SIKAP MASYARAKAT PENGGUNA JASA LAYANAN TRANSPORTASI UDARA DI SURABAYA (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Pengguna Jasa Layanan Transportasi Udara Di Surabaya Pasca Pemberitaan Pengumuman KNKT Terkait Peristiwa Kecelakaan Pesawat Adam Air).

(1)

Layanan Transportasi Udara Di Surabaya Pasca

Pemberitaan Pengumuman KNKT terkait Peristiwa

Kecelakaan Pesawat Adam Air)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

SISTA RIFKY WIDHYSUNU

0343010069

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2008


(2)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PENGGUNAAN JASA LAYANAN TRANSPORTASI UDARA (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Penggunaan Jasa Layanan Transportasi Udara Pasca Pemberitaan Pengumuman KNKT terkait Peristiwa Kecelakaan Pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan Pada Surat Kabar Jawa Pos)”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1.Bapak Ir. Didiek Tranggono, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.


(3)

ii “Veteran” Jawa Timur.

3.Ibu Dra. Sumardjijati, Msi., Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini.

4.Kedua orang tuaku, Ibuku dan Bapakku tercinta yang dengan kasih sayangnya yang besar dan dengan kesabarannya yang begitu besar yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

5.Berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dengan baik

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karenanya apabila terdapat kekurangan didalam menyusun skripsi ini, peneliti dengan senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, Nopember 2008


(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pengertian Media Massa .... 7

2.1.2. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa .... 9

2.1.3. Berita Di Surat Kabar ... 13

2.1.4. Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak ... 17

2.1.5. Penggunaan Jasa Layanan Transportasi Udara ... 17


(5)

2.1.8. Teori SOR ... 26 2.2. Kerangka Berpikir ... 28 BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30 3.2. Populasi, Sampel dan Teknik

Penarikan Sampel ... 33 3.2.1. Populasi ... 33 3.2.2. Sampel dan Penarikan Sampel 33 3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 36 3.4. Metode Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian .... 39 4.2. Penyajian Data dan Analisis Data .. 44 4.2.1. Identitas Responden ... 44 4.2.2. Sikap Responden Dalam

membaca Berita Jawa Pos .... 46 4.2.3. Sikap Masyarakat Pasca

Pemberitaan Pengumuman KNKT Terkait Kecelakaan Pesawat

Adam Air ... 48


(6)

4.2.3.3. Aspek Konatif .... 60

4.2.4. Kategorisasi Aspek Secara Umum ... 66

4.2.5. Kategorisasi Secara Komulatif 69 BAB V KESIMPULAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73


(7)

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 44 Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ... 45 Tabel 4.3 Maskapai Penerbangan Yang Digunakan .. 47 Tabel 4.4 Aspek Kognitif Responden Mendapatkan

Pengetahuan Tentang Kronologis Kejadian. 49 Tabel 4.5 Aspek Kognitif Responden Mendapatkan

Pengetahuan Tentang Jumlah Korban Jiwa . 51 Tabel 4.6 Aspek Kognitif Responden Mendapatkan

Pengetahuan Tentang Pengumuman KNKT Yang Membekukan Operasional Adam Air ... 53 Tabel 4.7 Aspek Afektif Responden Tentang Senang

Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena Waktu Yang Dibutuhkan Lebih Cepat .... 55 Tabel 4.8 Aspek Afektif Responden Tentang Kecewa

Karena Fasilitas Pelayanan Yang

Dijanjikan ... 57 Tabel 4.9 Aspek Afektif Responden Tentang Takut

Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena Takut Terjadi Kecelakaan ... 59 Tabel 4.10 Aspek Konatif Responden Tentang Lebih

Selektif Dalam Memilih Maskapai

Penerbangan ... 61


(8)

Tabel 4.12 Aspek Konatif Responden Tentang Lebih Teliti Dalam Mengamati Keamanan Dan

Keselamatan ... 65

Tabel 4.13 Aspek Kognitif ... 67

Tabel 4.14 Aspek Afektif ... 68

Tabel 4.15 Aspek Konatif ... 69

Tabel 4.16 Komulatif ... 70


(9)

Gambar 2.1. Bagan Teori Stimulus-Organism-Respons 27 Gambar 2.2. Model Kerangka Pemikiran ... 29 Gambar 3.1. Bagan Multistage Cluster ... 34


(10)

ix Lampiran 1 Kuisioner


(11)

LAYANAN TRANSPORTASI UDARA DI SURABAYA (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Pengguna Jasa Layanan Transportasi Udara Di Surabaya Pasca Pemberitaan Pengumuman KNKT Terkait Peristiwa Kecelakaan Pesawat Adam Air)

Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun pada kenyataannya media massa memberi efektif lain di luar fungsinya itu. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku. Fenomena yang menarik adalah Beberapa waktu ini, surat kabar di tanah air banyak memuat berita tentang pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Hal tersebut terkait dengan kecelakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Sebagaimana diberitakan tim KNKT melakukan investigasi berdasar atas beberapa temuan di lapangan termasuk hasil pemeriksaan kotak hitam (black box) pesawat tersebut. Dari hasil investigasi KNKT bahwa jatuhnya Adam Air jurusan Surabaya- Manado yang membawa 96 orang penumpang (plus 2 pilot dan 4 awak kabin) di perairan Majene, Sulawesi Barat pada tanggal 1 Januari 2007. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara di Surabaya pasca pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air.

Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang sikap masyarakat yang Surabaya yang membaca surat kabar Jawa Pos, Surat Kabar jawa Pos teori S.O.R.

Obyek dalam penelitian ini adalah adalah masyarakat berusia 17 sampai 60 tahun yang bertempat tinggal di kota Surabaya. Dengan menggunakan teknik penarikan sampel Multi Stage Cluster Random Sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aspek kognitif pembaca dalam membaca surat kabar Jawa Pos sebagian besar berada pada kategori yang positif, Aspek afektif dalam menyukai jasa transportasi udara sebagian besar berada pada kategori positif dan Aspek Konatif responden dalam kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap penggunaan jasa transportasi udara sebagian besar berada pada kategori positif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar responden mempunyai sikap positif terhadap pemberitaan di dalam surat kabar Jawa Pos yang umumnya berisi tentang peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air, serta tidak adanya responden yang mempunyai opini negatif dalam penelitian ini. Dengan banyaknya responden yang beropini positif dikarenakan semua responden atau masyarakat ingin mendapatkan informasi yang spesifik tentang pemberitaan pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air.


(12)

1.1. Latar Belakang Masalah

Media massa secara teoritis memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan dan saluran hiburan, namun pada kenyataannya media massa memberi efektif lain di luar fungsinya itu. Efek media massa tidak saja mempengaruhi sikap seseorang namun dapat pula mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.

Efek media dapat pula mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan cepat mempengaruhi mereka, namun juga memberi efek dalam waktu yang lama, sehingga memberi dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama. Hal tersebut karena efek media massa terjadi secara disengaja, namun juga ada efek media yang diterima masyarakat tanpa disengaja.

Media massa merupakan media yang mampu menimbulkan keserempakan diantara khalayak yang sedang memperhatikan pesan yang dilancarkan oleh media tersebut. Bentuk media massa ini antara lain adalah surat kabar dan majalah sebagai media cetak, serta


(13)

radio, televisi dan film sebagai media elektronik. Suatu media massa selain ditunjang dari segi kualitas juga harus didukung oleh faktor kecepatan dan ketepatannya dalam mengulas sebuah informasi. Media massa yang sesuai dengan faktor ini adalah media massa cetak. Salah satu media massa cetak yang banyak dikonsumsi dan digunakan oleh masyarakat sebagai sumber informasi adalah surat kabar. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti akan memfokuskan penelitian pada media surat kabar.

Beberapa waktu ini, surat kabar di tanah air banyak memuat berita tentang tentang pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Hal tersebut terkait dengan kecelakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Sebagaimana diberitakan tim KNKT melakukan investigasi berdasar atas beberapa temuan di lapangan termasuk hasil pemeriksaan kotak hitam (black box) pesawat tersebut. Dari hasil investigasi KNKT, disimpulkan bahwa jatuhnya Adam Air jurusan Surabaya- Manado yang membawa 96 orang penumpang (plus 2 pilot dan 4 awak kabin) di perairan Majene, Sulawesi Barat pada tanggal 1 Januari 2007 tersebut disebabkan karena pilot kehilangan fokus saat memperbaiki kerusakan alat navigasi (inertial reference


(14)

system-IRS). Akibatnya, pesawat tersebut tidak bisa lagi dikendalikan dan akhirnya menghujam ke laut.

Kasus jatuhnya pesawat Adam Air tersebut hanya merupakan salah satu kasus kecelakaan yang terjadi di dunia transportasi udara di Indonesia. Sebelumnya sudah banyak sekali terjadi kasus kecelakaan yang melibatkan maskapai penerbangan lain dan menelan banyak korban. PT. Adam Air hanyalah salah satu perusahaan transportasi udara yang mengudara dari 20 maskapai niaga berjadwal pemegang air operator certificate (AOC) 121, ada 7 maskapai bertengger di kategori pertama. Ketujuh maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia AirAsia, Lion Mentari, Mandala Airlines, Wings Air, dan Batavia Airlines.

Jasa Non Aeronautika merupakan jasa pelayanan yang ada dalam transportasi udara seperti pelayanan penumpang yang memberikan harga murah untuk para penumpangnya, Pelayanan Penerbangan Haji setiap tahun ibadah haji menggunakan tranportasi udara yang sudah ditunjuk khusus oleh pemerintah, pelayanan cargo memberikan keamanan dan kelancaran proses pengiriman barang melalui pengiriman udara, dan jasa pengamanan bandara yang mempergunakan sistem serta prosedur yang mengacu pada berbagai standar dan ketentuan baik


(15)

internasional maupun nasional. Jasa-jasa ini menjadi pertimbangan para penumpang untuk menggunakan

transportasi udara (http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=PROF

IT&rbrk=&id=27476&postdate=2007-12-18&detail=PROFIT). Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sikap masyarakat dalam menggunakan jasa layanan transportasi udara.

