minuman kesehatan, yang diolah dengan teknologi UHT Ultra High Temperature dan dikemas dalam kemasan karton aseptik. Di bidang
makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis.
Perusahaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Perusahaan
mulai beroperasi secara komersial pada awal tahun 1974.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa neraca dan laporan laba rugi perusahaan makanan
dan minuman per 31 Desember 2007 sampai per 31 Desember 2010, dan sumber data berasal dari PT. Bursa Efek Indonesia.
4.2.1. Deskripsi Variabel Operating Leverage X
1
Operating leverage adalah perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan penjualan. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala rasio. Dalam penelititan ini menggunakan empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010. Variabel ini
menggunakan satuan persentase dan setelah dilakukan penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.1: Rekapitulasi Data Operating Leverage X
1
Periode 2007-2010
Operating Leverage Periode Penelitian
No Perusahaan 2007
2008 2009
2010 Rata-
rata
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
11,01 11,96
11,60 11,62 11,55
2 PT. Delta Djakarta, Tbk.
44,91 42,20
45,79 65,65 49,64
3 PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
61,18 61,36
59,80 56,30 59,66
4 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
23,78 23,14
27,92 32,47 26,83
5 PT. Mayora Indah, Tbk.
22,22 19,29
23,73 23,62 22,22
6 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
41,86 42,03
45,71 47,21 44,20
7 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk.
63,98 63,29
63,85 56,21 61,83
8 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.
11,55 14,87
14,85 10,91 13,05
9 PT. Sekar Laut, Tbk.
17,33 18,17
18,97 19,76 18,56
10 PT. Siantar Top, Tbk.
14,02 14,51
16,28 17,43 15,56
11 PT. SMART,
Tbk 27,54
23,37 12,09
15,48 19,62 12
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 23,83
31,26 28,69
26,06 27,46 13
PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 24,00
20,54 16,07
21,72 20,58 14
PT. Ultrajaya Milk Industry company Tbk 28,63
19,13 26,14
31,50 26,35
Total 415,85
405,13 411,49
435,95 417,10 Rata-rata
29,70 28,94
29,39 31,14
29,79
Sumber: Lampiran 1
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diinterpestasikan bahwa dalam periode tahunan, rata-rata operating leverage ke-empatbelas perusahaan
makanan dan minuman tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 31,14 . Hal ini terjadi karena pada tahun 2010 baik penjualan maupun
laba sebelum bunga dan pajak mengalami peningkatan, sedangkan rata- rata operating leverage keempatbelas perusahaan makanan dan
minuman terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 28,94 . Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun 2008 baik penjualan maupun laba
sebelum bunga dan pajak mengalami penurunan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika dilihat dari operating leverage ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Pioneerindo
Gourmet International, Tbk yang mempunyai rata-rata operating leverage terbesar yaitu sebesar 61,83 . Hal ini terjadi karena
perusahaan pada tahun tersebut baik penjualan maupun laba sebelum bunga dan pajak mengalami peningkatan, sedangkan operating leverage
ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Cahaya Kalbar, Tbk yang mempunyai rata-rata operating
leverage terkecil yaitu sebesar 11,55 . Hal ini terjadi dikarenakan perusahaan pada tahun tersebut baik penjualan maupun laba sebelum
bunga dan pajak mengalami penurunan. Apabila ditinjau dari rata-rata ke-empatbelas perusahaan
makanan dan minuman periode 2007-2010, maka dapat dilihat bahwa operating leverage yang terbentuk adalah sebesar 29,79 yang artinya
bahwa ada beberapa perusahaan makanan dan minuman yang mengalami peningkatan dan penurunan baik pada penjualan maupun
laba sebelum bunga dan pajak.
4.2.2. Deskripsi Variabel Return On Investment X
2
Return On Investement adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva
untuk menghasilkan keuntungan. Skala pengukuran yang digunakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah skala rasio. Dalam penelititan ini menggunakan empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010. Variabel ini
menggunakan satuan persentase dan setelah dilakukan penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2: Rekapitulasi Data Return On Investment X
2
Periode 2007-2010
Return On Investment Periode Penelitian
No Perusahaan 2007
2008 2009
2010 Rata-
rata
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
4,02 4,60
8,70 3,48 5,20
2 PT. Delta Djakarta, Tbk.
7,99 11,99
16,64 19,70 14,08
3 PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
16,29 15,96
17,48 16,15 16,47
4 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
3,30 2,61
5,14 6,25 4,32
5 PT. Mayora Indah, Tbk.
7,48 6,71
11,46 11,00 9,16
6 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
10,49 13,74
16,46 17,56 14,56
7 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk.
0,22 5,24
12,01 13,52 7,75
8 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.
2,96 3,29
9,18 3,12 3,16
9 PT. Sekar Laut, Tbk.
3,14 2,12
6,53 2,42 3,55
10 PT. Siantar Top, Tbk.
3,01 0,77
7,49 6,57 4,46
11 PT. SMART,
Tbk 12,26
10,44 7,33
10,10 10,03 12
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 1,99
2,82 2,41
3,92 2,78 13
PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 3,96
2,26 9,01
6,76 5,49 14
PT. Ultrajaya Milk Industry company Tbk 2,22
17,67 3,53
5,34 7,19
Total 73,42
100,24 133,36
125,87 108,22 Rata-rata
5,24 7,16
9,53 8,99
7,73
Sumber: Lampiran 2 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diinterpestasikan bahwa dalam
periode tahunan, rata-rata return on investment ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman tertinggi terjadi pada tahun 2009
yaitu sebesar 9,53 . Hal ini terjadi karena pada tahun 2009 menunjukkan bahwa adanya kemampuan perusahaan dalam
menggunakan total aktivanya untuk menghasilkan keuntungan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengalami peningkatan, sedangkan rata-rata return on investment ke- empatbelas perusahaan makanan dan minuman terendah terjadi pada
tahun 2007 yaitu sebesar 5,24 . Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa adanya kemampuan perusahaan dalam
menggunakan total aktivanya untuk menghasilkan keuntungan mengalami penurunan.
Jika dilihat dari return on investment ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Fast Food
Indonesia, Tbk yang mempunyai rata-rata return on investment terbesar yaitu sebesar 16,47 . Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun tersebut
menunjukkan bahwa adanya kemampuan perusahaan dalam menggunakan total aktivanya untuk menghasilkan keuntungan
mengalami peningkatan, sedangkan return on investment ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food, Tbk yang mempunyai rata-rata return on investment terkecil yaitu sebesar 2,78 . Hal ini terjadi dikarenakan
pada tahun tersebut menunjukkan bahwa adanya kemampuan perusahaan dalam menggunakan total aktivanya untuk menghasilkan
keuntungan mengalami penurunan. Apabila ditinjau dari rata-rata ke-empatbelas perusahaan
makanan dan minuman periode 2007-2010, maka dapat dilihat bahwa return on investment yang terbentuk adalah sebesar 7,73 yang artinya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bahwa rata-rata tingkat kemampuan keempat perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 untuk mendapatkan laba dengan total
aktiva yang digunakan sebesar 7,73 .
4.2.3. Deskripsi Variabel Biaya Utang X
3
Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adaya beban
bunga. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Dalam penelititan ini menggunakan empatbelas perusahaan makanan dan
minuman periode 2007-2010. Variabel ini menggunakan satuan persentase dan setelah dilakukan penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.3: Rekapitulasi Data Biaya Utang X
