32
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Kualitas produk yang baik merupakan fokus utama pada PT Madubaru Yogyakarta. Dengan kualitas produk unggulan diharapkan perusahaan dapat
menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Salah satu usaha yang dilakukan adalah selalu menerapkan pengendalian kualitas, sehingga dengan demikian
diharapkan kepuasan konsumen dapat tercapai dan penjualan perusahaan dapat meningkat. Kemudian diharapkan laba operasional perusahaan dapat meningkat.
Data yang diperlukan terkait dengan masalah penelitian ini adalah data biaya kualitas, data penjualan, dan data laba operasional perusahaan. Semua data
yang diperlukan diperoleh secara langsung dari PT Madubaru Yogyakarta.
Tabel 5.1 Laporan Biaya Kualitas
BIAYA PENCEGAHAN : 2011
2010 2009
2008 2007
Rp Rp
Rp Rp
Rp Tebu Giling :
Gaji dsb Karyawan Pelaksana 2.629.339.119,68
2.875.030.665,73 2.647.981.684,79
2.148.457.599,91 2.411.546.772,29
Gaji dsb Karyawan KKWT 242.870.194,00
344.536.175,00 227.546.324,00
184.861.314,58 189.365.632,00
Lain-lain 1.109.290.821,00
1.030.995.283,00 1.008.183.204,00
869.530.092,78 497.475.361,78
Jumlah Tebu Giling 3.981.500.134,68
4.250.562.123,73 3.883.711.212,79 3.202.849.007,27 3.098.387.766,07
Tebang dan Angkut : Biaya Loko dan Lori LMG
218.569.624,33 200.980.776,69
191.640.893,17 112.876.444,68
129.064.056,40 Pemeliharaan Jembat Timbang
205.604.462,97 125.170.709,59
71.851.802,09 62.216.663,37
65.419.878,10 Jumlah Tebang dan Angkut
424.174.087,30 326.151.486,28 263.492.695,26 175.093.108,05
194.483.934,50 Biaya Pabrik
Gaji dsb Karyawan Pimpinan 1.339.272.096,69
1.393.950.270,21 1.200.238.774,38
935.308.854,90 1.064.693.881,66
Bahan dan Peralatan Kamar Obat 833.672.574,61
586.619.337,76 475.060.401,94
363.969.448,35 436.439.354,24
Gaji dsb Karyawan Pelaksana 1.905.776.561,00
2.232.174.140,00 2.261.715.214,00
1.776.223.032,00 1.853.675.227,00
Pemeliharaan Mesin dan Instalasi 9.569.458.294,51 11.207.271.921,31
8.622.853.066,17 7.190.449.968,52
7.090.584.146,64 Pemeliharaan Gedung dan
Penalaran 1.163.995.866,86
1.191.743.977,43 713.749.849,51
245.863.558,01 328.167.127,33
Jumlah Biaya Pabrik 13.472.903.296,98 15.217.809.376,50 12.073.378.531,62 9.576.506.006,88 9.708.865.855,21
TOTAL BIAYA PENCEGAHAN 17.878.577.518,96 19.794.522.986,51 16.220.582.439,67 12.954.448.122,20 13.001.737.555,78
Lanjutan
Sumber : PT Madubaru Yogyakarta
BIAYA PENILAIAN 2011
2010 2009
2008 2007
Rp Rp
Rp Rp
Rp Upah dsb Karyawan KKWT
4.963.425.152,00 7.006.307.059,00
5.076.682.028,00 3.890.360.897,84
4.570.888.665,00 Lain-lain
216.854.100,00 44.237.718,00
28.299.525,00 52.173.050,00
82.951.127,00 TOTAL BIAYA PENILAIAN
5.180.279.252,00 7.050.544.777,00
5.104.981.553,00 3.942.533.947,84
4.653.839.792,00 JUMLAH BIAYA KUALITAS
23.058.856.770,96 26.845.067.763,51 21.325.563.992,67 16.896.982.070,04 17.655.577.347,78
Keterangan : 1. Biaya pencegahan Prevention Cost
Biaya pencegahan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mencegah terjadinya kualitas barang yang buruk. Biaya yang terkandung
dalan biaya pencegahan antara lain pelatihan kepada para petani, pengawasan, dan pemeliharaan mesin pabrik. Namun dalam laporan keuangan PT
Madubaru, biaya-biaya tersebut dituliskan dalam istilah yang lain. Biaya pencegahan pada PT Madubaru mencakup tiga bidang yaitu tebu
giling, tebang dan angkut serta biaya pabrik. Dalam tebu giling terdapat dua biaya yaitu gaji dan sebagainya karyawan pimpinan, gaji dan sebagainya
karyawan pelaksana, gaji dan sebagainya karyawan kerja waktu tertentu KKWT serta biaya lain-lain. Gaji dan sebagainya karyawan pelaksana yaitu
gaji yang dikeluarkan untuk karyawan yang memantau kebun tebu pada wilayah Kulonprogo, Magelang dan Temanggung. Gaji dan sebagainya
