa naik jabatan. La kalau usianya sudah lima puluhan gitu ya sudah ga dipilih. Ya udah
mentok saja di Kepala Seksi. Cuman ya kalo pengabdiannya sudah lama sampai 20 tahunan gitu ya biasanya dapet kesempatan
milih lokasi, biar ga ditempatkan jauh-jauh dari keluarga lah…. Udah tua…” Wawancara dengan Bapak Mamok, Kepala Seksi,
Maret 2011.
Pernyataan salah seorang Kepala Seksi tersebut menunjukkan bahwa ada batas usia bagi seorang Kepala Seksi untuk bisa mengikuti
pengembangan karir, yaitu jika seorang Kepala Seksi telah berusia lima puluhan maka tidak bisa mengikuti Diklatpim sebagai salah satu syarat
untuk mengembangkan karir ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini didukung oleh pendapat Kepala Sub Bagian TU dan Staff TU yang
menyatakan bahwa: “…ya ada batas usia yang ditetapkan, kan nggak mungkin toh kita
mengikutkan diklat Kepala Seksi yang sudah mendekati masa pensiun, nti kelar Diklat, langsung pensiun. Ga efisien namanya.”
Wawancara dengan Bapak Suprianto, Maret 2011. “… kalau usia ya so pasti lah. Batasannya ya sekitar lima puluhan
lah ya, kan masa itu mendekati masa pensiun. Kalau udah gitu ya, kan ya Kepala Seksinya tinggal nunggu surat keputusan
pensiunnya aja…” Wawancara dengan Ibu Yeni, Staff TU, Maret 2011.
Sementara itu berkaitan dengan batas waktu pemenuhan persyaratan maka tidak disebutkan ada tidaknya batas waktu tersebut,
karena menurut Bapak Suprianto, semua Kepala Seksi yang masih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
memiliki peluang untuk mengikuti program pengembangan karir harus memenuhi syarat tersebut.
“… memang sih, kadang kita harus nunggu gitu, ya. Meskipun syarat sudah terpenuhi tapi ga dapet SK-SK promosi. Tapi pada
dasarnya semua Kepala Seksi boleh diikutkan dalam program pengembangan karir, baik dipromosikan, dimutasikan, atau
diikutkan Diklat. Tapi ya itu tadi, tetap mempertimbangkan faktor-faktor lain, terutama usia ya…. Itu mulai Diklat pun sudah
harus dipenuhi, padahal Diklat itu juga syarat pengembangan karir kan.’Wawancara dengan Bapak Suprianto, Maret 2011.
Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam pengembangan karir di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, maka
terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh Kepala Seksi untuk bisa mengembangkan karir ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Kepala Bidang.
Persyaratan yang harus dipenuhi tersebut di antaranya adalah persyaratan kenaikan jabatan sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2002. Hal ini karena dalam organisasi pemerintah, pembinaan sumber
daya manusia dimungkinkan dilakukan secara formal melalui jabatan struktural dan fungsional. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 13 Tahun 2002, jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai negeri sipil dalam rangka
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
memimpin suatu organisasi negara. Secara tegas jabatan struktural merupakan suatu jabatan yang jelas ada pada struktur organisasi. Bagi
pegawai negeri sipil, jabatan struktural memiliki potensi dominan untuk memimpin.
Dalam rangka melakukan pengembangan karir pada jabatan Kepala Seksi agar bisa menduduki posisi yang lebih tinggi setingkat
Kepala Bidang maka persyaratan yang harus dipenuhi di antaranya adalah:
a. Kepala seksi tersebut harus benar-benar mampu menunjukkan