Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Landasan Teori

dibandingkan dengan modal sendiri. Hal ini tampak pada perusahaan yang prosentase struktur keuangannya melebihi 100. Sesuai dengan latar belakang dan fenomena yang terjadi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka judul yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Operating Leverage, Return On Investment dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI” .

1.2. Perumusan Masalah

a. Apakah operating leverage mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ? b. Apakah return on investment mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ? c. Apakah biaya utang mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk menganalisis pengaruh operating leverage terhadap struktur keuangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. b. Untuk menganalisis pengaruh return on investment terhadap struktur keuangan. c. Untuk menganalisis pengaruh biaya utang terhadap struktur keuangan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat : a. Bagi Perusahaan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai sumbangan pemikiran dan memberikan informasi tentang faktor- faktor yang mempengaruhi struktur keuangan bagi manajemen perusahaan dalam rangka mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pendanaan melalui hutang. b. Bagi Pihak Lain Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca lain yang ingin lebih mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur keuangan. c. Bagi Peneliti Lain Sebagai referensi bagi peneliti lain yang tertarik ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu yang relevan untuk dikaji dalam penelitian penulis adalah sebagai berikut: 1 Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006 a. Judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ” b. Perumusan Masalah Apakah struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba ditahan dan risiko keuangan berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan perusahaan manufaktur yang go public di BEJ periode 1999-2002. c. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. d. Hasil Penelitian Hasil penelitian secara parsial maupun simultan, ketujuh variabel tersebut berpengaruh terhadap struktur keuangan. 2 Hidayati, Laili 2001 a. Judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia” b. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh masing-masing variabel fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness, terhadap faktor leverage? 2. Bagaimana pengaruh semua variabel fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness, terhadap faktor leverage? c. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah cross section. d. Hasil Penelitian Membuktikan bahwa firm size dan profitability secara konsisten signifikan dan negatif terhadap faktor leverage. fixed Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. aset ratio, market to book ratio, corporation tax rate, non debt tax shields, firm age, dan volatility memberikan hasil yang tidak konsisten pada delapan persamaan regresi. Sedangkan, non debt tax shields ratio dan asset uniqueness tidak terbukti berpengaruh terhadap keputusan struktur keuangan. 3 Sunarwi 2010 a. Judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage” b. Perumusan Masalah Apakah pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis, terhadap struktur modal serta pengaruh struktur modal terhadap return saham perusahaan manufaktur pada sektor food and beverage c. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda d. Hasil Penelitian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Hasil analisis data atau analisis jalur pada model pertama menunjukkan bahwa pertumbuhan asset dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan, sedangkan risiko bisnis memiliki pengaruh signifikan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan pada model kedua menunjukkan bahwa struktur modal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. 4 P., Ni Putu Ayu E. P 2008 a. Judul “Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di BEJ” b. Perumusan Masalah Apakah operating leverage, return on investment, dan biaya utang mempunyai pengaruh terhadap struktur keuangan ? c. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda d. Hasil Penelitian Bahwa secara simultan, operating leverage, return on investment dan biaya utang berpengaruh signifikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. terhadap struktur keuangan. Namun, secara parsial, hanya variabel return on investment dan biaya utang yang berpengaruh signifikan terhadap struktur keuangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.1 Perbandingan Peneliti Terdahulu dengan Peneliti Sekarang No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 1. Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ  X: struktur aktiva, tingkat pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, derajat operating leverage, biaya utang, laba ditahan dan risiko keuangan 

Y: Struktur Keuangan

2. Hidayati, Laili 2001 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia  X: fixed aset ratio, market to book ratio, firm size, corporation tax rate, non debt tax shields ratio, profitability, firm age, volatility, dan asset uniqueness 

Y: Struktur Keuangan

3. Sunarwi 2010 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada serta Dampak Struktur Modal terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 Studi Kasus pada Sektor Food And Beverage  X: pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan risiko bisnis  Y: Struktur Modal dan Return Saham 4 P., Ni Putu Ayu I. E. P 2008 Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Go Public di BEJ  X: Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang  Y: Struktur Keuangan 5. P., Nieka Ayu A. P. 2012 Analisis Pengaruh Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI  X: Operating Leverage, ROI dan Biaya Utang  Y: Struktur Keuangan Sumber : Peneliti Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Landasan Teori

Pada dasarnya setiap kegiatan operasi perusahaan dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu maksimalisasi kemakmuran pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan tersebut, tentunya tidak lepas dari aspek keuangan. Oleh karena itu, dalam mengelola keuangan perusahaan perlu menerapkan manajemen yang baik yaitu terjadi perimbangan antara aktiva dan pasiva.

