Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

(1)

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

KESIA HUTASOIT 110503242

 

   

       

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

makanan dan minuman yang terdaftar di BEI” adalah benar karya tulis saya sendiri yang disususn sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian dari data yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah sesuai dengan prinsip penulisan etika ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiatrisme dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2015 Yang membuat pernyataan,

Kesia Hutasoit


(3)

pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga tidak mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set baik secara parsial maupun simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda) .

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Collateralizable Assets dan Degree of Operating Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman sedangkan secara parsial Dispersion of Ownership dan Investment Opportunity Set tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makan dan minuman.Secara simultan Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio.


(4)

want the relatif dividend payment because stabilization of dividend can improve the trust to shareholders so it doesn’t reduce uncertainty shareholders to infuse funds into the company. This study is to know and test the effect of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set for Dividend Payout Ratio either partially or simultaneously in Food and Beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Eleven company are used as the sample of this research in Food and Berevages sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression)

Partially, the results showed that the Collateralizable and Degree of Operating Leverageare influential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company while the Dispersion of Ownership and Investment Opportunity Set are not influential significantly to Dividend Payout Ratio of the Food and Beverages company. Simultaneously, the results showed that the variables of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Setinfluential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company .

Keyword : Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio


(5)

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Collateralizable Asstes, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratip pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, disusun dalam rangka memenuhi slaah satu syarta untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasihat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M,Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan


(6)

banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak Drs.Sucipto,MM,Ak selaku dosen pembaca yang telah membantu dan membimbing saya dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Orang tua penulis dan teman-teman penulis yang telah memberikan doa dan dukungan yang tulus baik secara moril maupun materiil selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini berguna bagi pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Maret 2015 Penulis

 

Kesia Hutasoit 110503242


(7)

(8)

ABSTRAK ... ... i

ABSTRACT ... ... iv

DAFTAR ISI... ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio ... 8

2.1.2 Kebijakan Dividen ... 10

2.1.3 Teori Kebijakan Dividen ... 13

2.1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 20

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio .. 22

2.1.6 Agency Theory ... 26

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 34

2.3.1 Pengaruh Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio ... 35

2.3.2 Pengaruh Dispersion of Ownership terhadap Dividend Payout Ratio ... 36

2.3.3 Pengaruh terhadap Degree of Operating Leverage (DOL)Dividend Payout Ratio... ... 36

2.3.4 Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio ... 37

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 40

3.1Jenis Penelitian ... 40


(9)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45

3.5.1 Variabel Dependen(Y) ... 45

3.5.2 Variabel Independen(X) ... 45

3.6Metode Pengumpulan Data ... 49

3.7Metode Analisis Data ... 49

3.8Teknik Analisis Data ... 51

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 51

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 52

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Deskripsi Data ... 61

4.2 Hasil Penelitian ... 61

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 61

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 63

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 70

4.2.4 Analisis Regresi ... 77

4.3Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Keterbatasan ... 85

5.3 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(10)

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...32

3.1 Daftar Populasi dan Sampel ...44

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...48

3.3 Kriteria Metode Durbin-Watson ...55

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif...62

4.2 Hasil Uji Normalitas... 65

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas...66

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 68

4.5 Hasil Uji Simultan (Uji-F)...72

4.6 Hasil Uji Parsial (Uji-t)...73

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi...76


(11)

 

No.Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual...39 2.2 Uji Heterokedastisitas...70


(12)

No. Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian 90 2. Tabulasi Hasil Perhitungan Collateralizable Assets 91 3. Tabulasi Hasil Perhitungan Dispersion of Ownership 91 4. Tabulasi Hasil Perhitungan Degree of Operating

Leverage 92

5. Tabulasi Hasil Perhitungan Investement Opportunity Set 92 6. Tabulasi Hasil Perhitungan Dividend Payout Ratio 93


(13)

pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga tidak mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan.Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set baik secara parsial maupun simultan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2011-2013.

Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 11 perusahaan makanan dan minuman, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Teknik analisis data menggunakan analisis dan statistik (regresi linear berganda) .

Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa Collateralizable Assets dan Degree of Operating Leverage berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman sedangkan secara parsial Dispersion of Ownership dan Investment Opportunity Set tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makan dan minuman.Secara simultan Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

Kata Kunci: Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio.


(14)

want the relatif dividend payment because stabilization of dividend can improve the trust to shareholders so it doesn’t reduce uncertainty shareholders to infuse funds into the company. This study is to know and test the effect of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set for Dividend Payout Ratio either partially or simultaneously in Food and Beverage companies listed on the Indonesian Stock Exchange during the period of study 2011-2013.

Eleven company are used as the sample of this research in Food and Berevages sector. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis using descriptive and statistical analysis (linear regression)

Partially, the results showed that the Collateralizable and Degree of Operating Leverageare influential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company while the Dispersion of Ownership and Investment Opportunity Set are not influential significantly to Dividend Payout Ratio of the Food and Beverages company. Simultaneously, the results showed that the variables of Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Setinfluential significantly to Dividend Payout Ratio of the food and beverages company .

Keyword : Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set, Dividend Payout Ratio


(15)

BAB I PENDAHULUAN  

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam menjalankan usahanya, setiap perusahaan pasti mengusahakan pertumbuhan yang baik atas setiap usahanya. Husnan (1989) menyatakan bahwa perusahaan dalam mengelola keuangannya selalu dihadapkan pada tiga permasalahan penting yang saling berkaitan. Ketiga permasalahan tersebut adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan untuk menentukan berapa banyak dividen yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga pasar perusahaan. Alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen dikarenakan DPR pada hakikatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham, dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Miller dan Modigliani (1961) dalam Saxena (1995), telah mengembangkan irrelevant dividend, yang selanjutnya disusul dengan beberapa studi yang membahas tentang pembayaran dividen dan berbagai variasi dalam kebijakan pembayaran dividen dengan memfokuskan pada ketidaksempurnaan pasar. Brigham (2005) juga mengatakan bahwa manajer percaya bahwa investor lebih menyukai perusahaan yang mengikuti dividendpayout ratio yang stabil.


(16)

Dividen adalah distribusi, yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan saham, kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik (Jensen et al., 1992). Sedangkan kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Tujuan perusahaan adalah kemakmuran pemegang saham, sehingga dividen sangat penting bagi perusahaan terutama perusahaan.

