ANALISIS PENGARUH OPERATING LEVERAGE, RETURN ON INVESTMENT DAN BIAYA UTANG TERHADAP STRUKTUR KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh :

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110 / FE / AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110 / FE / AK

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Yang diajukan :

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110/FE/AK

disetujui untuk ujian lisan oleh:

Pembimbing Utama:

DRA. EC. ANIK YULIATI. MAKS Tanggal: ... NIP. 196108311992032001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MSi NIP. 196003301986031003

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

TERDAFTAR DI BEI Disusun Oleh :

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT 0813010110/FE/AK

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 15 Juni 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra.Ec.Anik Yuliati, M.Aks Dra. Ec. Siti Sundari, MSi

Sekretaris

Drs. Ec. Muslimin, MSi

Anggota

Dra.Ec.Anik Yuliati, M.Aks

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

i

Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan RasulNya Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan hidayah- Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh Operating Leverage, Return On Investment dan Biaya Utang Terhadap

Struktur Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang

Terdaftar Di BEI”

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Keberhasilan menyelesaikan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan yang baik ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, Msi, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

ii

5. Ibu Dra. Ec. Anik Yuliati, MAks, selaku Dosen Pembimbing yang telah telaten, dan sabar dalam memberikan bimbingan serta pengarahan selama penyusunan penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah mendidik saya selama menjadi mahasiswa.

7. Papi, bunda dan mbak Ayu tercinta yang selalu berdoa dan telah memberikan dukungan baik moral maupun material dari mulai awal kuliah sampai skripsi ini terselesaikan.

8. Seseorang yang istimewa dan selalu memberi semangat, Fariech Al Fikkri. Cepat lulus sayank. Good Luck!!!☺♥

9. Teman seperjuangan “de granad” yang selalu mewarnai hari-hari selama masa perkuliahan, Annisa W. S. (Cubbay), Wiwin Erfina (Wineng), Dita Ika P. (Keceng), M. Fadel Farid, Dedi Purnomo H., Nesya S., dan Riandi T.N. (Bebek). Best friend forever

10.Teman-teman seangkatan Akuntansi 2008 yang tidak dapat ditulis satu persatu.

11.Kakak-kakak angkatan atas yang juga turut memberikan wawasan di masa awal perkuliahan hingga bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna dan penuh keterbatasan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Kritik dan saran yang membangun akan sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, Juni 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

iv

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Perumusan Masalah... 6

1.3. Tujuan Penelitian... 6

1.4. Manfaat Penelitian... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu... 8

2.2. Landasan Teori ... 14

2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan... 14

2.2.2. Pengertian Laporan Keuangan ... 16

2.2.3. Pengertian Struktur Keuangan ... 18

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan... 21

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

v

2.2.5. Pengertian Struktur Keuangan (SK) dan

Struktur Modal (SM)... 29

2.2.6. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Struktur Keuangan. ... 31

2.2.7. Pengaruh Return On Investment Terhadap Struktur Keuangan. ... 33

2.2.8. Pengaruh Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan. ... 35

2.2.9. Pengaruh Operating Leverage, ROI, dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan. ... 36

2.3. Kerangka Pikir... 37

2.4. Hipotesis ... 38

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39

3.1.1. Definisi Operasional ... 39

3.1.2. Pengukuran Variabel... 40

3.1.2.1. Variabel Terikat. ... 40

3.1.2.2. Variabel Bebas. ... 40

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 41

3.2.1. Populasi.. ... 41

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

vi

3.3.2. Sumber Data... 44

3.3.3. Pengumpulan Data. ... 44

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 45

3.4.1. Uji Normalitas... 45

3.4.2. Uji Asumsi Klasik. ... 45

3.4.2.1. Multikolinearitas. ... 46

3.4.2.2. Heteroskedastisitas... 47

3.4.2.3. Autokorelasi. ... 47

3.4.3. Teknik Analisis. ... 48

3.4.4. Uji Hipotesis. ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ... 51

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 62

4.2.1 Deskripsi Variabel Operating Leverage (X1) ... 62

4.2.2 Deskripsi Variabel Return On Investment (X2) ... 64

4.2.3 Deskripsi Variabel Biaya Utang (X3) ... 67

4.2.4 Deskripsi Variabel Struktur Keuangan (Y) ... 69

4.3 Analisis Hasil Penelitian ... 71

4.3.1 Uji Normalitas ... 71

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

vii

4.4.2 Uji Hipotesis ... 78

4.4.2.1 Uji Kesesuaian Model atau Uji F ... 78

4.4.2.2 Uji Parsial atau Uji t ... 79

4.5 Pembahasan ... 82

4.5.1 Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya ... 85

4.5.2 Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat... 88

4.5.3 Keterbatasan Penelitian ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

viii

Tabel 1.1. Struktur Keuangan Perusahaan Makanan dan Minuman

yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010 ... 5

Tabel 2.1. Perbandingan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang ... 13

Tabel 3.1 Populasi... 42

Tabel 3.2 Klasifikasi Durbin Watson... 48

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Operating Leverage (X1) 2007-2010 ... 63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Data Return On Investment (X2) 2007-2010 ... 65

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Biaya Utang (X3) 2007-2010 ... 67

Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Struktur Keuangan (Y) 2007-2010 ... 70

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas... 72

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 75

Tabel 4.8 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda... 76

Tabel 4.9 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model ... 78

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R square / R²)... 79

Tabel 4.11 Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial ... 80

Tabel 4.12 Perbedaan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang... 87

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

ix

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 37

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

x

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

Lampiran 2 Tabulasi Data Return On Investment (X2) Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

Lampiran 3 Tabulasi Data Biaya Utang (X3) Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

Lampiran 4 Tabulasi Data Struktur Keuangan (Y) Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik, dengan Program SPSS 16.0 For Windows

Lampiran 6 Uji Regresi Linier Berganda, dengan Program SPSS 16.0 For Windows

Lampiran 7 Tabulasi Data Keuangan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

xi

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT

ABSTRAK

Struktur keuangan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Apabila suatu perusahan menginginkan suatu struktur keuangan yang optimum, maka perusahaan tersebut harus dapat menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing. Oleh karena itu, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh operating leverage, return on investment dan biaya utang terhadap struktur keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Penggunaan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang tersedia di perusahaan. Dalam hal ini, penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dan untuk menganalisis pengaruh operating leverage, return on investment dan biaya utang terhadap struktur keuangan dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F.

Dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan bahwa secara uji kesesuaian model, operating leverage, return on investment dan biaya utang berpengaruh terhadap struktur keuangan. Namun, secara parsial, hanya variabel operating leverage dan return on investment yang berpengaruh terhadap struktur keuangan. Operating leverage berpengaruh positif dan return on investment berpengaruh negatif, sedangkan variabel biaya utang tidak berpengaruh terhadap struktur keuangan.

Kata kunci: Struktur Keuangan, Operating Leverage, Return On Investment dan Biaya Utang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

xii

NIEKA AYU ANGGARENY PENDIT

Abstract: Financial structure is one factor that must be considered by a company. If a company wants an optimum financial structure, then the company should be able to balance their own capital to foreign capital. Therefore, the purpose of this study was to analyze the effect of operating leverage, return on investment and cost of debt to the financial structure of the food and beverage companies listed on the Stock Exchange.

The use of the data in this study using secondary data from financial reports that is available in the company. In this regard, studies using multiple linear regression analysis and to analyze the effect of operating leverage, return on investment and cost of debt to finance the structure is done using t test and F test.

From these results, it can be argued that the test the suitability of the model, operating leverage, return on investment and debt of cost affect financial structure. However, partial, only the variable operating leverage and return on investment that affects the financial structure. Operating leverage has positive and negative impact on investment return, while the variable debt of cost has no effect on the financial structure.

Keywords:Financial structure, Operating Leverage, Return On Investment and Debt of Cost.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat telah membuat suatu perusahaan khususnya perusahaan manufaktur berusaha meningkatkan nilai dari perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham. Keberadaan para pemegang saham dan peranan manajemen sangatlah penting dalam menentukan besar keuntungan yang nantinya akan diperoleh. Suatu keputusan yang diambil manajer dalam suatu pembelanjaan harus dipertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana tersebut memiliki konsekuensi finansial yang berbeda.

Pada dasarnya pemenuhan dana suatu perusahaan dapat diperoleh dari modal sendiri yaitu sumber dana yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, misalnya dana yang berasal dari laba yang ditahan di dalam perusahaan. Makin besar dana intern yang berasal dari laba ditahan, maka akan memperkuat posisi keuangan perusahaan dalam menghadapi kesulitan keuangan di waktu mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

Laba yang ditahan pemilik perusahaan akan digunakan sebagai cadangan untuk menghadapi kesulitan yang akan timbul di waktu mendatang dan untuk melunasi hutang perusahaan. Di samping modal sendiri, dalam memenuhi kebutuhan dana suatu perusahaan dapat diperoleh dari modal asing yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal saham dan hutang. Jika dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan berasal dari modal asing, lebih mengutamakan hutang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan resiko keuangannya juga semakin besar. Sebaliknya jika berdasarkan pada modal saham saja, biayanya akan sangat mahal. Hal ini dikarenakan timbulnya pembagian keuntungan kepada pemilik saham.

Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara modal asing dengan modal sendiri. Dalam memperoleh struktur keuangan yang optimal, suatu perusahaan harus mendasarkan pada aturan struktur keuangan konservatif yang vertikal. Pada aturan struktur keuangan konservatif yang vertikal menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai jumlah modal asing yang lebih besar daripada modal sendiri.

Untuk mengetahui struktur keuangan suatu perusahaan, maka perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta Weston dan Copeland (1997:35) menyatakan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

struktur keuangan adalah struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, operating leverage, return on investment, karakteristik industri, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar dan pengendalian. Penulis membatasi penelitian dengan mengambil tiga variabel saja untuk mengetahui apakah ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh berarti terhadap struktur keuangan.

Operating leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap yaitu harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. (Riyanto 2001 : 375). Operating leverage yang besar dari perusahaan ditentukan oleh struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar proporsi aktiva tetap terhadap total aktiva, maka semakin besar pula operating leverage-nya. Semakin tinggi operating leverage, maka semakin tinggi struktur keuangan. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat beroperasi dengan biaya variabel yang rendah dan dapat melakukan penghematan biaya operasi (Sartono, 2006).

Return On Investment adalah analisis keuangan yang bersifat keseluruhan (Munawir, 2006). Return on investment mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya. Semakin tinggi return on investment, maka semakin tinggi pula pengembalian investasi dan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Apabila return on

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

investment yang diperoleh perusahaan semakin tinggi, maka semakin kecil hutang yang diperlukan dalam membelanjai usahanya. Return On Investment yang tinggi akan membuat struktur keuangan suatu perusahaan semakin sehat. Hal ini disebabkan karena adanya return on investment yang tinggi, maka profit yang dihasilkan akan semakin tinggi pula, sehingga dengan profit yang tinggi, maka akan menunjang perusahaan dalam membelanjai aktivitasnya (Houston dan Brigham, 2001:40).

Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga (Weston dan Brigham, 1989:106). Biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan (Jaelani, 2000 dalam Jurnal Ekonomi UNMER Vol. 10, N0. 2, Juni 2006). Peningkatan rasio biaya utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175).

Namun pada penelitian ini, fenomena yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 adalah bahwa perusahaan makanan dan minuman cenderung menggunakan modal asing dalam pemenuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(21)

kebutuhan dananya. Dengan demikian perusahaan memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal sendiri.

Tabel 1.1 Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010

Struktur Keuangan (%) Periode Penelitian No Perusahaan

2007 2008 2009 2010

1 PT. Akasha Wira International, Tbk 166.39 256.50 161.35 224.89

2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. 74.43 70.92 73.20 82.59*

3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk. 180.17 157.65 88.59 175.45

4 PT. Davomas Abadi, Tbk 226.62 437.30 527.82 195.94

5 PT. Delta Djakarta, Tbk. 28.69 33.54 27.25 19.95

6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 66.82 62.63 62.95 54.18

7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 261.38 308.37 245.06 133.59

8 PT. Mayora Indah, Tbk. 72.57 132.27 102.64 118.47

9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 214.46 173.49 844.13 141.27

10 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. 91.89 136.08 106.73 24.77

11 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk. 6,443.99 1,527.92 409.34 186.09

12 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. 213.59 163.39 144.02 160.23

13 PT. Sekar Laut, Tbk. 89.53 99.67 72.90 68.53

14 PT. Siantar Top, Tbk. 44.29 72.45 35.65 45.16

PT. Sinar Mas Agro Resource And . 15

Technology (SMART), Tbk 128.53 117.14 112.82 113.94

16 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 126.24 160.22 146.10 233.93

17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. 162.38 214.78 209.15 195.23

PT. Ultrajaya Milk Industry &. 18

Company, Tbk. 63.83 53.20 45.16 54.35

Sumber : Laporan Keuangan per 31 Desember Perusahaan Makanan dan Minuman yg terdaftar di BEI

(*) per 31 Juli 2010

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sepanjang periode 2007-2010 bahwa lebih dari 50% perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki hutang yang lebih besar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(22)

dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini tampak pada perusahaan yang prosentase struktur keuangannya melebihi 100%.

