Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor

(1)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN MOMOMILK BOGOR

ANDINA PRIMANDHANI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIANBOGOR

BOGOR 2014


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Andina Primandhani


(3)

ABSTRAK

ANDINA PRIMANDHANI. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor. Dibimbing oleh MA‟MUN SARMA.

Restoran Momomilk merupakan salah satu perusahaan bisnis kuliner yang mengusung susu segar (fresh milk) sebagai menu utamanya. Persaingan di dunia bisnis makanan di kota Bogor membuat restoran Momomilk harus lebih cermat dalam menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan. Selain itu, terjadi penurunan bisnis restoran dari tahun 2010 ke tahun 2012 disebabkan kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional, serta ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada. Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal pada restoran Momomilk, dan (2) Merumuskan alternatif pemasaran yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan untuk direkomendasikan kepada pihak restoran Momomilk. Metode pengolahan data yang digunakan yaitu analisis SWOT dan AHP. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE (3,135) dan matriks EFE (2,373), posisi restoran Momomilk berada di sel IV pada matriks IE, dengan tipe strategi „tumbuh dan membangun‟. Alternatif strategi yang menjadi prioritas utama bagi pemasaran restoran Momomilk adalah meningkatkan efektifitas promosi.

Kata kunci: restoran Momomilk Bogor, matriks SWOT, proses hierarki analisis (PHA), strategi pemasaran

ABSTRACT

ANDINA PRIMANDHANI. Marketing Strategy Analyses of Momomilk Restaurant Bogor. Supervised by MA‟MUN SARMA.

Momomilk restaurant is one of the culinary business enterprises that carries fresh milk as the main menu. Competition business in Bogor makes Momomilk restaurant must be careful in determining the marketing strategy to be used. In addition, a decline in the restaurant business from 2010 to 2012 due to lack of experience and knowledge of the food business and operational management, as well as the inability to adapt to change and optimize opportunities and competition. This study aimed to (1) Analyze internal and external factors of the restaurant Momomilk, and (2) Formulate marketing alternatives in accordance with the company's internal and external conditions to be recommended to the restaurant Momomilk. Data processing methods used are SWOT analyse and AHP analyse. Based on the results obtained from the IFE matrix (3.135) and EFE matrix (2.373), the position Momomilk restaurant is in the cell IV on IE matrix and the type of strategy is “grow and build”. First priority of alternative promotion of strategy for Momomilk restaurant marketing campaign is to increase effectiveness.

Key word: Momomilk restaurant Bogor, SWOT Matrix, Analythical Hierarchy Process, Marketing strategy


(4)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

RESTORAN MOMOMILK BOGOR

ANDINA PRIMANDHANI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIANBOGOR

BOGOR 2014


(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 sampai dengan Maret 2014 ialah strategi pemasaran, dengan judul Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor.

Terimakasih penulis ucapkan depada Bapak Dr Ir Ma‟mun Sarma, MS, MEc selaku dosen pembimbing. Disamping itu, ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Haidar Wurjanto selaku pemilik restoran Momomilk Bogor, Hadi selaku manajer operasional restoran Momomilk, dan Erik selaku kepala koki restoran Momomilk. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014


(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Ruang Lingkup Penelitian ... 3

METODE ... 3

Kerangka Pemikiran ... 3

Lokasi dan waktu penelitian ... 3

Jenis dan Sumber Data ... 4

Metode Pengumpulan Data ... 5

Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 9

Gambaran Umum Restoran ... 9

Analisis Lingkungan Internal ... 11

Analisis Lingkungan Eksternal ... 14

Perumusan Strategi Pemasaran Restoran Momomilk ... 17

Tahap Masukan (Input)... 17

Tahap Pencocokan ... 21

Tahap Keputusan ... 24

Implikasi Manajerial ... 30

SIMPULAN DAN SARAN ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32


(8)

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor 2

2 Penilaian bobot faktor internal 5

3 Penilaian bobot faktor eksternal 5

4 Penentuan skala Pairwise Comparison 6

5 Matriks IFE 7

6 Matriks EFE 7

7 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 18

8 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) 21

9 Matriks SWOT 23

10 Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus. 26 11 Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor 26 12 Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor 27 13 Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan 27

14 Hasil pengolahan vertikal elemen faktor 28

15 Hasil pengolahan vertikal elemen aktor 29

16 Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan 29


(9)

DAFTAR GAMBAR

1 Pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor 1

2 Kerangka pemikiran penelitian 4

3 Model Matriks IE 8

4 Struktur organisasi restoran Momomilk 10

5 Matriks internal-eksternal restoran Momomilk 22

6 Struktur hierarki strategi pemasaran restoran Momomilk 25 7 Penilaian hasil struktur AHP restoran Momomilk 28


(10)

RINGKASAN

ANDINA PRIMANDHANI. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Bogor.Dibimbing oleh MA‟MUN SARMA.

