Analisis Persyaratan Pengembangan Karir dalam Jabatan

mutasi jabatan berupa promosi dan penempatannya di lokasi yang jauh dari lokasi yang sekarang maka wanita ini cenderung menolak dengan alasan yang sama.

4.3 Pembahasan

4.3.1. Analisis Persyaratan Pengembangan Karir dalam Jabatan

Struktural Eselon IV di Dinas Sosial Jawa timur Pengembangan karir menurut Gouzali 1997:212 adalah salah satu jenis dalam sistem pengembangan pegawai, yaitu menggariskan pola perjalanan kepangkatan dan jabatan yang akan ditempuh oleh seorang pegawai selama ia bekerja di perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian pengembangan karir adalah suatu urutan posisi atau jabatan yang menunjukkan adanya peningkatan yang ditempati seseorang selama ia bekerja dalam masa kehidupan tertentu. Berdasarkan temuan data hasil wawancara mengenai persyaratan pengembangan karir maka persyaratan pengembangan karir bagi Kepala Seksi agar bisa mencapai karir yang lebih tinggi adalah sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah no. 100 Tahun 2000 Jo Peraturan Pemerintah no. 13 Tahun 2002. Hal ini karena sebagai instansi pemerintah, maka Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur harus mematuhi peraturan kepegawaian yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai pihak yang mempekerjakan Pegawai Negeri Sipil tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Dalam hal ini, bisa dijelaskan bahwa persyaratan pengembangan karir pada jabatan struktural di Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu PP no. 100 Tahun 2000, yaitu bahwa pegawai negeri sipil dalam jabatan struktural yang boleh mendapatkan kenaikan pangkatjabatan adalah berstatus Pegawai Negeri Sipil, serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat di bawah jenjang pangkat yang ditentukan, memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan, semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir, memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan, dan sehat jasmani dan rohani Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian juga memperhatikan faktor: Senioritas dalam kepangkatan, Usia, Pendidikan dan Pelatihan Diklat Jabatan, Pengalaman. Dengan demikian, ketika seorang Kepala Seksi memenuhi elemen-elemen di atas maka akan diikutkan dalam program pembinaan atau pengembangan karir berupa program pendidikan dan latihan jabatan, yaitu pendidikan dan pelatihan kepemimpinan serta diperbolehkan untuk mengikuti promosi jabatan sebagai Kepala Bidang. Hal apa yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dengan menentukan persyaratan pengembangan karir yang berkaitan dengan persyaratan pengangkatan tersebut sebelum melakukan pengembangan karir adalah telah tepat, karena Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber pengembangan karir seharusnya dimulai dengan penyusunan daftar prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang Kepala Seksi guna mendukung peningkatan karir. Persyaratan tersebut sifatnya saling mendukung, artinya seorang Kepala Seksi harus melalui beberapa kriteria yang sudah ditentukan seperti prestasi, bobot tugaspekerjaan, efisiensi, dan lain-lain. Dengan demikian program pengembangan prestasi yang dilakukan tersebut efisien. Meskipun demikian, hasil analisis persyaratan di atas masih perlu dikaji lebih jauh terutama dalam hal penggunaan hasil penilaian prestasi pegawai DP3 sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh Kepala Seksi yang akan diikutkan dalam pengembangan karir. Hal ini karena penilaian prestasi kerja umumnya dilakukan oleh atasan Kepala Seksi secara langsung dimana dalam pemberian nilai ada kecenderungan subyektivitas dari Pejabat Penilai. Subyektivitas tersebut bisa berupa rasa suka atau tidak suka, rasa kasihan, dan lain- lain. Sebagaimana disebutkan oleh Wether dan Davis 1995 bahwa ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi oleh perusahaan dalam menetapkan sistem penilaian kinerja, yaitu: a. Hallo Effect efek halo : kesalahan penilaian yang disebabkan oleh banyaknya opini dan persepsi penilaian tehadap karyawan yang dinilai. Contoh penilaian yang tidak disukai pada karyawan tertentu cenderung memberikan penilaian yang rendah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber b. Central Tendency tendensi terpusat : kesalahan penilaian karena memberikan penilaian yang cenderung terpusat dan tidak merata. Contoh penilaian cenderung memberikan nilai 70 saja. c. Leniency and Strictness terlalu tinggi dan rendah : kesalahan penilaian karena memberikan penilaian terlalu tingi dan terlalu rendah, sehingga penilaian menjadi kurang obyektif. d. Cross Cultural Bias pengaruh budaya silang : kesalahan penilaian yang disebabkan oleh faktor budaya dimana penilai berasal. e. Individual Prejudice praduga individu : kesalahan penilaian yang disebabkan prasangka pribadi sehinggan menciptakan diskriminasi dalan penilaian. f. Recency Effect efek situasi : kesalahan penilaian karena hanya melihat prilaku karyawan pada saat menjelang penilaian atau pada waktu tertentu saja. Padahal belum tentu mencerminkan kondisi seutuhnya. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya penetapan persyaratan pengembangan karir telah dilakukan oleh Dinas Sosial Provinsi jawa Timur. Tetapi masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemenuhan persyaratan tersebut, terutama terkait dengan sistem penilaian prestasi kerja, yang mempengaruhi penilaian DP3, yaitu adanya permasalahan individual atau subyektivitas penilaian dari Tim Penilai, seperti hallo effect dan central tendency. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

4.3.2. Analisis Pelaksanaan Pengembangan Karir dalam jabatan