1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman globalisasi ini sebuah organisasi bisnis tidak hanya mementingkan mendapatkan keuntungan tapi juga kualitas produk atau jasa yang
baik. Kualitas produk atau jasa yang baik dapat membuat konsumen merasa puas. Untuk mendapatkan kualitas produk atau jasa yang baik, perusahaan harus
mengeluarkan biaya lebih karena dengan biaya tersebut perusahaan dapat berupaya dalam meningkatkan kualitas produk atau jasanya. Biaya yang
dikeluarkan dapat disebut biaya kualitas. Menurut Hansen dan Mowen 2009:272, biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau
telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Menurut Hansen dan Mowen 2009:272, biaya kualitas berhubungan
dengan dua kegiatan yaitu kegiatan pengendalian dan kegagalan. Kegiatan pengendalian terdiri dari kegiatan pencegahan dan penilaian. Kegiatan ini
dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk karena kualitas yang buruk mungkin terjadi. Kegiatan kegagalan terdiri dari
kegiatan kegagalan internal dan kegagalan ekternal. Kegiatan kegagalan
dilakukan oleh perusahaan atau pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk kualitas buruk memang telah terjadi.
Biaya kualitas dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa perusahaan agar dapat mencapai kepuasan pelanggan sehingga perusahaan dapat mencapai
keuntungan yang diharapkan. Dengan adanya peningkatan kualitas produk perusahaan dapat meningkatkan kemampuan dan keunggulan kompetitifnya.
Apabila perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan maka perusahaan dapat meningkatkan laba yang diharapkan perusahaan. Dengan kualitas produk
atau jasa yang baik, maka perusahaan akan menarik banyak konsumen. Sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba operasi. Perusahaan seharusnya
memperhatikan kualitas produk atau jasa supaya dapat memperoleh posisi bersaing yang baik.
Begitu pentingnya kualitas bagi perusahaan, mendorong PT Madubaru untuk selalu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya. PT Madubaru
adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri gula pasir dan alkoholspiritus. Produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini tidak lepas
dari kesalahan-kesalahan pada proses produksinya. Untuk itu perusahaan ini selalu berinovasi dan mengembangkan kemampuannya agar dapat menciptakan
suatu produk yang berkualitas dan memenuhi kepuasan para konsumen. Dengan meningkatkan kualitas produk maka perusahaan dapat meningkatkan laba
operasionalnya.
Laba yang didapatkan perusahaan pada periode tertentu menggambarkan prestasi perusahaan tersebut dalam mencapai tujuan perusahaan. Bagi pihak
eksternal, laba digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum memberikan kredit atau menanamkan modal pada perusahaan. Bagi pihak intemal, laba dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis yang berguna bagi kemajuan perusahaan. Laba juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan manajemen tersebut dapat disebut juga dengan pencapaian kinerja
perusahaan . Penilaian terhadap kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satunya yaitu dengan menggunakan kinerja keuangan. Menurut Fahmi 2011, kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan- aturan pelaksanaan keuangan dengan baik. Hasil penilaian kinerja keuangan
tersebut dapat dijadikan alat evaluasi bagi manajemen. Salah satunya menggunakan laba sebagai indikatornya. Namun dalam hal ini tidak semua
komponen biaya kualitas dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Jika biaya pencegahan dan biaya penilaian naik maka akan meningkatkan laba perusahaan,
sehingga kinerjanya akan menjadi lebih baik, begitu juga sebaliknya. Sedangkan jika biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal naik maka laba
perusahaan akan turun, sehingga kinerja perusahaan akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengambil judul “Komposisi Biaya Kualitas dan Hubungannya dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Studi
Kasus Pada PT Madubaru”.
B. Rumusan Masalah