2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menurut Suad Husnan 2004:3 merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan mempunyai berbagai kegiatan yang perlu dijalankan. Meskipun kegiatan-kegiatan ini mungkin berbeda-beda antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, tetapi sebenarnya kita bisa mengambil fungsi pokoknya yang merupakan kegiatan utama bagi seorang manajer. Menurut Hardjopranoto 2000:15, fungsi pokok seorang manajer keuangan adalah melakukan analisa dan perencanaan keuangan, membuat putusan investasi dan pendanaan. Analisa dan perencanaan keuangan berkaitan dengan pengawasan kondisi keuangan perusahaan, melakukan investasi kenaikan atau penurunan kapasitas produksi dan menentukan berapa besarnya dana yang dibutuhkan untuk membiayai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kegiatan perusahaan. Analisis ini dilakukan berdasarkan neraca dan laporan laba rugi perusahaan. Fungsi lainnya adalah melakukan putusan investasi. Aktivitas putusan investasi yang dilakukan manajer keuangan adalah menentukan tipe dan komposisi aktiva perusahaan, baik berupa aktiva lancar maupun aktiva tetap. Aktivitas ini berkaitan dengan mengelola tingkat optimal dari tipe-tipe aktiva lancar, serta pembelian dan penggantian aktiva tetap. Fungsi selanjutnya adalah putusan pembiayaan. Putusan pembiayaan berkaitan dengan komposisi pembiayaan jangka panjang dan jangka pendek yang paling tepat. Selain itu juga menentukan sumber dana secara efektif. Manajer keuangan melakukan fungsi dalam rangka membantu pencapaian tujuan perusahaan. Penjabaran tujuan tersebut di dalam suatu formulasi yang tegas dan jelas dapat membantu bahkan dapat menjadi kunci berhasilnya perusahaan untuk memperoleh posisi di masa depan. Menurut Indriyo 1994:4, dalam hal ini tujuan yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah memaksimumkan nilai dari perusahaan. Tujuan ini dapat pula diartikan sebagai maksimilisasi dari kesejahteraan, dan kesejahteraan adalah merupakan nilai sekarang dari perusahaan ini terhadap prospek masa depannya. Bila perusahaan dapat memberikan harapan nilai yang besar di masa depan, maka perusahaan akan memperoleh nilai yang tinggi pada saat itu. Namun sebaliknya, bila Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. perusahaan tidak mampu memberikan harapan yang mantap terhadap nilai di masa depan, tentu saja akan dinilai rendah oleh pemilik perusahaan. Oleh sebab itu, penentuan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan ini sangat penting. Hal ini disebabkan karena tanpa tujuan ini, seorang manajer tidak bisa menyatakan apakah fungsi-fungsi tersebut tepat atau tidak. Dengan kata lain, apakah analisa dan perencanaan keuangan, membuat putusan investasi dan membuat putusan pendanaan tepat atau tidak. Jadi, semua fungsi tersebut harus diartikan dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan tersebut.

2.2.2. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan financial statement merupakan gambaran untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan di waktu tertentu. Menurut Munawir 1998:1, pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahan hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji. Namun, juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, di mana dengan hasil analisa tersebut diketahui keadaan dan perkembangan keuangan, serta dapat mengetahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan waktu yang berjalan. Selain itu juga, dengan adanya laporan keuangan, kita dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suatu perusahaan. Seperti yang ada pada penelitian ini, yang menyatakan bahwa kelemahan perusahaan makanan dan minuman adalah penggunaan modal asing yang lebih besar dari modal sendiri. Setelah mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki, maka diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun mendatang kelemahan-kelemahan tersebut dapat diperbaiki. Laporan keuangan suatu perusahaan terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Umumnya kedua laporan keuangan tersebut disajikan setahun sekali akhir tahun atau pada bulan Desember, meskipun sekarang ada kecenderungan untuk makin sering penyajiannya misalnya setiap triwulan. Berikut penjelasan dari kedua laporan keuangan tersebut.

