pisahkan. Oleh karena itu pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosa kata disajikan secara bulat, utuh, dan
lengkap, baik dalam situasi nyata atau autentik. Dalam hal ini penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif
cooperative learning
6. Pendekatan Cooperative Learning a. Pengertian
Pendekatan Cooperative Learning adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk saling bekerja
sama berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam pembelajaran yang kooperatif siswa diijinkan untuk saling bekerja sama, tidak
bekerja baca: belajar sendiri-sendiri. Cooperative learning dapat dilakukan dalam kelas rendah, kelas
menengah, dan lanjutan. Kemampuan dalam cooperative learning terbagi atas tiga bagian, yaitu: formal dan normal, komunikasi, dan membuat keputusan.
http:www. geocities.com. Ada lima komponen dalam cooperative learning Johnson, Johnson,
Holobec, via Cox, 1999:167, meliputi: positive independence, face-to face promotive interaction, individual accountability, interpersonal and small-group
skill, group-processing skill.
b. Ciri dan Prinsip Pendekatan Cooperative Learning
Beberapa ciri yang menunjukkan model cooperative learning adalah:
1. Kerjasama kelompok;
Semua anggota kelompok saling bahu-membahu dan bekerja sama untuk mencapai tujuannya dan menguasai suatu konsep pembelajaran atau
memenangkan suatu permainan. Semua anggota terlibat dalam proses belajar. 2.
Peranan anggota kelompok; Setiap anggota kelompok memiliki tugas dan peran masing-masing secara
jelas dalam upaya mencapai tujuan bersama kelompok. 3.
Sumber atau bahan; Sumber atau bahan pembelajaran didiskusikan di dalam kelompok. Hal ini
sekaligus memupuk interaksi antar anggota kelompok. 4.
Interaksi; Interaksi yang terjadi antar anggota kelompok terjadi secara langsung,
bertatap muka face to face secara teratur, akrab, dan dinamis. 5.
Penghargaan kelompok; Penghargaan akan diberikan jika kelompok tersebut telah memenangkan suatu
permainan atau mempunyai poin lebih di antara kelompok lainnya. 6.
Tanggung jawab individu; Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab secara kelompok dan individu. Masing -masing harus bersedia melakukan
kegiatan-kegiatan yang ada selama proses pembelajaran berlangsung. Keberhasilan kelompok tergantung pada usaha para anggotanya.
7. Peluang kesuksesan bersama; Keberhasilan kelompok adalah atas usaha
bersama dan akan dinikmati semua anggota kelompok. 8.
Hubungan pribadi; Antara anggota kelompok, satu dengan yang lain memiliki hubungan pribadi yang baik. Ada rasa saling memahami, membantu, dan
menghargai di antara mereka. 9.
Kepemimpinan bersama; Setiap anggota kelompok mempunyai tugas masing- masing dan kepemimpinan dilakukan bersama secara terbuka. Guru berperan
sebagai pembimbing pada proses pembelajaran. 10.
Penilaian kelompok; Penilaian kelompok dilakukan atas dasar usaha kelompok seluruhnya.
Kagan 1991, dalam http:www. geocities.com mengemukakan lima prinsip utama dalam cooperative learning. Prinsip utama tersebut antara lain :
1. Antara anggota kelompok saling bergantung secara positif.
Saling ketergantungan positif terjadi apabila pencapaian suatu tujuan individual
siswa dihubungkan dengan pencapaian tujuan siswa lain sehingga terjalin kerjasama yang harmonis antarsiswa.
2. Tanggung jawab pribadi atau perseorangan.
Tanggung jawab perseorangan ini merupakan suatu akibat dari prinsip pertama. Siswa harus mempunyai komitmen yang kuat untuk mengerjakan tugas yang
diberikan kepadanya. Dia harus mempertanggungjawabkan aktivitasnya sehingga tidak mengganggu kinerja tim.
3. Tatap muka.
Tatap muka ini merupakan suatu bentuk kemampuan sosial yang memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan masing-masing anggota
kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. 4.
Komunikasi antar anggota. Komunikasi antar anggota perlu ditingkatkan dengan memberi bekal
kemampuan komunikasi agar mereka bersedia mendengar pendapat orang lain sekaligus dapat menyatakan pendapatnya dengan baik dan komunikatif.
5. Keberagaman pengelompokan.
Siswa bekerja dalam kelompok yang anggotanya sangat beragam, baik dari segi kemampuan, ketertarikan, etnik, maupun jenis kelamin dan status sosial mereka.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelompokkan kelas yang menerapkan pendekatan ini yaitu :
1. Pengelompokkan heterogin
2. Penumbuhan semangat dan motivasi untuk kerjasama
3. Penataan ruang kelas
Pengelompokkan siswa dilakukan dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar belakang sosial, kemampuan akademik, dan kecakapan berbahasa. Dengan
demikian siswa dapat saling memberi dan menerima dalam suasana keberagaman. Ada tiga keuntungan pengelompokkan heteregon. Pertama, pengelompokkan
heterogen akan memberi kesempatan pada siswa untuk saling mengajar dan saling mendukung. Kedua, kelompok yang beragam akan semakin meningkatkan interaksi
antar etnik, gender, dan tingkatan lainnya. Ketiga, guru dimudahkan dengan bantuan dari siswa yang mempunyai kemampuan lebih baik dari siswa lain.
Penumbuhan semangat untuk saling kerja sama perlu dilakukan agar setiap siswa mau memikirkan siswa lainnya. Dengan semangat ini, siswa mau memikirkan siswa
lainnya. Dengan semangat ini, siswa dengan mudah menjalin relasi dengan siswa lain.
c. Metode Cooperative Learning