36
3.2.3 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan wawancara untuk analisis kebutuhan di empat SD wilayah Sleman Barat yaitu SD Negeri Plaosan 1, SD Negeri Plaosan 2, SD
Negeri Susukan dan SD Kanisius Jetis Depok, yang merupakan sekolah dasar di daerah pedesaan. Dari empat SD tersebut ditentukan salah satu SD untuk
dijadikan tempat uji coba terbatas. Pemilihan SD tempat ujicoba disesuaikan dengan kebutuhan yang paling mendesak, yaitu SD Negeri Plaosan 1 yang
beralamat di Plaosan, Tlogoadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.
3.2.4 Waktu Penelitian
Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juni hingga bulan Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian pengembangan ini berlangsung
selama kurang lebih 7 bulan.
3.3 Prosedur Pengembangan
Model pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini mengadopsi dari dua model yaitu menurut Sugiyono dan Borg and Gall. Model
pengembangan yang pertama yaitu menurut Sugiyono yang terdiri dari sepuluh langkah yang harus dilakukan dalam Research and Development RD.
Langkah-langkah tersebut meliputi 1 Potensi Masalah, 2 Mengumpulkan Informasi, 3 Desain Produk, 4 Validasi Desain, 5 Perbaikan Desain, 6 Uji
Coba Produk, 7 Revisi Produk, 8 Ujicoba Pemakaian, 9 Revisi Produk, 10 Pembuatan Produk Massal Sugiyono, 2010: 409-426.
37 Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono:
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development Langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono pada gambar 3.1
dimulai dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila disalahgunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah sesuatu
hal yang tidak sesuai atau tidak sama dengan apa yang telah dibayangkan atau diharapkan. Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka
selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi
masalah tersebut. Selanjutnya adalah membuat desain produk yang akan dikembangkan. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan
sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Setelah desain produk selesai maka selanjutnya peneliti melakukan validasi yang
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk efektif atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi dapat dilakukan
Potensi dan Masalah
Desain Produk
Pengumpulan Data
Validasi Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk Ujicoba
Pemakaian
Revisi Produk Produksi Massal
38 dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau ahli yang sudah berpengalaman
untuk menilai produk yang telah dirancang. Setiap pakar diminta untuk menilai agar diketahui kelemahan dan kelebihannya. Setelah desain produk divalidasi oleh
pakar atau ahli maka dapat diketahui kelemahannya yang selanjutnya dicoba dikurangi dengan cara memperbaiki produk tersebut. Langkah berikutnya uji coba
produk. Uji coba awal dilakukan dengan simulasi baru setelah itu dapat diujicobakan pada kelompok yang terbatas.
Setelah pengujian terbatas menunjukkan bahwa produk tersebut ternyata efektif maka ujicoba dapat dilakukan pada kelas yang lebih luas. Jika masih ada
kelemahannya atau kekurangan maka perlu segera diperbaiki lagi. Ketika pengujian terhadap produk dinyatakan berhasil, produk selnjutnya dapat
diterapkan untuk lembaga yang lebih luas dan tetap harus dinilai agar diketahui kekurangan dan kelebihannya. Langkah berikutnya jika masih ada kekurangan
ketika digunakan oleh lembaga yang lebih luas maka perlu dilakukan langkah perbaikan. Langkah terakhir adalah pembuatan produk massal jika produk telah
melalui beberapa ujicoba dan dinyatakan efektif atau layak digunakan dalam beberapa kali pengujian.
Model yang kedua yaitu menurut Borg dan Gall. Borg dan Gall 1983:775-787 juga menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan
pengembangan yang digambarkan sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39 Gambar 3.2 Langkah-langkah pengembangan menurut Bord and Gall
1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi
nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan. 2.
Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak
dicapai dari perangkat yang dihasilkan. Selain itu, perencanaan juga meliputi perkiraan biaya, tenaga kerja, dan waktu untuk menyelesaikan
penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. 3.
Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan
serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa
Research and information
collection Planning
Devellopment Preliminary
Form a Product Preliminary
Field Testing Main
Product Revision
Main Field
Testing Disemination and
Implementasionn Operational
Field Testing Operational
Product Revision
Final Product
Revision
1 2
3 4
5
10 7
8 9
6
40 ahli. Apabila yang dikembangkan merupakan perangkat pembelajaran,
maka pada langkah ini juga sudah dikembangkan bahan pembelajaran, buku pegangan, dan alat evaluasinya.
4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan
untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan
komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.
5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses
perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal. Revisi tersebut menjadi bentuk produk yang siap diujikan
lebih lanjut. 6.
Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini
dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan.
7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk
melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.
8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara
10-30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner,
41 dan wawancara. Selanjutnya, ketiga data tersebut dianalisis sebagai saran
dalam penyempurnaan tahap akhir. 9.
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya
dapat diproduksi secara massal yang menjadi produk akhir. 10.
Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan
tahapan pengembangan. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan produk secara lebih luas.
Berikut ini adalah gambar perbandingan tahap penelitian kedua model yang telah diuraikan di atas.
No. Sugiyono
Borg and Gall 1
Potensi dan Masalah Penelitian dan pengumpulan data
2 Pengumpulan Data
Perencanaan 3
Desain Produk Pengembangan bentuk awal produk
4 Validasi Desain
Ujicoba lapangan awal 5
Revisi Desain Revisi Produk
6 Ujicoba Produk
Ujicoba lapangan 7
Revisi Produk Revisi Produk
8 Ujicoba Pemakaian
Ujicoba pelaksanaan lapangan 9
Revisi Produk Penyempurnaan produk akhir
10 Produksi Massal
Diseminasi Kedua model pengembangan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Model yang ditawarkan oleh Borg dan Gall 1983 nampaknya terlalu sulit untuk dilakukan karena dalam pengujianya produk dilakukan dengan
jumlah responden yang sangat banyak. Meskipun demikian, model ini memiliki kelebihan pada sistematisasi langkah pengujian produk pada siswa sehingga
42 memungkinkan peneliti untuk benar-benar menciptakan produk yang relevan
dengan kebutuhan siswa. Model dari Sugiyono 2011 merupakan model yang sederhana dan nampak mudah untuk dipahami. Meskipun demikian, model ini
belum menunjukkan langkah-langkah yang jelas dalam proses pengumpulan data tahap kedua, instrumen pengumpulan data apa yang sebaiknya digunakan oleh
peneliti. Kedua model tersebut juga belum dilengkapi dengan tahap penyusunan instrumen penelitian.
Tahap-tahap penelitian dan pengembangan Sugiyono dan Borg and Gall tersebut kemudian dimodifikasi oleh peneliti menjadi lima tahap yaitu 1 Potensi
Masalah yang meliputi analisis kebutuhan guru dan siswa di sekolah dasar yang dilakukan di empat sekolah dasar dengan mengumpulkan data-data melalui
wawancara, 2 Desain Produk terkait dengan rancangan buku guru dan buku siswa, gambar-gambar, serta kegiatan dalam produk yang didesain dengan
memperhatikan lima karakteristik PMRI, 3 Validasi Produk, validasi buku guru dan buku siswa dilakukan oleh ahli PMRI, kemudian 4 Instrumen Uji coba, yang
meliputi pembuatan soal tes sebagai instrumen pretest dan posttest, 5 Uji coba tahap awal atau ujicoba terbatas yang dilakukan secara terbatas di sekolah dasar.
. Prosedur penelitian dan pengembangan buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I sekolah dasar dengan pendekatan PMRI materi
bangun ruang, yang meliputi lima tahapan pengembangan, digambarkan oleh peneliti pada gambar 3.3 yang terdapat pada halaman berikutnya.
43 Gambar 3.3 Tahap penelitian dan pengembangan produk
Tahap Pertama Potensi Masalah
Analisis Kebutuhan
Wawancara Guru
Siswa
Tahap Keempat Instrument Uji coba
Instrumen Tes
Uji validitas dan reliabilitas secara
empiris Revisi
Instrumen siap
digunakan
Tahap Kedua Desain Produk
Konsep Desain buku
Buku guru Buku siswa
Pembuatan buku
Tahap Ketiga Validasi Produk
Validasi buku Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 1
Validasi oleh ahli pembelajaran PMRI 2 Uji
Keterbacaan dengan siswa
Revisi
Tahap Kelima Ujicoba terbatas
Pretest Ujicoba terbatas
posttest Revisi
produk Pengembangan buku guru dan buku siswa
44 Prosedur pengembangan buku guru dan buku siswa dalam penelitian ini
melalui lima tahap yang dijelaskan sebagai berikut: 1.