1. Neraca Laporan Posisi Keuangan

Menurut Sutojo 2000:1, neraca adalah laporan keuangan yang melaporkan secara ringkas jenis dan jumlah harta atas aktiva, kewajiban atau hutang dan modal. Jadi, dengan adanya neraca, dapat diperoleh atau diketahui gambaran mengenai posisi keuangannya.

2. Laporan laba rugi

Menurut Sutojo 2000:2, laporan laba rugi adalah laporan ringkas tentang jenis dan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan pada masa tertentu, pengeluaran pada masa itu dan kerugian yang diderita. Jadi, dengan laporan laba rugi, dapat memberikan gambaran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tentang perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode.

2.2.3. Pengertian Struktur Keuangan

Menurut Sawir 2005 : 10, struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan didanai dengan hutang jangka pendek, jangka panjang, dan modal pemegang saham, sehingga seluruh sisi aktiva dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Sedangkan struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Riyanto 2001: 22 struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal tercermin pada hutang jangka panjang dengan unsur-unsur modal sendiri. Menurut Riyanto 2001:22 berpendapat bahwa struktur keuangan mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai dan merupakan perimbangan antara keseluruhan modal asing jangka panjang maupun jangka pendek dengan jumlah modal sendiri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi modal sendiri, maka perusahaan haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya. Dalam hubungannya dengan struktur keuangan, maka tekanan yang diberikan adalah pada penentuan komposisi modal jangka panjang, yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Struktur keuangan dalam akuntansi adalah jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai. Jika masing-masing pendapat tersebut di atas diamati dengan seksama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, yang dimaksud dengan struktur keuangan adalah perimbangan antara modal sendiri baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal dengan modal sendiri, modal asing atau hutang jangka panjang serta sumber-sumber dana lain yang dipergunakan dalam pembelanjaan perusahaan. Dalam batasan tersebut tidak termasuk di dalamnya hutang jangka pendek yang bersifat sementara. Struktur keuangan tersebut merupakan suatu proses yang dinamis atau interpendensi budgeting dan keputusan pembelian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. financial decision yang akan memaksimumkan rentabilitas perusahaan, yang diharapkan pemilik perusahaan dengan perimbangan-perimbangan yang ada. Pilihan struktur permodalan sangat penting, dikarenakan adanya suatu perbandingan antara hutang dan modal sendiri pada tingkat arus operasi, yang mampu di dalam meningkatkan atau memaksimumkan keuntungan suatu perusahaan. Dalam menentukan struktur keuangan, ada dua macam pengukuran. Pertama, adalah rasio modal sendiri dan total hutang, yaitu rasio yang mengukur hubungan antara jumlah modal sendiri termasuk saham preferen dengan total hutang hutang lancar maupun hutang jangka pendek. Kedua, struktur keuangan adalah rasio antara modal sendiri dan hutang jangka panjang, yaitu rasio yang mengukur kontribusi relatif dan modal sendiri serta hutang jangka panjang dalam struktur permodalan perusahaan. Struktur keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Struktur Keuangan = Total Hutang x 100 Modal Sendiri Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek tidak termasuk komponen struktur modal. Jadi, perbedaan pokok antara struktur modal dengan struktur keuangan adalah bagian neraca secara keseluruhan, sedangkan struktur modal merupakan bagian kanan neraca dikurangi hutang jangka pendek.. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Struktur keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah modal sendiri.