Kebijakan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para pemegang saham umunya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga tidak mengurangi ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut dan juga untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Setiap perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi kepentingan pemegang saham dan perusahaan itu sendiri karena keputusan tersebut mempunyai pengaruh yang menentukan nilai perusahaan.Kebijakan dividen adalah untuk menentukan pembagian keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham dan akan ditahan sebagai bagian dari laba yang ditahan.


(17)

Menurut Martono (2002) menjelaskan bahwa kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan pada perusahaan makanan dan minuman.Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu yang termasuk ke dalam sektor industri barang konsumsi. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia dan perusahaan food and beverages merupakan salah satu jenis perusahaan yang tidak terpengaruh secara signifikan oleh dampak krisis global, selain itu tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang yang dihasilkan dalam industri tersebut sudah menjadi kebutuhan dan relatif tidak berubah, baik kondisi perekonomian membaik maupun memburuk, untuk itu perusahaan harus mampu meningkatkan kinerja keuangannya.

Kemakmuran pemilik saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik saham semakin meningkat. Dalam berinsvestasi saham, pemegang saham sebagai investor pasti mengharapkan imbalan keuntungan hasil dari perusahaan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian investasi baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mollah (2002) dan Natalia (2013) menyatakan bahwa Collateralizable Assets berpengaruh positif pada Dividend Payout Ratio namun penelitian yang dilakukan oleh Arifanto (2011)


(18)

menyatakan bahwa Collateralizable Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio . Penelitian yang dilakukan Jensen et al (1992) dan Natalia (2013)menyatakan bahwa semua kepemilikan saham termasuk Dispersion of ownership berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Saxena menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh negatif yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio halnya sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) yang menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio .

Berdasarkan latar belakang di atas dan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Collateralizable Assets , Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL), Investment Opportunity Set (IOS) pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalahdiatas, diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel dividend payout ratio, sehingga dapat ditarik research question sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013 ?


(19)

2. Bagaimana Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, dan Investment Opportunity Set secara simultan pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI tahun 2011-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS)secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh Collateralizable Assetsterhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

2. Menganalisis pengaruh Dispersion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

3. Menganalisis pengaruh Degree of Operating Leverage (DOL)terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

4. Menganalisis pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.


(20)

5. Menganalisis pengaruh Collateralizable Assets,Dispersion of Ownership. Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set secara simultan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) yang dibagikan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan serta bukti empiris mengenai pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS)terhadap Dividend Payout Ratio serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut.

2) Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi pembaca khususnya investor atau para pialang saham dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap dividen yang dibayarkanoleh perusahaan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di bursa saham dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dividend payout ratio.


(21)

b. Bagi para pemimpin dan pengambil kebijakan di dalam perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan dividen yang akan diambil pada saat diadakannya Rapat Umum Pemegang Saham untuk memaksimumkan nilai perusahaan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio

Dividen merupakan pembagian keuntungan dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu kepada para pemegang saham yang berhak setelah sebelumnya harus melalui persetujuan RUPS terlebih dahulu dan sebagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.Deviden merupakan daya tarik atas investasi saham dan juga merupakan salah satu keputusan penting untuk memaksimumkan nilai perusahaan disamping keputusan investasi dan struktur modal (keputusan pemenuhan dana). Manajemen mempunyai 2 alternatif penggunaan atas penghasilan bersih sesudah pajak yaitu:

1. Dibagikan kepada pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen.Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang.


(23)

2. Diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Laba ditahan atau Retained Earning adalah “laba yang tidak dibagikan sebagai dividen, pemegang saham juga secara tidak langsung menyumbangkan modal baru kepada perusahaan jika laba yang bisa dibayarkan sebagai dividen diinvestasikan kembali kedalam perusahaan” (Brealey, Myers, dan Marcus, 2008 : 388).Laba ditahan (retained earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan.

Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan untuk perusahaannya di satu pihak sekaligus juga dapat membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab jika makin tinggi tingkat deviden yang dibayarkan, berarti akan semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan (rate of growth) dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagianbesar dari pendapatan yang tersedia maka pembayaran dividen akan semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio.Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah dividen tahunan yang dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba per lembar saham. “Rasio tersebut menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham


(24)

secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan” (Machowicz, 2007 : 270).

2.1.2Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan diinvestasikan kembali (reinvestment) atau ditahan (retained) di dalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahaan disisi yang lain (Ang, 1997).

Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2001), yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen yang stabil.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan membagikan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Jika kondisi


(25)

memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya .

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen yang besarnya disesuaikan dengan posisi dan kebijakan finansial perusahaan setiap tahunnya.

Menurut Gapenski (1996) kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertambahan dimasa yang akan datang sehingga memaksimalkan harga saham perusahaan.

Didalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emiten selalu akan mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran dividen tersebut baik dividen tunai maupun dividen saham. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan didalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut mekanisme suatu pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut (Ang, 1997):


(26)

1. Tanggal Pengumuman (decleration date)

Board of Directors mengumumkan tentang pembayaran dividen. Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal pencatatan, tanggal pembayaran dan besarnya dividen kas per lembar

2. Tanggal Pencatatan (date of record)

Dividen yang diumumkan untuk dibagikan kepada para pemegang saham dicatat pada suatu tanggal yang khusus.

3. Tanggal cum-dividend

Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan sahamyang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.

4. Tanggal ex-dividend

Tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai empat hari sebelum tanggal pencatatan. Pengertiannya, pada empat hari sebelum tanggal pencatatan, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan menerima dividen.

5. Tanggal pembayaran ( payment date)

Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada parapemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggaltersebut para investor sudah


(27)

dapat mengambil dividen sesuai dengan bentukdividen yang telah dimumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham). 2.1.3 Teori Kebijakan Dividen

 

Ada beberapa macam teori tentang kebijakan deviden. Berikut ini adalah teori tentang kebijakan dividen yaitu :

a) Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend irrelevance theory) Dividend irrelevance theory menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat Modigliani dan Miller (M-M) yang menyatakan bahwa rasio pembayaran (D) tidak akan mempengaruhi kekayaan pemegang saham. Nilai perusahaan hanya ditentukan oleh daya laba (earning powers), atau kebijakan investasi. MM mengasumsikan pasar modal sempurna. Ingat dalam pasar sempurna dilusi dan ketidakseimbangan di pasar termasuk harga saham hanya bersifat jangka pendek dalam jangka panjang mekanisme pasar membuat saham yang over value atau under value akan kembali ke harga keseimbangan MM mengemukakan bahwa pengaruh pembayaran dividen terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam situasi keputusan investasi given, maka apabila perusahaan membagikan dividen kepada pemegang


(28)

saham, maka perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran-dividen tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru. Oleh sebab itu, jika dividen dibagi atau ditahan tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.

Asumsi-asumsi yang di pergunakan yaitu : Tidak terdapat pajak pendapatan perseorangan atau perusahaan, Tingkat leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal, tidak terdapat biaya emisi atau flotation cost atas jual beli saham dan biaya transaksi, para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan prospek (masa depan) perusahaan, dan distribusi pendapatan mempunyai pengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan.

b) Bird in the hand theory

Pandangan yang mengatakan deviden lebih pasti dari pada perolehan modal, disebut “bird in the hand theory” (Teori burung di tangan).Teori ini menganggap dividen yang diterima merupakan sesuatu yang sudah pasti di tangan sehingga memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan capital gain. Teori ini berpendapat bahwa investor lebih menyukai dividen karena lebih pasti pendapatannya daripada


(29)

mengharapkan return yang belum pasti jika menginvestasikan kembali dividen pada investasi tertentu.

c) Teori Prefensi Pajak (Tax preference theory )

Dasar berpijak teori ini bahwa bagi investor pendapatan yang relevan baginya adalah pendapatan bersih setelah pajak.

Capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Sebaliknya jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang namun demikian pajak atas dividen karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian deviden yang rendah daripada yang tinggi : (1) Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan deviden. Untuk itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba kedalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan deviden yang pajaknya lebih tinggi. (2) Pajak atas keuntungan tidak


(30)

dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu. (3) Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada keuntungan modal yang terutang. Karena adanya keuntungan – keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian devidennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian devidennya tinggi.

Berdasarkan ketiga konsep teori tersebut, perusahaan dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Jika manajemen percaya dengan teori yang dikemukakan oleh MM, maka tidak perlu memikirkan berapa besar dividen yang akan dibagi maupun laba yang akan ditahan. Tapi pada kenyataannya teori ini sangat tidak relevan karena pasti akan dikenakan pajak.

2. Jika perusahaan akan membagi dividen yang banyak, makan perilaku manajer mengarah pada bird in the hand theory

3. Jika perusahaan akan membagi dividen dengan jumlah yang rendah maka perilaku manajer akan mengarah pada tax preference theory.

Selain adanya ketiga teori tersebut, terdapat beberapa teori lain yang terkait dengan dividen, yaitu :


(31)

I.Teori Signal Deviden (Devidend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham, 2001: 13) . Di dalam teori ini Modigliani dan Miller (1961) berpendapat bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai sinyal ramalan laba manajemen. Manajer menggunakan pengumuman dividen untuk memberikan sinyal tentang ekspektasi mereka mengenai prospek masa depan perusahaan pada investor. Peningkatan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal yang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif, sebaliknya penurunan deviden yang dibayarkan dianggap sebagai signal bahwa prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang negatif (Scott, 2000: 409). Suatu isyarat (signal) dapat bermanfaat bagi investor dan pengambil keputusan apabila memenuhi empat hal, yaitu:

1) Manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk mengirimkan isyarat yang jujur, walaupun beritanya buruk.

2) Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah diterima oleh pesaingnya yang kurang sukses.


(32)

3) Isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang dapat diamati. (misalnya deviden yang lebih tinggi saat ini akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang).

4) Tidak menekan biaya pada pengiriman isyarat yang efektif. Penggunaan deviden sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa yang akan datang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti .

II.Clientele Effect

Yang menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memilikipreferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompokinvestor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai suatuDevidend Payout Ratio yang tinggi, sebaliknya kelompok investoryang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.

Black dan Scholes (1974) dalam Suharli (2006) menyatakan bahwa jika perusahaan membayar dividen, investor seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.


(33)

III.Free Cash Flow Hipotesis

Free Cash Flow Hipotesis (Jensen, 1968) yang menekankan pada isu agency dengan alasan bahwa manajer dapat meningkatkan kemakmuran dengan mengorbankan pemegang saham dengan menginvestasikan free cash flow pada peluang investasi yang tidak menguntungkan dari pada dengan membayar deviden untuk free cash flow untuk deviden, pembelian kembali saham, dan lain-lain tekanan pasar untuk mengendalikan perusahaan akan mendorong para manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham. IV.Pecking Order Theory

Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan bahwa Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan memiliki sumber dana internal yangberlimpah dan asimetri informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan. Myers dan Majluf (1984) berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang sudah ada.


(34)

V.Teori Deviden Residu

Teori deviden residu adalah teori yang menyatakan bahwa deviden dibayar dari kapital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan. Jika perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung mempengaruhi keputusan deviden, maka perusahaan harus menerbitkan jumlah sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk kegiatan investasi. Dasar dari kebijakan residual adalah investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada membagikannya dalam bentuk deviden apabila laba yang diinvestasikankembali tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Machowicz (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan antara lain:

a) Aturan-aturan hukum; berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.

b) Kebutuhan pendanaan perusahaan.

Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan perubahan kebijakan


(35)

dividen. Kemungkinan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dividen harus dianalisa dalam kaitannya dengan distribusi probabilitas kemungkinan arus kas masa depan dan juga saldo kas.

c) Likuiditas.

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen, karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Oleh karena pihak manajemen ingin mempertahankan likuiditas untuk menghindari risiko ketidakpastian, maka manajemen tidak akan membayar dividen dalam jumlah besar.

d) Kemampuan untuk meminjam.

Apabila perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu relatif singkat, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut fleksibel secara keuangan. Kemampuan meminjam ini dapat dalam bentuk batas kredit bergulir dari bank atau lembaga keuangan. Semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka semakin besar pula fleksibilitas untuk meminjam, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir dengan pengaruh pembayaran dividen kas terhadap likuiditasnya.


(36)

e) Batasan-batasan dalam kontrak utang.

Syarat perjanjian utang adalah perjanjian pinjaman, meliputi batasan untuk pembayaran dividen yang dinyatakan dalam persentase maksimum laba ditahan kumulatif dalam perusahaan. Larangan ini otomatis mempengaruhi pembayaran dividen perusahaan.

f) Pengendalian.

Perusahaan yang terancam akan diakuisisi akan membayar dividen dalam jumlah besar untuk menenangkan para pemegang saham.

