menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan semakin
sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional.
Gambar 2.2 : Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Sumber : Hansen Mowen 2009
C. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan Biaya
Persentase Produk Cacat
100
Total Biaya Kualitas
Biaya Kegagalan
Biaya Pengendalian
perilaku yang diharapkan Mulyadi, 2007:337. Keberhasilan pencapaian sasaran strategik perlu diukur. Sasaran strategik beserta ukurannya kemudian
digunakan untuk menentukan target yang akan dijadikan basis penilaian kinerja, untuk menentukan penghargaan yang akan diberikan kepada personel,
tim, atau unit organisasi.
a. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Fahmi 2011, kinerja keuangan adalah suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam Standar Akuntansi
Keuangan SAK, Generally Accepted Accounting Principle GAAP, dan lainnya.
b. Pengukuran Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan dipakai oleh manajemen perusahaan
dan para stakeholder perusahaan untuk menilai keberhasilan yang telah dicapai oleh perusahaan. Ada beberapa teknik atau beberapa parameter
kinerja keuangan yang dipakai oleh manajemen atau para stakeholder tersebut. Salah satunya dengan menggunakan laba perusahaan. Dari laba
perusahaan manajemen atau para stakeholder akan dengan mudah menilai kinerja keuangan perusahaan. Dengan membandingkan laba dari tahun ke
tahun maka akan diketahui peningkatan atau penurunan dari kinerja keuangan perusahaan.
D. Laba
1. Pengertian Menurut Suwardjono 2005:453 laba adalah kenaikan aset bersih selain
yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Kenaikan aset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan
kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham dalam bentuk bunga, pajak dan deviden tanpa mempengaruhi kebutuhan ekuitas pemegang saham
semula. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang jasa.
2. Tujuan Pelaporan Laba Menurut Suwardjono 2005:456. laba akuntansi dengan berbagai
interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai: a. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi rate of retun on inuested capital.
b. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
c. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. d. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu
negara. e. Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam
perusahaan publik. f. Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
g. Dasar kompensasi dan pembagian bonus. h. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
i. Dasar pembagian dividen.
3. Jenis-Jenis Laba Jenis-jenis laba berdasarkan perhitungan laba Soemarso,
2002;226-227 terdiri dari :
a. Laba bruto Laba bruto yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok
penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.
b. Laba usaha Laba usaha yaitu selisih antara laba bruto dan beban usaha income
from operation atau laba operasi operating income. Laba usaha
adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan.
c. Laba bersih Angka terakhir dalam laporan laba rugi adalah laba bersih net profit.
Jumlah ini merupakan kenaikan bersih terhadap modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba
rugi adalah rugi bersih net loss.
4. Pengukur Kinerja Investor dan kreditor merupakan pihak yang dituju dalam pelaporan
keuangan keuangan, dianggap bahwa mereka berkepentingan dengan informasi masa lalu untuk mengevaluasi prospek perusahaan di masa datang
Suwardjono, 2005:458. Tujuan tersebut mengisyaratkan laba perioda dimaknai sebagai informasi sebagai kinerja masa lalu yang meliputi daya
melaba, akuntabilitas, dan efisiensi. Kinerja perusahaan merupakan manifestasi dari kinerja manajemen sehingga laba dapat pula diinterpretasi
sebagai pengukur keefektifan dan keefisienan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
E. Hubungan Biaya Kualitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan