PUSAT WISATA PENDIDIKAN TRANSPORTASI UDARA SECARA SIMULATIF DI SURABAYA.

(1)

TUGAS AKHIR

PUSAT WISATA PENDIDIKAN TRANSPORTASI

UDARA SECARA SIMULATIF

DI SURABAYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

WIDAYADI HEDDY PRATAMA 06.5101.0034

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”

JAWA TIMUR

2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(2)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Allah Swt , karena hanya atas ridho-Nya penyusunan Tugas Akhir yang berjudul “Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( Strata -1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Kelancaran penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Bersama ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala bantuan, waktu, tenaga, dukungan mental serta bimbingannya pada penulis dalam penyelesaian laporan ini.

Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran untuk perbaikan yang berarti agar hasil yang tercapai dapat lebih baik lagi. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Surabaya, April 2012

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ...ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Diagram ... xi

Abstraksi ... xii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Perancangan ... 2

1.3 Batasan dan Asumsi ... 2

1.3.1 Batasan ... 2

1.3.2 Asumsi ... 3

1.4 Tahapan Perancangan ... 4

1.5 Sistematika Laporan ... 7

Bab II Tinjauan Obyek Perancangan 2.1 Tinjauan Umum Perancangan... 9

2.1.1 Pengertian Judul ... 9

2.1.2 Studi Literatur ... 10

2.1.2.1 (PP Iptek) TMII ... 10

2.1.2.2 Studi Lansekap ... 15

2.1.2.3 Studi Perkembangan teknologi Simulasi ... 16

2.1.3 Studi Kasus Monkasel Surabaya ... 17

2.1.4 Analisa Hasil Studi ... 23

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan ... 25 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(4)

2.2.1 Lingkup Pelayanan ... 25

2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 25

2.2.3 Pengelompokan Ruang ... 26

2.2.4 Perhitungan Luas Ruang ... 28

Bab III Tinjauan Lokasi Perancangan 3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 34

3.2 Penetapan Lokasi ... 39

3.3 Kondisi Fisik Lokasi ... 40

3.3.1 Eksisting Site ... 40

3.3.2 Aksesibilitas ... 41

3.3.3 Potensi Lingkungan/Site ... 43

3.3.4 Infrastruktur Kota ... 44

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat ... 50

Bab IV Analisa Perancangan 4.1 Analisa Ruang ... 52

4.1.1 Organisasi Ruang ... 52

4.1.2 Diagram Abstrak ... 53

4.2 Analisa Site ... 54

4.2.1 Analisa Aksesibilitas ... 54

4.2.2 Analisa Iklim ... 54

4.2.3 Analisa Lingkungan Sekitar ... 56

4.2.4 Analisa Zoning ... 56

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan ... 57

4.3.1 Analisa Bentuk ... 57

4.3.2 Analisa Tampilan ... 57

Bab V Konsep Perancangan 5.1 Tema Perancangan ... 61

5.2 Metode Perancangan ... 61 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(5)

5.3 Pendekatan Teori Perancangan ... 62

5.4 Konsep Tapak ... 65

5.4.1 Konsep Entrance ... 65

5.4.2 Konsep Ruang Luar ... 66

5.4.3 Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 67

5.4.4 Konsep Zona ... 67

5.5 Konsep Bentuk dan Fasad ... 68

5.6 Konsep Sirkulasi Dalam Site ... 68

5.7 Konsep Struktur ... 69

5.8 Konsep Mekanikal Elektrikal ... 70

Bab VI Aplikasi Perancangan 6.1 Aplikasi Tapak ... 73

6.1.1 Aplikasi Entrance ... 73

6.1.2 Aplikasi Ruang Luar ... 74

6.1.3 Aplikasi Orientasi Massa Bangunan ... 75

6.1.4 Aplikasi Zona ... 76

6.2 Aplikasi Bentuk dan Fasad ... 76

6.3 Aplikasi Sirkulasi Dalam Site ... 77

6.4 Aplikasi Struktur ... 78

Penutup ... 81

Daftar Pustaka ... 83

Lampiran ... 84

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampak Depan PP Iptek ... 10

Gambar 2.2 Bola Dunia, Point of Interest PP Iptek ... 11

Gambar 2.3 Kolom dan Balok ... 11

Gambar 2.4 Kolom 8x10 meter ... 11

Gambar 2.5 Bukaan Sebagai Jalan Radiasi Yang Masuk Kedalam Ruangan ... 12

Gambar 2.6 Ruang Peraga Transportasi Udara ... 13

Gambar 2.7 Peraga Bunyi & Gerak Mekanik ... 13

Gambar 2.8 Peraga Transportasi Darat ... 13

Gambar 2.9 Peraga Ilmu Listrik & Magnet ... 13

Gambar 2.10 Ruang Peraga Cahaya ... 14

Gambar 2.11 Ruang Peraga energi & SDA... 14

Gambar 2.12 Peraga Telekomunikasi dan Komputer ... 14

Gambar 2.13 Metode Penyajian Benda Peraga Di PP Iptek TMII ... 14

Gambar 2.14 Hirarki Pada Ruang Luar ... 15

Gambar 2.15 Piranti Game Simulasi ... 17

Gambar 2.16 Bentuk Kapal Selam Kri Pasopati-410 ... 19

Gambar 2.17 Data Fisik Kapal Selam KRI Pasopati-410 ... 19

Gambar 2.18 Café Dengan Pertunjukan Musik ... 20

Gambar 2.19 Amphiteater & Video Rama... 20

Gambar 2.20 Area Bermain Anak & Gedung Pengelola ... 20

Gambar 2.21 Loket Karcis & Cinderamata... 21

Gambar 2.22 Toilet Dan Telepon Umum ... 21

Gambar 2.23 Site Plan Monkasel... 21

Gambar 2.24 Penunjuk Arah ... 22

Gambar 2.25 Prasasti Keterangan Benda ... 22

Gambar 2.26 Lampu Hias di Taman ... 22

Gambar 2.27 Penjual dan Kotak Amal ... 22

Gambar 2.28 Tandon Air di Depan Lukisan ... 22 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(7)

Gambar 2.29 Fire Hydrant ... 22

Gambar 2.30 Air Conditioner ... 23

Gambar 2.31 Peta Wisata ... 23

Gambar 2.32 Visualisasi Irisan hubungan Antar Aktifitas ... 32

Gambar 3.1 Eksisting Penggunaan Lahan UP Kertajaya ... 36

Gambar 3.2 Rencana Penggunaan Lahan UP Kertajaya... 37

Gambar 3.3 Kawasan Surabaya Timur ... 38

Gambar 3.4 Penetapan Lokasi Proyek ... 39

Gambar 3.5 Dimensi Site ... 40

Gambar 3.6 Tetumbuhan di Sekitar Lahan Proyek ... 41

Gambar 3.7 Ilustrasi rencana tipikal jalan arteri & kolektor pada UP. Kertajaya ... 42

Gambar 3.8 Potongan rencana jalan arteri & kolektor pada UP. Kertajaya ... 42

Gambar 3.9 Lyn S,JKK 4,Lyn O Sebagai Angkutan Umum Yang Melewati Site .... 43

Gambar 3.10 Gambaran Posisi Site Terhadap Kawasan Sekitar yang Potensial ... 44

Gambar 3.11 Ilustrasi BHZ ; Spanduk & Tugu/ Monumen ... 45

Gambar 3.12 Ilustrasi Umbul- Umbul ... 45

Gambar 3.13 Ilustrasi Saluran Air Bersih Wilayah UP. Kertajaya... 46

Gambar 3.14 Ilustrasi Penanganan Air Bersih dalam Site ... 47

Gambar 3.15 Ilustrasi Penanganan Sampah pada Sumber- Sumber Sampah ... 48

Gambar 3.16 Rencana Lokasi Pos PMK ... 49

Gambar 3.17 Saluran Pematusan Depan SITE ... 50

Gambar 4.1 Skema Rencana Organisasi Ruang ... 52

Gambar 4.2 Diagram Abstrak ... 53

Gambar 4.3 Rencana Penetapan Entrance/ Pintu Masuk ... 54

Gambar 4.4 Ilustrasi Jatuhnya Bayangan Matahari Senja (Barat) Terhadap Site ... 55

Gambar 4.5 Ilustrasi Jatuhnya Bayangan Matahari Pagi (Timur) Terhadap Site ... 55

Gambar 4.6 Perkiraan Arah Angin ... 55

Gambar 4.7 Ilustrasi Kebisingan Terhadap Site ... 56

Gambar 4.8 Ilustrasi Zoning Dalam Site ... 56

Gambar 4.9 Ilustrasi Bentuk Bangunan ... 57 Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(8)

Gambar 4.10 Ilustrasi Titik Tangkap Bangunan (Vocal Point) ... 58

Gambar 4.11 Ilustrasi Tampilan Bangunan (Skyline) ... 58

Gambar 5.1 Pemilihan Tema Perancangan ... 61

Gambar 5.2 Metafora Abstrak ... 63

Gambar 5.3 Metafora Konkrit ... 64

Gambar 5.4 Metafora Kombinasi ... 64

Gambar 5.5 Contoh Entrance Berupa Rangka. ... 65

Gambar 5.6 Konsep Entrance Menuju Site. ... 65

Gambar 5.7 Konsep Entrance Kedalam/Memasuki Site ... 66

Gambar 5.8 Konsep Taman Sebagai Penghubung dengan Perumahan ... 66

Gambar 5.9 Konsep Orientasi Massa Bangunan ... 67

Gambar 5.10 Konsep Zona ... 67

Gambar 5.11 Konsep Bentuk dan Fasad ... 68

Gambar 5.12 Konsep Sirkulasi dalam Site... 68

Gambar 5.13 Konsep Struktur ... 69

Gambar 6.1 Aplikasi Entrance ... 73

Gambar 6.2 Aplikasi Ruang Luar ... 74

Gambar 6.3 Aplikasi Orientasi Bangunan ... 75

Gambar 6.4 Aplikasi Zona ... 76

Gambar 6.5 Aplikasi Fasad Bangunan ... 76

Gambar 6.6 Aplikasi Bentuk Bangunan ... 77

Gambar 6.7 Aplikasi Sirkulasi dalam Site ... 78

Gambar 6.8 Konsep Aplikasi Struktur ... 78

Gambar 6.9 Aplikasi Struktur ... 79

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Pilot di Indonesia ... 1

Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan DKI Jakarta ... 12

Tabel 2.2 Rencana Aktifitas, Kebutuhan Ruang Serta Estimasi Waktu ... 25

Tabel 2.3 Fasilitas Pusat Wisata Pendidikan Transportasi ... 27

Tabel 2.4 Perhitungan Rencana Luasan Ruang ... 28

Tabel 3.1 Kriteria Lokasi Kawasan ... 35

Tabel 3.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi ... 38

Tabel 3.1 Kriteria Lokasi Kawasan ... 37

Tabel 3.3 Prakiraan Kebutuhan Air Bersih Distrik Keputih Pada 2018 ... 46

Tabel 3.4 Jarak Bebas Minimum SUTT Dengan Obyek Lainnya ... 49

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Skema Tahapan Perancangan Obyek... 4

Diagram 2.1 Struktur Organisasi Monkasel ... 18

Diagram 2.2 Struktur Organisasi Pusat Wisata Pendidikan ... 26

Diagram 5.1 Pola Pikir Awal... 62

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(11)

xii

ABSTRAKSI

Surabaya sebagai kota Perdagangan dan Jasa telah berupaya untuk mengembangkan tempat wisata yang memiliki keunggulan, keunikan masing-masing, dan tetap memperhatikan keadaan lingkungan. Tiap wisata memiliki komponen-komponen yang mampu menarik minat wisatawan untuk rekreasi, relaksasi, atau mengembangkan minat khusus. Namun, Surabaya hanya memiliki satu tempat wisata yang menaruh perhatian pada minat khusus yaitu Monkasel. Dengan demikan, akan dikembangkan sebuah proyek dengan mengembangkan minat khusus pada transportasi udara. Proyek yang dikembangkan ini dinamakan “Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara secara Simulatif di Surabaya”.

Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara secara Simulatif di Surabaya ini menggunakan teknologi simulasi. Untuk menarik minat pada transportasi udara, maka teknologi dapat digunakan sebagai perantara atau penghubung. Penghubung yang dimaksud adalah pengenalan kegiatan awak berbagai transportasi udara melalui teknologi simulasi. Pesatnya kemajuann inovasi sistem komputerisaasi dan pemrosesan data, ditopang oleh perkembangan rekayasa telah memposisikan teknologi simulasi sehingga memiliki peran yang vital di bidang rancang-bangun suatu produk industri. Peran ini distimulasi oleh kemampuan teknologi simulasi tersebut dalam mereproduksi karakteristik dinamik atau menduplikasi perilaku sistem sesungguhnya dalam berbagai kondisi; termasuk situasi dan kondisi yang bersifat kritikal sehingga teknologi simulasi mempunyai kontribusi yang signifikan dalam proses validasi rancang-bangun suatu produk atau wahana maupun dalam metodologi pendidikan dan pelatihan personil atau wahana tersebut.

Berdasarkan data-data tersebut, teknologi simulasi dianggap mampu menghubungkan dan mewakili sisi positif dunia penerbangan di Indonesia, yang kemudian digabungkan dengan unsur hiburan untuk menarik minat generasi muda. Maka layaklah dibangun sebuah pusat wisata pendidikan tranpostasi udara yang mengadaptasi sistem teknologi simulasi penerbangan.

Lokasi perealisasian proyek tersebut di Perumahan Puri Galaxy Jalan Arief Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(12)

Rahman Hakim, Surabaya Timur. Lokasi tersebut sesuai dengan master plan kota Surabaya, dimana pengembangan Surabaya bergerak di kawasan Barat—Timur. Kawasan tersebut juga merupakan kawasan masyarakat ekonomi kelas menengah atas yang terlihat dari perumahan-perumahannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka kawasan Surabaya Timur memiliki potensi besar untuk berkembang sehingga sesuai untuk pengembangan proyek Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara secara Simulatif di Surabaya.

Kata Kunci : Wisata minat khusus, Teknologi simulasi, master plan Surabaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surabaya yang menobatkan diri sebagai kota Perdagangan dan Jasa, tetap arif untuk tidak meninggalkan hal mempercantik penampilannya. Obyek-obyek wisata dan potensi pendukung lainnya dipoles dan dikelola dengan baik. Tiap wisata memiliki keunikan tersendiri yang mampu memikat wisatawan untuk melakukan rekreasi atau relaksasi bahkan minat khusus (www.surabaya.go.id, diakses pada 24 Juni 2012). Dengan demikian, untuk mendukung rencana pemkot Surabaya tersebut dibutuhkan wisata yang inovatif, kreatif, dan dibutuhkan warga Surabaya.

Berdasarkan situs resmi Surabaya tersebut, Surabaya hanya memiliki satu wisata yang mampu mewadahi minat khusus, yaitu Monumen Kapal Selam (Monkasel). Wisata di Surabaya masih terbatas pada wisata rekreasi, alam, religi, bahari, dan belanja. Oleh karena itu, penulis akan mengarahkan proyek ini pada minat khusus terhadap transportasi udara. Hal tersebut berdasarkan pernyataan menteri perhubungan pada majalah GATRA (2007: 70) tentang menurunnya persentase jumlah pilot di Indonesia yang tidak sebanding dengan kebutuhan pilot yang terus naik seiring dengan pertumbuhan penumpang domestik yaitu sebesar 20% per tahun. Menteri perhubungan Jusman Syafii Djamal juga mengakui bahwa permintaan pilot di Indonsia cukup tinggi, sementara penyedianya hanya satu yaitu STPI Curuq, Tangerang-Banten. Maka perlu ditambah sarana promosi melalui cara lain namun tetap memiliki unsur pendidikan (pendidikan informal).

Wisata transportasi udara yang akan dibangun memiliki kemampuan sebagai tempat rekreasi sekaligus pendidikan dengan minat khusus pada transportasi udara. Dalam proyek ini pengunjung dapat merasakan sensasi mengemudikan hingga proses navigasi pada transportasi udara. Pengunjung juga dapat merasakan sensasi saat transportasi udara tersebut jatuh, terbalik, tenggelam, dan sebagainya.

Proyek ini akan dibangun di Perumahan Puri Galaxy Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya Timur. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan rencana Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(14)

pengembangan kota Surabaya dan rencana tata ruang kota Surabaya. Kawasan ini masuk pada wilayah unit pengembangan Kertajaya dan memiliki titik-titik potensial yang mendukung unit pengembangan Kertajaya tersebut. Titik-titik potensial tersebut adalah kawasan Galaxy, kawasan ITS, dan kawasan hunian Laguna.

1.2 Tujuan Perancangan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka maksud direncanakannya proyek ini adalah untuk menyediakan wadah promosi bagi dunia penerbangan di Indonesia, sehingga menigkatkan minat masyarakat akan dunia transportasi udara. Sedangkan tujuan direncanakannya proyek ini adalah :

 Menghadirkan atau memperkenalkan sebuah alternatif hiburan mengenai transportasi udara yang modern dengan daya tarik teknologi simulasi, sehingga dapat memberikan pembelajaran secara tidak langsung pada masyarakat tentang pendidikan dunia transportasi udara yang harus dilalui secara bertahap dengan penuh kesungguhan dan kegembiraan.

 Membuat daya tarik secara visual dari segi arsitektural (konstruksi-estetis bangunan) untuk menarik minat generasi muda Indonesia khususnya Surabaya agar mengunjungi bangunan yang akhirnya diharapkan akan mengagumi dunia penerbangan dan berminat pada profesi pilot.

1.3 Batasan dan Asumsi

Pada obyek ini, batasan dan asumsi yang dapat dijadikan acuan sebagai pelaksanaan perancangan adalah :

1. 3.1 Batasan

Batasan dalam perancangan proyek ini adalah :

 Kegiatan dan fungsi proyek adalah untuk menarik minat masyarakat luas dengan orientasi komersial (mencari keuntungan). Lingkup pelayanannya adalah Jawa Timur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(15)

 Tampilan bangunan mencerminkan ke-modern-an teknologi, namun tanpa melupakan bahwa lokasinya berada pada daerah beriklim tropis lembab. Maka dari itu pengolahan lansekap juga perlu diperhatikan.

 Memiliki lebih dari satu fasilitas, minimum adalah fasilitas pengelola, pendidikan dan hiburan.

 Fasilitas lebih diarahkan pada kegiatan yang merangsang kerja syaraf motorik, dengan fasilitas teoritis hanya sebagai pengantar/penunjang (benda peraga berupa pesawat bersejarah dan perpustakaan berisi ringkasan pembelajaran transportasi udara.

 Proyek tidak direncanakan untuk berkembang secara dimensi fisik. Karena itu ruang yang ada harus dapat dioptimalkan semaksimal mungkin dengan pemeliharaan dan pertukaran benda peraga/permainan.

1.3.2 Asumsi

 Proyek ini dibangun langsung secara menyeluruh, tidak secara bertahap dengan asumsi dana tercukupi karena didukung 2 sumber dana (PEPABRI dan Departemen Perhubungan). Departemen Pertahanan hanya bersifat sebagai pelindung, karena tujuan proyek ini hanya membangkitkan minat terhadap dunia penerbangan sehingga tidak terkait langsung dengan pertahanan negara.

 Kondisi lahan yang akan digunakan dianggap sebagai lahan kosong yang tidak bermasalah/siap bangun.

 Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif ini dimiliki dan dikelola oleh Yayasan PEPABRI (Persatuan Purnawirawan Abri) yang didanai PEPABRI dan departemen Perhubungan serta dilindungi departemen Pertahanan.

Hal diatas didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan :

1. Fungsi dari bangunan ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat (generasi muda) pada dunia penerbangan, maka pengelolaannya harus diawasi yayasan yang berhubungan.

2. Untuk memudahkan koordinasi dengan pusat maka membutuhkan koneksi dengan Menteri Perhubungan dan Menteri Pertahanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(16)

3. Meskipun wahana ini bersifat pendidikan, departemen Pendidikan dan Kebudayaan tidak dilibatkan karena pendidikan yang ada disini hanya spesifik transportasi udara dan telah dikelola oleh yayasan dengan spesifikasi yang sesuai.

1.4 Tahapan Perancangan

Tahapan-tahapan dan penjelasan proses yang akan digunakan dalam perancangan proyek ini adalah :

Interpretasi judul Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya

Latar Belakang Pengumpulan Data

(Identifikasi, Kompilasi dan Analisa masalah)  Studi Literatur

 Studi Lapangan

Penyusunan Konsep

(Rambu-rambu yang dibuat perancang)

OK

Azas dan Teori Perancangan +

Standarisasi Proyek

(luasan, sirkulasi, ergonomi)

CEK

Ide Bentuk Rancangan

(transformasi bentuk dan ruang, alternatif-alternatif)

Hasil Pra-desain

(Denah, Tampak, Potongan)

Diagram 1.1 Skema Tahapan Perancangan Proyek Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(17)

Interpretasi Judul

Meng-interpretasi judul rancangan ”Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya” yang berfungsi sebagai tempat rekreasi pendidikan teknologi yang terletak di dalam kota dengan fasilitas-fasilitas wisata yang menunjang. Pusat wisata ini berupa tatanan massa dengan daya tarik pada tiap area berupa fasilitasnya masing-masing, dengan tetap memiliki area atau fasilitas pusat yang menjadi daya tarik utama, dalam kasus ini adalah fasilitas simulasi transportasi udara tersebut.

Pendidikan transportasi udara disini memiliki maksud sebagai media promosi, sebuah pengenalan-pembelajaran pada masyarakat terutama generasi muda yang memiliki ketertarikan pada transportasi udara maupun yang kurang tertarik agar menjadi tertarik pada dunia ini. Pembelajaran dilakukan secara sederhana dan menyenangkan dengan metode simulasi, yatu menghadirkan situasi yang layak sesuai keadaan sebenarnya dengan segala kelebihan dan kebaikannya. Pengumpulan Data

Tahap awal proses perancangan proyek ini adalah mengumpulkan data-data yang dilakukan dengan cara :

 Studi Literatur, mencari materi obyek berupa contoh dari obyek lain yang memiliki fasilitas sejenis. Materi yang diikumpulkan adalah berupa tulisan, catatan-catatan dari berbagai sumber terpercaya. Tujuannya untuk mengenali berbagai permasalahan yang timbul dalam obyek yang telah ada tersebut agar tidak terulang lagi pada proyek ini. Bila proyek adalah sebuah tempat yang baru (belum pernah ada), maka dapat dilakukan studi standarisasi dengan obyek yang berskala kecil atau yang memiliki fungsi yang mirip dengan lingkup, maksud dan tujuan proyek.

 Studi Lapangan, bertujuan untuk mencari materi dan catatan khusus yang berupa hal-hal kecil dari obyek studi yang mungkin tidak terdapat dalam literatur. Seperti efek psikologis, tingkah laku pengunjung yang memiliki kebiasaan tertentu, nuansa dan sebagainya. Dan bila obyek belum pernah ada, untuk melihat dan memberikan nuansa dapat dilakukan dengan standarisasi, norma serta kebiasaan masyarakat dilingkungan tersebut untuk kemudian Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(18)

diarahkan perilaku masyarakat agar dapat menerima suatu pembaharuan tersebut.

Penyusunan Konsep

Konsep rancang adalah sebuah batasan-batasan, rambu-rambu yang dibuat oleh perancang sendiri guna mengarahkan perancang dalam menuangkan idenya. Penyusunan konsep perancangan dilakukan dengan tetap mengacu pada standarisasi yang ada, diperlukan sebagai kontrol dari ide-ide perancang yang mudah berubah atau terlupakan. Sebuah gambaran umum secara menyeluruh terhadap obyek yang sedang dirancang, sarana-prasarana, hal-hal umum detail yang mungkin telah terpikirkan sebagai sebuah ide dalam merancang suatu proyek.

Azas dan Teori Perancangan serta Standarisasi Proyek

Setelah penentuan konsep rancangan akan didapat satu atau lebih gambaran proyek utuh secara 3 dimensi. Setelah itu disesuaikan dengan teori, azas dan standarisasi yang telah ada dan telah ditetapkan sebagai standard minimal bagi suatu proyek. Untuk azas dan teori hendaknya mengutip dari satu tokoh/orang saja, atau bila lebih dari satu orang hendaknya pendapat mereka tidak bertentangan agar tidak membingungkan diri sendiri.

Ide Bentuk Rancangan

Berupa sketsa-sketsa ide mengenai ide gubahan bentuk proyek secara keseluruhan dan hingga ke detail bangunan dan ruangan. Dari eksplorasi juga akan muncul alternatif-alternatif ide gubahan massa yang tentunya kontrolnya adalah konsep, tema, serta standarisasi dari literatur maupun pengamatan lapangan yang telah diakukan pada tahap sebelumnya.

Hasil Desain

Setelah melakukan serangkaian proses dan melakukan kontrol terhadap alternatif-alternatif desain, diharapkan didapatkan hasil yang optimal untuk dipilih sebagai gubahan bentuk yang akan diterapkan dalam proyek.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(19)

1.5 Sistematika Laporan

Pembahasan dengan mengelompokkan bab-bab, dengan urutan dan isi sbb : Bab I :

Pendahuluan, yang menjabarkan mengenai latar belakang pemilihan judul proyek tugas akhir, maksud dan tujuan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan, sistematika pembahasan.

Bab II :

Tinjauan proyek, menjabarkan tentang Pengertian Judul, Studi Kasus yang berkaitan dengan proyek dimana menyangkut tentang aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek. Tinjauan khusus obyek rancangan membahas :

batasan dan asumsi, lingkup Pelayanan (fasilitas-fasilitas yang ada), aktifitas dan kebutuhan ruang serta serta pengelompokan Ruang.

Bab III :

Tinjauan Lokasi perancangan yang menjabarkan tentang latar belakang pemilihan lokasi, penetapan lokasi, keadaan fisik lokasi, aksesibilitas, potensi bangunan sekitar dan infrastruktur kota yang ada di sekitar site lokasi.

Bab IV :

Analisa Perancangan, menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya terdapat tema dan konsep yang diinginkan/ direncanakan dalam rancangan.

Bab V :

Konsep Perancangan, pada tahap ini, pendekatan–pendekatan dalam perancangan akan mulai direalisasikan. Dengan pendekatan desain, hasil akhir dari perancangan diharapkan akan sesuai dengan gambaran/ tujuan awal.

Bab VI :

Aplikasi Rancangan, akan tervisualisasi dengan bentuk gambar denah, tampak, potongan, lay out plan, site plan, serta maket sebagai bentukan 3 dimensi dari rancangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :


(20)

BAB II

TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan 2.1.1 Pengertian Judul

Proyek ini adalah Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya.Dalam hal ini mengandung pemisahan kalimat : pusat, wisata pendidikan, transportasi udara secara simulatif, di Surabaya. Yang artinya adalah :

Pusat, memiliki arti tempat/ daerah yang menjadi tempat berkumpulnya sesuatu (Badudu-Zain, kamus Indonesia).

Wisata Pendidikan, dimana wisata adalah bepergian untuk bersenang-senang. Bepergian untuk mempelajari sesuatu/menambah pengetahuan. (Badudu-Zain, kamus Indonesia) dan pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian & mengembangkan kemampuan manusia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup baik didalam maupun luar dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur

berdasarkan Pancasila (Inpres no.15 tahun 1974). Sehingga wisata pendidikan berarti suatu tempat penambah pengetahuan secara menyenangkan, yang berisi fasilitas-fasilitas pembina & pengembang kepribadian manusia melalui proses latihan secara fisik maupun mental.

Transportasi Udara Secara Simulatif, transportasi/pengangkutan adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat

pengangkutan, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), atau mesin (Badudu-Zain, kamus Indonesia). Udara adalah angin yang bergerak (kamus fisika) dan simulasi adalah menyerupai aslinya/keadaan sebenarnya (Badudu-Zain, kamus Indonesia). Sehingga Transportasi Udara Secara Simulatif berarti suatu pemahaman terhadap kendaraan yang

perpindahannya memanfaatkan angin dengan visualisasi menyerupai aslinya/keadaan sebenarnya.


(21)

Di Surabaya menunjukkan bahwa proyek ini berada di kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, bukan di daerah lain.

Jadi kesimpulan keseluruhannya, pengertian pusat wisata transportasi udara secara simulatif di Surabaya ini adalah sebuah tempat penambah pengetahuan & pengembang kepribadian manusia terhadap transportasi udara yang dilakukan dengan visualisasi teknologi untuk menyerupai keadaan sebenarnya dan terletak di kota Surabaya yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia.

2.1.2 Studi Literatur

2.1.2.1 Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP Iptek) TMII

Nama : Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TMII Tahun Berdiri : 1995

Luas Bangunan: 23.000 meter persegi Luas Lahan : 43 hektar

Lokasi : Jl. Raya Pondok Gede, Jakarta Timur.

Pemilihan obyek ini adalah karena obyek ini bernuansa pendidikan teknologi meskipun masih secara umum. Dari obyek literatur ini dapat diambil/dipelajari :

- Tampilan & struktur bangunan yang bernuansa teknologi modern, - Perkiraan kapasitas pengunjung

- Jenis, metode dan klasifikasi ruang peraga/permainan Tampilan Bangunan

PP Iptek ini berupa massa tunggal, dengan komposisi massa memakai bentukan geometris dalam bentuk lingkaran yang kontras. Gedung ini terdiri

Gambar 2.1 Tampak Depan PP Iptek TMII, Jakarta


(22)

dari tiga lantai berbentuk lingkaran pada bangunan dasar, yang kemudian diberikan penambahan bentukan menyerupai tabung diatasnya sehingga menjadi point of interest bagi bangunan. Selain itu masing-masing bentuk

tetap kuat eksistensinya sehingga dapat mengekspresikan sifatnya masing-masing.

Gedung ini memang banyak menggunakan keseimbangan simetris. Namun hal itu tidak menjadikan bangunan berkesan monoton, karena pengolahan fasade bangunan berupa pengulangan bukaan-bukaan (jendela kaca) maupun dinding masif yang menampilkan hakekat dari ilmu pengetahuan, yaitu proses trial and error yang tak pernah selesai.

Struktur Bangunan

Sistem struktur yang dipakai pada bangunan ini adalah sistem rangka dan bidang, dimana sistem rangkanya terdiri dari balok dan kolom. Pemakaian struktur ini pada eksibisi/peragaan dengan modul 8x10 meter. Jarak antar kolom yang dibuat lebar mempertimbangkan :

Fleksibilitas ruang tinggi karena dinding tidak memikul beban struktur.

Kesan ruang lebar, besar, lapang dan arah pengalihan jelas.

Pengembangan/perubahan interior mudah.

Gambar 2.2 Bola Dunia, Point of Interest PP

Iptek TMII, Jakarta

Gambar 2.3 :


(23)

Namun ternyata gedung teknologi ini memiliki kesalahaan yang berkaitan dengan teknologi pula. Yaitu terjadinya efek rumah kaca karena pemakaian atap yang transparan. Atap terbuat dari 80 % polycarbonate yang secara

tidak disadari menyebabkan radiasi matahari masuk langsung kedalam bangunan yang membuat suhu meningkat secara cepat serta dalam bangunan.mendapatkan cahaya yang berlebihan.

Perkiraan Kapasitas Pengunjung

Pendekatan perhitungan PP Iptek ini dapat dipakai sebagai salah satu cara dalam mencari perkiraan luasan SITE. Berdasarkan jumlah data

pengunjung dari data kunjungan wisatawan DKI Jakarta 1998-2003 sbb : Tabel 2.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan DKI Jakarta

Tahun Jumlah Pengunjung (orang) Prosentase (%)

1998 4.107.487 - 4

1999 3.950.427 + 40

2000 5.554.648 - 891,5

2001 590.194 + 815

2002 5.125.241 - 21.5

2003 4.217.896

Sumber : BPS Propinsi DKI Jakarta

Gambar 2.5 : Bukaan sebagai jalan radiasi yang masuk secara langsung kedalam ruangan


(24)

Dari data diatas didapat proyeksi jumlah pengunjung TMII pada tahun 2005 ;

Rumus metode bunga-berbunga : P(t+n)=Pt(1+r)

r = rata-rata prosentase perkembangan jumlah penduduk/tahun Pt = jumlah pengunjung pada tahun dimaksud, contoh 2003 n = tahun ke –n setelah tahun 2003, jadi n = 6

Untuk menentukan r, memakai data tahun 1998-2003 (terakhir yang ada) Dari tabel didapat bahwa rata-rata perkembangan pengunjung tiap tahunnya adalah 1,25 %/thn. Maka pada tahun 2009 perkiraan pengunjungnya adalah: P(t+n)=Pt(1+r)

2009 = 4.217.896 (1 + 1,25)6 = 129.746.337 orang

Jenis, Metode Dan Klasifikasi Ruang Peraga/Permainan

Ruang peraga disesuaikan sesuai temanya agar pengunjung dapat benar-benar merasakan kenyataan alat-alat peraga yang sedang dipamerkan. Pola penataan ruang dalam diatur sehingga pengunjung terarahkan. Pada area pamer atau galeri dibagi menurut zoningnya. Dengan pola sirkulasi linier pengunjung dibawa berkeliling dengan urutan ruang pamer peraga khusus – ruang pamer peraga ilmu pengetahuan dasar – ruang pamer, peraga ilmu pengetahuan terapan.

Gambar 2.6 : Ruang peraga transportasi udara

Gambar 2.7 : Rg. Peraga bunyi & gerak mekanik

Gambar 2.8 : Rg. peraga transportasi

darat

Gambar 2.9 : Rg. peraga ilmu listrik &


(25)

Selain itu peragaan yang dimaksud adalah selain melihat-lihat juga melibatkan pengunjung wahana agar berperan (experience oriented). Proses

pendekatannya adalah dengan mempersilahkan pengunjung untuk mencoba, berperan aktif dengan cara menyentuh, memainkan, menggerakkan dan menekan tombol yang mengandalkan mekanikal, elektrikal dan lain-lain. Klasifikasi peragaan adalah :

Peragaan Tetap, suatu peragaan yang bersifat tetap-bertahan lama dalam suatu tempat. Alat peraga diganti dengan tempo yang lebh lama (3-5 tahun tergantung perkembangan).

Peragaan Tidak Tetap, Peragaan yang bersifat berubah-ubah sesuai perkembangan teknologi. Artinya benda peraga tersebut lebih bersifat pasif dan diganti tiap periode tertentu/bila ada perkembangan baru yang sifatnya jangka pendek.

Peragaan Keliling adalah peragaan yang dilakukan mengelilingi wahana dan dilakukan secara berkelompok.

Peragaan Khusus adalah peragaan yang memiliki tingkat kesulitan dan menuntut privasi serta keamanan yang lebih tinggi karena lebih banyak melibatkan perlengkapan teknologi yang rumit. Peragaan ini dapat dilakukan secara berkelompok maupun perorangan.

Dibawah ini adalah salah satu metode penyajian benda peraga

Gambar 2.13 : Metode penyajian benda peraga di PP Iptek TMII

Gambar 2.10 : Rg.

peraga cahaya peraga energi & SDA Gambar 2.11 : Rg. Peraga telekomunikasi & Gambar 2.12 : Rg. komputer


(26)

2.1.2.2 Studi Lansekap

Karena proyek ini adalah sebuah tatanan massa, maka diperlukan perhatian dalam hal lansekapnya. Yang dapat diambil dari studi ini adalah : - Tingkatan ruang luar.

Dalam lansekap juga terdapat ruang luar atau yang biasa disebut dengan arsitektur tanpa atap (Ashihara,hal. 9). Ruang positif adalah ruang yang direncanakan, sedangkan ruang negatif adalah sebaliknya (Ashihara,hal. 14). Dalam merencanakan ruang luar hal awal yang harus dikerjakan adalah menetapkan fungsi, menganalisa dan menetapkan luasannya. Sampai saat ini ada 2 garis besar ruang pokok, yaitu untuk keperluan manusia berjalan kaki dan kendaraan (Ashihara,hal. 63).

Tingkatan ruang luar adalah (Ashihara, hal 84):

Ruang luar dapat terdiri dari satu ruang, dua ruang atau sejumlah ruang-ruang yang lebih kompleks, sehingga dalam hal ini mungkin dapat digambarkan suatu tingkatan hirarki untuk ruang-ruang tersebut.

Dalam membuat ruang ada metode-metode untuk menetapkan batas-batas penggunaan dan fungsi ruang. Ruang dapat menjadi :

1. eksterior – semi eksterior/semi interior – interior. 2. publik – semi publik/privat – privat

3. kelompok besar – kelompok sedang – kelompok kecil 4. kepentingan hiburan – sedang – ketenangan artistik

5. kepentingan olahraga – sedang – daerah budaya yang tenang


(27)

2.1.2.3 Studi Perkembangan Teknologi Simulasi

Studi mengenai hai ini diperlukan untuk mengetahui perkembangan teknologi simulasi. Kepesatan kemajuan inovasi sistim komputerisasi dan pemrosesan data; ditopang oleh perkembangan rekayasa sistim telah memposisikan teknologi simulasi dalam (memainkan) peran yang vital di bidang rancang-bangun suatu produk industri (contoh : wahana transportasi) maupun pelatihan operasional wahana tsb. Peran ini distimulir oleh kemampuan teknologi simulasi dalam mereproduksi karakteristik dinamik atau menduplikasi perilaku sistim sesungguhnya dalam berbagai kondisi; termasuk situasi & kondisi yang bersifat kritikal. Sehingga teknologi simulasi mempunyai kontribusi yang signifikan dalam proses validasi rancang-bangun suatu produk/wahana maupun dalam metodologi pendidikan & pelatihan personil/ operator produk/wahana tsb.

Metoda simulasi bisa ditempuh secara berjenjang; mulai dari :

 (off-line, quasy real-time) computer simulation, hingga real-time simulation;

 menggunakan perangkat keras tiruan (dummy) hingga riil (real instrument) dengan melibatkan penerbang dalam ‘siklus kendali

tertutup’ (pilot in-the-loop simulation).

Prinsip dasar simulasi terbang ialah pembangkitan respons gerak atau mereproduksi karekteristik terbang sebagai akibat masukan pengendalian yang dilakukan oleh penerbang (pilot command/control input) maupun

gangguan internal/eksternal (atmospheric disturbance).

Kondisi & situasi terbang setiap saat dipantau/dipersepsikan oleh penerbang melalui :

 panel instrument indicator & display,

 visualisasi pandangan perspektif luar cockpit (visual image system),  orientasi orthogonal & gerak relatif (motion system),

 perasa gaya pengemudian (control feel-force).

Untuk memperoleh duplikasi kemiripan karaketristik terbang pesawat udara (high-fidelity simulation), mensyaratkan model matematis yang


(28)

Simulator kokpit berikut perangkat keras di dalamnya diperlukan sebagai media perantara pengemudian/pengendalian maupun pemantauan penerbang terhadap pesawat udara yang disimulasikan (human-machine interface).

Perangkat sub-sistim penunjang; seperti visual system, motion system

dibutuhkan untuk acuan umpan-balik orientasi penerbang. Selain itu, terdapat Control Loading-System; yaitu sistim pembangkit

beban-tiruan/gaya pengendalian pada manipulator kendali penerbang (cockpit flight controller).

Untuk kepentingan operasional; simulator dilengkapi dengan instructor operating station (IOS) yang berfungsi untuk inisialisasi, memantau dan

mengendalikan skenario simulasi serta mendokumentasikan hasil simulasi. IOS mempunyai 2 touch-screen LCD-monitor yang menayangkan data

besaran fisis panel instrument indicator, video data visualisasi perspektif

luar serta situasi & posisi pesawat udara yang disimulasikan. Guna menciptakan impresi terbang yang lebih realistis, penerbang juga disajikan simulasi bunyi/suara yang terdengar di cockpit maupun komunikasi verbal berkaitan dengan prosedur terbang. Contoh perlengkapan simulasi adalah :

Gambar 2.15 Piranti game simulasi Sumber : googles_aviation.blog

2.1.3 Studi Kasus Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya

Pemilihan obyek ini sebagai studi kasus adalah karena Monkasel merupakan sebuah wahana pendidikan yang mengkhususkan diri pada kapal selam (transportasi laut). Di Monkasel yang dapat dipelajari adalah :


(29)

- struktur organisasi dan jumlah karyawannya - pemilihan warna dan material

- icon/point of interest keseluruhan wahana

- fasilitas apa saja yang ada beserta waktu pelayanan dan tarifnya - alur sirkulasi pada tatanan

- Site furniture.

Struktur Organisasi Dan Jumlah Karyawannya

Berdasarkan hasil wawancara dengan para karyawannya, dapat disimpulkan bahwa Monkasel ini dimiliki dan dikelola oleh PUSKOPAL (Pusat Komando Angkatan Laut). Operasional berdiri sendiri namun beberapa aturan tetap sesuai dengan ketentuan (jam buka, gaji karyawan, dsb). Untuk bagian vital tetap dikepalai oleh orang –orang dari angkatan laut yang telah pensiun dari dinas,dengan total adalah 40 orang yang mengelola tempat ini. Kurang lebih struktur organisasinya adalah :

Diagram 2.1 Struktur organisasi Monkasel Sumber : Wawancara dan pemikiran penulis, 2010 Pemilihan Warna Dan Material

Pemilihan warna keseluruhan/ rata-rata pada wahana ini adalah biru tua- hijau yang melambangkan lautan tempat kapal selam ini berada. Warna biru lebih banyak berada pada bagian yang transparan seperti atap canopy,

sedangkan warna hijau lebih didominasi berada pada jalan/ tanah sebagai lambang daratan.

PUSKOPAL

Keuangan/ bendahara Administrasi/


(30)

Icon/Point Of Interest Keseluruhan Wahana

Icon wahana ini adalah sebuah kapal selam whiskey class, yaitu KRI

Pasopati-410 yang ditempatkan sebagai monumen.

Gambar 2.16 : bentuk kapal selam KRI Pasopati-410

Bagian kapal selam ini masih utuh luar dan dalam serta masih dapat dimasuki oleh pengunjung. Data kapal selam ini adalah :


(31)

Fasilitas Apa Saja Yang Ada Beserta Waktu Pelayanan Dan Tarifnya

Fasilitas yang ada adalah sebuah video rama yang menayangkan perjalanan hidup KRI Pasopati dalam sebuah ruangan audio visual dengan standart minimum, toko souvenir, toko makanan, toilet, café dengan

pertunjukan musiknya yang hanya aktif pada malam hari, area bermain anak-anak, Gazebo, wall climbing, amphiteater outdoor, telepon umum yang masih

aktif, loket karcis, koridor pejalan kaki, musholla serta ruang pengelola. Tarif wahana ini adalah Rp. 5000/orang, dan tidak dibedakan antara anak-anak dan dewasa. Tampilan dari fasilitas –fasilitas tersebut adalah :

Gambar 2.18 : café dengan pertunjukan musik

Gambar 2.19 : Amphiteater & Video rama


(32)

Gambar 2.21 : Loket karcis & cinderamata

Gambar 2.22 : Toilet dan telepon umum Alur Sirkulasi Pada Tatanan.

Alur sirkulasi tatanan adalah linier sesuai dengan bentuk site yang memanjang kebelakang dan mungkin juga disesuaikan dengan bentuk fisik kapal selamnya, seperti terlihat pada gambar :


(33)

Site Furniture

Gambar 2.24 : Penunjuk arah Gambar 2.25 : prasasti keterangan benda

Gambar 2.26 : Lampu hias di taman Gambar 2.27 : Penjual dan kotak amal

Gambar 2.28 : Tandon air di depan lukisan


(34)

Gambar 2.30 : Air Conditioner Gambar 2.31 : Peta wisata 2.1.4 Analisa Hasil Studi

Berdasarkan studi literatur maupun kasus dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

a) Pemakai Bangunan

Secara umum pemakai bangunan adalah pengunjung dan pengelola. Dari segi pengunjung dapat diprediksi secara makro kenaikan berkisar 1,25 %/thn. Maka pada tahun 2009 perkiraan pengunjungnya adalah 129.746.337 orang (studi PP Iptek TMII).

Sedangkan secara mikro berdasarkan studi dari Monkasel yang lebih spesifik (kapal selam) adalah kurang lebih 8000 orang/bulan atau 8000 x 12 bln = 96.000/tahun. Dengan perhitungan pemasukan Monkasel 40

juta/bulan (wawancara) dibagi harga tiket 5000 rupiah/orang tanpa membedakan orang dewasa/ anak-anak.

Bila pada 2009 ada 8000 pengunjung, dengan kenaikan 1,25%/ thn maka tiap tahun rata-rata bertambah 1200-an orang.

b) Organisasi Pengelola

Berdasarkan wawancara dengan salah satu karyawan Monkasel, dapat di buat kesimpulan bahwa pembagian jabatan adalah PENGELOLA-STAFF-KARYAWAN dengan pengelola berasal dari dinas angkatan laut


(35)

c) Jenis Fasilitas dalam Bangunan

Fasilitas di Monkasel lebih banyak bersifat pasif (toko souvenir, toko

makanan, café, video rama, area bermain anak-anak, Gazebo, wall

climbing, amphiteater outdoor, koridor pejalan kaki, musholla serta ruang

pengelola). Sedangkan area servis (KM/WC) dikelompokkan dalam satu area dengan tetap membedakan antara pengunjung dengan karyawan dan staff pengelola.

Fasilitas di PP Iptek TMII lebih bersifat interaktif dengan pengunjung (transportasi udara, transportasi darat, bunyi dan magnet dan lain sebagainya).

Maka untuk area yang luas diperlukan lebih banyak permainan interaktif agar tidak bosan, permainan pasif dapat digunakan bila area tidak terlalu luas dan membutuhkan waktu lama untuk mengelilinginya.

d) Tampilan Bangunan (berkaitan dengan sistim struktur)

Pada kedua studi diatas (PP Iptek dan Monkasel) bangunan memberi kesan formal namun tidak monoton dan kaku karena permainan fasade-nya.

Pemakaian struktur serta material yang terbilang baru (up to date)-lah yang

memberi kesan modern pada bangunan. Pada PP Iptek di TMII terdiri dari 3 lantai namun tidak tampil menjulang secara monumental, melainkan tampil bongsor dengan bentuk lantai lingkaran. Sementara itu di Monkasel

bangunan tampil dengan sangat ’merendah’ diwujudkan dengan 1 lantai, sehingga sosok kapal selam mampu tampil sebagai point of interest.

e) Pola massa dan Sirkulasi Dalam Bangunan

PP Iptek TMII dan Monkasel berupa single building dengan sirkulasi dan

pola bangunan linier. Hanya pada Monkasel ada pembagian kegiatan yang merupakan suatu hirarki dari daerah umum ke khusus (dari kapal selam ke video rama).

f) Standard Lokasi Bangunan

Berdasarkan pengamatan pada studi kasus dan literatur, maka bangunan ini cocok berada di daerah dalam kota (daerah perdagangan & jasa), bersaing dengan pusat hiburan dan daerah penunjang lainnya yang berpotensi mendatangkan pengunjung. Namun meskipun begitu, kembali


(36)

pada tujuan utama sebagai wahana komersial maka membangun di daerah pinggiran (sub-kota) yang masih minim persaingan juga dapat

dipertimbangkan. Dikarenakan bertujuan wisata maka hendaknya tidak berada di daerah yang penuh polusi.

2.2 Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1 Lingkup Pelayanan

Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif ini sebagai tempat rekreasi dan pendidikan informal, menerima pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat di Surabaya pada khususnya dan Jawa Timur pada

Umumnya. Namun, tetap harus ada pengelompokan untuk membatasi perancang agar tetap sesuai maksud dan tujuan awal. Pengelompokan dapat dilihat sebagai berikut ini :

 Pelajar (anak usia sekolah SMP-SMA/SMK-Perguruan Tinggi).

 Umum (masyarakat diluar usia sekolah). 2.2.2 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Tabel 2.2 Rencana Aktifitas, kebutuhan ruang serta estimasi waktu Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif

PEMAKAI AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG ESTIMASI WAKTU

PENGUNJUNG

Parkir kendaaraan Tempat parkir 5 menit

Mengantri Membeli karcis

Masuk Plasa – loket karcis 5 menit

Mendapat pengantar tentang

isi dari wahana Lobby/ ruang pengantar 10 menit Mendapat pendidikan singkat

mengenai transportasi udara Perpustakaan mini 15 menit Berorientasi melihat isi

wahana keseluruhan Plasa orientasi 15 menit Mengenal berbagai jenis

transportasi udara dan alat pendukungnya

Ruang pamer transportasi udara 45 menit Merasakan keadaan saat

pesawat berjalan/ terbang mengelilingi area wahana

Adventure flight coaster 45 menit

Istirahat Resoran, area istirahat,

musholla, toilet 60 menit Merasakan mengendalikan

pesawat secara realita Radio kontrol 20 menit Merasakan keadaan saat

pesawat jatuh (stall)


(37)

PEMAKAI AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG ESTIMASI WAKTU

Merasakan mengendalikan

pesawat secara simulasi Ruang simulasi 45 menit

TOTAL ESTIMASI WAKTU 285 menit / 4,75 – 5 jam

kunjung

STAFF PENGELOLA

Parkir kendaraan Parkir kendaraan 5 menit

Presensi Ruang presensi 3 menit

Mempersiapkan diri (ganti pakaian, mempersiapkan peralatan)

Ruang ganti, bengkel perawatan

darurat 15 menit

Melakukan perawatan, pembersihan,pemeriksaan, registrasi, dll

Seluruh site 30 menit

Mulai bekerja mengawasi/

mengoperasikan permainan Seluruh site 360 menit Istirahat (pergantian petugas) Restoran, musholla, toilet 30 menit

Menutup wahana Seluruh site 30 menit

Melakukan perawatan, pembersihan,pemeriksaan, registrasi, dll

Seluruh site 60 menit

TOTAL ESTIMASI WAKTU 533 menit / 8,88 - 9 jam

kerja

Sumber : pemikiran penulis, 2012 2.2.3 Pengelompokan Ruang

peraga. tidak tetap DIREKTUR UTAMA

(B. UMUM) WAKIL DIREKTUR 2 (B. OPERASIONAL)

STAFF TEKNIS

SEKRETARIS BENDAHARA

STAFF OPERASIONAL STAFF

TATA USAHA 1.air 3. keamanan

2.listrik 4. kebersihan 1.2.loket karcis resepsionis/ administrasi 3.perpustakaan mini 4.restoran

5.stan cinderamata

direksi

staff

Peraga tetap 1.Ruang pamer transportasi

udara

2.Adv. flight coaster

3.Radio kontrol

4.Stall simulator

5.Ruang simulasi

Diagram 2.2 Struktur organisasi Pusat Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif Sumber : Pemikiran Penulis, 2012


(38)

Dari gambaran struktur organisasi diatas dapat dikelompokkan ruang berdasarkan aktifitasnya.

Tabel 2.3 Fasilitas Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif

FASILITAS EKSTERIOR

Parkir kendaraan Ruang keamanan

Loket Gerbang pintu masuk - plasa

Permainan radio kontrol Permainan stall simulation

Stan cinderamata

FASILITAS SEMI INTERIOR/ SEMI EKSTERIOR

Peragaan tetap Peragaan khusus

Lobby/ ruang pengantar Taman

Perpustakaan mini Toilet taman

Kantor pengelola Adv. Flight coaster

Jembatan tangga Area istirahat

FASILITAS INTERIOR

Toilet Musholla

Ruang simulasi Ruang pamer transportasi udara Ruang MEE


(39)

2.2.4 Perhitungan Luas Ruang

Tabel 2.4 Perhitungan Rencana Luasan Ruang

RUANG KAPASITAS SUMBER STANDARISASI PERHITUNGAN LUAS

FASILITAS EKSTERIOR

Parkir kendaraan Tiap 15.000 m2 Satuan

Ruang parkir (SRP)-nya 115 m2.

Motor 30 %, bus 10% & mobil 60% dari luas lahan parkir DEPT. PERHUBU NGAN DARAT

Standart bruto :

Mobil (69 m2)

2,5x5=12,5 m2

atau 5 buah Sepeda motor

(34,5 m2)

2x0,7=1,4 m2

24 buah Bus (11,5 m2)

12,5x3,4=42,5 m2

1 buah

Standart tsb adalah

minimum.Maka saya kalikan 5x Mobil 50 buah, sepeda motor 240 buah, bis 10 buah. Luas lahan parkirnya menjadi 625+336+425 =1386 m2 (kurang

lebih)

1386 m2

Ruang keamanan 4 pos (2 pintu masuk, 1 dalam wahana,1 dalam gedung pengelola. Dengan asumsi setiap pos ditempati 1 orang dan lainnya berkeliling di dalam dan luar wahana. Studi banding Monkasel + asumsi

4m2 4 x 4 = 16m2 16m2

Pintu masuk utama Bila disesuaikan dengan Monkasel yaitu 8000 org/bulan, maka 8000/30hari = 266.7 atau 250 orang/hari. Dalam sehari diasumsikan ada 2 gelombang pengunjung, maka rata – rata ada 125 org (keadaan normal) Studi banding Monkasel + asumsi

0.8–2 m2 /orang 125 x 2 m2 = 250


(40)

RUANG KAPASITAS SUMBER STANDARISASI PERHITUNGAN LUAS

Loket Asumsi 1 loket 1 org/dtk + periksa tas. Asumsi target di pintu masuk adalah 4 org/dtk, maka jumlah loket ada 4 buah (4 jalur saat keadaan normal)

Asumsi 0.8–2 m2 /orang +

penjaga loket = 3m2

3 m2 x 4 loket =

12 m2 12 m

2

Permainan RC (radio

control) Hanya memerlukan landasan yang kecil dan tempat yang bebas dari halangan (diatas atap /lapangan). Asumsi disediakan 8-10 buah.

Asumsi 5,5m2/orang +

radio control-nya

5,5 x 10 = 55 m2 55m2

Permainan stall simulator Adalah sebuah permainan yang menggambark an keadaan saat pesawat memasuki area hampa udara (stall).

Memerlukan suatu trek lurus diagonal dari atas – bawah.

Asumsi 0.8–2 m2 /orang Luasannya

diasumsikan 20-25% dari luas site. Maka kurang lebih 25%x15.000 = 3750 m2

Tempat

antriannya adalah 10% dari luasan permainannya, yaitu 10%x 3750 = 375 m2

Total adalah 4125 m2

4125 m2

Stan cinderamata Asumsi pengunjung maks. saat ramai 300 orang dengan ruang gerak 2 m2/orang.

Asumsi penjual 10% dari

pembelinya, yaitu 30 stan. Dengan stan adalah 8 m2.

Asumsi 0.8–2 m2 /orang Untuk

pengunjung/pemb eli :

300 x 2 = 600 m2.

Untuk penjual : 30 x 8 = 240 m2

740 m2


(41)

RUANG KAPASITAS SUMBER STANDARISASI PERHITUNGAN LUAS

FASILITAS SEMI INTERIOR/SEMI EKSTERIOR

Lobby / Ruang

Pengantar 50%x125org =62-65 orang Asumsi 0.8–2 m

2 /orang 65 x 2 m2 = 130

m2 130 m2

Taman +

perpustakaan mini Target adalah usia remaja - dewasa. Namun tetap harus disediakan fasilitas bagi usia anak-anak (10%x15.000 m2=1500 m2)

Asumsi 10 m2 /orang Kebutuhan

pergerakan manusia : 10 x 15 org = 150 m2

Kebutuhan alat permainannya : 1500 m2 – 150 m2

= 1350 m2

1350 m2

Toilet taman Asumsi 30% dari pemakai taman. Tidak memerlukan pemisahan antar pria & wanita

Asumsi 0.8–2 m2 /orang 30%x150=50 org.