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio 2.1.5.1 Collateralizable Assets

Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjam. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Menurut Mollah et, al (2007) Tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar deviden dalam jumlah yang besar, sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar deviden


(37)

dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar .

2.1.5.2 Dispersion of Ownership

Dispersion of Ownership adalah tingkat penyebaran kepemilikan saham pada suatu perusahaan. Dimana apabila kepemilikan saham menyebar akan mempersulit untuk mengontrol terhadap aktivitas perusahaan (Jensen et al,1976). Semakin besar Dispersion of Ownership saham semakin terkonsentrasi pada suatu kelompok tertentu. Sesuai dengan teori keagenan, Pemegang saham yang semakin menyebar akan mengakibatkan kesulitan dalam proses monitoring perusahaan sehingga akan menimbulkan masalah keagenan yang penyelesaiannya melalui pembayaran dividen dan akan mengurangi jumlah laba yang ditahan (Taswan,2003). Dispersion of Ownership dihitung dengan menggunakan variance dari data persentase kepemilikan saham.

2.1.5.3Degree of Operating Leverage (DOL)

Degree of Operating Leverage (DOL) adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus membayar biaya tetap berupa penyusutan . DOL juga dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan laba operasi (EBIT) akibat perubahan penjualan dalam persentase tertentu. Dengan demikian DOL merupakan angka indeks yang mengukur pengaruh perubahan penjualan dari sejumlah keluaran tertentu terhadap laba operasi atau


(38)

EBIT . Degree of Operating Leverage (DOL) yang semakin tinggi akan menyebabkan perusahaan menanggung resiko yang besar yaitu berupa biaya tetap dan biaya variabel yang besar . Hal ini akan menimbulkan dampak pada pembagian dividen yang semakin berkurang kepada pemegang saham . Jika Suatu Laporan keuangan perusahaan menginformasikan nilai degree of operating leverage (DOL) yang tinggi maka para investor akan menilai perusahaan tersebut berisiko tinggi yang berarti jika para investor tidak berani mengambil resiko yang besar (apabila terjadi kerugiaan) maka informasi tersebut akan membawa dampak yang buruk pada perusahaan karena para investor tidak berani menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut .

2.1.5.4 Investment Opportunity Set (IOS)

Investment Opportunity Set (IOS) menurut Myers (1977) dalam pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil (assets inplace) dan opsi investasi untuk masa depan. Menurut Gaver (1993), opsiinvestasi masa depan tidak semata-mata hanya ditujukkan dengan adanya proyekyang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi jugadengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatanmengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalamsuatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifattidak dapat diobservasi


(39)

(unobservable).Faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur nilai-nilai IOS ,Gaver (1993) Klasifikasi IOS tersebut adalah:

1. Proksi berdasarkan harga, proksi ini percaya pada gagasan bahwa prospek yang tumbuh dari suatu perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Perusahaan yang tumbuh akan mempunyai nilai pasar yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva riilnya (assets in place).

2. Proksi berdasarkan investasi, proksi ini percaya pada gagasan bahwa satu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara posistif pada nilai IOS suatu perusahaan. Kegiatan investasi ini diharapakan dapat memberikan peluang investasi di masa berikutnya yang semakin besar pada perusahaan yang bersangkutan.

3. Proksi berdasarkan varian, proksi ini percaya pada gagasan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

Meskipun terdapat 3 klarifikasi proksi IOS, namun penelitian ini hanya akan menggunakan satu proksi IOS saja yaitu book to market equity (BVE/MVE) yang kemudian disempurnakan oleh Tarjo dan Jogiyanto Hartono (2003) menjadi MVE /BVE yang masuk dalam kategori proksi berdasarkan harga. Berdasarkan penelitian Kallapur dan Trombley (1999), variabel tersebut merupakan proksi yang paling


(40)

valid digunakan, selain itu variabel tersebut merupakan proksi yang paling banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan di Amerika Serikat (Gaver dan Gaver, 1993).

2.1.6 Agency Theory

Teori Keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa menyebabkan konflik diantara keduannya. Hal ini lebih disebabkan antara lain karena manajer lebih cenderung untuk berusaha mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan pemegang saham. Hubungan keagenan merupakan salah satu sebab adanya suatu konflik. Konflik-konflik keagenan dapat dikurangi dengan pengawasan, pengontrolan dan mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait. Namun mekanisme tersebut menimbulkan biaya-biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). Menurut Crutchley dan Hansen (1986) yang dikutip oleh Moeljadi (2006), hubungan keagenan yang terjadi karena adanya pemisahan antara pemilik dan pengelolaan manajer, pemisahan tersebut terjadi karena pemilik modal melakukan diversifikasi portofolio dengan mendelegasikan kewenangan dan pengambilan keputusan kepada manajer dalam mengelola dana . Hubungan manajer dengan para pemegang saham di dalam agency theory digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Schroeder et al., 2001 dalam Christiawan dan Tarigan, 2007).


(41)

Dimana pemilik perusahaan (principal) mempercayakan pengelolaan perusahaan dilakukan oleh orang lain atau manajer (agent) sesuai dengan kepentingan principal, dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada agent (Djabid,2009).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio diantaranya adalah :

1.Jensen, et al. (1992) melakukan penelitian tentang hubungan antara kebijakan insider ownership, debt dan dividen dengan menggunakan analisa leastsquare 3 tahap. Hasil dari penelitian ini mendukung proposisi bahwa kebijakan–kebijakan insider ownership, debt dan dividend mempunyai hubungan yang interdependensi. Secara khusus kebijakan insider ownership memiliki pengaruh negatif terhadap tingkat debt dan dividend. Insider ownership sendiri mempunyai hubungan dengan variabel yang mewakili keuntungan yang didapat dari potensi kontrol dalam perusahaan. Kontribusi dari penelitian ini adalah bahwa kebijakan insider ownership, debt dan dividend yang dikaitkan dengan karakteristik perusahaan mempunyai hubungan yang interdependensi.