Sesuai dengan latar belakang dan fenomena yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka judul yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Operating Leverage, Return On Investment dan

Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan Pada Perusahaan

Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI”.

1.2. Perumusan Masalah

a. Apakah operating leverage mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?

b. Apakah return on investment mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?

c. Apakah biaya utang mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk menganalisis pengaruh operating leverage terhadap struktur keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(23)

b. Untuk menganalisis pengaruh return on investment terhadap struktur keuangan.

c. Untuk menganalisis pengaruh biaya utang terhadap struktur keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : a. Bagi Perusahaan

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur keuangan bagi manajemen perusahaan dalam rangka mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pendanaan melalui hutang.

b. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca lain yang ingin lebih mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur keuangan.

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu yang relevan untuk dikaji dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut:

1) Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (Jurnal Ekonomi

UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006) a. Judul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ”

b. Perumusan Masalah

Apakah struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba ditahan dan risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan perusahaan manufaktur yang go public di BEJ periode 1999-2002.

c. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(25)

d. Hasil Penelitian

Hasil penelitian secara parsial maupun simultan, ketujuh variabel tersebut berpengaruh terhadap struktur keuangan.

2) Hidayati, Laili (2001)

a. Judul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia” b. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh masing-masing variabel fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness, terhadap faktor leverage?

2. Bagaimana pengaruh semua variabel fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness, terhadap faktor leverage?

c. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah cross section. d. Hasil Penelitian

Membuktikan bahwa firm size dan profitability secara konsisten signifikan dan negatif terhadap faktor leverage. fixed

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(26)

aset ratio, market to book ratio, corporation tax rate, non debt tax shields, firm age, dan volatility memberikan hasil yang tidak konsisten pada delapan persamaan regresi. Sedangkan, non debt tax shields ratio dan asset uniqueness tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan struktur keuangan.

3) Sunarwi (2010)

a. Judul

“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage)”

b. Perumusan Masalah

Apakah pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis, terhadap struktur modal serta pengaruh struktur modal terhadap return saham perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage

c. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda

d. Hasil Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(27)

Hasil analisis data atau analisis jalur pada model pertama

menunjukkan bahwa pertumbuhan asset dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan, sedangkan risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pada model kedua menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.

4) P., Ni Putu Ayu E. P (2008)

a. Judul

“Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di BEJ”

b. Perumusan Masalah

Apakah operating leverage, return on investment, dan biaya utang mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?

c. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda

d. Hasil Penelitian

Bahwa secara simultan, operating leverage, return on

investment dan biaya utang berpengaruh signifikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(28)

terhadap struktur keuangan. Namun, secara parsial, hanya variabel return on investment dan biaya utang yang berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(29)

Tabel 2.1 Perbandingan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

1. Andjarwati, Sri dan

Chandrarin, Grahita

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan

Manufaktur yang Go Public di BEJ

(X): struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba ditahan dan risiko keuangan

(Y): Struktur Keuangan

2. Hidayati, Laili

(2001)

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan

Perusahaan Manufaktur yang Go

Public di Indonesia

(X): fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio,

profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness

(Y): Struktur Keuangan

3. Sunarwi (2010)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftardi Bursa Efek

Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage)

(X): pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis

(Y): Struktur Modal dan Return Saham

4 P., Ni Putu

Ayu I. E. P (2008)

Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan

Minuman yang Go Public di BEJ

(X): Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang

(Y): Struktur Keuangan

5. P., Nieka Ayu

A. P. (2012)

Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di BEI

(X): Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang

(Y): Struktur Keuangan

Sumber : Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(30)

2.2. Landasan Teori

Pada dasarnya setiap kegiatan operasi perusahaan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu maksimalisasi kemakmuran pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan tersebut, tentunya tidak lepas dari aspek keuangan. Oleh karena itu, dalam mengelola keuangan perusahaan perlu menerapkan manajemen yang baik yaitu terjadi perimbangan antara aktiva dan pasiva.

2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menurut Suad Husnan (2004:3) merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan mempunyai berbagai kegiatan yang perlu dijalankan. Meskipun kegiatan-kegiatan ini mungkin berbeda-beda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, tetapi sebenarnya kita bisa mengambil fungsi pokoknya yang merupakan kegiatan utama bagi seorang manajer. Menurut Hardjopranoto (2000:15), fungsi pokok seorang manajer keuangan adalah melakukan analisa dan perencanaan keuangan, membuat putusan investasi dan pendanaan. Analisa dan perencanaan keuangan berkaitan dengan pengawasan kondisi keuangan perusahaan, melakukan investasi kenaikan atau penurunan kapasitas produksi dan menentukan berapa besarnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(31)

kegiatan perusahaan. Analisis ini dilakukan berdasarkan neraca dan laporan laba rugi perusahaan.

Fungsi lainnya adalah melakukan putusan investasi. Aktivitas putusan investasi yang dilakukan manajer keuangan adalah menentukan tipe dan komposisi aktiva perusahaan, baik berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap. Aktivitas ini berkaitan dengan mengelola tingkat optimal dari tipe-tipe aktiva lancar, serta pembelian dan penggantian aktiva tetap. Fungsi selanjutnya adalah putusan pembiayaan. Putusan pembiayaan berkaitan dengan komposisi pembiayaan jangka panjang dan jangka pendek yang paling tepat. Selain itu juga menentukan sumber dana secara efektif.

