9
BAB II TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Perancangan 2.1.1 Pengertian Judul
Proyek ini adalah Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya. Dalam hal ini mengandung pemisahan kalimat : pusat,
wisata pendidikan, transportasi udara secara simulatif, di Surabaya. Yang artinya adalah :
Pusat, memiliki arti tempat daerah yang menjadi tempat berkumpulnya
sesuatu Badudu-Zain, kamus Indonesia.
Wisata Pendidikan, dimana wisata adalah bepergian untuk bersenang-
senang. Bepergian untuk mempelajari sesuatumenambah pengetahuan. Badudu-Zain, kamus Indonesia dan pendidikan adalah segala usaha untuk
membina kepribadian mengembangkan kemampuan manusia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup baik didalam maupun luar dalam rangka
pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila Inpres no.15 tahun 1974. Sehingga wisata pendidikan
berarti suatu tempat penambah pengetahuan secara menyenangkan, yang berisi fasilitas-fasilitas pembina pengembang kepribadian manusia melalui proses
latihan secara fisik maupun mental.
Transportasi Udara Secara Simulatif, transportasipengangkutan adalah
perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan kuda, sapi,
kerbau, atau mesin Badudu-Zain, kamus Indonesia. Udara adalah angin yang bergerak kamus fisika dan simulasi adalah menyerupai aslinyakeadaan
sebenarnya Badudu-Zain, kamus Indonesia. Sehingga Transportasi Udara Secara Simulatif berarti suatu pemahaman terhadap kendaraan yang
perpindahannya memanfaatkan angin dengan visualisasi menyerupai aslinyakeadaan sebenarnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
Di Surabaya menunjukkan bahwa proyek ini berada di kota Surabaya
yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, bukan di daerah lain. Jadi kesimpulan keseluruhannya, pengertian pusat wisata transportasi
udara secara simulatif di Surabaya ini adalah sebuah tempat penambah pengetahuan pengembang kepribadian manusia terhadap transportasi
udara yang dilakukan dengan visualisasi teknologi untuk menyerupai keadaan sebenarnya dan terletak di kota Surabaya yang merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia. 2.1.2 Studi Literatur
2.1.2.1 Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi PP Iptek TMII
Nama : Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TMII
Tahun Berdiri : 1995 Luas Bangunan: 23.000 meter persegi
Luas Lahan : 43 hektar Lokasi
: Jl. Raya Pondok Gede, Jakarta Timur. Pemilihan obyek ini adalah karena obyek ini bernuansa pendidikan
teknologi meskipun masih secara umum. Dari obyek literatur ini dapat diambildipelajari :
- Tampilan struktur bangunan yang bernuansa teknologi modern, - Perkiraan kapasitas pengunjung
- Jenis, metode dan klasifikasi ruang peragapermainan
Tampilan Bangunan PP Iptek ini berupa massa tunggal, dengan komposisi massa memakai
bentukan geometris dalam bentuk lingkaran yang kontras. Gedung ini terdiri
Gambar 2.1 Tampak Depan PP Iptek TMII, Jakarta
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11 dari tiga lantai berbentuk lingkaran pada bangunan dasar, yang kemudian
diberikan penambahan bentukan menyerupai tabung diatasnya sehingga menjadi point of interest bagi bangunan. Selain itu masing-masing bentuk
tetap kuat eksistensinya sehingga dapat mengekspresikan sifatnya masing- masing.
Gedung ini memang banyak menggunakan keseimbangan simetris. Namun hal itu tidak menjadikan bangunan berkesan monoton, karena pengolahan
fasade bangunan berupa pengulangan bukaan-bukaan jendela kaca maupun dinding masif yang menampilkan hakekat dari ilmu pengetahuan,
yaitu proses trial and error yang tak pernah selesai. Struktur Bangunan
Sistem struktur yang dipakai pada bangunan ini adalah sistem rangka dan bidang, dimana sistem rangkanya terdiri dari balok dan kolom. Pemakaian
struktur ini pada eksibisiperagaan dengan modul 8x10 meter. Jarak antar kolom yang dibuat lebar mempertimbangkan :
Fleksibilitas ruang tinggi karena dinding tidak memikul beban struktur. Kesan ruang lebar, besar, lapang dan arah pengalihan jelas.
Pengembanganperubahan interior mudah. Gambar 2.2 Bola Dunia, Point of Interest PP
Iptek TMII, Jakarta
Gambar 2.3 : Kolom Balok
Gambar 2.4 : Modul kolom 8x10 meter
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12 Namun ternyata gedung teknologi ini memiliki kesalahaan yang berkaitan
dengan teknologi pula. Yaitu terjadinya efek rumah kaca karena pemakaian atap yang transparan. Atap terbuat dari 80 polycarbonate yang secara
tidak disadari menyebabkan radiasi matahari masuk langsung kedalam bangunan yang membuat suhu meningkat secara cepat serta dalam
bangunan.mendapatkan cahaya yang berlebihan.
Perkiraan Kapasitas Pengunjung Pendekatan perhitungan PP Iptek ini dapat dipakai sebagai salah satu cara
dalam mencari perkiraan luasan SITE. Berdasarkan jumlah data pengunjung dari data kunjungan wisatawan DKI Jakarta 1998-2003 sbb :
Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan DKI Jakarta
Tahun Jumlah Pengunjung orang
Prosentase
1998 4.107.487
- 4 1999
3.950.427 + 40
2000 5.554.648
- 891,5 2001
590.194 + 815
2002 5.125.241
- 21.5 2003
4.217.896 Sumber : BPS Propinsi DKI Jakarta
Gambar 2.5 : Bukaan sebagai jalan radiasi yang masuk secara langsung kedalam ruangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13 Dari data diatas didapat proyeksi jumlah pengunjung TMII pada tahun
2005 ; Rumus metode bunga-berbunga : Pt+n=Pt1+r
n
r = rata-rata prosentase perkembangan jumlah penduduktahun Pt = jumlah pengunjung pada tahun dimaksud, contoh 2003
n = tahun ke –n setelah tahun 2003, jadi n = 6
Untuk menentukan r, memakai data tahun 1998-2003 terakhir yang ada Dari tabel didapat bahwa rata-rata perkembangan pengunjung tiap tahunnya
adalah 1,25 thn. Maka pada tahun 2009 perkiraan pengunjungnya adalah: Pt+n=Pt1+r
n
2009 = 4.217.896 1 + 1,25
6
= 129.746.337 orang Jenis, Metode Dan Klasifikasi Ruang PeragaPermainan
Ruang peraga disesuaikan sesuai temanya agar pengunjung dapat benar- benar merasakan kenyataan alat-alat peraga yang sedang dipamerkan. Pola
penataan ruang dalam diatur sehingga pengunjung terarahkan. Pada area pamer atau galeri dibagi menurut zoningnya. Dengan pola sirkulasi linier
pengunjung dibawa berkeliling dengan urutan ruang pamer peraga khusus – ruang pamer peraga ilmu pengetahuan dasar – ruang pamer, peraga ilmu
pengetahuan terapan.
Gambar 2.6 : Ruang peraga transportasi udara
Gambar 2.7 : Rg. Peraga bunyi gerak
mekanik Gambar 2.8 : Rg.
peraga transportasi darat
Gambar 2.9 : Rg. peraga ilmu listrik
magnet
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14 Selain itu peragaan yang dimaksud adalah selain melihat-lihat juga
melibatkan pengunjung wahana agar berperan experience oriented. Proses pendekatannya adalah dengan mempersilahkan pengunjung untuk mencoba,
berperan aktif dengan cara menyentuh, memainkan, menggerakkan dan menekan tombol yang mengandalkan mekanikal, elektrikal dan lain-lain.
Klasifikasi peragaan adalah : Peragaan Tetap, suatu peragaan yang bersifat tetap-bertahan lama dalam
suatu tempat. Alat peraga diganti dengan tempo yang lebh lama 3-5 tahun tergantung perkembangan.
Peragaan Tidak Tetap, Peragaan yang bersifat berubah-ubah sesuai perkembangan teknologi. Artinya benda peraga tersebut lebih bersifat
pasif dan diganti tiap periode tertentubila ada perkembangan baru yang sifatnya jangka pendek.
Peragaan Keliling adalah peragaan yang dilakukan mengelilingi wahana dan dilakukan secara berkelompok.
Peragaan Khusus adalah peragaan yang memiliki tingkat kesulitan dan menuntut privasi serta keamanan yang lebih tinggi karena lebih banyak
melibatkan perlengkapan teknologi yang rumit. Peragaan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan.