(42)

2.Saxena (1995) mengemukakan bahwa isu tentang dividen menjadi sangat penting dengan berbagai alasan antara lain: Pertama, peneliti menemukan bahwaperusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepadapihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospekpertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Kedua, dividen memegangperanan penting pada struktur permodalan perusahaan.Studi yang dilakukan oleh Saxena (1995) meneliti tentang faktor-faktoryang berpengaruh pada kebijakan perusahaan. Data dari penelitian yang dilakukanoleh Saxena (1995) ditemukan sampel sebanyak 333 perusahaan yang diambilberdasarkan kriteria tertentu dari edisi 1 – 10 yang bersumber pada Value LineInvestment Survey tanggal 22 Desember 1989 sampai dengan 16 Maret 1990. Jumlah perusahaan yang menjadi populasi pada pengamatan pertama terdiri dari500 perusahaan, dari populasi yang ada terdapat beberapa observasi tidak memilikiinformasi yang lengkap ataupun variabel yang akan diteliti. Selain menggunakandata pada tahun yang sama, studi yang dilakukkan Saxena (1995) menggunakandata lebih kurang selama 10 tahun setelah penelitian yang dilakukan oleh Rozeff(1982). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan olehSaxena (1995) adalah pertumbuhan perusahaan (growth), beta coefficientperusahaan, jumlah pemegang saham biasa (number of


(43)

common stockholders)pada perusahaan, kepemilikan insider (manajer, direktur dan eksekutif lainnya diperusahaan), dan investment opportunity set (rasio antara nilai pasar pada nilaibuku perusahaan) Hasil dari penelitian ini menunjukkan variabel growth, betacoefficient, investment opportunity set, dan insider ownership berhubungan negatifpada payout ratio dan jumlah pemegang saham biasa memiliki hubungan positif terhadap payout ratio.

3.Penelitian yang dilakukan oleh Mollah et al., (2000) pada perusahaan nonfinansialyang terdaftar di Dhaka Stock Exchange selama periode tahun 1988–1997. Sampel yang diperoleh sebanyak 153 perusahaan, variabel dependen dalampenelitian yang dilakukan oleh Mollah et al.,(1998) adalah dividend payout ratio(DPR) sedangkan yang menjadi variabel independen adalah: Insider ownerhip,Dispersion of Ownership, Free Cashflow dan Colleteralizable Assets. VariabelInsider Ownerhip atau rasio kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer, direkturatau pemilik perusahaan, pemilihan varibel insider ownership ini mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Rozeff (1982), dan Jensen et al. (1992), memilikipengaruh negatif pada dividend payout ratio. Dispersion of ownership atau jumlahkepemilikan saham biasa yang ada mempunyai hubungan positif dengan dividendpayout ratio. Penggunaan variabel dispersion of


(44)

ownership ini mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Jensen et al., (1992). Free cashflow,Jensen (1986) Variabel kas memiliki hubungan yang positif terhadap dividend payout ratio,dimana jika terdapat kelebihan kas yang besar maka diyakini pembayaran dividenkepada pemegang saham akan lebih besar pula. Colleteralizable Assets, Rasio aktivatetap pada aktiva total dipertimbangkan sebagai collateralizable assets yang dimilikioleh perusahaan dan memiliki hubungan positif dengan dividend payout ratio.

4.Pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) dengan menggunakan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2005-2007. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio dan Variabel independennya yaitu Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size, Investment Opportunity Set. Teknis analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian adalah secara parsial variabel DER berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel insider ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen . Secara parsial variabel IOS berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen.

5.Arifanto (2011) menguji tentang pengaruh Agency cost terhadap dividend payout ratio. Variabel Independen yang digunakan dalam


(45)

penelitian ini adalah Agency cost, insider ownership, institutional ownership, collateralizable assets, debt total assets serta DPR sebagai variabel dependen. Model analisis yang dipakai adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitiannya adalah institutional ownership, debt total assets berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership, collateralizable assets tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

6.Penelitian yang dilakukan oleh Natalia (2013) pada perusahaan sektor non keuangan . Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratiodan variabel independen yang diteliti adalah Ownership, Debt to Total Assets, Collateralizable Assets dan Free cash flow . Berdasarkan uji parsialnya Institutional Ownership, dispersion of ownership dan Collateralizable Asset memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan Insider Ownership, debt to total asset tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.


(46)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No .

Nama Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1. Jensen, et al., (1992)  

 

Theory of the firm managerial behavior, Agency, and Ownership Structure Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Insider Ownership,Debt Bahwa kebijakan kepemilikan saham manajemen, debt dan dividend yang dikaitkan

dengan karakteristik – karakteristik

perusahaan

mempunyai hubungan yang interdependensi . 2. Saxena

(1995) Faktor-faktor yang berpengaruh pada kebijakan dividen perusahaan. Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio Variabel Independen: Menguji bagaimana pengaruh Growth, Beta coefficient, Number of common stockholders, Insider, Investment opportunity set

Variabel Growth, Beta

coefficient, Insider dan

Investment opportunity set berpengaruh negatif

pada dividend payout ratio.

Variabel number of common stockholder berpengaruh positif pada dividend payout ratio.


(47)

3. Mollah (2000)

The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in Emerging Market: Evidence from Dhaka Stock Exchange. Variabel Dependen : Dividen Payout Ratio . Variabel Independen: Insider ownership,Dispe rsion of

Ownership, Free Cash Flow, Collateralizable Assets

Tidak ada pengaruh hubungan antara agency

cost dengan dividend payout ratio. Variabel kepemilikan saham manajemen berpengaruh negatif dandispersion ofownershipyang diwakili olehjumlah pemegangsaham biasaberpengaruh positifpada dividend payoutratio.

Variabelcollateraliza ble

assets berpengaruh positif pada dividend payout ratio.

4. Budy Mulyono (2009)

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio Variabel Independen: Debt to Equity Ratio, Insider Ownership, Size dan Investment Opportunity Set

Secara Uji Parsial Variabel DER berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Secara Parsial variabel Insider Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadao kebijakan dividen. Secara Parsial variabel IOS berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen. 5. Nur Imam

Arifanto (2011) Analisis Pengaruh Agency Cost terhadap Dividend Payout Ratio Variabel Independen Agency cost, insider ownership, institutional ownership, collateralizable Institutional

ownership, debt total assetsberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio . Insider ownership, collateralizable assets


(48)

assets Variabel Dependen : Dividend Payout Ratio negatif signifikan terhadap dividend payout ratio. Firm size berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. 6. Ami Natalia (2013) Analisis Pengaruh Ownership, Debt to total assets, Collateralizable Asset dan Free Cash Flow terhadap Dividen Payout Ratio (studi empiris pada perusahaan non keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009-2011 Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio Variabel Independen: Ownership, Debt to total assets . Collateralizable Assets dan Free cash flow

Berdasarkan uji parsialnya Institutional

Ownership,dispersion of ownership dan Collateralizable Asset memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kebijakan dividen, sedangkan Insider Ownership, debt to total asset tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sumber : Data diolah oleh Penulis (2014)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada tahun penelitian perusahaan yang akan diteliti dari tahun 2011 hingga 2013 yang memiliki jarak waktu yaitu empat tahun terakhir.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Dividend payout ratio menunjukkan persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai dan juga menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan” (Van Horne dan Machowicz, 2007 : 270).Faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio


(49)

(DPR) antara lain:Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set .

