Biaya Kualitas LANDASAN TEORI

B. Biaya Kualitas

Menurut Hansen dan Mowen 2009, biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas berhubungan dengan kegiatan pengendalian dan kegiatan karena kegagalan. Kegiatan pengendalian dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk karena kualitas yang buruk mungkin terjadi. Kegiatan karena kegagalan dilakukan oleh perusahaan atau pelanggannya untuk merespon kualitas yang buruk kualitas buruk memang telah terjadi. 1. Jenis-Jenis Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen 2009, biaya kualitas dapat digolongkan menjadi : a. Biaya pengendalian Biaya pengendalian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Biaya pengendalian terdiri dari : 1 Biaya Pencegahan Biaya yang dikeluarkan untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Contoh biaya pencegahan adalah biaya rekayasa kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, silkus kualitas, uji lapangan, dan peninjauan desain. 2 Biaya Penilaian Biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk dan jasa yang telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan. Contoh biaya penilaian adalah biaya pemeriksaan dan pengujian bahan baku, pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, peralatan pengukuran pemeriksaan dan pengujian, dan pengesahan dari pihak luar. b. Biaya Kegagalan Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan karena telah terjadi kegagalan dalam kegiatan. Biaya kegagalan terdiri dari : 1 Biaya Kegagalan Internal Biaya yang dikeluarkan karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Contoh biaya kegagalan internal adalah sisa bahan, pengarjaan ulang, penghentian mesin karena ada produk yang cacat, pemeriksaan ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain 2 Biaya Kegagalan Eksternal Biaya yang dikeluarkan karena produk atau jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Contoh biaya kegagalan eksternal adalah biaya kehilangan penjualan karena kinerja produk yang buruk, retur dan potongan penjualan karena kualitas yang buruk, biaya garansi, perbaikan, tanggung jawab hokum yang timbul, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dan biaya untuk mengatasi keluhan pelanggan. 2. Pelaporan Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen 2009, pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas. Pencatatan biaya kualitas aktual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting. Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memungkinkan para manajer menilai dampak keuangannya. Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut ketegori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relatif dari setiap kategori. 3. Fungsi Biaya Kualitas Menurut Hansen dan Mowen 2009, terdapat 2 fungsi biaya kualitas : a. Pandangan kualitas yang dapat diterima Mengasumsikan bahwa terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya turun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan atau yang biasa disebut tingkat kualitas yang dapat diterima acceptable quality level AQL. Gambar 2.1: Grafik Biaya Kualitas AQL Sumber : Hansen Mowen 2009 b. Pandangan Cacat Nol Biaya kegagalan timbul hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian. Model cacat nol zero defects model Biaya Total Biaya Kualitas Biaya Kegagalan Biaya Pengendalian AQL Persentase Produk Cacat 100 menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-perusahaan yang menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang meneruskan penggunaan model AQL tradisional. Gambar 2.2 : Grafik Biaya Kualitas Kontemporer Sumber : Hansen Mowen 2009

C. Kinerja Keuangan