Menurut LaPierre (1934) dalam buku sikap manusia, Drs. Saifuddin Azwar, MA, (2007:5) Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap pada penelitian ini akan difokuskan pada bagaimanakah pandangan masyarakat tentang maskapai penerbangan lain yang ada di Indonesia. Peneliti ingin mengetahui, apakah setelah adanya berita tersebut, masyarakat menjadi tidak percaya terhadap kinerja maskapai penerbangan di Indonesia dengan tidak lagi menggunakan jasa penerbangan (beralih ke alat transportasi lain) atau tetap menggunakan jasa penerbangan tetapi memilih


(16)

maskapai yang memiliki kredibilitas yang baik ataukah ada hal-hal lain yang menjadi pertimbangan masyarakat. Untuk mencapai tujuan penelitian, digunakan teori SOR yaitu Stimulus adalah pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air, Organism adalah masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara serta Respon adalah sikap masayrakat pengguna dalam memilih alat transportasi yang aman digunakan.

Peneliti memilih Surabaya sebagai lokasi penelitian karena lokasi kecelakaan yang kesekian kalinya dialami oleh Adam Air pada tahun 2007 yang lalu yaitu insiden pendaratan keras (hard landing) terjadi di Surabaya. Dipilihnya Jawa Pos sebagai media yang diteliti karena Jawa Pos memuat berita seputar pembekuan izin operasi Adam Air secara berlanjut yaitu mulai edisi 19 Maret hingga 23 Maret 2008.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimanakah sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara di Surabaya pasca pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan


(17)

Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air Di Majene Sulawesi Selatan?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimanakah sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara di Surabaya pasca pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air Di Majene Sulawesi Selatan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a.Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya pengaruh media cetak yaitu surat kabar terhadap pembaca dan lebih melengkapi khasanah ilmu pengetahuan.

b.Secara Praktis

Dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk lebih waspada dalam memilih maskapai penerbangan dan berbagai maskapai penerbangan yang ada di Indonesia untuk meningkatan pengamanan dalam pesawat.


(18)

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Media Massa

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam pada jumlah banyak dengan menggunakan media (Effendi, 2003:79-80).

Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan


(19)

norma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3).

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai lapisan sosial, terutama di masyarakat kota. Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film, dan lain-lain, tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam masyarakat (Sugiharti, 2000:3).

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan, dan penyampaian pesan baik itu bersifat informasi, edukasi, persuasi, dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic).


(20)

Begitu pesan disebarkan komunikator, tidak diketahuinya apakah pesan itu diterima, dimengerti, atau dilakukan oleh komunikan (Effendi, 2003:314).

Media massa yang digunakan sebagai sumber berita tentang Kampanye Antisuap dalam penelitian ini yaitu media cetak berupa surat kabar yang menginformasikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan Kampanye Antisuap baik berupa informasi, himbauan ataupun iklan layanan masyarakat.

2.1.2. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa berfungsi menyiarkan infomasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media (Effendy, 2003:80).

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa modern meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 2003:79).

Secara teoritis, berbagai media massa memiliki fungsi sebagai saluran informasi, saluran pendidikan, dan saluran hiburan, namun kenyataannya media massa


(21)

memberikan efek lain di luar fungsinya itu. Efek media massa tidak hanya mempengaruhi sikap seseorang namun pula dapat mempengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sistem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat.

Hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam waktu pendek sehingga dengan cepat dapat mempengaruhi mereka, namun juga memberi efek dalam waktu yang lama, sehingga memberi dampak pada perubahan-perubahan dalam waktu yang lama.

McQuail menjelaskan bahwa :

“Efek media massa memiliki andil dalam pembentukan sikap, prilaku, dan keadaan masyarakat. Antara lain terjadinya penyebaran budaya global yang menyebabkan masyarakat berubah dari tradisional ke modern. Selain itu, media massa juga mampu mengubah masyarakat dari kota sampai ke desa, sehingga menjadi masyarakat konsumerisme.” (Bungin, 2006 : 320).

Berkaitan dengan efek media massa maka salah satu media massa yang juga dapat memberikan efek kepada khalayaknya adalah surat kabar. Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak ke dalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan secara teratur, bias terbit setiap hari atau seminggu satu kali (Djuroto, 2002:11).


(22)

Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu komunikasi, khususnya pada studi komunikasi massa. Dalam buku “Ensiklopedi Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media massa cetak yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala : bias harian, mingguan dan bulanan, serta diedarkan secara umum ( Junaedhi, 1991 : 257).

Surat kabar pada perkembangannya, menjelma sebagai salah satu bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan & kewenangan untuk menjadi sebuah kontrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut disebabkan karena falsafah pers yang selalu identik dengan kehidupan sosial, budaya dan politik.

Menurut Sumadiria (2005 : 32-35) dalam Jurnalistik Indonesia menunjukkan 5 fungsi dari pers yaitu :

1. Fungsi Informasi, sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secepat cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya yang actual, akurat, factual dan bermanfaat.

2. Fungsi Edukasi, maksudnya disini informasi yang disebar luaskan pers hendaknya dalam kerangka


(23)

mendidik. Dalam istilah sekarang pers harus mau dan mampu memerankan dirinya sebagai guru pers.

3. Fungsi hiburan, pers harus mampu memerankan dirinya sebagai wahana hiburan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi semua lapisan masyarakat.

4. Fungsi kontrol sosial atau koreksi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan masyarakat. Pers akan senantiasa menyalahkan ketika melihat penyimpangan dan ketidak adilan dalam suatu masyarakat atau negara.

5. Fungsi mediasi, dengan fungsi mediasi, pers mampu menjadi fasilitator atau mediator menghubungkan tempat yang satu dengan yang lain, peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain, atau orang yang satu dengan yang lain.

Dari berbagai uraian diatas maka surat kabar sebagai media komunikasi massa berfungsi untuk memberikan berbagai informasi kepada para pembaca sebagai khalayaknya dan sebagai salah satu media massa surat kabar juga memiliki efek yang dapat mempengaruhi pembacanya atas berita-berita ataupun opini yang dibangunnya, dalam hal ini adalah berita di surat kabar terkait kecelakaan yang menimpa pesawat Adam Air di Majene, Sulawesi Selatan.


(24)

2.1.3. Berita di Surat Kabar

Banyak definisi dari berita atau news yang dapat dikethui dari berbagai literatur, yang satu sama lain berbeda disebabkan pandangannya dari sudut yang berlainan.

Beberapa tahun yang lalu para ahli mendefinisikan berita dengan pandangan dari sudut surat kabar saja. Kini media elektronik yang juga menyiarkan berita harus diperhitungkan. Kenyataan menunjukkan bahwa penyiaran berita oleh stasiun radio dan televisi sangat berpengaruh terhadap jurnalistik surat kabar, antara lain dalam kecepatan sampainya berita kepada khalayak. (Effendy, 2004:67)

Berita, baik berita surat kabar, majalah, radio, atau televisi, adalah laporan wartawan. Banyak peristiwa yang terjadi, apakah itu kecelakaan, pemerkosaan, korupsi, atau pernyataan seseorang yang ternama, tetapi jika tidak dilaporkan oleh wartawan, tidak akan menjadi berita. Ciri hakiki berita sebagai laporan dibandingkan dengan laporan lainnya-umpamanya laporan hasil survai, laporan komisi DPR, atau laporan petugas kepada atasannya- ialah bahwa berita merupakan laporan yang sangat sepat (timely) dan mengenai kepentingan umum (public interest). (Effendy, 2004:68)


(25)

Sehubungan dengan hal tersebut, seorang penulis jurnalistik kenamaan bernama Frank Luther Mott dalam bukunya News Survey of Journalism, yang menyatakan bahwa paling sedikit ada delapan konsep berita yang meminta perhatian perhatian kita. Konsep tersebut adalah sebagai berikut (Effendy, 2004:68):

1.Berita sebagai laporan tercepat (news as timely report)

Konsep ini menitikberatkan pada segi “baru terjadinya” (newness) sebagai faktor terpenting dari sebuah berita.

2.Berita sebagai rekaman (news as record)

Berita yang tercetak dalam surat kabar merupakan bahan dokumentasi.

3.Berita sebagai faktor objektif (news as objectve facts)

Sebuah berita harus fakual dan objektif. Tetapi nilai objektif untuk suatu fakta merupakan hal yang membingungkan, karena tidaklah mungkin ada objektivitas yang mutlak.

4.Berita sebagai interpretasi (news as interpretation) Dalam situasi yang kompleks yang menyangkut bidang politik, ekonomi, atau ilmu pengethuan, suatu fakta perlu dijelaskan agar pembaca mengerti. Mereka perlu


(26)

diberi penjelasan mengenai sebab-akibatnya, latar belakangnya, akibatnya, situasinya, dan hubungannya dengan hal-hal lain.

5.Berita sebagai sensasi (news as sensation)

Di sini terdapat unsur subjektif, yakni bahwa sesuatuyang mengejutkan san yang menggetarkan atau mengharukan bagi pembaca yang satu akan berlainan dengan pembaca yang lain.

6.Berita sebagai minat insani (news as human interest) Di sini menariknya berita bukan karena pentingnya peristiwa yang dilaporkan, tetapi karena sifatnya menyentuh perasaan insani, menimbulkan perasaan iba, terharu, gembira, prihatin, dan sebagainya.