3
Periode 2007-2010
Biaya Utang Periode Penelitian
No Perusahaan 2007
2008 2009
2010 Rata-
Rata
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
43,05 100,05
123,41 155,20 105,43
2 PT. Delta Djakarta, Tbk.
17,56 9,94
7,57 7,77 10,71
3 PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
1,11 1,04
0,93 0,41 0,87
4 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
102,88 144,41
104,01 66,15 104,37
5 PT. Mayora Indah, Tbk.
1.216,40 1.515,73
1.240,17 7.540,78 892,12
6 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
80,05 29,25
52,86 14,54 44,17
7 PT. Pioneerindo
Gourmet International, Tbk. 1.154,11
108,78 46,93
29,10 334,73 8
PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. 135,05
62,74 77,28
61,11 84,05 9
PT. Sekar Laut, Tbk. 29,72
64,72 3.777,77
169,57 995,59 10
PT. Siantar Top, Tbk. 18,51
950,70 672,73
193,08 352,96 11
PT. SMAR, Tbk 32,75
61,11 1.293,68
1.286,07 21,57 12
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 1.104,58
10,92 409,90
591,49 523,76 13
PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 178,08
2.340,02 139,88
122,49 695,12 14
PT. Ultrajaya Milk Industry company Tbk 1.029,62
1,03 174,75
62,43 316,44
Total 4.413,97 1.587,81
6.142,27 7.938,78
257,41 Rata-rata 315,28
113,41 438,73
567,06 18,39
Sumber: Lampiran 3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diinterpestasikan bahwa dalam periode tahunan, rata-rata biaya utang ke-empatbelas perusahaan
makanan dan minuman tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 438,73 . Hal ini terjadi karena pada tahun 2009 ke-empatbelas
perusahaan makanan dan minuman menggunakan utang yang mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya
perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar, sedangkan rata-rata biaya utang ke-empatbelas perusahaan makanan
dan minuman terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar -567,06 . Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun 2010 ke-empatbelas
perusahaan makanan dan minuman tidak menggunakan utang, sehingga tidak mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang,
akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih kecil. Jika dilihat dari biaya utang ke-empatbelas perusahaan makanan
dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Sekar Laut, Tbk yang mempunyai rata-rata biaya utang terbesar yaitu sebesar 995,59 . Hal
ini terjadi karena pada tahun tersebut perusahaan menggunakan utang yang mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang,
akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar, sedangkan biaya utang keempatbelas perusahaan makanan dan minuman
periode 2007-2010 adalah PT. Mayora Indah, Tbk yang mempunyai rata-rata biaya utang terkecil yaitu sebesar –892,12. Hal ini terjadi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan tidak menggunakan utang, sehingga tidak mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga
utang, akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih kecil.
Apabila ditinjau dari rata-rata ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010, maka dapat dilihat bahwa
biaya utang yang terbentuk adalah sebesar 18,39 .
4.2.4. Deskripsi Variabel Struktur Keuangan Y
Struktur Keuangan adalah besarnya penggunaan total hutang dengan modal sendiri. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio. Dalam penelititan ini menggunakan empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010. Variabel ini menggunakan
satuan persentase dan setelah dilakukan penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.4: Rekapitulasi Data Struktur Keuangan Y Periode 2007-2010
Struktur Keuangan Periode Penelitian
No Perusahaan 2007 2008 2009 2010
Rata- rata
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.
180,17 157,65
88,59 175,45 150,47
2 PT. Delta Djakarta, Tbk.
28,69 33,54
27,25 19,95 27,36
3 PT. Fast Food Indonesia, Tbk.
66,82 62,63
62,95 54,18 61,64
4 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
261,38 308,37
245,06 133,59 237,10
5 PT. Mayora Indah, Tbk.
72,57 132,27
102,64 118,47 106,49
6 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
91,89 136,08
106,73 24,77 89,87
7 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk.
6.443,99 1.527,92
409,34 186,09 2.141,83
8 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.
213,59 163,39
144,02 160,23 170,31
9 PT. Sekar Laut, Tbk.
89,53 99,67
72,90 68,53 82,66
10 PT. Siantar Top, Tbk.
44,29 72,45
35,65 45,16 49,39
11 PT. SMART,
Tbk 128,53
117,14 112,82
113,94 118,11 12
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 126,24
160,22 146,10
233,93 166,62 13
PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 162,38
214,78 209,15
195,23 195,39 14
PT. Ultrajaya Milk Industry company Tbk 63,83
53,20 45,16
54,35 54,14
Total 7.973,89
3.239,32 1.808,36 1.583,88 3.651,36 Rata-rata
569,56 231,38
129,17 113,13
260,81
Sumber: Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diinterpestasikan bahwa dalam
periode tahunan, rata-rata struktur keuangan ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar
569,56 . Hal ini terjadi karena pada tahun 2007 perusahaan lebih banyak menggunakan modal asing, sedangkan rata-rata struktur
keuangan ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 113,13 . Hal ini terjadi
dikarenakan pada tahun 2010 perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan dananya menggunakan modal sendiri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika dilihat dari struktur keuangan ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010 adalah PT. Pioneerindo
Gourmet International, Tbk yang mempunyai rata-rata struktur keuangan terbesar yaitu sebesar 2.141,83 . Hal ini terjadi karena pada
tahun tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan modal asing, sedangkan struktur keuangan ke-empatbelas perusahaan makanan dan
minuman periode 2007-2010 adalah PT. Delta Djakarta, Tbk yang mempunyai rata-rata struktur keuangan terkecil yaitu sebesar 27,36 .
Hal ini terjadi dikarenakan pada tahun tersebut perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan dananya menggunakan modal sendiri.
Apabila ditinjau dari rata-rata ke-empatbelas perusahaan makanan dan minuman periode 2007-2010, maka dapat dilihat bahwa struktur
keuangan yang terbentuk adalah sebesar 260,81 .
4.3. Analisis Hasil Penelitian