Maka :

50x2 m2 = 100 m2

100 m2

Rg. Direktur Utama

(PEPABRI) 1 orang Data arsitek =49m

2 49m2

Rg. Wakil direktur 1 orang Data arsitek =20m2 20m2

Rg. Sekretaris 1 orang Data arsitek =9m2 9m2

Rg. Bendahara 1 orang Data arsitek =15m2 15m2

Bengkel perawatan

darurat 1 lajur, membutuhkan tempat yang luas dan terbuka layaknya hanggar.

Asumsi 35 m2 /bengkel = 35m2 35m2

Rg. Tamu 10 orang Asumsi 0.8–2 m2 /orang 2 x 10 = 20m2 20m2

Rg. Alat kebersihan Alat - alat

kebersihan Asumsi - 3 m

2 3m2

Resepsionis 2 orang Asumsi 0.8–2 m2 /orang 2 x 2 orang = 4m2 4m2

Ruang

Rapat/pertemuan Asumsi jumlah seluruh karyawan (52) + staff (8) adalah 60 orang

Data arsitek 0.8–2 m2 /orang;

standard ruang rapat adalah untuk

40 orang

60 x 2m2 = 120m2 120m2

Rg. Staff teknis 4 orang Data arsitek 5,5m2/orang 5,5 x 4 = 22m2 22m2

Rg. Staff operasional 2 orang Data arsitek 5,5m2/orang 5,5 x 2 = 11m2 11m2

Rg. Staff tata usaha 2 orang Data arsitek 5,5m2/orang 5,5 x 2 = 11m2 11m2

Toilet Kantor Asumsi 30% dari staff & karyawan. Memerlukan STUI (Standard Toilet Umum

Pria : 1 toilet /100 orang. 1 Toilet 3

m2

Wanita :

Pria :

1WC+Urinal+Wa stafel. ---> 6 m2

Wanita :


(42)

RUANG KAPASITAS SUMBER STANDARISASI PERHITUNGAN LUAS

pemisahan

pria & wanita Indonesia)+ Asumsi perhitungan pria dikalikan 1,5 2WC+Wastafel. ---> 9 m2

Ruang presensi Tiap

karyawan dan staff 1 menit tanpa antri tiap pagi (staff jam 9 & karyawan jam 8)

Asumsi 0.8–2 m2 /orang 2m2 2m2

Restoran + Jembatan Tangga + Area

istirahat Asumsi orang istirahat tidak sebentar, maka kapasitas area ini adalah untuk 125-200 org/seluruh pengunjung

Asumsi 5,5m2/orang 200 x 5,5 m2 =

1100 m2 1100 m2

Permainan Adv.Flight Coaster Mengitari area semi eksterior / semi interior saja,sehingga luasannya kurang lebih sama dengan area istirahat & restoran

Asumsi 5,5m2/orang Luasannya

=restoran & area istirahat, yaitu 1100 m2.

Tempat mengantri permainan ini diasumsikan 10% dari luasannya, maka 1100+110 =

1210 m2

1210 m2

Sub Total = 4226 m2 FASILITAS INTERIOR

Toilet Asumsi 30 % pengunjung ke toilet. 30% x 300(saat pengunjung sangat ramai) = 90 - 100 orang. Pria 40% = 40 orang,wanita 60% = 60 orang. STUI (Standard Toilet Umum Indonesia)

Pria : 1 toilet/100 orang. Toilet yang

nyaman & manusiawi 4m2

Wanita : perhitungan pria dikalikan 1,5 Pria : 10WC+10urinal+ 5wastafel. ---> 60 m2

Wanita : 15 WC, 10 wastafel. ---> 80 m2

140m2

Musholla + tempat

wudlu Asumsi : 80% Islam, sholat bergantian 3x. Maka, 300/3x = 100 org ; 80%x100 = 80 orang

Asumsi + studi banding

0,66m2 /orang 80 x 0,66 =

52,8m2 52,8 m2


(43)

RUANG KAPASITAS SUMBER STANDARISASI PERHITUNGAN LUAS

kokpit seperti kepala pesawat yang dipotong, dengan interior semaksimal mungkin seperti kokpit sesungguh- nya. studi literatur TMII m2 Ruang pamer

transportasi udara Mini museum Asumsi + studi literatur TMII

0.8–2 m2 /orang - 800

m2

Ruang MEE

 Rg. Genset & trafo

 Rg. AHU & mesin

 Rg. Pompa & tandon

mesin Asumsi + Studi literatur TMII 60m2 180m2 90m2 60m2 180m2 90m2 330 m2

Sub Total = 2122,8 m2

TOTAL = 6584 + 4226 + 2122,8 m2 = 12.932,8 m2

TOTAL + 30% (sirkulasi) = 12.932,8 + 3879,84 = 16.812,64 m2 Dibulatkan = 17.000 m2 atau 1,7 Hektar (Ha)

sumber : pemikiran penulis, 2012

Dengan mengingat bahwa ada area yang saling bertumpuk (overlapping),

sehingga dalam perwujudannya luasan masih mungkin untuk diperkecil.

Interior

Eksterior

Semi Interior/Semi

Eksterior

Gambar 2.32: Visualisasi Irisan hubungan Antar Aktifitas Sumber : pemikiran penulis, 2012


(44)

BAB III

TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1 Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Surabaya sebagai tempat akan dibangunnya proyek ini adalah kota terbesar kedua di Indonesia. Dikategorikan pula sebagai kota metropolis, karena tingkat pertumbuhan penduduknya yang cukup padat setelah Jakarta. Kota Surabaya dibagi menjadi lima kawasan yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Struktur tata ruang kota yang menempatkan Surabaya Pusat sebagai pelayan utama (pusat kota) memberikan dampak terhadap jalur transportasi, yaitu terjadinya kelambatan pergerakan ke kawasan pusat kota tersebut. Dampak yang lain adalah terhadap perkembangan fisik kota, yang disebabkan kelengkapan fasilitas yang cenderung memusat.

Menyadari fakta pertumbuhan struktur tata ruang kota Surabaya tersebut, maka perlu pengendalian pembangunan fisik di kawasan pinggiran kota agar pola penyebaran secara merata dapat diwujudkan serta dapat mengurangi beban pelayanan dan kepadatan bangunan di pusat kota.

Penentuan lokasi proyek ini didasarkan pada studi kasus maupun literatur yang telah dilakukan pada bab sebelumya (Bab II). Ketentuan- ketentuan tersebut adalah :

 Lahan untuk proyek ini berorientasi pada daerah perdagangan dan jasa, yang mendukung fungsi komersial dari proyek ini.

 Lahan dapat berada di daerah pusat kota (studi kasus) maupun daerah pinggiran (analisa).

 Jalan cukup lebar, bebas banjir dan dilengkapi perkerasan yang memadai untuk kendaraan angkut kelas berat (truck).

 Aksesibilitas yang mudah dicapai oleh pemakai bangunan, sehingga memudahkan dalam pencapaian menuju lokasi terutama bagi pengunjung. Sebagai dasar alternatif yang lain pada pemilihan lokasi site Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya ini adalah dengan


(45)

memperhatikan beberapa kriteria yang telah ditentukan untuk mempermudah dalam pemilihan lokasi site yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kriteria Lokasi Kawasan

Jenis Penggunaan Kriteria

Kawasan perdagangan, meliputi :

 Pertokoan

Shopping centre

 Restoran

 Pasar

 Rumah toko

 Aksesibilitas yang baik

 Terletak pada pusat kegiatan kota

 Infrastruktur yang memadai

Kawasan jasa, meliputi :

 Perkantoran

 Hotel/penginapan

Hiburan

 Perbengkelan

 Aksesibilitas yang baik

 Terletak pada pusat kegiatan kota

 Infrastruktur yang memadai

Kawasan fasilitas umum, meliputi :

 Pendidikan

 Kesehatan

 Pemerintahan

 Peribadatan

 Bangunan umum

 Bangunan olah raga

 Aksesibilitas yang baik

 Terletak pada pusat kegiatan kota

 Infrastruktur yang memadai

Kawasan khusus, meliputi :

 Pelabuhan

 Militer

 Industri strategis

 Disesuaikan berdasarkan kekhususan kawasan dan kegiatannya

Kawasan Pariwisata, meliputi :

 Gedung pertunjukan

 Kebun binatang

 Cagar budaya

 Wisata air

 Taman wisata

 Memiliki keindahan alam & panorama

 Memiliki karakteristik & nilai seni yang diminati wisatawan

 Terdapat bangunan peninggalan budaya dan atau memiliki nilai sejarah yang tinggi


(46)

Berdasarkan kriteria- kriteria di atas, maka Proyek Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya ini terletak di kawasan Surabaya Timur. Hal ini sesuai dengan :

 Master Plan kota Surabaya, dimana pengembangan Surabaya bergerak di kawasan Barat – Timur.

 Kawasan ini merupakan kawasan masyarakat ekonomi kelas menengah atas (terlihat dari perumahan- perumahannya).

 Dan karena dua hal diatas, maka kawasan Surabaya Timur ini memiliki potensi besar untuk berkembang.

Berikut ini adalah eksisting maupun gambaran daerah Surabaya Timur Unit pengembangan Kertajaya (UP.Kertajaya) beserta peruntukannya 10 tahun kedepan :

Gambar 3.1 Eksisting Penggunaan Lahan UP Kertajaya Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008


(47)

Gambar 3.2 Rencana Penggunaan Lahan UP Kertajaya Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008


(48)

Maka, dilakukan pemilihan lokasi- lokasi berdasarkan RDTRK UP Kertajaya tersebut beserta nilai bobotnya sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan :

Gambar 3.3 Kawasan Surabaya Timur yang dijadikan pertimbangan pemilihan lokasi

Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008 Tabel 3.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi

No Kriteria Pemilihan Bobot

Jl. Dharmahusada

Indah Selatan VII

Jl. Arief

Rahman Hakim Angkatan Laut Perumahan

1 Pencapaian lokasi 4 3 2

2 Tata Kota (sesuai daerah Peruntukan) 4 4 4

3 Penyediaan tanah (luasan tanah) 2 4 4

4 Aktifitas penunjang (lingkungan) 4 3 1

5 Jaringan infrastruktur 3 3 2


(49)

No Kriteria Pemilihan Bobot

Jl. Dharmahusada

Indah Selatan VII

Jl. Arief

Rahman Hakim Angkatan Laut Perumahan

7 Potensi kedepan (perkembangan) 1 3 2

8 Bebas banjir 3 3 3

9 Lebar & kualitas jalan 4 4 3

TOTAL 28 30 22

Keterangan : 1 = Kurang baik 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat baik

Sumber : Penulis, 2010 3.2 Penetapan Lokasi

Berdasarkan perbandingan kriteria tersebut, maka lokasi ditetapkan berada di kawasan Surabaya Timur yaitu Jalan Arief Rahman hakim (bobot 30).