Pada tahun 2012, jumlah restoran dan rumah makan yang ada di Kota Bogor semakin menurun.Penyebab terjadinya penurunan bisnis restoran ini adalah gagalnya bisnis restoran pada tahun pertama karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional, serta ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada. Restoran Momomilk merupakan salah satu restoran yang sedang berkembang di Kota Bogor.Pemilik usaha terlebih dahulu memperhatikan keadaaan umum perusahaan yang mencakup lingkungan internal-eksternal perusahaan.Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal pada restoran Momomilk, (2) Merumuskan alternatif pemasaran yang sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan untuk direkomendasikan kepada pihak restoran Momomilk.Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini dengan analisis SWOT dan analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process).Analisis SWOT didapat dari identifikasi lingkungan internal dan eksternal yang dimasukan dalam matriks IE. Selanjutnya analisis SWOT diolah dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) yang akan menghasilkan strategi tepat kemudian direkomendasikan kepada perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat lima kekuatan dan lima kelemahan, empat peluang dan empat ancaman. Hasil analisis AHP menunjukan beberapa strategi pemasaran yang dapat direkomendasikan bagi restoran secara berturut-turut adalah meningkatkan efektifitas promosi (0.215), melakukan penetrasi pasar (0.183), melakukan inovasi produk (0.169), menyelesaikan izin operasional (0.154), memperbaiki sistem pelayanan (0.150), dan memperbaiki sarana dan prasarana layanan (0.130).


(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya dengan latar belakang etnis, suku dan pola kehidupan yang berbeda satu dengan yang lain. Banyaknya daerah di Indonesia yang memiliki beragam budaya etnis, berpotensi untuk dijadikan objek wisata bagi pariwisata. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki beberapa tempat objek wisata dan terkenal akan kekayaan kulinernya yang menarik adalah Kota Bogor. Kota Bogor dijadikan sebagai kota transit bagi wisatawan asing maupun domestik. Adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan menyebabkan perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Kota Bogor dari tahun 2010 - 2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Kota Bogor (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, 2012)

Wisata belanja dan kuliner dinilai mampu memberikan keunggulan bagi pariwisata Kota Bogor. Faktor kedekatan dengan ibukota Jakarta dan kemudahan mencapai Kota Bogor merupakan alasan yang cukup kuat untuk menjadikan wisata belanja dan kuliner andalan Kota Bogor. Seiring dengan perkembangan tingkat gaya hidup masyarakat dan keanekaragaman selera konsumen, perkembangan jenis makanan jadi semakin beragam. Berkembangnya beragam jenis restoran di Kota Bogor merupakan reaksi atas beragamnya selera konsumen. Dukungan pada pihak swasta yang mengusahakan wisata belanja dan kuliner terlihat dengan tumbuh pesatnya restoran, rumah makan, dan café. Menurut Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, pada tahun 2007 jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor berjumlah 268 unit. Pada tahun 2008, jumlah restoran mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari 268 unit restoran menjadi 211 unit restoran. Data perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 1.

145,918 151,755 167,006

2,821,508 3,112,414 3,500,000 0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000 4,000,000

2010 2011 2012

Ju m lah P en g u n ju n g ( ju ta) Tahun Nusantara Mancanegara


(12)

Tabel 1 Perkembangan restoran dan rumah makan di Kota Bogor

Tahun Jumlah

2007 268

2008 211

2009 225

2010 225

2011 219

2012 217

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2012)

Peningkatan restoran dan rumah makan di Kota Bogor kembali terjadi pada tahun 2009 namun penurunan juga terjadi pada tahun 2011 dan tahun 2012. Penyebab terjadinya penurunan bisnis restoran ini adalah gagalnya bisnis restoran pada tahun pertama karena adanya beberapa faktor internal dan eksternal perusahaan seperti kurangnya pengalaman dan pengetahuan akan bisnis makanan dan operasional perizinan usaha, serta ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2012).

Pada saat ini pengusaha restoran merespon kebutuhan masyarakat dengan menawarkan berbagai keuntungan dan fasilitas tidak hanya dalam menyajikan makanan dan minuman, akan tetapi dengan menambahkan suasana nyaman dan santai yang dapat membuat konsumen nyaman berada di restoran tersebut. Usaha restoran akan berjalan dengan lancar apabila didukung dengan strategi yang tepat.

Salah satu usaha restoran di Kota Bogor yang mencoba untuk berkembang yaitu restoran Momomilk. Restoran ini menawarkan produk minuman susu sapi segar sebagai menu utamanya. Restoran yang baru berjalan kurang dari setahun itu diharapkan dapat menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan untuk lebih menyukai dan mengkonsumsi susu dengan berbagai varian rasa yang enak.

Masyarakat Kota Bogor maupun wisatawan yang datang ke Kota Bogor, yang memiliki kebiasaan dan gaya hidup senang berkumpul dan bersosialisasi sambil menikmati makanan di luar rumah atau di suatu restoran sebenarnya sangat memberikan peluang yang besar bagi pengusaha restoran di Kota Bogor. Oleh karena itu, kehadiran restoran Momomilk diharapkan dapat membantu membiasakan dan meningkatkan konsumsi susu masyarakat Kota Bogor. Selain itu juga dapat mendorong peningkatan wisatawan yang datang ke Kota Bogor.

Berbagai macam ide atau konsep untuk memikat pelanggan, baik dari kalangan muda maupun kalangan orang tua, baik pelanggan dengan ekonomi menengah maupun keatas telah ditawarkan pemilik restoran. Kondisi tersebut akan menimbulkan persaingan antar restoran yang semakin ketat dan menarik pembeli sebanyak-banyaknya agar datang mengunjungi serta menikmati apa yang telah disediakan oleh pemilik restoran. Namun hal itu tidak mudah, terjadinya penurunan bisnis restoran dari tahun ke tahun dikarenakan gagalnya bisnis restoran di setiap tahun pertama mulai berkembang (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 2012). Oleh karena itu, diperlukan penelitian analisis strategi


(13)

pemasaran restoran Momomilk Bogor dengan melihat faktor internal dan eksternal perusahaan agar tetap dapat mempertahankan keberlangsungan usahanya dan diharapkan restoran dapat lebih berkembang serta tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai.

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal pada restoran Momomilk. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi internal

dan eksternal restoran.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini menganalisis strategi pemasaran restoran Momomilk dengan dibatasi lingkungan perusahaan yang meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman dalam penyusunan alternatif strategi pemasaran perusahaan yang sesuai berdasarkan kondisi dan tujuan perusahaan.

METODE

Kerangka Pemikiran

Persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Begitu juga halnya dengan industri makanan atau kuliner dalam bentuk café, restoran dan rumah makan. Setiap perusahaan perlu mengetahui dan melakukan strategi pemasaran seperti apa yang tepat untuk dilakukan agar tetap bertahan dalam pasar. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data mengenai visi dan misi perusahaan serta strategi pemasaran yang saat ini diterapkan oleh restoran Momomilk.

Hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE ddan matriks EFE. Tahap selanjutnya memadukan total skor matriks IFE dan matriks EFE dengan menggunakan matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Langkah selanjutnya, penyusunan alternatif strategi pemasaran dengan menggunakan matriks SWOT. Tahap terakhir yaitu tahap keputusan dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process). Kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di restoran Momomilk Bogor, Jalan Bukit Tunggul No. 11 Taman Kencana. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai dengan Maret 2014.


(14)

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan maupun luar perusahaan. Data primer diperoleh dari hasil wawancara terstruktur menggunakan instrument kuesioner kepada tiga orang pihak internal restoran Momomilk yaitu pemilik usaha (owner), manajer operasional, dan kepala koki (headchef). Wawancara tersebut meliputi pertanyaan-pertanyaan tentang gambaran umum usaha, Segmentation, Targeting dan Positioning (STP), 8 bauran pemasaran, faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Daftar pertanyaan wawancara tersaji pada Lampiran 1 dan kuesioner penelitian pada Lampiran 2. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku literatur dan studi pustaka, serta instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian Restoran Momomilk

Visi dan Misi Momomilk

Analisis Lingkungan

Matriks IFE

Matriks IE dan Matriks SWOT Matriks EFE

Analisis Lingkungan Internal : STP (Segmentation, Targeting, Positioning)

Bauran Pemasaran (8P)

Rekomendasi Strategi Pemasaran Momomilk Analisis Lingkungan Eksternal :

Lingkungan Mikro Lingkungan Makro Lingkungan Industri

Alternatif Strategi Pemasaran Momomilk Metode AHP


(15)

Metode Pengumpulan Data

Pemilihan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan responden tersebut memahami strategi pemasaran restoran Momomilk. Peranan responden yang dipilih tersebut dalam kegiatan pada perusahaan sangat besar sehingga seluruh responden dianggap berkompeten dan mampu mewakili keseluruhan populasi.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Pengolahan penelitian data menggunakan Software Microsoft Excel 2007 dan Software Expert Choice 11. Perumusan strategi yang tepat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap (David 2009). Tahapan proses dijelaskan sebagai berikut :

1.Tahap Input (Input Stage)

Tahap ini meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah Internal Factor Evaluation Matrix (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation Matrix (EFE). Pada analisis internal dan eksternal, dilakukan penentuan bobot dengan mengajukan kuesioner kepada pihak perusahaan dengan menggunakan metode Pairwise Comparison. Bobot menunjukan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penilaian bobot faktor internal dan eksternal perusahaan seperti yang dijelaskan pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Penilaian bobot faktor internal

Faktor Strategi Internal A B C D Q Total Bobot A

B C D

Q Total

Tabel 3 Penilaian bobot faktor eksternal

Faktor Strategi Eksternal A B C D Q Total A

B C D

Q Total


(16)

Penentuan bobot pada setiap variabel yang dibandingkan menggunakan skala seperti yang tertera pada Tabel 4.

Tabel 4 Penentuan skala Pairwise Comparison

Nilai Identitas Kepentingan

Definisi Nilai

9 Jika faktor pada baris/horizontal mutlak lebih penting

daripada faktor pada kolom/vertical

7 Jika faktor pada baris/horizontal sangat jelas lebih penting

dengan faktor pada kolom/vertical

5 Jika faktor pada baris/horizontal jelas lebih penting

daripada faktor pada kolom/vertical

3 Jika faktor pada baris/horizontal sedikit lebih penting

daripada faktor pada kolom/vertical

1 Jika faktor pada baris/horizontal sama penting daripada

faktor pada kolom/vertical

2,4,6,8 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan atau

keragu-raguan antar dua nilai faktor yang berdekatan Sumber : Saaty (1993)

Pemberian rating menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada (David 2009). Penilaian rating

untuk lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut :

1 = respon dibawah rata-rata 2 = respon rata-rata

3 = respon di atas rata-rata 4 = respon sangat superior

Penilaian rating untuk lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut :

1 = sangat lemah (kelemahan utama) 2 = cukup lemah (kelemahan kecil) 3 = cukup kuat (kekuatan kecil) 4 = sangat kuat (kekuatan utama)

Menentukan nilai tertimbang tiap faktor diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi. Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya.

Total nilai skor pada matriks EFE dan IFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks EFE dan IFE mengindikasikan perusahaan merespon peluang dan ancaman (faktor eksternal) atau kekuatan dan kelemahan (faktor internal) dengan sangat baik, begitu pula sebaliknya. Tabel 5 dan Tabel 6 menampilkan matriks IFE dan matriks EFE.


(17)

Tabel 5 Matriks IFE

Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor (bobot x rating)

Kekuatan a.

b. c.

Kelemahan a.

b. c.

Tabel 6 Matriks EFE

Faktor-faktor Eksternal Bobot Rating Skor (bobot x rating)

Peluang a. b. c.

Ancaman a.

b. c.

2.Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Tahap ini berfokus untuk menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Alat pencocokan faktor eksternal dan internal digunakan untuk membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), strategi WT (kelemahan-ancaman) dan Matriks Internal-Eksternal (Rangkuti 2001). Alat-alat ini bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.

Penggabungan matriks IFE dan EFE akan menghasilkan matriks IE yang memperlihatkan posisi dari perusahaan atau organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, yaitu total skor IFE pada sumbu x dan total skor EFE pada sumbu y. Gambar 3 menampilkan model Matriks IE.

Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE matrix memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu:

a. Growth and Build (tumbuh dan membangun) berada dalam sel I, II, atau IV. Strategi yang cocok adalah intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal.


(18)

b. Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara) dilakukan untuk sel III, V, dan VII Strategi umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.

c. Harvest or Divest (panen atau divestasi) dipakai untuk sel VI, VIII, atau IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi diversifikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.

Skor Total IFE

Kuat Rata-rata Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 Tinggi

3,0 -4,0 I II III

Skor Total EFE

Sedang

2,0 – 2,99 IV V VI

Rendah

1,0 – 1,99 VII VIII IX

Gambar 3 Model matriks IE

3.Tahap Keputusan (Decision Stage)

Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat keputusan perumusan strategi. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP), dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan informasi dan berbagai keputusan secara rasional (judgement) agar dapat memilih alternatif yang paling tepat.

Menurut Saaty (1993) para perencana yang menggunakan AHP untuk mengkaji persoalan ini pada mulanya mendefinisikan situasi ini dengan seksama, memasukan sebanyak mungkin detil yang relevan. Lalu menyusun ke dalam suatu hierarki yang terdiri atas beberapa tingkat rincian. Tingkat yang tertinggi adalah sasaran menyeluruh. Tingkat terendah terdiri atas berbagai tindakan akhir atau rencana-rencana alternatif, yang bisa berkontribusi secara positif ataupun negatif, bagi pencapaian sasaran utama melalui pengaruhnya pada berbagai kriteria yang ada diantara tingkat tersebut.