7.Berita sebagai ramalan (news as prediction)

Wartawan cenderung untuk menaruh perhatian kepada masa depan daripada masa kini dan masa lalu. Sebabnya ialah karena minat pembaca terutama terletak pada masa depan. Pada umumnya yang kita harapkan dari berita, di samping yang merupakan informasi mengenai kejadian kini, juga ramalan yang masuk akal mengenai masa depan.

8.Berita sebagai gambar (news as picture)

Gambar-gambar yang disajikan dalam halaman surat kabar jumlahnya semakin banyak. Ilustrasi halaman


(27)

surat kabar, selain sifatnya semata-mata hiburan juga mengandung nilai berita. Banyak kejadian yang melaporkan dalam bentuk gambar yang sering kali lebih efektif daripada kalau diterangkan dengan kata-kata.

Dalam sebuah surat kabar atau majalah terdapat 3 kelompok besar yaitu berita (news) meliputi berita langsung (straight news), berita foto (photo news), berita suasana berwarna (colour news), berita menyeluruh (comprehensive news), berita mendalam (depth news), berita penafsiran (interpretative news) dan berita penyelidikan (investigative news). Kelompok opini meliputi tajuk rencana atau editorial, karikatur, pojok, artikel, kolom dan surat pembaca yang biasa ditempatkan dalam satu halaman khusus agar dapat terpisah secara tegas antara berita dan opini. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari norma dan etika luhur jurnalistik yang tidak menghendaki berita sebagai fakta objektif, diwarnai atau dibaurkan dengan opini sebagai pandangan yang sifatnya subjektif (Sumadiria, 2005:2).

Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka berita mengenai peristiwa kecelakaan Adam Air merupakan salah satu berita yang termasuk dalam kategori berita


(28)

penyelidikan (investigative news), karena berita mengenai kecelakaan tersebut disampaikan secara bersambung dan disampaikan kepada pembaca sebagai upaya transparansi penyelidikan pihak berwajib atas penyebab terjadi kecelakaann tersebut dan sebagai upaya kontrol sosial dari berbagai peristiwa yang terjadi di tanah air.

2.1.4. Pembaca Surat Kabar Sebagai Khalayak

Pembaca surat kabar dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan jumlah pembaca surat kabar secara kasar bisa juga dilihat dari penambahan jumlah terbitan dan kenaikan sirkulasi surat-surat kabar yang telah ada. Pendorong naiknya jumlah pembaca yaitu semakin tingginya tingkat melek huruf di masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan lebih mungkin untuk membaca surat kabar. Kategori pembaca surat kabar bisa dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, tingkatan usia, tingkatan pendidikan, kelas sosial ekonomi dan lain-lain.

2.1.5. Keselamatan Penguna Jasa Transportasi Udara Menurut KNKT

Pemanfaatan jasa transportasi udara saat ini seolah sudah menjadi kebutuhan primer yang harus


(29)

dilakukan dalam melakukan transportasi yang dilayani oleh transportasi udara.

Maskapai penerbangan di Indonesia baik domestik maupun asing dalam melayani kebutuhan masyarakat pengguna jasa transportasi udara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya maskapai penerbangan yang bertengger di kategori teratas. Ketujuh maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia AirAsia, Lion Mentari, Mandala Airlines, Wings Air, dan Batavia Airlines.

Pada dasarnya para penumpang sebagai pengguna jasa transportasi udara membutuhkan kenyamanan, keamanan dan pelayanan selama bepergian. Untuk mencapai hal tersebut, pengguna jasa transportasi udara berharap kepada departemen perhubungan agar lebih sering melakukan pemantauan terhadap maskapai penerbangan dan ada peningkatan keselamatan yang akan diberikan oleh maskapai penerbangan serta bandara-bandara yang ada. Beberapa faktor yang penting dalam keselamatan penggunaaan transportasi udara diantaranya adalah faktor kenyamanan, keselamatan, keamanan, tarif serta rute penerbangan.


(30)

Departemen Perhubungan berharap PT Angkasa Pura sebagai pengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pengguna jasa bandara. Dengan penambahan fasilitas En-Route Radar Service antara Jakarta Control Area (Jakarta ACC) dan Bali Control Area (Bali ACC), sehingga memungkinkan pemantauan radar yang lebih efektif atas ruang udara di sepanjang jalur penerbangan. Dengan demikian, kapasitas ruang udara di rute-rute tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk menampung lebih banyak jumlah penerbangan, sekaligus tetap mempertahankan standar faktor keselamatan penerbangan yang tinggi.

Pemanfaatan teknologi memegang peranan cukup penting dalam keselamatan pengguna jasa transportasi udara. Keselamatan dapat terlaksana jika bandara-bandara dilengkapi dengan beberapa fasilitas dan peralatan canggih seperti:

(1) Peralatan Flight Procedure Design and Airspace Management (FPDAM), yang sangat membantu penerbang dalam proses tinggal landas maupun pendaratan di bandara.


(31)

(2) Peralatan Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM) untuk membuat peta navigasi udara yang dibutuhkan oleh petugas Air Traffic Services (ATS) dalam menentukan posisi pesawat dan rute penerbangan.

(3) Penggunaan Simulation Model (SIMMOD) yang sangat memudahkan proses penghitungan kapasitas suatu ruang udara, kapasitas ruang parkir pesawat dan kapasitas landasan pacu bandara.

(http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=PROF IT&rbrk=&id=27476&postdate=2007-12-18&detail=PROFIT)

2.1.6. Peristiwa Kecelakaan Adam Air

Beberapa waktu ini, surat kabar di tanah air banyak memuat berita tentang tentang pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Hal tersebut terkait dengan kecelakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Sebagaimana diberitakan tim KNKT melakukan investigasi berdasar atas beberapa temuan di lapangan termasuk hasil pemeriksaan kotak hitam (black box) pesawat tersebut. Dari hasil investigasi KNKT, disimpulkan bahwa jatuhnya Adam Air jurusan Surabaya- Manado yang membawa 96 orang penumpang (plus 2 pilot dan 4 awak kabin) di perairan


(32)

Majene, Sulawesi Barat pada tanggal 1 Januari 2007 tersebut disebabkan karena pilot kehilangan fokus saat memperbaiki kerusakan alat navigasi (inertial reference system-IRS). Akibatnya, pesawaat tersebut tidak bisa lagi dikendalikan dan akhirnya menghujam ke laut (Jawa Pos Edisi 26 Maret 2008).

Sejak kasus kecelakaan yang terjadi di Majene Sulawesi tersebut diberitakan secara besar-besaran di berbagai media massa, Maskapai Adam Air tidak masuk dalam list Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. AOC-nya telah dibekukan seiring larangan terbang untuk seluruh pesawatnya sejak pekan lalu. Pembekuan Adam Air dimulai 9 Maret 2008 lalu melalui surat No:AU/1724/DSKU/0862/2008. Adam Air dinilai melakukan penyimpangan dalam pengoperasian pesawat terkait aspek keselamatannya seperti pada kejadian kecelakaan pesawat milik maskapai Adam Air antara lain terjadi pada Februari 2006. Saat itu salah satu pesawat AdamAir tersesat di Bandara Tambolaka, NTT. Kemudian, pesawat Adam Air hilang di perairan Majene, Sulawesi Barat, pada awal 2007. Selang beberapa bulan, kembali terjadi insiden pendaratan keras (hard landing) di Surabaya (http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/03/25/brk,20080325-119777,id.html)


(33)

Rencana awal penghentian operasi Adam Air adalah tanggal 21 Maret 2008. Tapi dipercepat oleh pihak departemen perhubungan menjadi tanggal 19 Maret 2008 pukul 00.00 WIB. Surat keputusan Dirjen Perhubungan tentang surat izin operasi langsung diberikan kepada Dirut Adam Air, Adam Aditya Suherman. Adam Air dapat beroperasi kembali jika sudah memperbaiki laporannya terhadap Ditjen Perhubungan Udara dalam jangka waktu tiga bulan dari waktu yang ditetapkan (Jawa Pos Edisi 19 Maret 2008).

Kasus jatuhnya pesawat Adam Air tersebut hanya merupakan salah satu kasus kecelakaan yang terjadi di dunia transportasi udara di Indonesia. Sebelumnya sudah banyak sekali terjadi kasus-kasus kecelakaan yang melibatkan maskapai penerbangan lain dan menelan banyak korban. PT. Adam Air hanyalah salah satu perusahaan transportasi udara yang mengudara dari 20 maskapai niaga berjadwal pemegang air operator certificate (AOC) 121, ada 7 maskapai bertengger di kategori pertama. Ketujuh maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia AirAsia, Lion Mentari, Mandala Airlines, Wings Air, dan Batavia Airlines.


(34)

2.1.7. Sikap

Menurut LaPierre (1934) dalam buku sikap manusia, Drs. Saifuddin Azwar, MA, (2007:5) Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Dalam ilmu psikologi sosial, sikap banyak sekali diteliti, mulai dari teori, konstruksi, konsep hingga pengukurannya. Berikut ini adalah beberapa difinisi mengenai sikap :

1.Menurut Rakhmat, Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi. Berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap (Rakhmat, 1999 : 39 – 40)”.

2.Menurut Sheriff, Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekanan masa lalu, tetapi menentukan apakah orang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Rakhmat, 1999 : 40).

3.Menurut Sutisna, Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek atau kelompok obyek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten (Sutisna, 2003:99).

Dari definisi diatas dapat terlihat bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi harus terlebih dahulu ditafsirkan sebagai tingkah laku


(35)

yang masih tertutup. Selain itu pengertian sikap juga menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan praktis, sikap seringkali diharapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional. Jadi, sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap objek sikap kita. Evaluasi rangkuman rasa suka atau tidak suka terhadap objek adalah inti dari sikap.

Mar’at dalam Dayakisni (2003 : 96) menjelaskan bahwa pada hakekatnya sikap adalah merupakan suatu interaksi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut ada tiga, yaitu:

1.Komponen Kognitif

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tertentu.