Dibawah ini adalah salah satu metode penyajian benda peraga
Gambar 2.13 : Metode penyajian benda peraga di PP Iptek TMII
Gambar 2.10 : Rg. peraga cahaya
Gambar 2.11 : Rg. peraga energi SDA
Gambar 2.12 : Rg. Peraga telekomunikasi
komputer
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.1.2.2 Studi Lansekap Karena proyek ini adalah sebuah tatanan massa, maka diperlukan
perhatian dalam hal lansekapnya. Yang dapat diambil dari studi ini adalah : - Tingkatan ruang luar.
Dalam lansekap juga terdapat ruang luar atau yang biasa disebut dengan arsitektur tanpa atap Ashihara,hal. 9. Ruang positif adalah ruang yang
direncanakan, sedangkan ruang negatif adalah sebaliknya Ashihara,hal. 14. Dalam merencanakan ruang luar hal awal yang harus dikerjakan adalah
menetapkan fungsi, menganalisa dan menetapkan luasannya. Sampai saat ini ada 2 garis besar ruang pokok, yaitu untuk keperluan manusia berjalan kaki
dan kendaraan Ashihara,hal. 63. Tingkatan ruang luar adalah Ashihara, hal 84:
Ruang luar dapat terdiri dari satu ruang, dua ruang atau sejumlah ruang-
ruang yang lebih kompleks, sehingga dalam hal ini mungkin dapat digambarkan suatu tingkatan hirarki untuk ruang-ruang tersebut.
Dalam membuat ruang ada metode-metode untuk menetapkan batas-batas penggunaan dan fungsi ruang. Ruang dapat menjadi :
1. eksterior – semi eksteriorsemi interior – interior. 2. publik – semi publikprivat – privat
3. kelompok besar – kelompok sedang – kelompok kecil 4. kepentingan hiburan – sedang – ketenangan artistik
5. kepentingan olahraga – sedang – daerah budaya yang tenang
Gambar 2.14 Hirarki pada ruang luar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.1.2.3 Studi Perkembangan Teknologi Simulasi
Studi mengenai hai ini diperlukan untuk mengetahui perkembangan teknologi simulasi. Kepesatan kemajuan inovasi sistim komputerisasi dan
pemrosesan data; ditopang oleh perkembangan rekayasa sistim telah memposisikan teknologi simulasi dalam memainkan peran yang vital di
bidang rancang-bangun suatu produk industri contoh : wahana transportasi maupun pelatihan operasional wahana tsb. Peran ini distimulir
oleh kemampuan teknologi simulasi dalam mereproduksi karakteristik dinamik atau menduplikasi perilaku sistim sesungguhnya dalam berbagai
kondisi; termasuk situasi kondisi yang bersifat kritikal. Sehingga teknologi simulasi mempunyai kontribusi yang signifikan dalam proses
validasi rancang-bangun suatu produkwahana maupun dalam metodologi pendidikan pelatihan personil operator produkwahana tsb.
Metoda simulasi bisa ditempuh secara berjenjang; mulai dari : off-line, quasy real-time computer simulation, hingga real-time
simulation ;
menggunakan perangkat keras tiruan dummy hingga riil real instrument
dengan melibatkan penerbang dalam ‘siklus kendali tertutup’ pilot in- the-loop simulation.
Prinsip dasar simulasi terbang ialah pembangkitan respons gerak atau mereproduksi karekteristik terbang sebagai akibat masukan pengendalian
yang dilakukan oleh penerbang pilot commandcontrol input maupun gangguan internaleksternal atmospheric disturbance.
Kondisi situasi terbang setiap saat dipantaudipersepsikan oleh penerbang melalui :
panel instrument indicator display, visualisasi pandangan perspektif luar cockpit visual image system,
orientasi orthogonal gerak relatif motion system, perasa gaya pengemudian control feel-force.
Untuk memperoleh duplikasi kemiripan karaketristik terbang pesawat udara high-fidelity simulation, mensyaratkan model matematis yang
representatif diimplementasikan dalam wujud perangkat lunak simulasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17 Simulator kokpit berikut perangkat keras di dalamnya diperlukan sebagai
media perantara pengemudianpengendalian maupun pemantauan penerbang terhadap pesawat udara yang disimulasikan human-machine
interface .
Perangkat sub-sistim penunjang; seperti visual system, motion system dibutuhkan untuk acuan umpan-balik orientasi penerbang. Selain itu,
terdapat Control Loading-System; yaitu sistim pembangkit beban- tiruangaya pengendalian pada manipulator kendali penerbang cockpit
flight controller .