(19)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Restoran

Sejarah Singkat Restoran

Restoran Momomilk merupakan sebuah usaha bidang kuliner yang mengusung susu sapi segar sebagai menu utama di restorannya. Restoran ini didirikan pada tanggal 5 Juni 2013 oleh seorang wirausaha muda bernama Haidhar Wurjanto. Lokasi restoran Momomilk ini berada di Jalan Bukit Tunggul No. 11 Taman Kencana, Kota Bogor. Pada mulanya, lokasi ini merupakan kantor pertemuan organisasi HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia). Namun selama 6 bulan, kantor tersebut tidak digunakan hingga akhirnya pemilik yang merupakan anggota HIPMI meminta izin menggunakan lokasi untuk membuka usaha kulinernya. Nama Momomilk memiliki arti filosofi suara sapi yaitu “Moo Moo” dan “milk” yang berarti susu. Dari pemikiran nama tersebut muncul ide untuk mendirikan usaha restoran dengan menawarkan konsep yang unik dan memberikan pengalaman baru bagi pelanggan. Konsep tempat yang ditawarkan restoran Momomilk adalah konsep restoran kecil seperti berada di bar dekat peternakan sapi perah dengan desain interior restoran yang didominasi elemen kayu dan warna hitam-putih motif sapi perah.

Menu yang ditawarkan pertama kali oleh restoran Momomilk adalah minuman susu yang memiliki varian rasa buah-buahan pada menu utama susu sapi segar yaitu strawberry, coklat, melon, anggur, pisang, mangga, blueberry, dan vanila. Rasa-rasa tersebut dianggap mudah untuk disukai dan dinikmati oleh konsumen. Selain menu utama minuman susu segar, restoran Momomilk juga menawarkan menu makanan. Menu makanan yang ditawarkan pertama kali yaitu makanan ringan seperti roti bakar, batagor, siomay, dan kentang goreng (french fries). Seiring dengan perkembangan usahanya, pemilik menambahkan inovasi dan kreasi pada menu-menu makanan dan minuman seperti menambahkan rasa kopi, mocca, green tea dan caramel pada fresh milk, menghadirkan minuman susu dalam bentuk milk shake, yoghurt, juicy fruitty milk dan smoothies (campuran susu, yoghurt, dan buah), menambahkan menu makanan seperti light meal,

chinesse food, dan western food. Inovasi dan kreasi variasi menu pada minuman-makanan dilakukan untuk menghindari kebosanan bagi konsumennya. Harganya cukup terjangkau untuk ukuran target remaja/mahasiswa dan keluarga. Menu minuman seperti fresh milk, milk shake, yoghurt, juicy fruitty milk dan smoothies

dipatok dengan harga Rp 4.500 hingga Rp 15.000. Menu makanan seperti light meal, chinesse food, western food, dan dessert dipatok dengan harga Rp 6.000 hingga Rp 20.000.

Restoran Momomilk yang memiliki konsep restoran “Gaul” berusaha membentuk gambaran bahwa konsumen yang datang dan mengkonsumsi susu di restoran Momomilk, akan merasa dirinya “gaul” dengan mengkonsumsi susu. Hal ini dikarenakan persepsi masyarakat terhadap susu masih dianggap hanya untuk dikonsumsi anak kecil saja. Oleh karena itu, pemilik memberikan kesan bahwa


(20)

susu dapat dikonsumsi oleh siapapun dan mengkonsumsi susu itu “gaul”. Restoran Momomilk juga ingin menonjolkan suasana tempat yang sangat nyaman untuk berkumpul dengan sengaja tidak memasang hotspot gratis untuk kebutuhan akses internet melalui wi-fi, dikarenakan restoran memang sengaja ingin menciptakan suasana di mana konsumen hanya bisa saling bertemu dan berinteraksi langsung. Dengan demikian, konsumen dapat menghabiskan waktu bersama rekan-rekannya di restoran Momomilk.