2.3.1 Pengaruh Collateralizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio

Collateralizable assets adalah besarnya aktiva yang dijaminkan oleh kreditor untuk menjamin pinjamannya. Collateralizable Assets digunakan sebagai proksi untuk teori biaya agensiyang timbul dari konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi.Perusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi memiliki masalah agensiyang rendah antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Hal ini dikarenakanperusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi dapat menggunakan asettersebut sebagai jaminan untuk hutang. Perusahaan cenderung kurangmengandalkan laba ditahan dalam kegiatan pendanaannya sehingga kecilkemungkinan pemegang obligasi akan membatasi kebijakan dividen perusahaan (Sartono,2001). Tingginya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akanmengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditorsehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar. Sebaliknya,semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akanmeningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditorsehingga kreditor akan menghalangi perusahaan


(50)

untuk membiayai dividen dalamjumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak akan terbayar (Mollah, 2000). Semakin besar collateralizable assets, semakin besarpula dividen yang akan dibagikan. Hipotesis yang berkaitan dengancollateralizable assets adalah sebagai berikut :

H1:Collateralizable assets berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio

2.3.2Pengaruh Dispersion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio Menurut Hansen et al, (1994) jika jumlah kepemilikan naik maka tingkat permintaan akan dividen juga akan meningkat , karena semakin besar jumlah pemegang saham maka penyebaran kepemilikan akan semakin besar, sehingga diperlukan tambahan biaya monitoring manajemen. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa jika jumlah pemegang saham meningkat akan cenderung menaikkan dividend payout ratio. Hipotesis yang berkaitan denganDispertion of Ownershipadalah sebagai berikut :

H2:Terdapat pengaruhyang signifikan antaraDispertion of Ownershipterhadap Dividend Payout Ratio.

2.3.3Pengaruh terhadapDegree of Operating Leverage (DOL) Dividend Payout Ratio

Operating Leverage menunjukkan proporsi beban tetap yang harus ditanggung perusahaan yang diproksi dengan Degree of Operating


(51)

Leverage (DOL). DOL menunjukkan seberapa besar perubahan EBIT yang dihasilkan sebagai akibat dari perubahan penjualan. DOL dalam suatu perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi. Jika perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labour saving atau capital intensive dalam operasinya maka akan cenderung mempunyai biaya operasi tetap yang tinggi dan biaya operasi variabel yang relatif rendah, maka akan menghasilkan DOL yang tinggi, sehingga perubahan penjualan akan menghasilkan perubahan EBIT dalam presentase yang besar (Sartono,2001) . Leverage operasi digunakan untuk mempengaruhi volume penjualan terhadap laba, sehingga laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan digunakan untuk investasi atau pembayaran dividen. Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang diperoleh untuk pembiayaan pemegang saham, selanjutnya mengurangi sumber dana internal. Dengan penggunaan operatin leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahaan penjualan akan meningkatkan EBIT yang lebih besar.Hipotesis yang berkaitan denganDegree of Operating Leverageadalah sebagai berikut :

H3: Degree of Operatingleverageberpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.

2.3.4Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio


(52)

Tingkat pertumbuhan yang tinggi di asosiasikan dengan penurunandividen. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggidiharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkanpertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yangdibiayai dari sumber internal. Penurunan pembayaran dividen menyebabkanperusahaan memiliki sumber dana internal untuk keperluan investasi (Myers 1984). Masing-masing perusahaan mempunyai IOS yang berbedatergantung dari spesifik aktiva yang dimiliki (Kester, 1986). Dalamkaitannya dengan kebijakan dividen, Mulyono (2009)menyatakan bahwa pengaruh IOS terhadap kebijakan dividen adalah negatif.Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dirumuskan hipotesis keempatsebagai berikut:

H4: Investment Opportunity Setberpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio.

Menurut beberapa kesimpulan sementara yang telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh Collateralizable Assets,Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment of Opportunity Set terhadap Dividend PayoutRatio maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan Collateralizable Assets,Dispersion ofOwnership, Degree of Operating Leverage, Investment of Opportunity Set berpengaruhterhadap Dividend Payout Ratio


(53)

H5 : Collateralizable Assets,Dispersion ofOwnership, Degree of Operating Leverage, Investment of Opportunity Set berpengaruhsecara simultanterhadap Dividend Payout Ratio.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Collateralizable

Assets

(X1)

Dispension of Ownership

(X2)

Degree of Operating Leverage (DOL)

(X3) Investment Opportunity Set

(IOS) (X4)

Dividend Payout Ratio


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN  

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003:30).

Dalam Penelitian ini , penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Setmemiliki pengaruh terhadap variabel dependennya yaitu Dividend Payout Ratio .

3.2 Jenis Data dan Sumber data 3.2.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh atau dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini antara lain laporan keuangan tahunanperusahaan dan laporan kegiatan perdagangan saham yang berhubungan dengan variabel penelitian .

3.2.2 Sumber Data  


(55)

Data sekunder yang digunakan diperoleh melalui laporan keuangan tahun 2011-2013 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui website www.idx.co.iddan website perusahaan yang bersangkutan, juga berbagai hasil penelitian .

3.3 Batasan Operasional  

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1) Variabel bebas (independent variable) yaitu Collateralizable

Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage dan Investment Opportunity Set

2) Variabel terikat (dependent variable) yaitu Dividend Payout Ratio (DPR).

b. Perusahaan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini, yaitu Perusahaan Manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai 2013.

c. Data laporan keuangan pada Industri Manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011 sampai 2013.


(56)

3.4 Populasi dan Sample Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2010 : 155) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013 yang dipublikasikan di www.idx.co.id . Populasi dalam penelitian ini berjumlah 16 perusahaan makanan dan minuman .