Untuk kepentingan operasional; simulator dilengkapi dengan instructor operating station
IOS yang berfungsi untuk inisialisasi, memantau dan mengendalikan skenario simulasi serta mendokumentasikan hasil simulasi.
IOS mempunyai 2 touch-screen LCD-monitor yang menayangkan data besaran fisis panel instrument indicator, video data visualisasi perspektif
luar serta situasi posisi pesawat udara yang disimulasikan. Guna menciptakan impresi terbang yang lebih realistis, penerbang juga disajikan
simulasi bunyisuara yang terdengar di cockpit maupun komunikasi verbal berkaitan dengan prosedur terbang. Contoh perlengkapan simulasi adalah :
Gambar 2.15 Piranti game simulasi Sumber :
googles_aviation.blog
2.1.3 Studi Kasus Monumen Kapal Selam Monkasel Surabaya Pemilihan obyek ini sebagai studi kasus adalah karena Monkasel
merupakan sebuah wahana pendidikan yang mengkhususkan diri pada kapal selam transportasi laut. Di Monkasel yang dapat dipelajari adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18 - struktur organisasi dan jumlah karyawannya
- pemilihan warna dan material - iconpoint of interest keseluruhan wahana
- fasilitas apa saja yang ada beserta waktu pelayanan dan tarifnya - alur sirkulasi pada tatanan
- Site furniture. Struktur Organisasi Dan Jumlah Karyawannya
Berdasarkan hasil wawancara dengan para karyawannya, dapat disimpulkan bahwa Monkasel ini dimiliki dan dikelola oleh PUSKOPAL
Pusat Komando Angkatan Laut. Operasional berdiri sendiri namun beberapa aturan tetap sesuai dengan ketentuan jam buka, gaji karyawan, dsb. Untuk
bagian vital tetap dikepalai oleh orang –orang dari angkatan laut yang telah pensiun dari dinas,dengan total adalah 40 orang yang mengelola tempat ini.
Kurang lebih struktur organisasinya adalah :
Diagram 2.1 Struktur organisasi Monkasel Sumber : Wawancara dan pemikiran penulis, 2010
Pemilihan Warna Dan Material Pemilihan warna keseluruhan rata-rata pada wahana ini adalah biru tua-
hijau yang melambangkan lautan tempat kapal selam ini berada. Warna biru lebih banyak berada pada bagian yang transparan seperti atap canopy,
sedangkan warna hijau lebih didominasi berada pada jalan tanah sebagai lambang daratan.
PUSKOPAL
Keuangan bendahara
Administrasi sekretaris
Operasional lapangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19 IconPoint Of Interest
Keseluruhan Wahana Icon
wahana ini adalah sebuah kapal selam whiskey class, yaitu KRI Pasopati-410 yang ditempatkan sebagai monumen.
Gambar 2.16 : bentuk kapal selam KRI Pasopati-410
Bagian kapal selam ini masih utuh luar dan dalam serta masih dapat dimasuki oleh pengunjung. Data kapal selam ini adalah :
Gambar 2.17 : Data fisik kapal selam KRI Pasopati-410
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20 Fasilitas Apa Saja Yang Ada Beserta Waktu Pelayanan Dan Tarifnya
Fasilitas yang ada adalah sebuah video rama yang menayangkan perjalanan hidup KRI Pasopati dalam sebuah ruangan audio visual dengan
standart minimum, toko souvenir, toko makanan, toilet, café dengan pertunjukan musiknya yang hanya aktif pada malam hari, area bermain anak-
anak, Gazebo, wall climbing, amphiteater outdoor, telepon umum yang masih aktif, loket karcis, koridor pejalan kaki, musholla serta ruang pengelola. Tarif
wahana ini adalah Rp. 5000orang, dan tidak dibedakan antara anak-anak dan dewasa. Tampilan dari fasilitas –fasilitas tersebut adalah :
Gambar 2.18 : café dengan pertunjukan musik
Gambar 2.19 : Amphiteater Video rama
Gambar 2.20 : Area bermain anak gedung pengelola
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21 Gambar 2.21 : Loket karcis cinderamata
Gambar 2.22 : Toilet dan telepon umum
Alur Sirkulasi Pada Tatanan. Alur sirkulasi tatanan adalah linier sesuai dengan bentuk site yang
memanjang kebelakang dan mungkin juga disesuaikan dengan bentuk fisik kapal selamnya, seperti terlihat pada gambar :
Gambar 2.23 : Site plan Monkasel
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22 Site Furniture
Gambar 2.24 : Penunjuk arah Gambar 2.25 : prasasti keterangan benda
Gambar 2.26 : Lampu hias di taman Gambar 2.27 : Penjual dan kotak amal
Gambar 2.28 : Tandon air di depan lukisan
Gambar 2.29 : fire hydrant
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23 Gambar 2.30 : Air Conditioner
Gambar 2.31 : Peta wisata
2.1.4 Analisa Hasil Studi
Berdasarkan studi literatur maupun kasus dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a Pemakai Bangunan
Secara umum pemakai bangunan adalah pengunjung dan pengelola. Dari segi pengunjung dapat diprediksi secara makro kenaikan berkisar 1,25
thn. Maka pada tahun 2009 perkiraan pengunjungnya adalah 129.746.337 orang studi PP Iptek TMII.