Visi dan Misi Restoran

Sebagai sebuah restoran yang sedang mengembangkan usahanya, tentu saja restoran Momomilk Bogor memiliki visi dan misi sebagai landasan usahanya. Visi Momomilk Bogor adalah menjadikan perusahaan restoran yang memberikan suatu pengalaman tidak terlupakan bagi pelanggan. Adapun misi yang dilakukan Momomilk Bogor adalah :

1. Membuat suatu konsep produk dan restoran yang menarik sebelum memulai usaha.

2. Memberikan hidangan produk yang kreatif dan inovatif.

3. Memberikan suatu pelayanan dan penyajian yang unik dan luar biasa untuk pelanggan.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang menghubungkan fungsi-fungsi yang terdapat di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dalam suatu organisasi atau perusahaan memiliki pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab yang berdasarkan atas hierarki dalam suatu organisasi. Restoran Momomilk memiliki struktur organisasi yang masih bersifat sederhana. Mulai dari pemilik yang memiliki kekuasaan penuh atas pengawasan dan terbentuknya keputusan. Dari pemilik diteruskan ke operational manager sebagai pengelola operasional khusus bagian pelaksana operasional dan accounting manager sebagai pengelola keuangan restoran. Untuk lebih jelas, struktur organisasi Restoran Momomilk Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur organisasi restoran Momomilk Owner

Graphic Desainer Operational Manager

Storeman

Captain Barista

Coordinator

Kepala koki

Steward Cook

Acc. Manager

Cashier Asst. Chef


(21)

Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal yang digunakan pada restoran Momomilk yaitu unsur pemasaran menurut Lovelock dan Wright (2007) dengan memperhatikan faktor-faktor unsur pemasaran Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran 8P (Product, Place and time, Process, People, Productivity and quality, Promotion, Physical evidence and price).

Segmentasi pasar, Target pasar, dan Posisi pasar Momomilk. A.Segmentasi Pasar (Segmentation)

Variabel utama yang dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen, antara lain segmentasi geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis segmentasi perilaku dan individual (Kotler dan Amstrong 2008). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Momomilk berdasarkan segmentasi geografis dan demografis. Segmentasi pasar berdasarkan geografis adalah berdasarkan konsumen yang berada di daerah Bogor. Kota Bogor dipilih karena menjadi faktor kedekatan wilayah dengan Kota Jakarta dan kemudahan akses jalan menuju Kota Bogor. Segmentasi demografis yaitu konsumen berdasarkan pendapatan masyarakat kalangan menengah ke bawah dan menengah.

B.Penetapan Pasar (Targeting)

Target pasar utama Momomilk adalah remaja/mahasiswa, sedangkan

secondary target adalah keluarga. Target pasar ini dipilih oleh restoran Momomilk karena dianggap sebagai konsumen potensial untuk dapat membantu promosi

word of mouth yang dilakukan oleh target pasar tersebut. C.Posisi Pasar (Positioning)

Positioning yang ingin ditanamkan dibenak konsumen dari Momomilk adalah Momomilk menempatkan posisi sebagai restoran “gaul” yang berarti jika konsumen mengkonsumsi susu di restoran Momomilk, konsumen akan merasa dirinya “gaul” dengan menyajikan Fresh Milk dari susu pasteurisasi asli Indonesia, serta harga yang sangat terjangkau oleh target konsumen.

Bauran Pemasaran Restoran Momomilk

Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran (Kotler dan Keller 2009). Elemen pada bauran pemasaran terdiri dari semua variabel yang bisa dikontrol dan dipakai untuk memuaskan konsumen sasaran, selain itu digunakan produsen untuk mempengaruhi sikap dan tindakan konsumen.

1. Produk (Product)

Produk yang menjadi menu utama dari restoran Momomilk adalah minuman

fresh milk. Terdapat beberapa varian rasa fresh milk seperti coklat, strawberry, vanila, melon, anggur, caramel, mocca, dan coffee. Selain itu, terdapat juga menu minuman andalan seperti milk shake, yoghurt, dan smoothies (campuran susu,


(22)

yoghurt, dan buah). Variasi menu juga terdapat pada menu makanan seperti

chinesse food, western food, dan beberapa makanan ringan seperti roti bakar Momo, dessert, dan light meal. Variasi menu ini dibuat agar pelanggan tidak bosan dan memiliki banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Dengan adanya variasi menu produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki restoran Momomilk dalam menarik minat konsumen. Walaupun terdapat variasi menu pada minuman dan makanan, konsumen tetap menempatkan fresh milk dan milk shake sebagai menu minuman favourit di restoran Momomilk. Produk-produk yang dihasilkan sangat berkualitas karena bahan baku yang digunakan terutama untuk susu yaitu susu murni segar dan untuk bahan baku makanan juga selalu dijaga kualitasnya. Contoh produk restoran Momomilk terdapat pada Lampiran 3.

2. Tempat (Place)

Lokasi yang dimiliki Momomilk berada di Jalan Bukit Tunggul No. 11, Taman Kencana, Bogor. Lokasi ini sebenarnya kurang strategis karena letak lokasi berada masuk ke dalam komplek perumahan, tidak terlalu terlihat oleh jalan raya.