Lokasi Site

Gambar 3.4 Penetapan lokasi proyek Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008


(50)

3.3 Kondisi Fisik Lokasi 3.3.1 Eksisting Site

Gedung Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif ini berada di wilayah Surabaya bagian timur, yaitu jalan Arief Rahman Hakim, satu komplek dengan perumahan baru (Puri Galaxi). Pada Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya, kawasan ini merupakan unit pengembangan Kertajaya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kondisi eksisting site berdasarkan :

 Dimensi/ ukuran Site

Site ini memiliki luasan 15.017,243 m2 atau dibulatkan menjadi 1,5 Ha dengan batas- batas fisik yaitu :

- Utara : Sungai Semolowaru & JL. Arief Rahman Hakim - Timur : Universitas Hang Tuah

- Selatan : Perumahan Puri Galaxi

- Barat : Perumahan Galaxi Bumi Permai (Araya Grup)

Gambar 3.5 Dimensi Site Sumber : Penulis, 2012

U

Pe

ru

mah

am G

al

axy B

umi

P

er

m

ai

SITE

Perumahan Puri Galaxi

Universitas Hang Tuah

Sungai semolowaru JL. Arief Rahman Hakim


(51)

 Kondisi Topografi/ kemiringan tanah dan keadaan tanah pada Site

Menurut RDTRK Surabaya 2008 UP. Kertajaya, lokasi ini termasuk pada golongan tanah Kelas I, yang berarti memiliki :

- Tekstur tanah : halus

- Drainase : tergenang periodik (bukan banjir) - Kedalaman efektif tanah : lebih dari 90 cm (dalam)

- Erosi : tidak ada

- Faktor pembatas : air tanah asin - Kemiringan lahan : 0,2 % (datar)

- Intensitas curah hujan : 1.836 mm/hr (sangat tinggi) - Jenis tanah : aluvial kelabu (tidak peka)

 Vegetasi

Jenis tanaman yang ada di sekitar site adalah tanaman peneduh dan rumput, yang rata-rata digunakan di sekitar bangunan.

Gambar 3.6 Tetumbuhan di sekitar lahan proyek Sumber : Dokumentasi Penulis, 2009 3.3.2Aksesibilitas

Menurut RDTRK, pola jaringan jalan utama (arteri primer- kolektor primer) pada wilayah ini umumnya membentuk pola linier berorientasi Barat- Timur menghubungkan Surabaya Pusat dengan Surabaya Timur. Seperti JL. Sulawesi- JL. Kertajaya- JL. Kertajaya Indah- JL. Raya ITS- JL. Raya Mulyosari. Sedangkan dari sisi Selatan- Utara yang membentuk pola linier adalah JL. Semampir- JL. Semolowaru- JL. Klampis Ngasem- JL. Klampis Harapan- JL. Arief Rahman Hakim- JL. Kertajaya Indah Timur- JL. MERR.


(52)

Pola Jaringan yang membentuk pola grid didominasi oleh jalan- jalan lokal &

persimpangan jalan utama serta kawasan perumahan yang tersebar di wilayah ini.

Gambar 3.7 Ilustrasi rencana tipikal jalan arteri & kolektor pada UP. Kertajaya Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

Gambar 3.8 Potongan rencana jalan arteri & kolektor pada UP. Kertajaya Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008


(53)

Untuk pola pergerakan orang dan barang didominasi oleh angkutan jalan raya. Pergerakan dari sisi utara umumnya melalui JL. Kenjeran, sedangkan dari sisi Selatan melalui JL. Semolowaru- JL. Nginden Semolo- JL. Suko Semolo. Kemacetan terjadi karena adanya bangunan pendidikan yang menyerap

banyak pelajar- mahasiswa, kurangnya rambu jalan, adanya jam sibuk/ jam sekolah, serta karena lebar jalan yang tidak sama sehingga menyebabkan efek

bottle neck.

Gambar 3.9 Lyn S ; JKK 4 dan Lyn O sebagai angkutan umum yang melewati site Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

3.3.3Potensi Lingkungan

Sesuai ketentuan dan pertimbangan dari RDTRK UP. Kertajaya tersebut, maka titik- titik potensial yang berkaitan dengan perencanaan UP. Kertajaya (umumnya) dan proyek ini (khususnya) yang akan mengalami perkembangan adalah :

 Kawasan Galaxy. Berdasarkan arahan Perda No.3 tahun 2007, daerah ini merupakan salah satu sub-pusat kota di Surabaya. Hal ini karena adanya ZOOM


(54)

pusat pelayanan publik (pusat perdagangan & jasa) yang potensial untuk berkembang.

 Kawasan ITS. Kawasan ini merupakan kawasan pendidikan tinggi dengan skala nasional, yang diharapkan mampu menimbulkan kegiatan ikutan (backward linkage) terutama dalam sektor informal seperti usaha fotocopy,

warnet, tempat kos dll.

 Kawasan Laguna. Wilayah ini merupakan kawasan hunian menengah keatas.

Gambar 3.10 Gambaran posisi Site terhadap kawasan sekitar yang potensial Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

3.3.4Infrastruktur Kota

 Pemasangan Iklan/ Reklame

Jenis- jenis reklame yag disarankan di UP. Kertajaya menurut RDTRK 2008 adalah : Billboard Horizontal (BHZ); Billboard Vertical (BVA); Spanduk; Tugu/ Monumen & reklame Umbul-

umbul/ Tiang Bendera.

ITS

Laguna Galaxy


(55)

Gambar 3.11 Ilustrasi BHZ ; Spanduk & Tugu/ Monumen Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

Gambar 3.12 Ilustrasi Umbul- Umbul Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008


(56)

 Saluran air bersih

Berdasarkan RDTRK, kebutuhan air bersih telah mencukupi. Namun untuk mengantisipasi perlu dilakukan penambahan saluran baru hingga tahun rencana (2018). Dengan pertimbangan tersebut, maka kebijakan yang diambil pemerintah kota adalah :

- Memperbaiki/ merehabilitasi jaringan lama, dan - Memasang jaringan baru.

-Gambar 3.13 Ilustrasi Saluran Air bersih Wilayah UP. Kertajaya Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

- Untuk memperkuat kebijakan diatas, berikut ini data prakiraan kebutuhan air bersih pada 2018 :

Tabel 3.3 Prakiraan kebutuhan air bersih Distrik Keputih pada 2018 berdasarkan tata guna lahan

Tahun Unit Distrik keputih

2018 Keputih Jumlah Kebutuhan Air bersih (Kltr/Hr)

Jumlah Penduduk 509 -

Jenis Fasilitas :

- Perumahan 84 84


(57)

- Non Perumahan 17 17

TOTAL 101

Catatan: Kebutuhan perumahan > 0,165 Kltr/ Hari/ Orang Kebutuhan Non Perumahan > 20 % perumahan

Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

 Sistem Pengelolaan Air dalam Site

Rencana Sistem pengelolaan air bersih dalam site kurang lebih sama seperti pada kolam renang, yaitu :

Gambar 3.14 Ilustrasi penanganan air bersih dalam Site Sumber : Penulis, 2012

Kolam Rumah Pompa

Tandon Air II Tandon Air I


(58)

Dan pada Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara yang dalam perwujudannya merupakan sumber sampah, penaganannya adalah :

Gambar 3.15 Ilustrasi penanganan sampah pada sumber- sumber sampah Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

 Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik bagi proyek sangat vital/ penting. Karena itu, sesuai RDTRK ada 2 macam pola pengembangan saluran jalur listrik yaitu saluran bawah tanah & saluran udara. Karena proyek berada di pemukiman baru, maka memakai jalur listrik yang bawah tanah. Pola perencanaan jalur listrik dikonstruksikan sesuai jalur arteri & kolektor (jalan). Sistem jaringan bawah tanah ini dikembangkan dengan sistem tertutup dengan kapasitas sbb :

- Instalasi distribusi primer (SUTT) dengan kapasitas 60-150 KVA - Instalasi distribusi sekunder (SUTM) dengan kapasitas 20 KVA


(59)

Ketentuan jarak bebas bagi jaringan SUTT adalah sbb :

Tabel 3.4 Jarak bebas minimum SUTT dengan obyek lainnya

No. LOKASI JARAK BEBAS (m)

1.

2. Lapangan terbuka/ daerah terbuka Daerah dengan keadaan tertentu :

 Bangunan tak tahan api

 Bangunan tahan api

 Lalu lintas jalan/ jalan raya

 Pepohonan pada umumnya

 Lapangan olahraga

 SUTT lainnya, jaringan telepon, penghantar udara tegangan rendah, antena radio & televise

 Rel kereta api

 Jembatan besi, rangka besi penahan penghantar, kereta api listrik, dsb

 Titik tertinggi tiang kapal pada kedudukan air pasang tertinggi pada lalu lintas air

7,5 13,5 4,5 9 4,5 13,5 4,0 9,0 4,0 4,0

Sumber : Lampiran peraturan menteri pertambangan & energi No.01/P/MPE/1992 Dan perkiraan kebutuhan listrik pada 2018 bagi perumahan kapling besar (Puri Galaxi) adalah 1.300 VA, sedangkan non perumahan (Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif) adalah 170-203 % dari perumahan tersebut. Untuk mengantisipasi bahaya kebakaran,terdapat pos pemadam kebakaran (PMK) yang dekat dengan lokasi (Gambar 3.16).

Gambar 3.16 Rencana lokasi pos PMK Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008

LOKASI PROYEK sungai semolowa ru Pos PMK


(60)

 Saluran Pematusan

Gambar 3.17 Saluran pematusan depan SITE Sumber : RDTRK Kodya Surabaya 2008 3.3.5Peraturan Bangunan Setempat

Sesuai dengan RDTRK 2008, ketentuan KDB, KLB, KTB, GSB dan sebagainya bagi kawasan ini adalah :

 KDB : 50 - 60 %

 KLB : 120 – 240 % (2 - 4 lantai)

 GSB : 10 – 15 meter

 KTB : 50 - 60 %

Saluran pematusan (sungai Semolowaru)


(61)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Ruang 4.1.1Organisasi Ruang

Berikut ini adalah gambaran hubungan ruang dalam proyek ini :

Gambar 4.1 Skema Rencana Organisasi Ruang Sumber : Pemikiran penulis, 2012

= Dekat (< 15 m) = Sedang (< 50 m) = Jauh (> 50 m)

= Dekat (< 5 m) = Sedang (< 10 m) = Jauh (> 10 m)


(62)

Dari skema diatas, terlihat bahwa zona aktifitas dalam SITE terbagi 2 yaitu zona pengunjung & zona pengelola. Pada zona pengelola jarak antar ruang cenderung dekat-sedang, dan pada zona wahana jarak antar permainan/ fasilitas cenderung jauh untuk memberi ruang yang cukup bagi pengunjng menikmati pemandangan.

4.1.2Diagram Abstrak

Diagram abstrak akan menjelaskan hubungan ruang sesuai gambar 4.2 dengan ilustrasi blok massa ruang secara horisontal.

Gambar 4.2 Diagram abstrak Sumber : Penulis, 2012 Ruang

pamer

Plasa

Pengelola

Taman

Parkir

Gerbang masuk

Tiket masuk

Parkir Area istirahat Ruang


(63)

4.2 Analisa Site

4.2.1Analisa Aksesibilitas

Analisa aksesibilitas jalur kendaraan disekitar lokasi site memberi petimbangan dalam merencanakan entrance site. Pencapaian site lokasi dari

daerah sekitarnya ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap :

 Keleluasaan pengamatan untuk berorientasi terhadap obyek

 Ruang yang memiliki potensi sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali obyek.