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Keuangan

Menurut Brigham dan Houston 2001:39 serta menurut Weston dan Copeland 1997:35, ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating leverage, return on investment, kondisi pasar dan pengendalian. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi struktur keuangan, namun dalam penelitian kali ini, peneliti hanya menggunakan perbedaan literatur, maka penelitian membatasi variabel yang digunakan. Faktor- faktor tersebut adalah operating leverage, return on investment dan biaya utang. Faktor-faktor yang tidak diukur diantaranya adalah karakteristik industri, kondisi pasar, pertumbuhan penjualan, pengendalian, sikap manajemen dan sikap pemberi pinjaman tidak dianalisa dalam penelitian ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.1. Operating Leverage

Operating leverage adalah penggunaan aktiva dengan biaya tetap yaitu harapan bahwa pendapatan yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Riyanto 2001 : 375. Dengan mengetahui besarnya operating leverage, perusahaan dapat menentukan proporsi hutang yang harus digunakan. Menurut Weston dan Copeland 1997:30, operating leverage dapat didefinisikan sebagai berikut: “Seberapa jauh perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh pada laba operasi bersih.” Besarnya operating leverage dari perusahaan ditentukan oleh stuktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar proporsi dari aktiva tetap terhadap total aktiva, maka semakin besar pula operating leverage-nya. Sebab semakin besar proporsi aktiva tetap yang dimiliki, maka semakin besar beban tetap berupa pengukuran yang ditanggung perusahaan. Menurut Firdiansyah 1998:10, semakin tinggi operating leverage yang dicapai oleh perusahaan, maka perusahaan yang bersangkutan akan semakin sedikit menggunakan hutang untuk membelanjai usahanya. Perusahaan-perusahaan yang dapat beroperasi dengan biaya variabel yang rendah, maka perusahaan tersebut akan dapat melakukan penghematan-penghematan biaya operasi di mana operating leverage Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tinggi, maka perusahaan memiliki resiko usaha yang kecil sehingga struktur keuangan perusahaan tersebut akan semakin baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sartono 1998, yang menyatakan bahwa perusahaan menggunakan peralatan yang bersifat labour saving atau capital intense ve dalam operasi variabel yang relatif rendah. Keadaan ini akan menghasilkan operating leverage tinggi, sehingga perubahan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih sebelum bunga dan pajak dalam persentase yang lebih besar. Menurut Suad Husnan 2004, operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya operating leverage. Hal ini disebabkan karena semakin besar aktiva, maka semakin besar beban tetap berupa penyusutan. Menurut Lukman Syamsuddin 2007 : 107 operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan terhadap earning before interest and tax EBIT. Operating leverage selalu ada jika perusahaan memiliki biaya operasional tetap, berapapun volumenya. Perusahaan menanggung biaya operasional tetap dengan harapan volume penjualan akan menghasilkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendapatan lebih dari cukup untuk menutup semua biaya operasional tetap dan variabel. Dengan demikian, penggunaan operating leverage terjadi pada setiap perusahaan yang di dalam operasinya dibebani biaya tetap, seperti biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya penjualan. Hanya saja, intensitasnya lebih besar terjadi pada perusahaan yang operasinya banyak menggunakan aktiva tetap, seperti mesin, gedung dan alat angkut. Jadi, dapat dikatakan bahwa operating leverage akan terjadi pada setiap perusahaan yang di dalam operasinya mempunyai biaya tetap yang harus ditutup dengan volume produksi yang dihasilkan. Menurut Gitman 2000:513, operating leverage dapat dihitung dengan rumus: Operating Leverage = Laba Sebelum Bunga dan Pajak EBIT x 100 Penjualan Dengan kata lain, biaya tetap merupakan leverage yang dapat mengakibatkan pendapatan menjadi lebih besar, jika terjadi peningkatan dalam volume penjualan. Perubahan penjualan sebelum bunga dan pajak yang besar ini terjadi, jika penggunaan operating leverage didukung oleh pemasaran hasil produksi yang lancar Weston dan Brigham, 1981:229. Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. hambatan Weston dan Brigham, 1981:290. Menurut Van Horne 1997:772, operating leverage merupakan komponen dari resiko usaha.