3. Harga (Price)

Penetapan harga yang dilakukan oleh restoran Momomilk didasarkan atas perhitungan biaya produksi yang ditambah dengan profit yang disesuaikan dengan harga produk sejenis dari restoran lainnya (mengikuti harga pesaing), cara ini dipilih untuk mempertahankan agar konsumen tidak beralih ketempat lain. Kisaran harga untuk fresh milk yaitu Rp 4.500 – Rp 9.500. Harga untuk milk shake yaitu Rp 13.000 – Rp 15.000. Harga untuk yoghurt yaitu Rp 12.000 – Rp 15.000. Harga untuk juice and smoothies yaitu Rp 10.000 – Rp 12.000. Menu makanan berkisar antara Rp 6.000 – Rp 20.000. Restoran Momomilk memberikan

discount (potongan harga) sebesar 10% untuk member. Hal ini dilakukan juga dalam rangka strategi promosi restoran.

4. Promosi (Promotion)

Promosi yang telah dilakukan oleh Momomilk saat ini dengan menggunakan media elektronik yaitu mengaktifkan jejaring sosial seperti Twitter,

Facebook, Instagram, dan BBM (Blackberry Messenger) sebagai alat media komunikasi dan promosi kepada konsumen. Selain itu, menurut manajemen restoran promosi melalui media word of mouth yang dilakukan oleh para konsumennya juga dianggap promosi yang dapat diandalkan dan sangat berpengaruh terhadap pemasaran Momomilk.

5. Proses (Process)

Strategi proses yang dilakukan oleh restoran Momomilk berupa proses pelayanan yang baik kepada konsumen dari mulai keramahan saat pelanggan datang, kecepatan dalam penyajian hidangan, peningkatan kinerja karyawan sesuai SOP, dan kecepatan dalam merespon keluhan konsumen. Namun menurut pandangan konsumen seperti yang dikatakan oleh pemilik restoran, pelayanan dalam penyajian hidangan masih kurang cepat. Konsumen harus menunggu cukup lama untuk dilayani dan penyajian hidangan yang dipesan. Mengatasi adanya keluhan-keluhan konsumen, karyawan restoran Momomilk juga harus mampu memberikan tanggapan tersebut dengan baik kepada konsumen. Keluhan


(23)

pelanggan disampaikan konsumen melalui media social twitter dan blackberry messenger restoran Momomilk. Hal ini bertujuan agar konsumen dapat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan karyawan sehingga konsumen datang kembali ke restoran Momomilk.

6. Produktivitas dan kualitas (Productivity and quality)

Tingkat produktivitas dan kualitas restoran dilihat dari banyaknya jumlah pelanggan setiap harinya, aktivitas karyawan dalam melayani, dan pembelian bahan baku. Tingkat produktivitas dapat dikatakan tinggi pada saat banyaknya pelanggan yang datang ke restoran yang umumnya pada saat jam makan siang, pada hari sabtu dan hari minggu. Aktivitas karyawan juga terlihat cukup sibuk pada waktu yang cukup ramai dikunjungi konsumen sehingga karyawan harus bisa mengatur pelayanan konsumen dalam hal penyediaan makanan hingga pelayanan konsumen lainnya karena hal tersebut berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan. Konsumen restoran Momomilk masih merasa pelayanan yang diberikan kurang baik dan kurang cepat. Aktivitas pembelian bahan baku juga dilakukan dua kali seminggu sesuai kebutuhan terutama bahan baku untuk makanan dan buah agar hasilnya dapat dikonsumsi secara fresh.

7. Orang (People)

Orang merupakan karyawan yang terlibat dalam pemberian jasa dan mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh pelanggan. Saat ini Momomilk memiliki 36 pegawai dengan waktu kerja tujuh hari kerja dimana dalam satu hari kerja berlangsung delapan jam kerja aktif dengan waktu istirahat selama 1 jam kerja. Sistem pembagian waktu kerja dibagi dalam 2 shift yaitu shift pertama Pukul 08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat Pukul 12.00 – 13.00 WIB dan shift kedua Pukul 14.00 – 22.00 WIB dengan waktu istirahat Pukul 17.30 – 18.30 WIB. Beberapa karyawan yang bekerja di restoran Momomilk memiliki keterampilan khusus, terutama untuk bagian dapur sebagai Chef, posisi operational manager, dan accounting manager. Untuk posisi Chef memiliki pendidikan terakhir minimal SMK Tata Boga dan berpengalaman, operational manager dan

accounting manager minimal pendidikan terakhir D3/S1. Posisi supervisor dan pelayan memiliki minimal pendidikan terakhir SMP dan SMA.