2. Komponen Afektif

Yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.


(36)

3. Komponen Konatif

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

Efek kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualnya. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan perkataan lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. Efek afektif lebih tinggi kadarnya daripada efek kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, takut, cemas, gembira, marah, dan sebagainya. Yang paling tinggi kadarnya adalah efek behavioral, yaitu yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.

Adapun pengaruh media massa tidak harus langsung terlihat, namun terpaan yang berulang-ulang pada akhirnya dapat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat. (Mulyana, 1999: 143)

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa adanya efek komunikasi tersebut, maka terjadi perubahan sikap komunikan setelah mereka diterpa pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga dasar landasan teori yang


(37)

dipakai bukan pada adanya pengaruh (efek, dampak) komunikan, tetapi pada bentuk sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara pasca pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air di Surat Kabar Jawa Pos sebagai salah satu media. Jadi jika komunikasi yang di lakukan antara komunikator dengan komunikan mempunyai efek, maka terjadi perubahan sikap komunikan, sebaliknya jika komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan “gagal”, maka tidak terjadi perubahan sikap pada komunikan. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa untuk mengetahui sikap komunikan dapat diketahui melalui efek komunikasi.

2.1.8. Teori SOR

Teori yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R ( Stimuli-Organism-Respons), Teori S-O-R merupakan singkatan dari Stimulus-Organism-Respons. Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam model ini adalah:


(38)

a.Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa lambang atau tanda.

b.Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima sebagai informasi, dan komunikan akan memperhatikan informasi yang sampaikan komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya, komunikan mencoba untuk mengrtikan dan memahami setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator.

c. Efek (Respon), merupakan dampak daripada komunikasi. Efek dari komunikasi adalah perubahan perilaku (Effendy, 1993:253)

Effendi (2000:254) mengutipkan pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap ada tiga variabel penting, yaitu : perhatian pengertian, penerimaan. Secara sistematis digambarkan sebagai berikut :

Organisme

-perhatian

-pengertian

- penerimaan

Response Stimulus


(39)

Melalui gambar di atas dapat diketahui bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan yakni pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air kepada pembaca mungkin dapat diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Komunikan inilah yang akan melanjutkan proses berikutnya setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah perilaku yaitu sikap masyarakat dalam memilih jasa layanan transportasi udara yang aman digunakan.

2.2. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimanakah sikap masyarakat pengguna dalam memilih jasa layanan transportasi udara yang aman digunakan pasca pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air di Surat kabar Jawa Pos. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori S-O-R. Dimana yang menjadi stimulus atau rangsangan adalah adalah pemberitaan pengumuman KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) terkait


(40)

peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air di media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos. Pemberitaan tersebut mengandung pesan tentang pembekuan izin operasi Adam Air terkait dengan peristiwa kecekalakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Organisme dalam penelitian ini adalah masyarakat yang membaca berita terkait pemberitaan kecelakaan adam Air tidak hanya menerima tetapi juga melakukan penyaringan informasi dengan detail tentang penyebab terjadinya kecelakaan di Majene. Kemudian timbul efek dari stimulus itu antara lain sikap masyarakat pengguna dalam memilih jasa layanan transportasi udara yang aman digunakan.

Untuk lebih jelasnya dapat diterapkan melalui bagan di bawah ini :

Masyarakat

Surabaya :

- perhatian

- pengertian

- penerimaan

Sikap Masyarakat pengguna dalam memilih jasa layanan transportasi udara yang aman digunakan

Indikator yang digunakan :

- Kognitif

- Afektif

- Konatif

Pemberitaan Pengumuman KNKT (Komite Nasional

Keselamatan Transportasi)


(41)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah memberikan makna pada variabel dengan cara menetapkan aktivitas–aktivitas atau operasi yang diperlukan untuk mengukurnya.

Penelitian ini hanya meneliti variabel tunggal atau single yaitu sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara pasca pemberitaan pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel sikap tersebut :

Kecenderungan masyarakat Surabaya untuk bertindak, berpikir, dan berpersepsi dalam mengambil keputusan dalam mengunakan jasa layanan transportasi udara setelah membaca berita yang disajikan dalam surat kabar Jawa Pos yaitu pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan. Sikap ini dapat dibedakan dalam 3 hal yakni komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif.


(42)

Variasi sikap diukur berdasarkan komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif yang meliputi :

a.Aspek Kognitif yaitu pengetahuan atau pemahaman masyarakat Surabaya tentang kronologis terjadinya kecelakaan, jumlah korban jiwa, pembekuan maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan di Majene. b.Aspek Afektif yaitu perasaan masyarakat Surabaya

yang menyukai jasa transportasi udara karena lebih cepat bila dibandingkan dengan transportasi darat dan laut, fasilitas yang diberikan lebih baik, perawatan pesawat dilakukan berkala sehingga memberikan rasa aman bagi penumpang.

c.Aspek Konatif

Meliputi kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap penggunaan jasa transportasi udara seperti lebih selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Departemen Perhubungan, berharap departemen perhubungan lebih sering melakukan pemantauan terhadap maskapai penerbangan, berharap pihak departemen perhubungan lebih sering berkoordinasi dengan pihak maskapai agar jangka waktu regenerasi pesawat diperpendek.


(43)

Hal-hal tersebut selanjutnya dijabarkan dalam pernyataan-pernyataan yang lebih operasional. Pernyataan yang operasional inilah yang akan menjadi komponen skala pengukuran (Singarimbun, 1989:134). Pernyataan-pernyataan tersebut terdiri dari pernyataan yang menyatakan hal-hal positif yaitu kalimat dari pernyataan tersebut mendukung atau memihak. Pernyataan positif ini disebut pernyataan favorable. Selain itu pernyataan tersebut juga terdiri dari hal-hal negatif yaitu hal- hal yang bersifat tidak mendukung atau tidak kontra terhadap obyek yang hendak diungkap. Pernyataan yang negatif ini disebut pernyataan unfavorable.

Suatu skala sikap berisi pertanyaan favorable dalam penelitian ini, digunakan skala likert, yaitu : Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

Setuju (S) diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

masing-masing alternative jawaban dihitung dengan menggunakan rumus :

diinginkan

yang Jenjang

terendah

jawaban

Skor tertinggi

jawaban


(44)

Sedangkan tolak ukur terjadinya pengaruh terhadap sikap masyarakat, dapat diketahui melalui respon atau tanggapan yang dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu (a) respon positif, jika seseorang menyatakan setuju, (b) respon negatif, jika seseorang menyatakan tidak setuju, (c) respon netral, jika seseorang tidak memberikan pendapatnya tentang suatu obyeknya.

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan di duga. Populasi dalam penelitian ini adalah 1.920.602 masyarakat yang berumur minimal 17 sampai 60 tahun dengan alasan karena pada usia 17 terjadi penambahan kemampuan pada seseorang dan pada umur 36 penambahan akan bertambah. Kemampuan yang memerlukan kecepatan reaksi akan mulai menurun ada akhir masa remaja. Prestasi intelligen yang memerlukan fleksibilitas akan mencapai puncaknya pada masa sudah remaja (Gunarsa, 2007:62).

3.2.2. Sampel dan Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari masyarakat berusia 17 tahun yang bertempat tinggal di kota Surabaya. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian


(45)

ini adalah dengan menggunakan teknik cluster beberapa tahap (Multi Stage Cluster Random Sampling), adapun bagannya adalah sebagai berikut:

N

N.1

N.1.a N.1.b

N.a N.b N.c N.d

N.2.a

N.e N.f N.g N.h

Gambar 3.1. Bagan Multistage Cluster N.2.b N.2

Maka secara sistematis teknik penarikan sampel dilakukan 3 tahap yang digambarkan sebagai berikut : a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan pada wilayah

penelitian di kota Surabaya, kota Surabaya memiliki lima bagian wilayah yakni Surabaya pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Setelah diacak maka nantinya akan terpilih dua (2) wilayah Surabaya yaitu Surabaya Pusat dan Surabaya Timur.

b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan kecamatan pada wilayah Surabaya yang terpilih. Yaitu untuk surabaya


(46)

pusat terpilih kecamatan Bubutan dan Genteng. Sedang untuk surabaya timur terpilih kecamatan Rungkut dan Tenggilis Mejoyo.

c. Tahap ketiga dilakukan pemilihan kelurahan pada wilayah kecamatan yang terpilih. Yaitu untuk kecamatan Bubutan terpilih kelurahan Tembok Dukuh dan Bubutan. Dan untuk kecamatan Genteng terpilih kelurahan Embong Kaliasin dan Genteng. Sedang untuk kecamatan Rungkut terpilih kelurahan Penjaringan sari dan Kalirungkut. Dan untuk kecamatan Tenggilis Mejoyo terpilih kelurahan Kalisari dan Tenggilis Mejoyo.

Tabel 3.1

Jumlah Penduduk Di 8 Kelurahan

No Kelurahan Jumlah

1 Kelurahan Tembok Dukuh 13.684

2 Kelurahan Bubutan 14.597

3 Kelurahan Embong Kaliasin 9.015

4 Kelurahan Genteng 2.893

5 Kelurahan Penjaringan Sari 10.204 6 Kelurahan Kalirungkut 7.874 7 Kelurahan Kutisari 15.452 8 Kelurahan Tenggilis Mejoyo 18.379

Jumlah 92.098 Sumber : Badan Pusat Statistik (2002)

Untuk menghitung jumlah sampel dalam peneltian ini menggunakan rumus Yamane yaitu sebagai berikut :


(47)

1 N(d) N n 2   Keterangan : N = Populasi

n = Jumlah sampel.

d = Presisi (derajat ketelitian 10%). 1 = angka konstan

1 0.1) 1.920.602. 1.920.602 n 2   1 19.206,02 1.920.602 n   100 99,99 19.207,02 1.920.602

n  

jadi jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang memberikan jawaban jawaban dari kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku penunjang penelitian.

Jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner tertutup yang berupa angket. Yang dimaksud kuisioner tertutup adalah kemungkinan jawaban


(48)

sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain (Singarimbun, 1989:45).

3.4. Metode Analisis Data

Setelah seluruh data diperoleh, peneliti akan menganalisis data tersebut dengan analisis kuantitatif, yaitu dengan menganalisis sikap masyarakat Surabaya terhadap penggunaan jasa layanan transportasi udara pasca pemberitaan KNKT terkait peristiwa kecelakaan Pesawat Adam Air di Majene Sulawesi Selatan dalam bentuk uraian atau penjelasan deskriptif tentang fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian diinterpretasikan lebih mendalam hingga pada tahap kesimpulan. Jadi jelaslah analisis ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Bungin, 2005 : 65-67).

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan yang diajukan. Data yang didapat dianalisis secara


(49)

kuantitatif dengan menggunakan rumus :

100% P

F

N  Keterangan :

P : Persentase Responden F : Frekuensi Responden N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut maka diperoleh apa yang diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan.


(50)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Adam Air merupakan sebuah sistem penerbangan swasta yang berpusat di Lapangan Terbang Antarabangsa Soekarno Hatta, Jakarta, Indonesia dengan hab sekundernya di Medan dan Surabaya.

Walaupun kadangkala dirujuk sebagai satu penerbangan berkos rendah, ia memasarkan dirinya sebagai satu syarikat penerbangan yang merentangi di antara berkos rendah dan penerbangan tradisi dengan menawarkan perkhidmatan atas kapal dengan hidangan, tetapi pada harga persaingan, serupa dengan model yang digunakan oleh syarikat Valuair yang berpusat di Singapura.

Syarikat penerbangan ini ditubuhkan pada 2002 oleh ahli perniagaan dan ahli politik Indonesia terkenal, Agung Laksono bersama Sandra Ang.

Syarikat Adam Air telah memulakan operasi pada 19 Disember 2003 dengan 2 Boeing 737 disewa dari GE Capital Aviation Services. Ianya dipunyai sepenuhnya


(51)

dan dinamakan sempena nama Adam Adhitya Suherman, ketua eksekutif syarikat berkenaan.

Boeing 737 Adam Air

 6 Boeing 737-200

 4 Boeing 737-300

 8 Boeing 737-400 (termasuk yang masih hilang)

 1 Boeing 737-500

Rekor keselamatan Adam Air telah dikritik pada masa lalu. Dalam 2006 sekurang-kurangnya satu kapalterbang tergelincir dari landasan, di mana satu lagi telah tersalah arah – paling penting hilang – kemudian membuat pendaratan cemas.

Pada 1 Januari 2007, pengawal trafik udara telah hilang berhubungan dengan Penerbangan 574 Adam Air, kira-kira satu jam sebelum ia dijadualkan mendarat di Manado, Sulawesi, Indonesia. Penerbangan berkenaan berasal dari Surabaya, Jawa. Laporan awal telah dibuat menyatakan bahawa penyelamat telah berjaya mengesan bangkai kapalterbang itu. Bagaimanapun, laporan itu didapati salah. Kapal berkenaan masih lagi hilang, dan para penyelamat berkata mereka masih berharap yang kapalterbang berkenaan dapat membuat pendaratan cemas.


(52)

Pemanfaatan jasa transportasi udara saat ini seolah sudah menjadi kebutuhan primer yang harus dilakukan dalam melakukan transportasi yang dilayani oleh transportasi udara.

Maskapai penerbangan di Indonesia baik domestik maupun asing dalam melayani kebutuhan masyarakat pengguna jasa transportasi udara menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya maskapai penerbangan yang bertengger di kategori teratas. Ketujuh maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Merpati Nusantara Airlines, Indonesia AirAsia, Lion Mentari, Mandala Airlines, Wings Air, dan Batavia Airlines.

Pada dasarnya para penumpang sebagai pengguna jasa transportasi udara membutuhkan kenyamanan, keamanan dan pelayanan selama bepergian. Untuk mencapai hal tersebut, para pengguna jasa transportasi udara berharap ada fasilitas tambahan yang akan diberikan oleh maskapai penerbangan serta bandara-bandara yang ada.

Beberapa faktor yang mempengaruhi para penumpang dalam menggunakan jasa layanan transportasi udara diantaranya adalah faktor kenyamanan, keselamatan, keamanan, tarif serta rute penerbangan. Untuk mendukung hal tersebut, PT. Angkasa Pura selaku penanggung jawab


(53)

dari bandara-bandara yang ada di Indonesia telah menerapkan berbagai layanan diantaranya adalah Jasa Aeronautika.

Jasa Aeronautika merupakan salah satu dari aktivitas bisnis utama PT Angkasa Pura. Dalam melakukan aktivitasnya tersebut, PT. Angkasa Pura senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya, baik dari aspek fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan personil, sehingga mampu melaksanakan misi yang diemban yaitu untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pengguna jasa bandara.

Sejak tahun 2004, Angkasa Pura telah mengimplementasikan fasilitas En-Route Radar Service antara Jakarta Control Area (Jakarta ACC) dan Bali Control Area (Bali ACC), sehingga memungkinkan pemantauan radar yang lebih efektif atas ruang udara di sepanjang jalur penerbangan. Dengan demikian, kapasitas ruang udara di rute-rute tersebut dapat lebih dioptimalkan untuk menampung lebih banyak jumlah penerbangan, sekaligus tetap mempertahankan standar faktor keselamatan penerbangan yang tinggi.

Pemanfaatan teknologi memegang peranan cukup penting dalam berbagai upaya yang dilakukan Angkasa Pura untuk meningkatkan kualitas jasa pelayanan lalu


(54)

lintas udara yang dikelola. Dalam beberapa tahun terakhir ini, misalnya, Angkasa Pura telah melengkapi bandara-bandara yang dikelolanya dengan beberapa fasilitas dan peralatan canggih seperti (http://jurnalnasional.com/?med=Koran%20Harian&sec=PROF

IT&rbrk=&id=27476&postdate=2007-12-18&detail=PROFIT): (1) Peralatan Flight Procedure Design and Airspace

Management (FPDAM), yang sangat membantu penerbang dalam proses tinggal landas maupun pendaratan di bandara.

(2) Peralatan Facility Design Aeronautical Mapping (FDAM) untuk membuat peta navigasi udara yang dibutuhkan oleh petugas Air Traffic Services (ATS) dalam menentukan posisi pesawat dan rute penerbangan.

(3) Penggunaan Simulation Model (SIMMOD) yang sangat memudahkan proses penghitungan kapasitas suatu ruang udara, kapasitas ruang parkir pesawat dan kapasitas landasan pacu bandara.

Keselamatan Penerbangan, Penumpang dan Bagasi merupakan hal yang sangat diharapkan oleh pemakai Jasa Transportasi Udara. Sistem pengamanan dan transfer bagasi sangat diperhatikan oleh perusahaan penerbangan, maupun oleh pemilik bagasi yang akan bepergian.


(55)

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data. 4.2.1. Identitas Responden.

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan tentang karakteristik responden dari obyek penelitian yaitu sebagian masyarakat berusia 17 - 60 tahun yang tinggal di Surabaya. Adapun data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain berdasarkan jenis kelamin dan usia yang dapat diuraikan sebagai berikut selengkapnya tertera pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin F %

1 Laki – laki 69 69

2 Perempuan 31 31

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner I No.3

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki – laki dengan jumlah sebanyak 69 orang atau sebesar 69 % dan yang berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 31 orang atau sebesar 31 %. Dengan banyaknya jumlah responden yang berjenis kelamin laki – laki tersebut dapat dikarenakan responden yang berjenis kelamin laki – laki ini memang memiliki rasa


(56)

keingintahuan yang tinggi terhadap berita tentang pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air, dan yang berjenis kelamin laki – laki ini juga lebih selektif dalam memilih jenis transportasi udara yang digunakan dalam perjalanannya ini dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

No Usia Responden F % 1 17 – 22 Tahun 22 22 2 23 - 30 Tahun 36 36 3 36 – 42 Tahun 26 26 4 42 – 60 Tahun 16 16

jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner I No.4

Dari tabel yang tertera diatas menunjukkan bahwa usia responden yang paling banyak terdapat pada usia antara 23 sampai 30 tahun yakni sebanyak 36 responden atau sebesar 36 %, sedangkan untuk responden yang berusia antara 36 sampai 42 tahun yakni sebanyak 26 responden atau sebesar 26 % dan untuk responden yang berusia antara 17 sampai 22 tahun yakni sebanyak 22 responden atau sebesar 22 %, serta untuk responden yang berusia 42 sampai 60 tahun yakni sebanyak 16 responden atau sebesar 16 %.


(57)

Banyaknya responden yang masih berusia antara 23 sampai 30 tahun hal ini disebabkan karena pada usia tersebut adalah usia dimana kedewasaan sudah terjadi dan usia ini merupakan usia yang paling produktif pada manusia. Pada usia tersebut setiap orang selalu memiliki rasa keinginan yang kuat untuk mengetahui berbagai informasi yang berkembang saat ini dan mempunyai pengetahuan yang selalu kritis akan sebuah informasi. Sedangkan pada usia diatas 40 tahun yaitu masa – masa usia senja / tua jadi minat untuk mendapatkan pengetahuan tentang pemberitaan pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air tidak begitu banyak, mereka lebih senang menghabiskan waktu untuk membaca koran atau tabloid – tabloid tentang politik.