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk dalam non random sampling adalah purposive sampling. Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan melakukan pendekatan melalui metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Pada penelitian ini ada 11 sampel


(57)

yang memenuhi kriteria dari 16 populasi perusahaan makanan dan minuman.

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel penelitian yang dipertimbangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar dan tidak delisting di BEI tahun 2011-2013

2. Perusahaan yang mempunyai laporan keuangan lengkap dan audited selama periode penelitian (2011-2013)

3. Perusahaan yang mempunyai data pembayaran dividen selama selama periode penelitian yaitu 2011-2013. Sehingga perusahaan yang tidak membayarkan dividen pada tahun tertentu selama periode penelitian akan dikeluarkan dari sampel.


(58)

Tabel 3.1

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

Perusahaan

KRITERIA Sampel 1 2 3

1. PT. Akasha Wira International Tbk

ADES √ √ - -

2. PT.Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

AISA √ √ √ Sampel

3. PT.Tri Baya Tirta Tbk ALTO √ X X -

4. PT.Davomas abadi Tbk DAVO √ X X -

5. PT.Cahaya Kalbar Tbk CEKA √ √ √ Sampel

6. PT.Delta Djakarta Tbk DLTA √ √ √ Sampel

7. PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

ICBP √ √ √ Sampel

8. PT.Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF √ √ √ Sampel

9. PT.Multi Bintang Indonesia

MLBI √ √ √ Sampel

10. PT.Mayora Indah Tbk MYOR √ √ √ Sampel

11. PT.Prasidha Aneka Niaga Tbk

PSDN √ X X -

12. PT.Nippon Indosari Corpindo

Tbk

ROTI √ √ √ Sampel

13. PT.Sekar Bumi Tbk SKBM √ X X -

14. PT.Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ Sampel

15. PT.Siantar Top Tbk STTP √ √ √ Sampel


(59)

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel  

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen). Variabel terikat (Y) adalah Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel bebas (X) terdiri dari Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage (DOL) dan Investment Opportunity Set (IOS).

3.5.1 Variabel Dependen(Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain (Variabel independen) dengan Dividend Payout Ratio sebagai variabel indikatornya .Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan sebuah parameter untuk mengukur besaran deviden yang akan di berikan pada pemegang saham. Dividen payout ratio didefinisikan sebagai rasio antara dividen per share (DPS) terhadap earning per share (EPS) (Ang,2007). Menurut Weston dan Brigham (1997), dividen payout ratio dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut :

3.5.2 Variabel Independen(X)

Variabel Independen yaitu variabel yang bebas dan tidak berpengaruh oleh variabel lain . Variabel independen dalam penelitian ini


(60)

3.5.2.1 Collateralizable Assets (X1)

Collateralizable assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakansebagai jaminan peminjaman. Pengukuran variabel ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Alli etal. (1993) dan Mollah et al. (2000) dengan membandingkan fixedassets terhadap total assets. Collateralizable assets dapat dirumuskan sebagaiberikut :

3.5.2.2 Dispersion of Ownership (X2)

Penyebaran pemegang saham diukur dengan menggunakan Variance dari data presentase kepemilikan saham . Dalam hal ini para pemegang saham dipertimbangkan sebagai kelompok dimana setiap pemegang saham mewakili satu kelompok.

Rumus variance :

(X1-X)²

n

-1

Dimana : X1 = Presentase Kepemilikan Saham tiap kelompok X = rata-rata presentase kepemilikan


(61)

3.5.2.3 Degree Of Operating Leverage (X3)  

Degree of Operating Leverage (DOL) adalah penggunaan aktiva yang menyebabkan perusahaan harus membayar biaya tetap berupa penyusutan. DOL juga dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan laba operasi (EBIT) akibat perubahan penjualan dalam persentase tertentu. Dengan demikian DOL merupakan angka indeks yang mengukur pengaruh perubahan penjualan dari sejumlah keluaran tertentu terhadap laba operasi atau EBIT .

Rumus DOL adalah : DOL=

3.5.2.4 Investment Opportunity Set (X4)

Investment Opportunity Set (IOS), dalam penelitian ini diproksikan denganrasio MVE/BVE. Berdasarkan penelitian Trombley (1999),variabel tersebut merupakan proksi yang paling valid digunakan selain ituvariabel tersebut merupakan proksi yang paling banyak digunakan olehpeneliti di bidang keuangan (Gaver,1993) . Rumus MVE/BE ini adalah sebagai berikut :


(62)

dimana :

MVE/BVE : Rasio market to book value of equity

MC : Kapitalisasi pasar (lembar saham beredar dikalikan denganharga)

TE : Total ekuitas

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Variabel Pengukuran Skala

1. Dependen Dividend Payout Ratio

Rasio laba yang dibayarkan

perusahaan sebagai dividen kepada investor pada periode tertentu. (Ang, 1997) .

DPR :

Dividend Per Share Earning Per Share

Rasio

2. Independen 1: Collateralizable Assets

Besarnya aktiva yang dijaminkan oleh kreditur untuk menjamin

pinjamannya.

Rasio

3. Independen 2: Dispersion of Ownership Penyebaran kepemilikan saham dengan menggunakan variance .

n

-1

Rasio


(63)

Degree of Operating Leverage

biaya operasi tetap terhadap laba sebelum bunga dan pajak

5. Independen 4: Investment Opprtunity Set

Investment Opportunity Set Merupakan pertumbuhan

investasi perusahaan dimasa mendatang

MC TE

Rasio

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data, mencatat dan mengkaji data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia dalam periode penelitian. Data penelitian diperoleh dari www.idx.co.id dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis baik secara parsial maupun simultan, dilakukan setelah model


(64)

regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar supaya hasil penelitian ini dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Interpretasi hasil penelitian, baik secara parsial melalui uji-t maupun secara simultan melalui uji F. Analisis regresi linier berganda dipilih karena untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +e Keterangan :

Y = Dividend Payout Ratio

a = Konstanta

X1 = Collateralizable Assets X2 = Dispersion of Ownership X3 = Degree of Operating Leverage X4 = Investment Opportunity Set

b1,..b4 = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen

e = Tingkat kesalahan (standard error)

Nilai koefisien regresi melainkan menyatakan arah hubungan atau lebih tegasnya menyatakan pengaruh variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.

 Jika b = A (b bertanda positif) menyatakan bahwa variabel bebas X berpengaruh positif terhadap nilai variabel terikat Y. Bila nilai variabel bebas X bertambah 1 unit, maka nilai variabel Y akan bertambah sebesar A unit. Sebaliknya bila


(65)

nilai variabel berkurang 1 unit, maka nilai variabel Y akan berkurang sebesar A unit.