Manajer keuangan melakukan fungsi dalam rangka membantu pencapaian tujuan perusahaan. Penjabaran tujuan tersebut di dalam suatu formulasi yang tegas dan jelas dapat membantu bahkan dapat menjadi kunci berhasilnya perusahaan untuk memperoleh posisi di masa depan. Menurut Indriyo (1994:4), dalam hal ini tujuan yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah memaksimumkan nilai dari perusahaan. Tujuan ini dapat pula diartikan sebagai maksimilisasi dari kesejahteraan, dan kesejahteraan adalah merupakan nilai sekarang dari perusahaan ini terhadap prospek masa depannya. Bila perusahaan dapat memberikan harapan nilai yang besar di masa depan, maka perusahaan akan memperoleh nilai yang tinggi pada saat itu. Namun sebaliknya, bila

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(32)

perusahaan tidak mampu memberikan harapan yang mantap terhadap nilai di masa depan, tentu saja akan dinilai rendah oleh pemilik perusahaan. Oleh sebab itu, penentuan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan ini sangat penting. Hal ini disebabkan karena tanpa tujuan ini, seorang manajer tidak bisa menyatakan apakah fungsi-fungsi tersebut tepat atau tidak. Dengan kata lain, apakah analisa dan perencanaan keuangan, membuat putusan investasi dan membuat putusan pendanaan tepat atau tidak. Jadi, semua fungsi tersebut harus diartikan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan tersebut.

2.2.2. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan (financial statement) merupakan gambaran untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan di waktu tertentu. Menurut Munawir (1998:1), pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji. Namun, juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, di mana dengan hasil analisa tersebut diketahui keadaan dan perkembangan keuangan, serta dapat mengetahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan waktu yang berjalan. Selain itu juga, dengan adanya laporan keuangan, kita dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(33)

suatu perusahaan. Seperti yang ada pada penelitian ini, yang menyatakan bahwa kelemahan perusahaan makanan dan minuman adalah penggunaan modal asing yang lebih besar dari modal sendiri. Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki, maka diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun mendatang kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki.

Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Umumnya kedua laporan keuangan tersebut disajikan setahun sekali (akhir tahun atau pada bulan Desember), meskipun sekarang ada kecenderungan untuk makin sering penyajiannya (misalnya setiap triwulan). Berikut penjelasan dari kedua laporan keuangan tersebut.

1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Menurut Sutojo (2000:1), neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan secara ringkas jenis dan jumlah harta atas aktiva, kewajiban atau hutang dan modal. Jadi, dengan adanya neraca, dapat diperoleh atau diketahui gambaran mengenai posisi keuangannya.

2. Laporan laba rugi

Menurut Sutojo (2000:2), laporan laba rugi adalah laporan ringkas tentang jenis dan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan pada masa tertentu, pengeluaran pada masa itu dan kerugian yang diderita. Jadi, dengan laporan laba rugi, dapat memberikan gambaran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(34)

tentang perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode.

2.2.3. Pengertian Struktur Keuangan

Menurut Sawir (2005 : 10), struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, jangka panjang, dan modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi aktiva dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Sedangkan struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.

Menurut Riyanto (2001: 22) struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dengan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Riyanto (2001:22) berpendapat bahwa struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai dan merupakan perimbangan antara keseluruhan modal asing (jangka panjang maupun jangka pendek) dengan jumlah modal sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(35)

Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi (modal sendiri), maka perusahaan haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya.

Dalam hubungannya dengan struktur keuangan, maka tekanan yang diberikan adalah pada penentuan komposisi modal jangka panjang, yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Struktur keuangan dalam akuntansi adalah jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai.

Jika masing-masing pendapat tersebut di atas diamati dengan seksama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan struktur keuangan adalah perimbangan antara modal sendiri baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dengan modal sendiri, modal asing atau hutang jangka panjang serta sumber-sumber dana lain yang dipergunakan dalam pembelanjaan perusahaan. Dalam batasan tersebut tidak termasuk di dalamnya hutang jangka pendek yang bersifat sementara.

Struktur keuangan tersebut merupakan suatu proses yang dinamis atau interpendensi budgeting dan keputusan pembelian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(36)

(financial decision) yang akan memaksimumkan rentabilitas perusahaan, yang diharapkan pemilik perusahaan dengan perimbangan-perimbangan yang ada. Pilihan struktur permodalan sangat penting, dikarenakan adanya suatu perbandingan antara hutang dan modal sendiri pada tingkat arus operasi, yang mampu di dalam meningkatkan atau memaksimumkan keuntungan suatu perusahaan.

Dalam menentukan struktur keuangan, ada dua macam pengukuran. Pertama, adalah rasio modal sendiri dan total hutang, yaitu rasio yang mengukur hubungan antara jumlah modal sendiri (termasuk saham preferen) dengan total hutang (hutang lancar maupun hutang jangka pendek). Kedua, struktur keuangan adalah rasio antara modal sendiri dan hutang jangka panjang, yaitu rasio yang mengukur kontribusi relatif dan modal sendiri serta hutang jangka panjang dalam struktur permodalan perusahaan. Struktur keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Struktur Keuangan = Total Hutang x 100 %

Modal Sendiri

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek tidak termasuk komponen struktur modal. Jadi, perbedaan pokok antara struktur modal dengan struktur keuangan adalah bagian neraca secara keseluruhan, sedangkan struktur modal merupakan bagian kanan neraca dikurangi hutang jangka pendek..

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(37)

Struktur keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah modal sendiri.

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta menurut Weston dan Copeland (1997:35), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating leverage, return on investment, kondisi pasar dan pengendalian. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi struktur keuangan, namun dalam penelitian kali ini, peneliti hanya menggunakan perbedaan literatur, maka penelitian membatasi variabel yang digunakan. Faktor-faktor tersebut adalah operating leverage, return on investment dan biaya utang. Faktor-faktor yang tidak diukur diantaranya adalah karakteristik industri, kondisi pasar, pertumbuhan penjualan, pengendalian, sikap manajemen dan sikap pemberi pinjaman tidak dianalisa dalam penelitian ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(38)

2.2.4.1. Operating Leverage

Operating leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap yaitu harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. (Riyanto 2001 : 375).

Dengan mengetahui besarnya operating leverage, perusahaan dapat menentukan proporsi hutang yang harus digunakan. Menurut Weston dan Copeland (1997:30), operating leverage dapat didefinisikan sebagai berikut: “Seberapa jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh pada laba operasi bersih.”