4.2.2. Sikap Responden Dalam Membaca Berita Jawa Pos Untuk mengetahui tingkat sikap responden, maka diperlukan adanya data yang cukup menunjang. Oleh karena itu akan disajikan frekuensi jawaban responden sebagaimana terlihat dalam uraian berikut ini :


(58)

Tabel 4.3

Maskapai Penerbangan Yang Digunakan No Maskapai

Penerbangan F %

1 Garuda Indonesia 24 24

2 Merpati 16 16

3 Air Asia 10 10

4 Sriwijaya Air 8 8

5 Batavia Air 6 6

6 Mendala Air 18 18

7 Lion Air 14 14

8 Lain – lain 4 4

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner II No.6

Dari tabel diatas dapat diketahui sebagian besar responden menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia yakni sebanyak 24 responden atau sebesar 30%, selanjutnya sebanyak 18 responden atau sebesar 18 % mereka menggunakan maskapai penerbangan Mandala Air, serta sebanyak 16 responden atau sebesar 16 % menggunakan maskapai penerbangan Merpati, dan sebanyak 14 responden atau sebesar 14 % menggunakan maskapai penerbangan Lion Air, sedangkan sebanyak 10 responden atau sebesar 10 % menggunakan maskapai penerbangan Air Asia, sedangkan yang menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air yakni sebanyak 8 responden atau sebesar 8 %, serta sebanyak 6 responden atau sebesar 6 % menggunakan maskapai penerbangan Batavia Air dan untuk


(59)

sisanya yang menggunakan maskapai penerbangan selain yang disebutkan yakni sebanyak 4 responden atau sebesar 4 %.

Banyaknya responden yang menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, hal ini dikarenakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia memang sudah menjadi pilihan utama dari responden disamping karena pelayanan yang disajikan oleh karyawan Garuda Indonesia sangat baik, hal lain yang menjadi prioritas dari responden karena kenyamanan dan memang Garuda Indonesia ini jarang sekali mengalami gangguan pada pesawatnya.

4.2.3. Sikap Masyarakat Pasca Pemberitaan Pengumuman KNKT Terkait Kecelakaan Pesawat Adam Air.

Berikut ini adalah data yang menunjukkan tentang sikap masyarakat pasca pemberitaan pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat adam air. Sikap masyarakat dapat dikategorisasikan menjadi tiga aspek yaitu: Aspek Kognitif, Aspek Afektif Dan Aspek Konatif.

4.2.3.1. Aspek Kognitif

Aspek kognitif ini berkaitan dengan pengetahuan atau pemahaman masyarakat Surabaya tentang kronologis terjadinya kecelakaan, jumlah korban jiwa, pembekuan


(60)

maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan di. Pada bagian ini pertanyaan-pertanyaan yang ada akan menunjukkan aspek kognitif dalam membaca surat kabar Jawa Pos. Pertanyaan tentang aspek kognitif ini dibagi menjadi 3 pertanyaan. Data-data dan analisanya ada pada tabel-tabel berikut :

1. Mendapatkan Pengetahuan Tentang Kronologis Kejadian. Memperoleh pengetahuan tentang kronologis terjadinya kecelakaan pesawat Adam Air yang terdapat dalam surat kabar Jawa Pos.

Tabel 4.4

Aspek Kognitif Responden Mendapatkan Pengetahuan Tentang Kronologis Kejadian

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 2 2

2 Tidak Setuju 7 7

3 Setuju 26 26

4 Sangat Setuju 65 65

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.7

Dari tabel yang tertera diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju yakni sebanyak 65 responden atau sebesar 65 % dengan pertanyaan yang diajukan bahwa dengan membaca surat kabar Jawa Pos dapat memperoleh pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi tentang kronologis terjadinya


(61)

kecelakaan pesawat Adam Air, karena dalam surat kabar tersebut menyajikan beragam informasi – Informasi yang sangat lengkap bahwa kecelakaan tersebut bermula dari kerusakan Inertial Reference System (IRS). Kerusakan IRS terjadi 13 menit sebelum kecelakaan. Sedangkan yang menyatakan setuju yakni sebanyak 26 responden atau sebesar 26 %, hal ini dikarenakan dengan membaca surat kabar Jawa Pos pembaca dapat menambah pengetahuan yang berkaitan dengan kronologis terjadinya kecelakaan pesawat Adam Air seperti perkembangan terbaru yaitu bahwa saat itu pesawat berbelok ke kanan 1 derajat per detik. Setelah 35 derajat, terdengar warning bank angle sebanyak 3 kali. Pilot mencoba mengubah arah pesawat ke kiri, namun kemudian terjadi structure failed dan akhirnya pesawat menabrak ke laut. Untuk responden yang menyatakan tidak setuju yakni sebanyak 7 respoden atau sebesar 7 %, hal ini dikarenakan mereka tidak menemukan informasi yang penting dalam surat kabar Jawa Pos, menurutnya berita yang diturunkan belum bisa memenuhi keinginan dari responden, sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju yakni sebanyak 2 responden atau sebesar 2 %, hal ini dikarenakan kebanyakan responden


(62)

selalu mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi dalam membaca surat kabar Jawa Pos terutama terhadap kronologis terjadinya kecelakaan pesawat Adam.

2. Mendapatkan Pengetahuan Tentang Jumlah Korban Jiwa Dalam Kecelakaan.

Mendapatkan pengetahuan pada pertanyaan ini tujuannya bahwa responden ingin mendapatkan pengetahuan tentang berapa jumlah korban jiwa dalam kecelakaan pesawat Adam Air.

Tabel 4.5

Aspek Kognitif Responden Mendapatkan Pengetahuan Tentang Jumlah Korban Jiwa

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 2 2

2 Tidak Setuju 8 8

3 Setuju 20 20

4 Sangat Setuju 70 70

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.8

Tabel yang tertera diatas menunjukkan bahwa 70 responden atau sebanyak 70 % menyatakan sangat setuju bahwa dengan membaca surat kabar Jawa Pos mereka banyak mendapatkan pengetahuan tentang jumlah korban jiwa dalam kecelakaan pesawat Adam Air, karena dalam rubrik ini disajikan secara detail bahwa jumlah korban jiwa dalam kecelakaan ini yaitu nyawa 85 orang dewasa, 7


(63)

anak-anak, 5 balita, 4 awak kabin serta pilot dan kopilotnya melayang. Jasad mereka terkubur dalam laut. Dan sebanyak 20 responden atau sebesar 20 % menyatakan setuju bahwa mereka membaca surat kabar Jawa Pos karena hanya ingin mendapatkan pengetahuan yang terbaru tentang jumlah korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, sehingga kita bisa tahu apakah salah satu korban jiwa tersebut merupakan saudara atau kerabat responden. Pada penelitian ini responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 8 responden atau sebesar 12 %, hal ini dikarenakan mereka tidak menemukan pengetahuan yang detail tentang jumlah korban jiwa, menurut mereka dalam surat kabar Jawa Pos hanya memberitakan jumlah korban tanpa menyebutkan nama-nama dari korban tersebut. Dan yang menyatakan sangat tidak setuju yakni sebanyak 2 responden atau sebesar 2 %, karena kebanyakan dari responden dengan membaca surat kabar Jawa Pos ini berarti mereka selalu ingin mencari pengetahuan yang disajikan didalamnya tentang jumlah korban jiwa yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Adam Air, sehingga responden bisa mengerti bahwa dengan kelalaian dapat mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang melayang.


(64)

3. Mendapatkan Pengetahuan Tentang Pengumuman KNKT Yang Membekukan Operasional Adam Air.

Mendapatkan pengetahuan yang ada di surat kabar Jawa Pos tentang pengumuman KNKT yang membekukan operasional maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan.

Tabel 4.6

Aspek Kognitif Responden Mendapatkan Pengetahuan Tentang Pengumuman KNKT Yang Membekukan

Operasional Adam Air

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 9 9

2 Tidak Setuju 11 11

3 Setuju 27 27

4 Sangat Setuju 53 53

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.9

Tabel yang tertera diatas menunjukan responden yang sangat setuju bahwa mereka mendapatkan pengetahuan terbaru tentang pengumuman KNKT yang membekukan opersional maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan yakni sebanyak 53 responden atau sebesar 53 %, hal ini karena informasi tentang pengumuman KNKT ini disajikan secara jelas dalam pemberitaan di surat kabar Jawa Pos sehingga responden dapat menilai kinerja dari makapai Adam Air dan dengan membaca surat kabar Jawa


(65)

Pos responden mendapatkan banyak informasi tentang pengumuman KNKT yang membekukan opersional maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan, sehingga mereka mendapatkan pengetahuan standar keselamatan penerbangan yang diterapkan manajemen Adam Air dan dapat mengetahui bahwa Adam Air sebagai maskapai penerbangan dengan rating keselamatan penerbangan kategori II masih kurang baik, tersebut sebanyak 27 responden atau sebesar 27 % menyatakan setuju, sedangkan yang menyatakan tidak setuju yakni sebanyak 11 responden atau sebesar 11 %. Hal ini dikarenakan mereka tidak terlalu memikirkan tentang pengumuman KNKT yang membekukan opersional maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan, karena memang mereka tidak ada pemikiran untuk menggunakan jasa transportasi dari Adam Air dan yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa dengan membaca surat kabar Jawa Pos mereka mendapatkan informasi terbaru tentang pengumuman KNKT yang membekukan opersional maskapai penerbangan Adam Air terkait kecelakaan yang sedang diperbincangkan saat ini yakni sebanyak 9 responden atau sebesar 9 %.


(66)

4.2.3.2. Aspek Afektif

Aspek Afektif berkaitan dengan perasaan masyarakat Surabaya yang menyukai jasa transportasi udara karena lebih cepat bila dibandingkan dengan alat transportasi lain, fasilitas yang dijanjikan, takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa. Dalam penelitian ini, responden diberikan 3 pertanyaan, berikut data dan analisanya :

1. Senang Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena Waktu Yang Dibutuhkan Lebih Cepat Dibandingkan Alat Transportasi Lain.

Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang senang menggunakan maskapai penerbangan karena waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan alat transportasi yang lain.

Tabel 4.7

Aspek Afektif Responden Tentang Senang Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena

Waktu Yang Dibutuhkan Lebih Cepat No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Tidak Setuju 3 3

2 Tidak Setuju 5 5

3 Setuju 26 26

4 Sangat Setuju 66 66

Jumlah 100 100


(67)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan responden yang terdiri dari 66 responden atau sebesar 66 % menyatakan sangat setuju bahwa mereka sangat senang menggunakan maskapai penerbangan karena waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan alat transportasi yang lain, dengan menggunakan transportasi udara menurut mereka bisa memanfaatkan banyak waktu dan menghindari rasa capek untuk kepentingan pribadinya dan yang menyatakan setuju sebanyak 26 responden atau sebesar 26 % menyatakan bahwa mereka senang dengan menggunakan transportasi udara dapat mempercepat perjalanan mereka, sehingga urusan mereka tidak sampai terlambat. Dan adapun responden yang menyatakan tidak setuju yakni sebanyak 5 responden atau sebesar 5 % menurut mereka meskipun transportasi udara memang lebih cepat, akan tetapi transportasi udara tersebut memiliki resiko yang lebih besar daripada transportasi darat dan laut dan yang sangat tidak setuju yakni sebanyak 3 responden atau sebesar 3 %, hal ini karena mereka menganggap alat transportasi sama saja, mereka tidak terlalu mengambil pusing harus menggunkan transportasi apapun, karena semua alat transportasi mempunyai resiko yang sama.


(68)

2. Kecewa Karena Fasilitas Pelayanan Yang Dijanjikan. Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang kecewa karena fasilitas pelayanan yang dijanjikan maskapai penerbangan.

Tabel 4.8

Aspek Afektif Responden Tentang Kecewa Karena Fasilitas Pelayanan Yang Dijanjikan

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 5 5

2 Tidak Setuju 7 7

3 Setuju 28 28

4 Sangat Setuju 60 60

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.11

Dari tabel yang tertera diatas menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju dalam penelitian ini yakni sebanyak 60 responden atau sebesar 60 % kecewa dengan fasilitas yang dijanjikan, karena menurut responden maskapai penerbangan tidak mempunyai fasilitas yang lebih baik seperti keselamatan penerbangan, penumpang dan bagasi dan yang menyatakan setuju bahwa responden kecewa dengan fasilitas yang dijanjikan, karena meskipun saat ini transportasi udara sudah memiliki keamanan lebih baik yang dirasa bahwa transportasi udara memiliki Sistem Pengamanan Bagasi yang sangat unik dan aman yang disebut Secure Baggage


(69)

Wrapping yang sudah dimengerti oleh sebagian responden, akan tetapi masih memiliki banyak kekurangan yakni sebanyak 28 responden atau sebesar 28 %. Dan dalam pertanyaan ini responden yang menyatakan tidak setuju yakni sebanyak 7 orang atau sebesar 7 % hal ini dikarenakan mereka tidak terlalu mementingkan fasilitas dari transportasi udara yang mereka pentingkan hanya bisa sampai ketujuan dengan selamat dan responden yang menyatakan sangat tidak setuju yakni sebanyak 5 responden atau sebesar 5 %, hal ini dikarenan semua responden ingin mendapatkan fasilitas yang baik yang diberikan oleh jasa transportasi udara, karena perjalanan udara sangat melelahkan dan sangat banyak mengandung resiko kecelakaan.

3. Takut Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena Takut Terjadi Kecelakaan.

Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang takut menggunakan maskapai penerbangan karena takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa.


(70)

Tabel 4.9

Aspek Afektif Responden Tentang Takut Menggunakan Maskapai Penerbangan Karena

Takut Terjadi Kecelakaan

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 11 11

2 Tidak Setuju 13 13

3 Setuju 47 47

4 Sangat Setuju 29 29

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.12

Dari tabel yang tertera diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju yakni sebanyak 47 responden atau sebesar 47 % hal ini dapat dikarenakan kalau responden takut menggunakan maskapai penerbangan karena takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa sehingga responden tidak mempunyai rasa aman bagi penumpang dan mereka juga tidak bisa beristirahat dalam perjalanannya dengan nyaman. Sedangkan yang memberikan jawaban sangat setuju yakni sebanyak 29 responden atau sebesar 29 % dengan takut menggunakan maskapai penerbangan karena takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa, hal ini dikarenakan keamanan transportasi udara yang saat ini belum melewati tahap aman selain itu pengecekan dari mekanik-mekanik yang berpengalaman juga masih kurang teliti. begitu juga dengan responden yang tidak setuju yakni


(71)

sebanyak 13 responden atau sebesar 13 % responden takut menggunakan maskapai penerbangan karena takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa, karena mereka mengganggap bahwa transportasi udara sangat aman untuk digunakan. Dan responden yang menyatakan tidak setuju dengan takut menggunakan maskapai penerbangan karena takut terjadi kecelakaan yang merenggut jiwa yakni sebanyak 11 responden atau sebesar 11 % hal ini dikarenakan menurut responden sistem keamanannya yang canggih dengan teknologi yang moderen dan mempunyai awak-awak yang sudah terlatih sehingga keamanan dari penumpang sangat terjamin dan tidak perlu takut lagi.

4.2.3.3.Aspek Konatif

Aspek Konatif meliputi kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap penggunaan jasa transportasi udara seperti lebih selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Departemen Perhubungan, lebih teliti dalam menyikapi persaingan harga dari maskapai penerbangan, lebih teliti dalam mengamati keamanan dan keselamatan yang dijanjikan maskapai penerbangan. Pada aspek ini terdapat 3 pertanyaan, data dan analisanya tertera pada tabel berikut :


(72)

1. Lebih Selektif Dalam Memilih Maskapai Penerbangan Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang sikap lebih selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Departemen Perhubungan.

Tabel 4.10

Aspek Konatif Responden Tentang Lebih Selektif Dalam Memilih Maskapai Penerbangan

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 10 10

2 Tidak Setuju 11 11

3 Setuju 35 35

4 Sangat Setuju 44 44

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.13

Berdasarkan tabel diatas yakni sebanyak 44 responden atau sebesar 44 % menyatakan sangat setuju dengan pertanyaan bahwa responden selalu lebih selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Departemen Perhubungan, hal ini menurut responden bahwa setiap maskapai penerbangan memiliki fasilitas dan alat teknologi yang berbeda-beda sehingga dapat menunjukkan maskapai mana yang bisa memberikan rasa aman terhadap penumpang, maskapai itulah yang menjadi pilihan utama dari penumpang, sedangkan yang menyatakan setuju bahwa


(73)

responden selalu selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Dinas Perhubungan yakni sebanyak 35 responden atau sebesar 35 %, hal ini menurut mereka jika Dinas Perhubungan sudah mengeluarkan surat layak terbang berarti maskapai tersebut sudah dapat memberikan rasa aman kepada penumpang dalam perjalanannya, sehingga resiko yang diterima penumpang sangat kecil Dan sebanyak 11 respoden atau sebesar 11 % responden saja yang menyatakan bahwa mereka selalu selektif dalam memilih maskapai penerbangan berdasarkan kelayakan terbang layak dari Departemen Perhubungan, karena mereka tidak terlalu memikirkan kalayakan terbang dari suatu maskapai karena hal itu tidak diketahui penumpang, yang mereka pikirkan hanya kenyamanan yang diberikan. Dan yang menyatakan tidak setuju bahwa mereka tidak terlalu selektif dalam memilih maskapai penerbangan yakni sebanyak 10 responden atau sebesar 10 % hal ini dikarenakan kebanyakan responden selalu berusaha mencari maskapai penerbangan yang dirasa bisa memberikan kenyamanan dan keamanan buat dirinya, meskipun maskapai tersebut mempunyai harga tiket yang mahal.


(74)

2. Lebih Sering Melakukan Pemantauan Terhadap Maskapai Penerbangan

Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang berharap pihak departemen perhubungan lebih sering melakukan pemantauan terhadap maskapai penerbangan.

Tabel 4.11

Aspek Konatif Responden Tentang Lebih Sering Melakukan Pemantauan

No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Tidak Setuju 8 8

2 Tidak Setuju 6 6

3 Setuju 29 29

4 Sangat Setuju 57 57

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.14

Dari tabel yang tertera diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 57 responden atau sebesar 57 % menyatakan sangat setuju bahwa mereka berharap pihak departemen perhubungan lebih sering melakukan pemantauan terhadap maskapai penerbangan, hal ini dikarenakan menurut mereka lebih percaya dengan maskapai penerbangan yang mereka gunakan dan responden yang menyatakan setuju bahwa mereka berharap pihak departemen perhubungan lebih sering melakukan pemantauan terhadap maskapai penerbangan yakni sebanyak 29 responden atau sebesar 29 %, hal ini dikarenakan


(75)

masalah pemantauan yang dilakukan oleh KNKT ini merupakan masalah yang paling utama dari responden, karena dengan keamanan yang mamadai dari pihak departemen perhubungan tersebut pasti akan mendapatkan banyak penumpang, karena menurut responden pemantauan yang dilakukan oleh pihak terkait erat kaitannya dengan rasa yang dialami oleh responden. Dari tabel diatas dapat diketahui pula bahwa sebanyak 8 responden atau sebesar 8 % saja yang menyatakan sangat tidak setuju karena mereka tidak terlalu banyak memikirkan masalah pemantauan terhadap sebuah maskapai penerbangan, yang mereka pikirkan hanya masalah tujuan. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju yakni sebanyak 6 responden atau sebesar 6 %, hal ini dikarenakan menurut mereka masalah pematauan dari pihak terkait tidak terlalu penting buat mereka, karena mereka selalu memilih maskapai yang dianggapnya sudah dipercaya oleh responden dan yang selama ini sudah selalu digunakannya.