2.2.4.2. Return On Investment ROI

Menurut Munawir 2002:89, return on investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi return on investment, maka semakin baik keadaan suatu perusahaan Syamsudin, 1992:70. Return on investment merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Return on investment mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana aktiva yang dimilikinya. Return on investment adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Return on investment adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hubungan antar laba yang diperoleh dan investasi yang diinginkan untuk Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menghasilkan laba. Return on investment adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan laba. Semakin tinggi return on investment, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan Return on investment yang tinggi membuat struktur keuangan perusahaan semakin sehat. Hal ini disebabkan karena adanya return on investment yang tinggi, profit yang dihasilkan juga semakin tinggi, sehingga dengan profit yang tinggi, akan menunjang perusahaan dalam membelanjai aktivitasnya Houston dan Brigham, 2001:40. Menurut Syamsudin 1992:63, return on investment dapat dihitung dengan rumus: Return On Investment = Laba Setelah Pajak EAT x 100 Total Aktiva Dalam hal ini, dituntut penggunaan sumber-sumber dalam perusahaan berupa tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan secara tepat, sehingga modal di dalam perusahaan dapat digunakan secara efisien. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat return on investment yang dicapai perusahaan adalah penting, karena efisien tidaknya penggunaan modal kerja dalam perusahaan dapat diukur dari besarnya tingkat return on investment. Menurut Riyanto 1998:336, semakin tinggi return on investment yang diperoleh perusahaan, maka semakin kecil hutang yang diperlukan oleh perusahaan dalam membelanjai usahanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Firdiansyah 1998:10, menyatakan bahwa bila keuntungan perusahaan semakin besar, maka struktur keuangan semakin baik, karena pos aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan semakin besar dan perusahaan semakin sedikit menggunakan hutang untuk membelanjai usahanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Munawir 2002:88, pada perusahaan dagang yang menunjukkan hubungan tingkat keuntungan dengan struktur keuangan negatif. Perusahaan dengan rate of return yang tinggi akan cenderung menggunakan proporsi hutang relatif kecil, karena kebutuhan dana dapat dibelanjai dari laba ditahan.

2.2.4.3. Biaya Utang BIHUT

Biaya utang adalah biaya yang terkait dengan utang baru yang telah memperhitungkan dampak penghematan pajak akibat adanya beban bunga Weston dan Brigham, 1989:106. Biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan Jaelani, 2000 dalam Jurnal Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006. Peningkatan rasio biaya utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi Weston dan Brigham, 1989:175. Perubahan biaya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga biaya utang bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar. Menurut Jaelani 2000, biaya utang dapat dihitung dengan rumus: Biaya Utang = Beban Bunga x 100 Beban Pajak Menurut Gordon dan Lintner dalam Weston dan Copeland 1997: 222, biaya modal laba ditahan k s akan naik jika pembagian dividen jumlahnya diperkecil. Hal ini terjadi karena investor lebih yakin terhadap pembagian dividen daripada peningkatan nilai modal capital gain yang dihasilkan dari laba ditahan pada masa yang akan datang. Awat 1999: 115 menyebutkan bahwa financial leverage merupakan ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana hutang fixed financing charges yang digunakan. Semakin besar penggunaan financial leverage, maka semakin tinggi financial risk sehingga biaya modal juga akan tinggi. Total biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi atau pengembalian yang dituntut oleh investor atas modal yang diinvestasikan di perusahaan. Besarnya kompensasi tergantung pada tingkat risiko perusahaan yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. investor tidak suka dengan risiko risk averse, semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi tingkat pengembalian yang dituntut investor. Modal berasal dari dua sumber dana yaitu hutang dan ekuitas. Kompensasi yang diterima oleh pemilik ekuitas adalah dalam bentuk dividen dan capital gain. Besarnya tingkat biaya modal pada persamaan di atas ditentukan berdasarkan rata-rata tertimbang dari tingkat bunga setelah pajak dan tingkat biaya modal atas ekuitas, sesuai dengan proporsi hutang dan ekuitas pada struktur modal perusahaan. Beban bunga atas hutang tercermin di dalam laporan rugi-laba sedangkan biaya modal atas ekuitas tidak diperhitungkan di dalam laporan tersebut. Melalui penilaian perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya, menentukan pemangkasan terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif, menetapkan balas jasa reward internal dan menentukan harga saham secara wajar. Stern and Stewart 1998: 2 menyatakan sebagai berikut: Selama ini belum dirasakan adanya suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan.

