21 kreativitas dan inisiatif mereka dalam mengajar. Rasa percaya diri dan kerjasama
antara siswa dengan guru juga membuat pembelajaran lebih bermakna. Akhirnya pada tahun 2011, nama Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI lahir
sebagai suatu gerakan peduli matematika yang mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia Suryanto, 2010: 14. Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia PMRI kini mulai dikenal oleh dunia pendidikan sebagai salah satu pendekatan belajar yang digunakan dalam mata pelajaran
matematika. Dari penjelasan terkait dengan PMRI di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Pendekatan PMRI adalah pendekatan untuk pembelajaran matematika dengan menekankan keaktifan siswa mencari, menemukan dan memecahkan masalah
dengan memberi pengalaman langsung kepada anak serta mengkaitkan pada kehidupan anak sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
2.1.3.2 Prinsip Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI
PMRI mengadaptasi tiga prinsip dari RME seperti yang diungkapkan oleh Gravemeijer Marpaung, 2008: 4 yaitu meliputi “Guide reinvention and
progressive mathematization, didactical phenomenology, and from informal to formal mathematics.”
Prinsip pertama yaitu guide reinvention penemuan kembali secara terbimbing merupakan penekanan terhadap penemuan kembali secara terbimbing
melalui masalah-masalah kontekstual yang dapat dipahami oleh siswa Suryanto, 2010: 41. Progressive mathematization matematisasi progesif adalah pemberian
22 penekanan pada pematematikaan yang dapat diartikan sebagai upaya untuk
mengarahkan ke pemikiran matematis. Prinsip kedua yaitu didactical phenomenology fenomenologi didaktis yang
menekankan penekanan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika pada siswa. Hal ini selaras dengan
tujuan pembelajaran PMRI yaitu menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan sikap positif terhadap matematika pada anak Gravemeijer dalam Marpaung,
2008: 4 Prinsip ketiga yaitu from informal to formal mathematics dari matematika
formal ke matematika informal yang menunjukan adanya fungsi jembatan berupa model. PMRI berpangkal pada masalah kontekstual yang mampu membuat siswa
mengembangkan model belajarnya sendiri. Model yang masih mirip dengan masalah kontekstual disebut dengan matematika informal. Gravemeijer dalam
Marpaung, 2008: 4. Dapat disimpulkan bahwa PMRI memiliki tiga prinsip, yang mengadaptasi
dari RME yaitu 1 penemuan kembali secara terbimbing; merupakan penekanan terhadap penemuan secara terbimbing melalui masalah kontekstual yang dapat
dipahami oleh siswa, 2 fenomenologi didaktis; menekankan pada pembelajaran yang mendidik serta memberikan pengenalan terhadap topik-topik matematika
pada siswa, 3 dari matematika formal ke informal; menunjukan adanya jembatan berupa model yang membuat siswa mengembangkan model belajarnya sendiri.
23
2.1.3.3 Karakteristik PMRI Pendidikan Matematika Realistik Indonesia