Besarnya operating leverage dari perusahaan ditentukan oleh stuktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar proporsi dari aktiva tetap terhadap total aktiva, maka semakin besar pula operating leverage-nya. Sebab semakin besar proporsi aktiva tetap yang dimiliki, maka semakin besar beban tetap berupa pengukuran yang ditanggung perusahaan. Menurut Firdiansyah (1998:10), semakin tinggi operating leverage yang dicapai oleh perusahaan, maka perusahaan yang bersangkutan akan semakin sedikit menggunakan hutang untuk membelanjai usahanya.

Perusahaan-perusahaan yang dapat beroperasi dengan biaya variabel yang rendah, maka perusahaan tersebut akan dapat melakukan penghematan-penghematan biaya operasi di mana operating leverage

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(39)

tinggi, maka perusahaan memiliki resiko usaha yang kecil sehingga struktur keuangan perusahaan tersebut akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sartono (1998), yang menyatakan bahwa perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labour saving atau capital intense ve dalam operasi variabel yang relatif rendah. Keadaan ini akan menghasilkan operating leverage tinggi, sehingga perubahan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih sebelum bunga dan pajak dalam persentase yang lebih besar.

Menurut Suad Husnan (2004), operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya operating leverage. Hal ini disebabkan karena semakin besar aktiva, maka semakin besar beban tetap berupa penyusutan.

Menurut Lukman Syamsuddin (2007 : 107) operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and tax (EBIT). Operating leverage selalu ada jika perusahaan memiliki biaya operasional tetap, berapapun volumenya. Perusahaan menanggung biaya operasional tetap dengan harapan volume penjualan akan menghasilkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(40)

pendapatan lebih dari cukup untuk menutup semua biaya operasional tetap dan variabel.

Dengan demikian, penggunaan operating leverage terjadi pada setiap perusahaan yang di dalam operasinya dibebani biaya tetap, seperti biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya penjualan. Hanya saja, intensitasnya lebih besar terjadi pada perusahaan yang operasinya banyak menggunakan aktiva tetap, seperti mesin, gedung dan alat angkut. Jadi, dapat dikatakan bahwa operating leverage akan terjadi pada setiap perusahaan yang di dalam operasinya mempunyai biaya tetap yang harus ditutup dengan volume produksi yang dihasilkan. Menurut Gitman (2000:513), operating leverage dapat dihitung dengan rumus:

Operating Leverage = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) x 100 %

Penjualan

Dengan kata lain, biaya tetap merupakan leverage yang dapat mengakibatkan pendapatan menjadi lebih besar, jika terjadi peningkatan dalam volume penjualan. Perubahan penjualan sebelum bunga dan pajak yang besar ini terjadi, jika penggunaan operating leverage didukung oleh pemasaran hasil produksi yang lancar (Weston dan Brigham, 1981:229). Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(41)

hambatan (Weston dan Brigham, 1981:290). Menurut Van Horne (1997:772), operating leverage merupakan komponen dari resiko usaha.

2.2.4.2. Return On Investment (ROI)

Menurut Munawir (2002:89), return on investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi return on investment, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan (Syamsudin, 1992:70). Return on investment merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on investment mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya.

Return on investment adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Return on investment adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antar laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(42)

menghasilkan laba. Return on investment adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan laba. Semakin tinggi return on investment, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan

Return on investment yang tinggi membuat struktur keuangan perusahaan semakin sehat. Hal ini disebabkan karena adanya return on investment yang tinggi, profit yang dihasilkan juga semakin tinggi, sehingga dengan profit yang tinggi, akan menunjang perusahaan dalam membelanjai aktivitasnya (Houston dan Brigham, 2001:40). Menurut Syamsudin (1992:63), return on investment dapat dihitung dengan rumus:

Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 %

Total Aktiva

Dalam hal ini, dituntut penggunaan sumber-sumber dalam perusahaan berupa tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan secara tepat, sehingga modal di dalam perusahaan dapat digunakan secara efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat return on investment yang dicapai perusahaan adalah penting, karena efisien tidaknya penggunaan modal kerja dalam perusahaan dapat diukur dari besarnya tingkat return on investment. Menurut Riyanto (1998:336), semakin tinggi return on investment yang diperoleh perusahaan, maka semakin kecil hutang yang diperlukan oleh perusahaan dalam membelanjai usahanya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(43)

Menurut Firdiansyah (1998:10), menyatakan bahwa bila keuntungan perusahaan semakin besar, maka struktur keuangan semakin baik, karena pos aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan semakin besar dan perusahaan semakin sedikit menggunakan hutang untuk membelanjai usahanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Munawir (2002:88), pada perusahaan dagang yang menunjukkan hubungan tingkat keuntungan dengan struktur keuangan negatif. Perusahaan dengan rate of return yang tinggi akan cenderung menggunakan proporsi hutang relatif kecil, karena kebutuhan dana dapat dibelanjai dari laba ditahan.

2.2.4.3. Biaya Utang (BIHUT)

Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga (Weston dan Brigham, 1989:106). Biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan (Jaelani, 2000 dalam Jurnal Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006). Peningkatan rasio biaya utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175). Perubahan biaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(44)

utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya utang) bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar. Menurut Jaelani (2000), biaya utang dapat dihitung dengan rumus:

Biaya Utang = Beban Bunga x 100 % Beban Pajak

Menurut Gordon dan Lintner dalam Weston dan Copeland (1997: 222), biaya modal laba ditahan (ks) akan naik jika pembagian dividen jumlahnya diperkecil. Hal ini terjadi karena investor lebih yakin terhadap pembagian dividen daripada peningkatan nilai modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba ditahan pada masa yang akan datang. Awat (1999: 115) menyebutkan bahwa financial leverage merupakan ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana hutang (fixed financing charges) yang digunakan. Semakin besar penggunaan financial leverage, maka semakin tinggi financial risk sehingga biaya modal juga akan tinggi.

Total biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Besarnya kompensasi tergantung pada tingkat risiko perusahaan yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(45)

investor tidak suka dengan risiko (risk averse), semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi tingkat pengembalian yang dituntut investor.

Modal berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas. Kompensasi yang diterima oleh pemilik ekuitas adalah dalam bentuk dividen dan capital gain. Besarnya tingkat biaya modal pada persamaan di atas ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Beban bunga atas hutang tercermin di dalam laporan rugi-laba sedangkan biaya modal atas ekuitas tidak diperhitungkan di dalam laporan tersebut.