 Jika nilai b = – A (b bertanda negatif) yang menyatakan bahwa variabel bebas X berpengaruh negatif terhadap nilai variabel terikat Y.

Bila nilai variabel X bertambah 1 unit, maka nilai variabel Y akan berkurang sebesar A unit. Sebaliknya bila nilai variabel berkurang 1 unit, maka nilai variabel Y akan bertambah sebesar A unit.

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan . Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban atas masalah yang dibahas peneliti . Teknik pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS. Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.8.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran umum sampel data.Tujuan dari statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, deviasi, varian, modus, sum, range, minimum dan maksimum.


(66)

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi:

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas menurut Erlina (2008:154) , uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data . Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang digunakan sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan . Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,2005) . Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik :

a. Dalam analisis grafik, untuk melihat normalitas residual adalah melihat grafik histrogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal dan dapat dilakukan dengan melihat normal probality plot yaitu apabila distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan


(67)

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

b. Dalam analisis statistik, Uji statisitk sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Dimana Jika Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal dan uji statistik yang lain untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan melihat nilai Kolmogorov-Smirnov, jika nilai signifikansinya <00,5 maka data terdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya >00,5 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas digunakan dalam menguji penelitian untuk mengetahui apakah terdapat suatu hubungan linear antara masing-masing variabel independen di dalam model regresi serta korelasi atas variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005). Salah satu metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah sebagai berikut :

1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10.


(68)

2. Besaran Korelasi Antar Variabel Independen

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 95%). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem multikolinearitas.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtut waktu (time series) dimana penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi.Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW test). Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi ditingkat pertama (first orderautokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi.


(69)

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson

Kriteria Pengujian Keputusan Kesimpulan

0<d<dl Terjadi autokorelasi Positif

Ditolak

dl≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi Positif

Tidak ada keputusan

4 - dl < d < 4 Terjadi autokorelasi Negatif

Ditolak

4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada keputusan

du < d < 4 – du Tidak ada autokorelasi positif dan negatif

Tidak ditolak


(70)

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heterokedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan salah satunya dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah diteliti. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara lain prediksi variable terikat (ZPREID) dengan residualnya (SRESID). Dalam mendeteksi uji Heteroskedastisitas dapat menggunakan analisis berikut ini :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


(71)

b.Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

c. Jika ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

3.8.3 Pengujian Hipotesis

3.8.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan:

1. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.Apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka hipotesis alternatif diterima artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.


(1)

Lampiran 2 Tabulasi hasil perhitungan Collateralizable Assets

Lampiran 3 Tabulasi Hasil Perhitungan Dispersion Of Ownership

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan Collateralizable Asset 2011 2012 2013

1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,519 0,601 0,513 2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 0,248 0,455 0,208 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,17 0,153 0,137 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk

0,434 0,443 0,468 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,542 0,558 0,584 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,497 0,558 0,72 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0,379 0,36 0,338 8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,749 1,223 0,8 9. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,509 0,497 0,486 10. STTP PT. Siantar Top Tbk 0,664 0,544 0,535 11. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,586 0,506 0,443

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan Dispersion of Ownership 2011 2012 2013

1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,051 0,148 0,109 2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 0,222 0,187 0,188 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,164 0,042 0,25 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk

0,25 0,16 0,22 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,25 0,25 0,25 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,168 0,222 0,26 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0,187 0,25 0,23 8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,16 0,222 0,16 9. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,147 0,223 0,139 10. STTP PT. Siantar Top Tbk 0,187 0,187 0,25 11. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,16 0,17 0,138


(2)

Lampiran 4 Tabulasi Hasil Perhitungan Degree of Operating Leverage

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan DOL

2011 2012 2013

1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3,98 2,45 38 2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 40 7,71 9,53 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 6,2 5,45 5,06 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk

1,82 39 2,15 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 2,27 2,46 3,77 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 4 4 1,76 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 3,79 2,77 2,72 8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 2,94 3,38 40 9. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 30,86 24,69 24,4

6 10. STTP PT. Siantar Top Tbk 39 3,66 3,21 11. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 5,69 2,65 3,15

Lampiran 5 Tabulasi Hasil Perhitungan Investment Opportunity Set

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan IOS

2011 2012 2013

1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 7,7 15,2 17,2 2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 0,697 0,83 0,65 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 3,11 6,94 8,06 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk

28,7 3,45 4,49 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 12,9 15,7 15,5 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 14,3 4,34 2,95 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 3,81 4,28 5,06 8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 1,23 2,09 1,31 9. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,78 0,96 0,89 10. STTP PT. Siantar Top Tbk 1,84 2,37 2,92 11. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 2,22 2,29 6,45


(3)

Lampiran 6 Tabulasi hasil perhitungan Dividend Payout Ratio

No Kode Perusahaan

Nama Perusahaan DPR

2011 2012 2013

1. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,38 0,22 0,01 2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk 0,001 0,37 0,45 3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk 0,70 0,67 0,68 4. ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk

0,50 0,01 0,49 5. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 0,30 0,38 0,33 6. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 0,32 0,32 0,42 7. MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0,21 0,28 0,40 8. ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,25 0,25 0,09 9. SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,23 0,26 0,30 10. STTP PT. Siantar Top Tbk 0,10 0,32 0,38 11. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk 0,23 0,37 0,29


(4)

Lampiran 7 Output SPSS

Hasil uji Normalitas


(5)

Hasil Uji Autokorelasi

Hasil Uji Heterokedastisitas


(6)

Hasil Uji Parsial (Uji-t)

Hasil Uji Koefisien Determinasi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Pengaruh Liquidity Ratio (Quick Ratio), Profitability Ratio (ROA dan ROE) Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 64 101

Analisis Pengaruh Leverage, Growth, Collateralizable Assets, dan Risiko Sistematis terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Consumer Goods Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 57 106

ANALISIS PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, DEBT TO EQUITY RATIO, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

1 23 54

PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN SEKTOR REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI B

0 12 94

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

ANALISIS PENGARUH OPERATING LEVERAGE, RETURN ON INVESTMENT DAN BIAYA UTANG TERHADAP STRUKTUR KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

1 1 110

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dividendan Dividen Payout Ratio - Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pad

0 1 32

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

0 0 12