 Sudut pandang terhadap site

 Kecepatan maksimum kendaraan pada lalu lintas yang ada.

Entrance/ akses masuk berasal dari arah utara (JL. Arief Rahman Hakim),

dikarenakan jalur ini sudah ada/ telah disediakan oleh pihak perumahan sebagai akses masuk perumahan Puri Galaxy. (Gambar 4.4).

Gambar 4.3 Rencana Penetapan Entrance/ pintu masuk

Sumber : Penulis, 2012 4.2.2Analisa Iklim

Secara umum, Sesuai dengan arah terbit dan terbenam matahari, maka pada pagi hari sisi sebelah Timur mendapat panas yang terbanyak sedangkan

ENTRANCE


(64)

pada sore hari terjadi kebalikannya yaitu sisi Barat yang mendapat panas terbanyak. Hal ini juga berlaku pada site dikarenakan ketinggian bangunan sekitar tidak terlalu menyolok (Gambar 4.5 dan gambar 4.6).

Gambar 4.4 Ilustrasi jatuhnya bayangan matahari senja (Barat) terhadap site Sumber : Penulis, 2012

Gambar 4.5 Ilustrasi jatuhnya bayangan matahari pagi (Timur) terhadap site Sumber : Penulis, 2012

Selain itu mempertimbangkan arah angin, maka susunan massa maupun bentuk tiap massa harus disesuaikan dengan keadaan ini.

Arah pergerakan penyinaran sinar matahari pada saat siang- sore hari terhadap site

Perum. Galaxy Bumi Permai

(2-3 Lantai) UHT

(2-4 Lantai)

Arah pergerakan penyinaran sinar matahari pada saat pagi- siang hari terhadap site

Perum. Galaxy Bumi Permai

(2-3 Lantai) UHT

(2-4 Lantai)

Gambar 4.6 perkiraan arah angin yang melewati site Sumber : Penulis, 2012


(65)

4.2.3Analisa Lingkungan Sekitar

Analisa lingkungan sekitar secara mikro adalah kebisingan. Artinya, kebisingan adalah perhatian bagi sebuah tempat wisata

Meninjau dari letak, arah hadap dan kondisi lingkungan sekitar site, dapat diketahui arah datangnya sumber-sumber kebisingan yang dapat mempengaruhi perancangan paling besar adalah berasal dari JL. Arief Rahman Hakim serta dari dalam site sendiri (aktifitas wisata). Sedangkan dari permukiman sendiri bisa dikatakan sangat kecil (jam- jam tertentu saja).

Gambar 4.7 Ilustrasi kebisingan terhadap site Sumber : Penulis, 2012

4.2.4Analisa Zoning

Dari hasil analisa, zoning yang didapat adalah : Eksterior-Semi interior/semi eksterior-Interior. Dengan perletakan sbb :

Gambar 4.8 Ilustrasi zoning dalam site Sumber : Penulis, 2012

Sumber Kebisingan Utama

Sumber Kebisingan Tersier

Sumber Kebisingan Sekunder


(66)

4.3 Analisa Bentuk dan Tampilan 4.3.1Analisa Bentuk

Lingkungan sekitar memiliki tipologi bangunan pendidikan dan perumahan. Namun karena proyek ini adalah sebuah pusat wisata pendidikan, maka hendaknya tampil dengan agak berbeda dengan tetap memperhatikan lingkungan perumahan yang bersebelahan agar tidak terjadi persaingan secara langsung. Bentukan yang direncanakan adalah mengadopsi elemen-elemen serta ciri benda penerbangan untuk membedakan dengan bangunan sekitar (perumahan & pendidikan) tersebut.

Gambar 4.9 Ilustrasi bentuk bangunan Sumber : Penulis, 2012

4.3.2Analisa Tampilan

Tampilan muka bangunan harus dapat menarik perhatian pemakai jalan yang melewatinya. Oleh karena itu bangunan harus memiliki titik tangkap. Karena letaknya berimpit dengan daerah perumahan, maka titik tangkap tidak


(67)

harus lebar menyeluruh pada fasade bangunan. Cukup di pintu masuk, misalnya. Atau pada salah satu alat peraga yang sengaja diperlihatkan keunikannya.

Gambar 4.10 Ilustrasi titik tangkap bangunan (vocal point)

Sumber : Penulis, 2012

Untuk tampilan skyline/ garis langit tidak terlalu berbeda ketinggian

dengan bangunan sekitarnya, dikarenakan ketentuan dai RDTRK Kotamadya Surabaya tahun 2008 yaitu 2-4 lantai.

Gambar 4.11 Ilustrasi tampilan bangunan (skyline)

Sumber : Penulis, 2012

Point of Interest


(68)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Konsep perancangan dari Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya ini adalah solusi dari permasalahan-permasalahan desain yang berasal dari rumusan latar belakang, tujuan, analisis fungsi, analisis tapak, dan analisa lahan.

Tema perancangan yang utama diambil dari judul proyek ini sendiri ”transportasi udara”. Selain itu tema juga melihat dari fakta dan isu yang ada. Fakta dan issues tersebut adalah sebagai berikut :

 Fakta

- Minimnya tempat wisata pendidikan di Surabaya, apalagi yang mengkhususkan diri pada sesuatu.

- Perkembangan teknologi yang semakin maju, namun perkembangan teknologi ini belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan wisata pendidikan di Surabaya.

- Menurunnya jumlah pilot di Indonesia, tidak sebanding dengan permintaan jumlah pilot tiap tahunnya.

 Isu

- Menyediakan tempat wisata yang mengandung unsur pendidikan dengan tema tertentu sebagai tempat rekreasi di Surabaya.

- Dalam perancangan Pusat wisata pendidikan ini didalamnya meliputi fasilitas permainan yang lengkap dan beraneka ragam yang memakai perkembangan teknologi yang sesuai. Dalam hal ini adalah teknologi simulasi.

- Dengan data menurunnya jumlah pilot di Indonesia, maka mengkhususkan diri pada permainan transportasi udara menjadi sebuah pilihan.

Dari fakta dan isu yang telah dijelaskan, bisa ditarik kesimpulan yang dapat digunakan dalam proses perancangan, yang biasa disebut dengan tema.


(69)

5.1. Tema Perancangan

Tema dari perancangan Pusat Wisata Pendidikan Transportasi Udara Secara Simulatif di Surabaya ini adalah AERO-NAUTIKA dengan konsep METAFORA GABUNGAN. Tema aero-nautika sendiri menjadi pilihan dengan beberapa pertimbangan, antara lain :

Tema yang dipakai diharapkan dapat mengekspresikan kegiatan/aktifitas didalam bangunan. Melalui bentuk, permainan warna, pemilihan material serta tampilan fasad yang menarik pada pusat wisata pendidikan ini.

Tema aero-nautika ini juga seirama dengan fakta perkembangan teknologi. Dengan tema ini memungkinkan adanya inovasi terbaru dalam perancangan tempat wisata ini. Inovasi diharapkan tampak secara menyeluruh pada tiap aspek bangunan ini, aspek hirarki, sikuen, material, iklim, terutama aspek permainannya. Sehingga akan menimbulkan makna dan identitas tersendiri dalam proses perancangannya. Dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan konsep yang sesuai dengan tema, konsep dengan metode yang seirama dengan tema aero-nautika. 5.2. Metode Perancangan

Perancangan memiliki titik pijakan awal. Pijakan tersebut bisa dari permasalahan, kebutuhan, maksud atau sebuah tujuan. Di proyek ini, saya membutuhkan titik awal yang mampu melihat suatu bangunan dari sisi yang baru,

Gambar 5.1 : Pemilihan Tema Perancangan Sumber : Penulis, 2012


(1)

75

6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan

Konsep tapak menurut analisa mata angin disini bertujuan untuk menentukan sikap bangunan terhadap angin dlingkungan sekitar, apakah akan melawan angin atau mengarahkan angin tersebut. Dengan tinggi bangunan yang mencapai ± 25m (4 lantai) maka harus ada penyelesaian/ pemecahan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara adalah dengan mengikuti kaidah-kaidah aero-nautika itu sendiri.

Gambar 6.3. Aplikasi Orientasi Bangunan Sumber : Penulis, 2012

Orientasi/ arah hadap bangunan disesuaikan dengan iklim, angin,

serta keadaan lingkungan sekitarnya.


(2)

6.1.4 Aplikasi Zona

Karena ini adalah sebuah tatanan massa dengan tema aero-nautika yang mengambil bentukan dari karakter sebuah pesawat, maka zona yang terjadi adalah eksterior – semi eksterior/ semi interior – interior.

6.2. Aplikasi Bentuk dan Fasad

Konsep bentuk bangunan dibuat dan dibentuk mengikut tema dan konsep yang dipakai yakni aero-nautika yang mengacu pda anti gravitasi, dengan konsep

Gambar 6. 4. Aplikasi Bentuk & Fasad sumber : Penulis, 2012

Gambar 6.4. Aplikasi Zona Sumber : Penulis, 2012


(3)

77

metafora gabungan. Dimana bentuk bangunan secara umum mengacu pada bentuk pesawat udara saat proses take-off. Untuk proses perletakan massa bangunannya mengacu pada elemen-elemen lingkungan sekitar saat pesawat tersebut akan take-off, seperti airport, landasan pacu, gesekan dengan udara, dsb. Dengan tetap mempertimbangkan faktor alam seperti panas matahari yang berlebihan, dan analisa terhadap angin.

6.3. Aplikasi Sirkulasi Dalam Site

Konsep sirkulasi dalam proyek ini menggunakan pola Linier. Pola linier disini menjadi pilihan agar pengunjung mendapat kesempatan untuk melewati tiap permainan. yang dipermainkan sehingga memberikan tantangan tersendiri terhadap pengunjung/ pemainnya.

Gambar 6.6. Aplikasi Bentuk Bangunan Sumber : Penulis, 2012


(4)

6.4. Aplikasi Struktur

Gambar 6. 7. Aplikasi Sirkulasi Dalam Site Sumber : penulis, 2012


(5)

79

Gambar 6. 9. Aplikasi Struktur Sumber : penulis, 2012


(6)

DAFTAR PUSTAKA

- American Institute of Aeronautics and Astronautics, Inc.1801 fifth edition. AIAA Aerospace Design Engineers Guide. Reston,Virginia : Alexander Bell Drive.

- Robinson, Nick. 1954. Planting Design Handbook. Burlington USA : Ashgate

- Ashihara, Yoshinobu.1986. Merancang Ruang Luar. Jakarta : Erlangga - Zain-Badudu.2001. Kamus Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. - Neufert,Ernest. 2002 Third Edition. Architects' Data. England : Blackwell

Science

- Majalah GATRA.2007. Rubrik Ilmu dan Teknologi. Jakarta : PT.Era Media Informasi

- Poerwadarminto, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : P.N. Balai Pustaka

- Surabaya, Kotamadya. 2008. RDTRK UP. Kertajaya Tahun Anggaran 2008. Surabaya : Kotamadya Surabaya

- Ardika, I Gde. 2004. STUI (Standard Toilet Umum Indonesia). Jakarta : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.