Melalui penilaian perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya, menentukan pemangkasan terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif, menetapkan balas jasa (reward) internal dan menentukan harga saham secara wajar.

Stern and Stewart (1998: 2) menyatakan sebagai berikut: Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.

2.2.5. Pengertian Struktur Keuangan (SK) dan Struktur Modal (SM)

Dalam pembahasan mengenai struktur modal, maka yang terjadi perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(46)

persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan tetapi, struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur keuangan. Hal ini disebabkan struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Riyanto (1998:22), struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri.

Apabila struktur keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur keuangan adalah paduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca perusahaan (Keown, 2000:542). Menurut Weston dan Copeland (1997:3), struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham.

Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal adalah perimbangan antara hutang dan modal sendiri (Gitman, 1988:442). Jadi, struktur modal suatu perusahaan merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Menurut Sartono (1998:179),

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(47)

struktur modal adalah perimbangan jangka panjang dan saham preferen dengan modal sendiri di luar jangka pendek. Modal sendiri termasuk saham biasa dan laba ditahan. Struktur keuangan tercermin dalam sisi kanan suatu neraca yang mencerminkan komposisi sumber dana yang dipergunakan untuk biaya asset perusahaan (Riyanto, 2001;22).

Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang dimaksud struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

2.2.6. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Struktur Keuangan

Menurut Weston dan Brigham (1989:175), operating leverage mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Alokasi dana yang diinvestasikan pada sejumlah besar aktiva tetap akan berdampak pada meningkatnya biaya operasi tetap dan depresiasi, karena keputusan investasi berkaitan dengan keputusan penentuan sumber dana. Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil, lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan, karena interaksi leverage operasi dan leverage keuanganlah yang mempengaruhi penurunan penjualan terhadap laba operasi dan arus kas bersih secara keseluruhan.

Menurut Suad Husnan (1997:611), operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(48)

harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya operating leverage.

Menurut Weston dan Copeland (1997:229), mengatakan bahwa operating leverage menunjukkan sebagian besar biaya tetap operasi perusahaan, yang merupakan bagian dari biaya total operasi suatu perusahaan, seperti biaya tetap pabrikasi, biaya administrasi dan biaya penjualan.

Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006) menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara operating leverage terhadap struktur keuangan. Bahwa sumbangan penjualan terhadap profit diimbangi dengan peningkatan struktur keuangan artinya perusahaan mempunyai kemampuan likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan adanya keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan telah tercapai.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tetap merupakan leverage yang dapat mengakibatkan pendapatan menjadi lebih besar, jika terjadi peningkatan dalam volume penjualan. Perubahan penjualan sebelum bunga dan pajak yang besar ini terjadi, jika penggunaan operating leverage didukung oleh pemasaran hasil produksi yang lancar. Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(49)

bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami hambatan.

2.2.7. Pengaruh Return On Investment Terhadap Struktur Keuangan

Menurut Munawir (1998:89), return on investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan

Tingkat return on investment dapat berpengaruh baik positif maupun negatif pada struktur keuangan. Menurut Brigham dan Houston (2001:40), perusahaan dengan tingkat return on investment yang tinggi, maka struktur keuangan suatu perusahaan akan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan sedikit menggunakan hutang (baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek). Untuk membelanjai usahanya, semakin sedikitnya hutang yang digunakan, karena kebutuhan dana dapat dibelanjai dari keuntungan yang diperoleh biasanya dalam bentuk laba ditahan. Dengan laba ditahan yang semakin besar, maka perusahan akan semakin senang menggunakan laba ditahan daripada menggunakan hutang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(50)

Pada umumnya, masalah tingkat return on investment bagi suatu perusahaan adalah lebih penting daripada tingkat laba yang dicapai perusahaan. Laba yang besar belum merupakan ukuran yang tepat bahwa perusahaan telah dapat bekerja secara efisien. Dari tingkat return on investment yang dicapai perusahaan-lah, dapat dipakai sebagai ukuran penilaian efisien tidaknya suatu perusahaan. Return on investment adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Laba merupakan elemen yang sangat penting dalam pengukuran tingkat return on investment perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh P., Ni Putu Ayu E. P (2008) menunjukkan bahwa return on investment berpengaruh positif terhadap struktur keuangan. Hal ini dikarenakan profit yang dihasilkan rendah dan menyebabkan perusahaan banyak menggunakan hutang untuk membiayai usahanya. Semakin banyak hutang yang digunakan karena kebutuhan tidak dapat dibelanjai dari laba ditahan tetapi dari hutang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat return on investment yang dicapai perusahaan adalah penting, karena efisien tidaknya penggunaan modal kerja dalam perusahaan dapat diukur dari besarnya tingkat return on investment.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(51)

2.2.8. Pengaruh Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan

Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi (Weston dan Brigham, 1989:175).

Menurut Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (dalam Jurnal Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006) biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Peningkatan rasio biaya utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Perubahan biaya utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya utang) bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga (biaya utang) bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(52)

2.2.9. Pengaruh Operating Leverage, ROI, dan Biaya Utang Terhadap

Struktur Keuangan

Menurut Weston dan Copeland (1997:3), struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham. Struktur keuangan dalam akuntansi adalah jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai.

Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi (modal sendiri), maka perusahaan haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya.

Menurut Brigham dan Houston (2001:39) serta menurut Weston dan Copeland (1997:35), ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating leverage, return on investment, kondisi pasar dan pengendalian.

Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita (Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(53)

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi struktur keuangan di antaranya adalah operating leverage, return on investment, dan biaya utang. Di mana ketiga faktor tersebut berhubungan dengan leverage.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Struktur keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah modal sendiri.

2.3. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Uji Regresi Linier Berganda Operating Leverage (X1)

Return On Investment (X2)

Biaya Utang (X3)

Struktur Keuangan (Y)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(54)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang ada dan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Diduga bahwa operating leverage mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Diduga bahwa return on investment mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

H3 : Diduga bahwa biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk membatasi konsep-konsep operating leverage, return on investment, biaya utang dan struktur keuangan ke dalam pengertian yang sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini, maka dikemukakan definisi operasional dan pengukuran variabel. Tujuannya adalah agar konsep yang digunakan dapat diukur secara empiris, untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran dan pengertian yang berbeda.

3.1.1. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah struktur keuangan.

2. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik itu secara positif atau negatif, serta sifatnya dapat berdiri sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(56)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah operating leverage, return on investment, dan biaya hutang.

3.1.2. Pengukuran Variabel

3.1.2.1. Variabel Terikat (Y)

Struktur keuangan (Y) adalah besarnya penggunaan total hutang oleh perusahaan atau rasio total hutang dengan modal sendiri. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Struktur keuangan dapat dihitung dengan rumus:

Struktur Keuangan = Total Hutang x 100 %

Modal Sendiri

3.1.2.2. Variabel Bebas (X)

a. Operating leverage (X1) adalah perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan perubahan volume penjualan. Semakin tinggi operating leverage, maka semakin tinggi struktur keuangan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Operating leverage dapat dihitung dengan rumus:

Operating Leverage = (EBIT) x 100%

Penjualan

b. Return On Investment (X2) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(57)

aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Return On Investment dapat dihitung dengan rumus:

Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) x 100 %

Total Aktiva

c. Biaya Utang (X3) adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Biaya utang dapat dihitung dengan rumus:

Biaya Utang = Beban Bunga x 100 %

Beban Pajak

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sumarsono (2004: 44) populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri/karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda deangan kelompok subyek/obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan terdaftar yang bergerak di bidang makanan dan minuman. Adapun perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 berjumlah 18 perusahaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(58)

Tabel 3.1 Populasi

1 PT. Akasha Wira International, Tbk 2 PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk. 3 PT. Cahaya Kalbar, Tbk.

4 PT. Davomas Abadi, Tbk 5 PT. Delta Djakarta, Tbk. 6 PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 7 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 8 PT. Mayora Indah, Tbk.

9 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 10 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

11 PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk. 12 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.

13 PT. Sekar Laut, Tbk. 14 PT. Siantar Top, Tbk.

15 PT. Sinar Mas Agro Resource And Technology (SMART), Tbk 16 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

17 PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.

18 PT. Ultrajaya Milk Industry & Company, Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia

3.2.2. Sampel

Menurut Sumarsono (2004: 44) sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama empat tahun yaitu dari tahun 2007-2010. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah menggunakan pendekatan non probability sampling dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(59)

penentuan sampel yang ditujukan untuk tujuan tertentu yang dikehendaki peneliti dan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Perusahaan yang bergerak dalam sektor industri makanan dan minuman yang relatif sama dan terdaftar sebagai anggota di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. 2. Selalu memberikan dan menerbitkan laporan keuangan secara

periodik, lengkap dan terus menerus di setiap tahunnya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan yang dipilih untuk dijadikan sample adalah 14 perusahaan, yaitu :

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk. 2. PT. Delta Djakarta, Tbk. 3. PT. Fast Food Indonesia, Tbk. 4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 5. PT. Mayora Indah, Tbk.

6. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

7. PT. Pioneerindo Gourmet International, Tbk. 8. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.

9. PT. Sekar Laut, Tbk. 10. PT. Siantar Top, Tbk.

11. PT. Sinar Mas Agro Resource & Technology (SMART), Tbk 12. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

13. PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.

14. PT. Ultrajaya Milk Industry & Company, Tbk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(60)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka atau data yang dapat dihitung serta dapat dianalisis secara sistematis. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data angka-angka yang terdapat dalam laporan neraca dan laba rugi serta harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2007–2010.

3.3.2. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh tidak secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui buku ICMD (Indonesia Capital Market Directory) 2010 dan 2011, yaitu berupa laporan keuangan tahunan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi mulai tahun 2007-2010 dari masing-masing perusahaan makanan dan minuman.

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(61)

dengan cara melihat catatan atau dokumen-dokumen yang ada di ICMD (Indonesia Capital Market Directory) 2010 dan 2011.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai distribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov.

Dasar analisis yang digunakan yaitu apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitasnya lebih besar dari 5%, maka data tersebut berdistribusi normal. (Sumarsono, 2004: 43)

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Berdasarkan uji asumsi klasik persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Ultimator), artinya pengambilan keputusan

melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi

klasik ini :

a. Tidak boleh ada multikolinearitas b. Tidak boleh ada heteroskedastisitas c. Tidak boleh ada autokorelasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(62)

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

3.4.2.1Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendeteksi sempurna dengan variabel bebas lainnya (Alghifari, 2000 : 84)

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) < 10, dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau bebas multikolinieritas. (Ghozali, 2009: 96). VIF dapat dihitung dengan rumus:

1

VIF = Tolerance

VIF menyatakan tingkat ”pembengkakan” varians, apabila jika : 1. VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas

2. VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(63)

3.4.2.2Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya adalah varians variabel dalam model tidak sama (konstan) untuk setiap nilai tertentu variabel independen. (Algifari, 2000 : 85 )

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pada regresi linear, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel independen. Diagnosis terhadap kemungkinan adanya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melakukan uji glejser.

Uji glejser dilakukan dengan membuat model regresi yang melibatkan nilai absolut residual, sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika variabel independen secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen maka model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2009: 129).

3.4.2.3Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2009:99) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(64)

(sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melakukan Uji Durbin-Watson (DWtest).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Tabel 3.2 Klasifikasi Durbin Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tolak No decision

Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d < dL dL ≤ d ≤ dU 4-dL < d < 4 4-dU ≤ d ≤ 4-dL

dU < d < 4-dL Sumber: (Ghozali, 2009: 100)

3.4.3. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis regresi linier berganda, dengan bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e (Djarwanto, 2001 : 185-198) Dimana:

Y = Variabel dependen yang menunjukkan laba usaha

α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(65)

X1 = Operating Leverage

X2 = ROI

X3 = Biaya hutang e = Standar Error

3.4.4. Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F adalah uji yang digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model persamaan regresi linier yang digunakan oleh peneliti untuk melihat apakah variabel bebas (X1, X2, X3) berpengaruh terhadap variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

a. Ho : βj = 0, (model regresi yang digunakan tidak cocok) Ha : βj ≠ 0, (model regresi yang digunakan cocok)

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana :

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel.

c. Kriteria pengujian sebagai berikut :

 Jika tingkat signifikan (p- value) ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(66)

 Jika tingkat signifikan (p- value) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Uji t (uji signifikan)

Uji t adalah uji yang digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) secara individu terhadap variabel terikat (Y). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t ini adalah sebagai berikut:

a. Ho : βj = 0, tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : βj ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana :

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel.

c. Kriteria pengujian sebagai berikut :

 Jika tingkat signifikan (p- value) ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, ini berarti variabel bebas (X1, X2, X3) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).  Jika tingkat signifikan (p- value) < 0,05 maka Ho ditolak dan

Ha diterima, ini berarti variabel bebas (X1, X2, X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk.