Potensi Masalah Tahap pertama dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Teknik wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara
di empat sekolah yang berbeda. Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa di empat sekolah, masing-masing sekolah diambil satu guru kelas I dan dua siswa
kelas I. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan atau kebutuhan yang dialami oleh guru dan siswa di sekolah dasar terutama pada pelajaran matematika
kelas I. 2.
Desain Produk Tahap kedua dalam penelitian ini adalah desain produk. Peneliti
mengembangkan buku berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Pengembangan buku dibagi menjadi dua yaitu buku guru dan buku siswa yang
dikembangkan berdasarkan lima karakteritik PMRI yaitu 1 penggunaan konteks siswa dilibatkan aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan, 2
penggunaan model tahapan konkret, semi konkret, abstrak, 3 konstruksi siswa siswa dibebaskan untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah serta
membantu siswa memahami konsep matematika, 4 interaktivitas proses belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling
mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka, 5 keterkaitan keterkaitan antar pokok bahasan. Desain buku dimulai dari melihat SK, KD dan membuat
45 indikator pembelajaran, kemudian membuat kerangka materi yang akan dimuat
dalam buku dan mendesain materi sesuai dengan karakteristik PMRI. Setelah itu peneliti mendesain cover buku guru dan buku siswa dengan memperhatikan
perpaduan warna, gambar dan kesesuaian materi dalam buku. 3.
Validasi Produk Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah validasi produk. Produk yang
berbentuk buku guru dan buku siswa dengan materi bangun ruang yang telah dibuat kemudian di validasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk
menilai kelayakan produk buku guru dan buku siswa sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh dua ahli di antaranya ahli
PMRI yaitu dosen sebagai ahli 1 dan ahli pembelajaran PMRI yaitu guru sebagai ahli 2. Peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dengan
cara wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan memperlihatkan buku siswa kepada anak SD yang setara dengan anak kelas 1 yang akan menjadi
subyek penelitian, kemudian dilakukan tanya jawab mengenai komponen yang ada di buku terutama bahasa dan petunjuk kegiatan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah produk yang peneliti kembangkan dapat dibaca dan menarik bagi siswa.
4. Instrumen Uji coba
Tahap keempat dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah instrumen uji coba. Peneliti membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian
menggunakan tes. Instrumen tes yang disiapkan oleh peneliti perlu dilakukan uji empiris sebelum digunakan untuk ujicoba penelitian. Hasil dari uji empiris
46 tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas setiap item
soal yang dihitung dengan menggunakan SPSS 22 Statistic Package for Social Studies 22
. Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid untuk digunakan dan yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Item soal yang valid dipilih
sebanyak 20 item soal yang berbentuk pilihan ganda untuk soal pretest dan posttest
. Setelah mengetahui item soal yang valid dan tidak valid selanjutnya soal direvisi, dan item untuk tes siap digunakan.
5. Uji Terbatas
Tahap kelima adalah ujicoba terbatas. Ujicoba terbatas dilakukan kepada 5 siswa kelas I SD tempat dilakukannya penelitian. Sebelum produk diujicobakan,
peneliti terlebih dahulu memberikan pretest untuk menguji pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Pretest diberikan kepada lima siswa kelas I
SD yang menjadi subyek penelitian ujicoba terbatas. Selanjutnya produk buku siswa diujicobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi
pretest . Setelah peneliti selesai melakukan ujicoba terbatas, siswa kemudian
diberikan posttest untuk mengetahui dampak dari penggunaan buku PMRI yang telah dikembangkan. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada pengembangan
buku guru dan buku siswa pelajaran matematika kelas I SD dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI.
3.4 Teknik Pengumpulan Data