Sedangkan secara mikro berdasarkan studi dari Monkasel yang lebih spesifik kapal selam adalah kurang lebih 8000 orangbulan atau 8000 x 12
bln = 96.000tahun. Dengan perhitungan pemasukan Monkasel 40 jutabulan wawancara dibagi harga tiket 5000 rupiahorang tanpa
membedakan orang dewasa anak-anak. Bila pada 2009 ada 8000 pengunjung, dengan kenaikan 1,25 thn maka
tiap tahun rata-rata bertambah 1200-an orang.
b Organisasi Pengelola Berdasarkan wawancara dengan salah satu karyawan Monkasel, dapat di
buat kesimpulan bahwa pembagian jabatan adalah PENGELOLA-STAFF- KARYAWAN dengan pengelola berasal dari dinas angkatan laut
PRIMKOPAL.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24 c Jenis Fasilitas dalam Bangunan
Fasilitas di Monkasel lebih banyak bersifat pasif toko souvenir, toko makanan, café, video rama, area bermain anak-anak, Gazebo, wall
climbing, amphiteater outdoor, koridor pejalan kaki, musholla serta ruang pengelola. Sedangkan area servis KMWC dikelompokkan dalam satu
area dengan tetap membedakan antara pengunjung dengan karyawan dan staff pengelola.
Fasilitas di PP Iptek TMII lebih bersifat interaktif dengan pengunjung transportasi udara, transportasi darat, bunyi dan magnet dan lain
sebagainya. Maka untuk area yang luas diperlukan lebih banyak permainan interaktif
agar tidak bosan, permainan pasif dapat digunakan bila area tidak terlalu luas dan membutuhkan waktu lama untuk mengelilinginya.
d Tampilan Bangunan berkaitan dengan sistim struktur Pada kedua studi diatas PP Iptek dan Monkasel bangunan memberi
kesan formal namun tidak monoton dan kaku karena permainan fasade-nya. Pemakaian struktur serta material yang terbilang baru up to date-lah yang
memberi kesan modern pada bangunan. Pada PP Iptek di TMII terdiri dari 3 lantai namun tidak tampil menjulang secara monumental, melainkan tampil
bongsor dengan bentuk lantai lingkaran. Sementara itu di Monkasel bangunan tampil dengan sangat ’merendah’ diwujudkan dengan 1 lantai,
sehingga sosok kapal selam mampu tampil sebagai point of interest.
e Pola massa dan Sirkulasi Dalam Bangunan PP Iptek TMII dan Monkasel berupa single building dengan sirkulasi dan
pola bangunan linier. Hanya pada Monkasel ada pembagian kegiatan yang merupakan suatu hirarki dari daerah umum ke khusus dari kapal selam ke
video rama.
f Standard Lokasi Bangunan Berdasarkan pengamatan pada studi kasus dan literatur, maka bangunan
ini cocok berada di daerah dalam kota daerah perdagangan jasa, bersaing dengan pusat hiburan dan daerah penunjang lainnya yang
berpotensi mendatangkan pengunjung. Namun meskipun begitu, kembali
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25 pada tujuan utama sebagai wahana komersial maka membangun di daerah
pinggiran sub-kota yang masih minim persaingan juga dapat dipertimbangkan. Dikarenakan bertujuan wisata maka hendaknya tidak
berada di daerah yang penuh polusi.
2.2 Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1 Lingkup Pelayanan