PT. Cahaya Kalbar Tbk dahulu bernama CV. Tjahaya Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968 yang dibuat dihadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak. Badan hukum perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49 yang dibuat dihadapan Mochamad Damiri, Notaris di Pontianak.

Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas, termasuk perdagangan umum serta ekspor dan impor, dengan kantor pusat berlokasi di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No. 1 Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Perseroan memulai kegiatan komersilnya pada tahun 1971.

4.1.2. PT. Delta Djakarta, Tbk.

Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk (“Perusahaan”)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(68)

didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan yaitu terutama untuk memproduksidan menjual bir pilsener dan bir hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “Kuda Putih” dan “San Mig Light”. Perusahaan juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku” dan “Soda Ice”. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur – Jawa Barat. Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1933.

4.1.3. PT. Fast Food Indonesia, Tbk.

PT Fast Food Indonesia (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978 yang dibuat di hadapan Sri Rahayu, S.H. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979, dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta No. 4491 tanggal 1 Oktober 1979,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(69)

serta diumumkan dalam Tambahan No. 682 dari Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 9 November 1979.

Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Kantor pusat Perusahaan terletak di Jl. M.T. Haryono, Jakarta, Indonesia. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979.

4.1.4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny, Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2915.HT.01.01.Th ’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992.

Perusahaan bergerak di bidang produksi mie, penggilingan gandum menjadi tepung terigu. Kantor pusat Perusahaan terletak di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jendral Sudirman Kav 76-78, Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di berbagai tempat di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Malaysia. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1990.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(70)

4.1.5. PT. Mayora Indah, Tbk.

PT Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo, S.H., notans di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716.

Perusahaan bergerak di bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar dan luar negeri. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, JI.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak Mei 1978.

4.1.6. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.

PT. Nippon Indosari Corpindo didirikan dalam kerangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No.1 Tahun 1967, yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 11 Tahun 1970 berdasarkan akta Notaris No. 11 dari Benny Kristianto, S. H., tanggal 8 Maret 1995.

Perusahaan bergerak di bidang pabrikasi, penjualan, dan distribusi roti. Kantor pusat Perusahaan dan salah satu pabrik terletak di Kawasan Industri Jababeka Cikarang Blok U dan W- Bekasi dan pabrik lainnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(1)

89

operating leverage, return on investment, dan biaya utang terhadap prosentase struktur keuangan.

2. Tidak semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dijadikan sampel dalam penelitian ini, hanya perusahaan yang bergerak di bidang Makanan dan Minuman.

3. Dari hasil penelitian juga dapat dilihat adanya pengaruh dari variabel lain, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap struktur keuangan.


(2)

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dan pengujian hipotesis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Model regresi yang dihasilkan sesuai untuk mengetahui pengaruh operating leverage, return on investment, dan biaya utang terhadap struktur keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Operating leverage berpengaruh positif terhadap struktur keuangan. Sedangkan return on investment berpengaruh negatif terhadap struktur keuangan.


(3)

91

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah diperoleh di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan faktor operating leverage dalam menentukan proporsi hutang secara tepat, karena berpengaruh terhadap struktur keuangan. di perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Universitas

Dapat menambah referensi mengenai faktor yang mempengaruhi struktur keuangan sehingga dapat digunakan sebagai acuan penelitian yang akan datang.

3. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya pengaruh pengelolaan sumber dana, untuk dijadikan sebagai referensi.


(4)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Anonim, 2011, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Program

Studi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan (Edisi Revisi), Edisi Ketiga, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Brigham, Eugene F., Houston, dan Joel F., 2001, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Buku Dua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Djarwanto, 2001, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti.. Penerbit Tarsito, Bandung.

ECFIN, 2010, Indonesian Capital Market Directory 2010. Twenty-first Edition, Jakarta.

ECFIN, 2011, Indonesian Capital Market Directory 2011. Twenty-second Edition, Jakarta.

Firdaus, Muhammad, 2004. Ekonometrika suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara Durbin, J., dan Watson, G.S., 1951. Testing for Serial Correlation in Least Square Regression. Biometrika, Vol. 38. Hlm. 159 – 177.

Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitman, Lawrence J., 2000, Priciple of Management Finance, Edisi Kesembilan, Addison Wesley Publishing Company, Massachusetts.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Harjopranoto, Wibisono, 2000, Manajemen Keuangan I, Penerbit Laboratorium


(5)

xv

Horne, James, C. Van, 1997, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Keenam, Jilid Dua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Indriyo, 1994, Manajemen Keuangan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Munawir, S, 2002, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

R., Agus, Sartono, 1998, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Penerbit Gramedia, Jakarta.

Suad, Husnan, 2004, Manajemen Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Sutojo, Siswanto, 2000, Neraca Perusahaan, Seri Manajemen 1, Penerbit Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit CV. Rajawali Pers. Jakarta.

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas E., 1997, Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan, Jilid Dua, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Jurnal

Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita, 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ. Jurnal Ekonomi Universitas Merdeka Malang, Volume 10, Nomer 2, Juni, halaman 213-220.

Budianto, Firdiansyah, A, 1998. Analisis Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Industri Properti yang Go


(6)

xvi

Public di Indonesia. Tesis Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Jaelani, 2000, Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Struktur Keuangan dan Pengaruhnya Bersama Beban Bunga, Return On Assets Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri. Tesis Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Kesuma, Ali, 2009, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1, Maret 2009: 38-45.

Skripsi

Hidayati, Laili, SE., 2001. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia. Universitas Diponegoro, Semarang.

P., Ni Putu Ayu I. E., 2008. Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di BEJ. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Sunarwi, 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage. Universitas Diponegoro, Semarang.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 72 99

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

1 52 110

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas dengan Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 32 107

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 5 20

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP ROE DAN EPS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2004-2008.

0 0 6

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ).

0 2 52

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

0 0 12

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10

ANALISIS PENGARUH OPERATING LEVERAGE, RETURN ON INVESTMENT DAN BIAYA UTANG TERHADAP STRUKTUR KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 23