2.2.5. Pengertian Struktur Keuangan SK dan Struktur Modal SM

Dalam pembahasan mengenai struktur modal, maka yang terjadi perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan tetapi, struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur keuangan. Hal ini disebabkan struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Riyanto 1998:22, struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Apabila struktur keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Struktur keuangan adalah paduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca perusahaan Keown, 2000:542. Menurut Weston dan Copeland 1997:3, struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham. Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Struktur modal adalah perimbangan antara hutang dan modal sendiri Gitman, 1988:442. Jadi, struktur modal suatu perusahaan merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Menurut Sartono 1998:179, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. struktur modal adalah perimbangan jangka panjang dan saham preferen dengan modal sendiri di luar jangka pendek. Modal sendiri termasuk saham biasa dan laba ditahan. Struktur keuangan tercermin dalam sisi kanan suatu neraca yang mencerminkan komposisi sumber dana yang dipergunakan untuk biaya asset perusahaan Riyanto, 2001;22. Dengan demikian, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa yang dimaksud struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

2.2.6. Pengaruh Operating Leverage Terhadap Struktur Keuangan

Menurut Weston dan Brigham 1989:175, operating leverage mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Alokasi dana yang diinvestasikan pada sejumlah besar aktiva tetap akan berdampak pada meningkatnya biaya operasi tetap dan depresiasi, karena keputusan investasi berkaitan dengan keputusan penentuan sumber dana. Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil, lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan, karena interaksi leverage operasi dan leverage keuanganlah yang mempengaruhi penurunan penjualan terhadap laba operasi dan arus kas bersih secara keseluruhan. Menurut Suad Husnan 1997:611, operating leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban tetap yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. harus ditutup dari hasil operasinya. Jadi, semakin besar aktiva yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar pada pengaruhnya operating leverage. Menurut Weston dan Copeland 1997:229, mengatakan bahwa operating leverage menunjukkan sebagian besar biaya tetap operasi perusahaan, yang merupakan bagian dari biaya total operasi suatu perusahaan, seperti biaya tetap pabrikasi, biaya administrasi dan biaya penjualan. Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006 menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara operating leverage terhadap struktur keuangan. Bahwa sumbangan penjualan terhadap profit diimbangi dengan peningkatan struktur keuangan artinya perusahaan mempunyai kemampuan likuiditas yang memadai untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan adanya keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan telah tercapai. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tetap merupakan leverage yang dapat mengakibatkan pendapatan menjadi lebih besar, jika terjadi peningkatan dalam volume penjualan. Perubahan penjualan sebelum bunga dan pajak yang besar ini terjadi, jika penggunaan operating leverage didukung oleh pemasaran hasil produksi yang lancar. Sebaliknya, mengakibatkan pendapatan semakin berkurang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bahkan kerugian apabila pemasaran hasil produksinya mengalami hambatan.