3. Lebih Sering Berkoordinasi Dengan Pihak Maskapai Agar Jangka Waktu Regenerasi Pesawat Diperpendek

Dalam hal ini perasaan masyarakat tentang harapan responden kepada pihak departemen perhubungan lebih


(76)

sering berkoordinasi dengan pihak maskapai agar jangka waktu regenerasi pesawat diperpendek.

Tabel 4.12

Aspek Konatif Responden Tentang Lebih Sering Berkoordinasi Dengan Pihak Maskapai Agar Jangka Waktu Regenerasi Pesawat Diperpendek No Kategori Jawaban F %

1 Sangat Tidak Setuju 10 10

2 Tidak Setuju 12 12

3 Setuju 23 23

4 Sangat Setuju 55 55

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner III No.15

Dari tabel yang tertera diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 55 responden atau sebesar 55 % mengatakan sangat setuju bahwa mereka berharap pihak departemen perhubungan lebih sering berkoordinasi dengan pihak maskapai agar jangka waktu regenerasi pesawat diperpendek, hal ini menurut mereka kordinasi yang dilakukan pihak maskapai penerbangan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan, penumpang karena hal ini merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh pemakai Jasa Transportasi Udara dan yang manyatakan setuju yakni sebanyak 23 responden atau sebesar 23 %. Menurut responden dengan seringanya berkoordinasi dengan pihak maskapai agar jangka waktu regenerasi


(77)

pesawat diperpendek, dapat membuat responden menjadi nyaman dan tidak takut untuk menggunakan maskapai penerbangan tersebut Dan sebanyak 12 responden atau sebesar 12 % responden saja yang menyatakan tidak setuju, karena mereka hanya mencari maskapai penerbangan yang memiliki harga murah tanpa memperhatikan faktor keamanan mereka. Sedangkan yang menyatakan sangat tidak setuju yakni sebanyak 10 responden atau sebesar 10 % , hal ini dikarenakan mreka tidak terlalu detail mengamati faktor lebih seringnya berkoordinasi dengan pihak maskapai agar jangka waktu regenerasi pesawat diperpendek, menurut mereka meskipun sebuah maskapai penerbangan mempunyai teknologi yang sangat canggih tetapi kalau manusianya yang tidak berpengalaman sama saja faktor keselamatan sangat dipertaruhkan.

4.2.4. Kategorisasi Aspek Secara Umum

Aspek pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Dalam penelitian ini responden diberikan masing – masing tiga pertanyaan pada tiap-tiap indikator untuk


(1)

kehidupan mereka termasuk dalam memilih jasa angkutan, sehingga responden merasa nyaman dalam perjalanannya.

Tabel 4.15 Aspek Konatif

No Kategori Jawaban F %

1 Positif 58 58

2 Netral 41 41

3 Negatif 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel yang tertera diatas dapat diketahui bahwa pada aspek konatif responden dalam kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap penggunaan jasa transportasi udara pada kategori positif yakni sebanyak 56 responden atau sebesar 56 %, hal ini dikarenakan bahwa mereka selalu selektif terhadap semua jasa angkutan udara yang mengantar perjalanan mereka, sedangkan yang berada pada kategori netral yakni sebanyak 41 responden atau sebesar 41 % dan sebanyak 1 responden atau sebesar 1 % yang masuk dalam kategori negatif karena mereka benar – benar selalu menyikapi lebih teliti tentang segala hal yang berhubungan dengan transportasi udara.

4.2.5. Kategorisasi Secara Komulatif

Aspek pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif.


(2)

Dalam penelitian ini responden diberikan masing – masing tiga pertanyaan pada tiap-tiap indikator untuk ketiga aspek. Data secara komulatif selengkapnya tertera pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16 Komulatif

No Kategori Jawaban F %

1 Positif 86 86

2 Netral 14 14

3 Negatif 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Data diolah

Dari tabel yang tertera diatas dapat dinyatakan bahwa komulatif aspek responden dalam membaca surat kabar Jawa Pos pada kategori positif yakni sebanyak 86 responden atau sebesar 86 %, hal ini menunjukkan bahwa sikap masyarakat cenderung positif dalam menanggapi jasa layanan transportasi udara di surabaya terkait dengan adanya kecelakaan pesawat adam air yang disajikan dalam surat kabar Jawa Pos, sedangkan yang berada pada kategori netral yakni sebanyak 14 responden atau sebesar 14 %, dan tidak ada satupun responden yang masuk dalam kategori negatif, hal ini dikarenakan semua responden pada penelitian ini tidak mempunyai sikap yang buruk terhadap penggunaan jasa transportasi udara di Surabaya meskipun adanya pemberitaan kecelakaan pesawat Adam Air.


(3)

5.1. Kesimpulan

Dari analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa :

1.Sebagian besar responden mempunyai sikap positif terhadap pemberitaan di dalam surat kabar Jawa Pos yang umumnya berisi tentang peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air, serta tidak adanya responden yang mempunyai opini negatif dalam penelitian ini. Dengan banyaknya responden yang beropini positif dikarenakan semua responden atau masyarakat ingin mendapatkan informasi yang spesifik tentang pemberitaan pengumuman KNKT terkait peristiwa kecelakaan pesawat Adam Air, selain itu mereka menginginkan untuk mendapatkan jasa transportasi udara yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi seputar jasa tranportasi.

2. Pemberitaan diberbagai media massa tersebut dimaksudkan agar para pembaca lebih waspada dan juga selalu selektif terhadap semua jasa angkutan udara yang mengantar perjalanan mereka.


(4)

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian obyek yang diteliti, maka peneliti mempunyai saran yaitu :

1. Disarankan bagi masyarakat hendaknya bisa menilai maskapai penerbangan mana yang saat ini mempunyai resiko kecelakaan lebih kecil, sehingga masyarakat tidak sampai menjadi korban dari kecerobohan maskapai penerbangan tersebut baik dari sisi karyawan maupun kecanggihan dari pesawat.

2. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel serta melakukan jenis penelitian yang lain misalnya tentang kepuasan pembaca surat kabar Jawa Pos, tingkat pengetahuan ataupun opini tentang informasi dalam surat kabar Jawa Pos dan menggunakan accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Azwar, Saifudiin, 1997, Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannnya, Yogyakarta

Bungin, 2005, Pornomedia : Sosiologi Media, Konstruksi Social Teknologi Telematika, Dan Perayaan Seks Di Media Massa. Jakarta, Kencana

Djuroto, Totok, 2002, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Effendy, Onong Uchana, 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

_____________________, 2004, Dinamika Komunikasi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

_____________________, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung

_____________________, 2000, Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung, PT. Citra Aditya Bhakti

Gunarsa, Ny Singgih dan Singgih D. Gunarsa, 2007, Psikologi Remaja, Cetakan ke-16, Penerbit PT. Tunas Jaya Lestari, Jakarta

Junaedhi, Kurniawan, 1991, Ensiklopedi Pers Indonesia, Jakarta, Erlangga

Mc. Quail, Dennis, 2005, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin ,1999, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung

Sugiharti, 2000, Komunikasi Massa, Penerbit Citra Media, Jakarta.

Sumadiria, Haris, 2005, Jurnalistik Indonesia, Bandung, Simbiosa Rekatama Media

Sutisna, 2002, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Singarimbun, Masri, 2002. Metode Penelitian Survai, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES


(6)

Non Buku :

Jawa Pos Edisi 26 Maret 2008 Jawa Pos Edisi 19 Maret 2008

http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2008/03/25/brk, 20080325-119777,id.html


Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Asuransi Pada Kasus Kecelakaan Pesawat Bagi Pengguna Jasa Transportasi Udara (Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) dan PT. Garuda Indonesia Cabang Sumatera Barat ).

0 1 9

Perlindungan Hukum Asuransi Pada Kasus Kecelakaan Pesawat Bagi Pengguna Jasa Transportasi udara (Studi Pada PT. Jasa Raharja (Persero) dan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang).

0 0 6

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP ISI PESAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”PERINGATAN PERLINTASAN KERETA” DI TELEVISI (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Terhadap Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat ”Peringatan Perlintasan Kereta” di Kota Surabaya).

0 0 101

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PILWALI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PEMILIHAN WALIKOTA SURABAYA DI JAWA POS).

0 1 150

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PETUGAS PAJAK PASCA PEMBERITAAN MAFIA PAJAK DI SURAT KABAR (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Petugas Pajak Pasca Pemberitaan Mafia Pajak Di Surat Kabar).

0 0 78

this PDF file PENGARUH PEMBERITAAN SURAT KABAR TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT PENGGUNA JASA TRANSPORTASI UDARA DI SURABAYA (Kasus Studi Kecelakaan Pesawat Adam Air) | Elton | Scriptura 1 PB

0 0 13

SIKAP MASYARAKAT PENGGUNA JASA LAYANAN TRANSPORTASI UDARA DI SURABAYA (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Pengguna Jasa Layanan Transportasi Udara Di Surabaya Pasca Pemberitaan Pengumuman KNKT Terkait Peristiwa Kecelakaan Pesawat Adam Air)

0 0 17

SIKAP MASYARAKAT PASCA PEMBERITAAN VAKSIN PALSU (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Pasca Pemberitaan Vaksin Palsu di Media Massa)

0 0 12

SIKAP MASYARAKAT PASCA PEMBERITAAN VAKSIN PALSU (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Pasca Pemberitaan Vaksin Palsu di Media Massa)

0 0 9