KKWT adalah gaji untuk karyawan yang menjadi mandor pada kebun tebu. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memberikan
pelatihan pada petani yang mengelola kebun tebu. Pelatihan kepada para petani dimaksudkan agar petani dapat mengelola tanaman tebu dengan baik,
sehingga tebu yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Biaya tebang dan angkut mencakup biaya loko dan lori luar masa
giling LMG serta pemeliharaan jembatan timbang. Biaya loko dan lori LMG adalah biaya untuk pemeliharaan loko dan lori yang digunakan untuk
mengangkut tebu. Biaya pemeliharaan jembatan timbang adalah biaya untuk pemeliharaan jembatan timbang yang digunakan untuk menimbang tebu
sebelum digiling. Biaya pabrik terdiri dari biaya gaji dan sebagainya karyawan pimpinan,
bahan dan peralatan kamar obat KO, gaji dan sebagainya karyawan pelaksana, pemeliharaan mesin dan instalasi, serta pemeliharaan gedung dan
penalaran. Biaya gaji dan sebagainya karyawan pimpinan adalah gaji untuk karyawan yang menjadi mandor saat penggilingan tebu. Bahan dan peralatan
kamar obat adalah biaya yang dikeluarkan untuk obat-obat yang digunakan untuk pengolahan limbah. Gaji dan sebagainya karyawan pelaksana adalah
biaya untuk karyawan yang melakukan pemeliharaan terhadap peralatan dan mesin pabrik. Pemeliharaan mesin dan instalasi digunakan untuk membiayai
mesin dan instalasi pabrik gula. Pemeliharaan gedung dan panalaran biaya yang digunakan untuk pemeliharaan gedung pabrik. Pemeliharaan ini
dilakukan saat perusahaan tidak melakukan penggilingan tebu.
2. Biaya penilaian Appraisal Cost Biaya penilaian merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menilai apakah produk yang dihasilkan oleh perusahaan sudah memenuhi kualitas yang diharapkan. Biaya yang terdapat dalam biaya penilaian adalah
upah dan sebagainya KKWT serta biaya lain-lain. Upah dan sebagainya KKWT adalah biaya untuk karyawan bagian pengecekan. Karyawan pada
bagian pengecekan melakukan pengecekan terhadap nira yang akan diproses menjadi gula. Biaya lain-lain adalah biaya untuk penilaian oleh P3GI
Pasuruan. Penilaian oleh P3GI Pasuruan yaitu dimaksudkan untuk menilai apakah gula yang dihasilkan telah memenuhi standar kualitas.
3. Biaya kegagalan internal Internal Failure Cost Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang dikeluarkan karena
produk yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi. Dalam tabel 5.1 biaya kegagalan internal tidak dapat dihitung karena perusahaan langsung mengolah
produk yang gagal pada saat itu juga, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak dapat diprediksi, selain itu kemungkinan kapasitas terjadinya kegagalan
internal juga sangat kecil.
4. Biaya Kegagalan Eksternal External Failure Cost Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena produk
yang dihasilkan tidak memenuhi kepuasan pelanggan. Dalam tabel 5.1 biaya kegagalan eksternal tidak dihitung karena pada PG Madukismo tidak terdapat
biaya-biaya yang terkait. Produk yang sudah dibeli oleh pelanggan merupakan produk yang sudah diuji kualitasnya dan memenuhi harapan pelanggan. Selain
itu juga tidak ada pengembalian produk jadi yang sudah dibeli oleh pelanggan.
Berikut adalah data penjualan bersih perusahaan dan laba operasional perusahaan yang diperoleh langsung dari perusahaan yang terkait dengan
masalah dalam penelitian ini. Tabel 5.2 Data Penjualan Bersih
TAHUN JUMLAH Rp
2007 63.749.561.376
2008 37.045.362.516
2009 88.408.252.239
2010 82.232.517.339
2011 119.639.753.250
Sumber : PT Madubaru
Tabel 5.3 Data Laba Operasional TAHUN
JUMLAH Rp 2007
6.933.112.873,29 2008
4.360.382.245,54 2009
17.147.818.362,87 2010
17.680.354.120,42 2011
7.905.031.387,76 Sumber : PT Madubaru
B. Analisis Data