2.2.7. Pengaruh Return On Investment Terhadap Struktur Keuangan

Menurut Munawir 1998:89, return on investment dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on investment merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan laba dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan Tingkat return on investment dapat berpengaruh baik positif maupun negatif pada struktur keuangan. Menurut Brigham dan Houston 2001:40, perusahaan dengan tingkat return on investment yang tinggi, maka struktur keuangan suatu perusahaan akan kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan sedikit menggunakan hutang baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek. Untuk membelanjai usahanya, semakin sedikitnya hutang yang digunakan, karena kebutuhan dana dapat dibelanjai dari keuntungan yang diperoleh biasanya dalam bentuk laba ditahan. Dengan laba ditahan yang semakin besar, maka perusahan akan semakin senang menggunakan laba ditahan daripada menggunakan hutang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada umumnya, masalah tingkat return on investment bagi suatu perusahaan adalah lebih penting daripada tingkat laba yang dicapai perusahaan. Laba yang besar belum merupakan ukuran yang tepat bahwa perusahaan telah dapat bekerja secara efisien. Dari tingkat return on investment yang dicapai perusahaan-lah, dapat dipakai sebagai ukuran penilaian efisien tidaknya suatu perusahaan. Return on investment adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Laba merupakan elemen yang sangat penting dalam pengukuran tingkat return on investment perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh P., Ni Putu Ayu E. P 2008 menunjukkan bahwa return on investment berpengaruh positif terhadap struktur keuangan. Hal ini dikarenakan profit yang dihasilkan rendah dan menyebabkan perusahaan banyak menggunakan hutang untuk membiayai usahanya. Semakin banyak hutang yang digunakan karena kebutuhan tidak dapat dibelanjai dari laba ditahan tetapi dari hutang. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat return on investment yang dicapai perusahaan adalah penting, karena efisien tidaknya penggunaan modal kerja dalam perusahaan dapat diukur dari besarnya tingkat return on investment. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.8. Pengaruh Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan

Biaya utang merupakan biaya yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi Weston dan Brigham, 1989:175. Menurut Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita dalam Jurnal Ekonomi UNMER Vol. 10, No. 2, Juni 2006 biaya utang mempunyai pengaruh positif terhadap struktur keuangan. Peningkatan rasio biaya utang merupakan pertimbangan manajemen dalam mengurangi komponen-komponen yang membentuk struktur keuangan. Perubahan biaya utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga biaya utang bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya. Perusahaan yang menggunakan utang akan mendapatkan penghematan pajak dari beban bunga utang, akibatnya perusahaan menggunakan sumber dana dari utang lebih besar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa biaya utang akan diikuti naiknya struktur keuangan, karena bunga biaya utang bersifat deductible, maka hal itu memperkecil biaya utang yang sesungguhnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.9. Pengaruh Operating Leverage, ROI, dan Biaya Utang Terhadap Struktur Keuangan

Menurut Weston dan Copeland 1997:3, struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan membiayai aktivanya. Struktur keuangan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan modal pemegang saham. Struktur keuangan dalam akuntansi adalah jumlah relatif dari kewajiban dan modal perusahaan untuk memperoleh gambaran dari mana perusahaan tersebut dibiayai. Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh suatu perusahaan adalah hubungan antara struktur keuangan dan nilai perusahaan. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang penting bagi perusahaan. Apabila dana yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi modal sendiri, maka perusahaan haruslah mencari perubahan dana untuk menjalankan usahanya. Menurut Brigham dan Houston 2001:39 serta menurut Weston dan Copeland 1997:35, ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur keuangan yaitu karakteristik industri, pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, operating leverage, return on investment, kondisi pasar dan pengendalian. Penelitian yang dilakukan oleh Andjarwati, Sri dan Chandrarin, Grahita Jurnal Ekonomi UNMER, Vol. 10, No. 2, Juni 2006 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menunjukkan bahwa faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi struktur keuangan di antaranya adalah operating leverage, return on investment, dan biaya utang. Di mana ketiga faktor tersebut berhubungan dengan leverage. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Struktur keuangan mencerminkan bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai. Dengan demikian, struktur keuangan tercerminkan pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Selain itu, struktur keuangan juga mencerminkan perimbangan antara keseluruhan modal asing dan jumlah modal sendiri.

2.3. Kerangka Pikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 72 99

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

1 52 110

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Aktivitas dengan Return on Investment Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 32 107

PENGARUH DEVIDEND PAYOUT RATIO, RETURN ON INVESTMENT, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

1 5 20

Pengaruh profitablitas dan rasio leverage terhadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 15 1

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP ROE DAN EPS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2004-2008.

0 0 6

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ).

0 2 52

Analisis Pengaruh Collateralizable Assets, Dispersion of Ownership, Degree of Operating Leverage, Investment Opportunity Set terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

0 0 12

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10

ANALISIS PENGARUH OPERATING LEVERAGE, RETURN ON INVESTMENT DAN BIAYA UTANG TERHADAP STRUKTUR KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 23