8. Bukti Fisik (Physical appearance)

Bukti fisik berhubungan dengan petunjuk visual yang memberi bukti atas kualitas jasa yang diberikan oleh restoran Momomilk seperti adanya persyaratan fisik umum dan persyaratan fisik perlengkapan/peralatan. Persyaratan fisik umum yaitu berbentuk konsep bangunan dan penataan ruang. Interior yang ditampilkan restoran dengan konsep bar seperti dalam peternakan sapi. Persyaratan fisik perlengkapan/peralatan yaitu pengaturan mesin kasir, wastafel, dapur, toilet, mushola, gudang, dan ruang karyawan. Persyaratan fisik tersebut bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan kepuasan bagi pelanggan. Area parkir yang digunakan restoran Momomilk untuk kendaraan roda empat merupakan pinggiran jalan umum. Sedangkan untuk parkir motor restoran Momomilk memiliki area parkir yang berkapasitas hanya dapat menampung sepuluh motor konsumen. Kurangnya area parkir yang memadai ini merupakan salah satu kelemahan dalam memenuhi kenyamanan konsumen.


(24)

Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi suatu perusahaan (Umar 2003). Analisis lingkungan eksternal pemasaran terdiri dari lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri.

Analisis Lingkungan Jauh 1. Lingkungan Ekonomi

Kestabilan kondisi perekonomian saat ini berpengaruh terhadap iklim dunia bisnis, khususnya bisnis restoran. Salah satu faktor yang mengakibatkan kondisi ekonomi di suatu negara kurang stabil adalah tingkat inflasi, kenaikan harga bahan baku, dan BBM. Perubahan inflasi yang meningkat akan mengakibatkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) meningkat. Meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan berpengaruh pada harga kebutuhan bahan baku. Harga bahan baku yang meningkat akan berhubungan dengan biaya operasional suatu perusahaan. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap bisnis restoran Momomilk, sehingga restoran Momomilk harus menyiasatinya dengan mengurangi sedikit porsi dari beberapa makanan atau menghilangkan menu tersebut yang cukup terpengaruh terhadap kenaikan harga bahan baku. Namun sejauh ini pengurangan sedikit porsi atau menghilangkan salah satu menu masih dapat diterima oleh konsumen, karena konsumen masih bisa memilih menu lain sebagai pengganti. 2. Lingkungan Politik

Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah dalam membuat peraturan, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mempengaruhi usaha tersebut. Salah satu peraturan yang harus diperhatikan oleh Momomilk adalah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 9 Tahun 2004 tentang Retribusi Izin Usaha Kepariwisataan serta Peraturan Daerah kota Bogor Nomor 16 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran. Selain itu, kondisi politik yang tidak baik akan mempengaruhi pendapatan usaha restoran disebabkan masyarakat tidak akan merasa nyaman untuk bepergian keluar rumah. Kondisi keamanan Negara yang tidak aman dan tenang pada seluruh penduduk maupun wisatawan yang datang ke Indonesia juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap peningkatan jumlah wisatawan asing apabila terjadi secara terus-menerus.

3. Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial merupakan salah satu aspek interaksi antar manusia yang juga dapat mempengaruhi aktivitas bisnis di Indonesia khususnya bisnis restoran. Hal ini dapat dilihat bahwa restoran saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat makan, namun juga sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi antar manusia. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis, dimana produktivitas kerja yang semakin tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat lebih cenderung untuk makan di luar rumah. Selain perubahan gaya hidup, jumlah penduduk dan


(25)

jumlah wisatawan yang semakin terus meningkat di Kota Bogor juga akan mengakibatkan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap konsumsi akan pangan. Hal ini direspon baik bagi pemilik restoran Momomilk untuk menjadikannya peluang bisnis. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya restoran-restoran karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut sehingga juga merupakan ancaman bagi pihak restoran dalam persaingan usaha.

4. Teknologi

Teknologi merupakan faktor penting untuk kemajuan usaha. Teknologi yang digunakan oleh Momomilk saat ini sudah cukup modern. Hal ini bisa dilihat dari adanya peralatan untuk produksi seperti tempat pendingin bahan baku (freezer),

microwave, mixer dan lain-lain. Selain itu penggunaan teknologi informasi seperti penggunaan internet sebagai promosi media sosial, telepon dalam memberikan kemudahan komunikasi dengan pemasok untuk pembelian bahan baku dan pelanggan untuk menerima pesanan delivery order. Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi Momomilk.

Analisis Lingkungan Industri 1. Ancaman masuk pendatang baru

Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Potensi masuknya pesaing baru bagi restoran adalah munculnya restoran yang menyediakan produk-produk sejenis maupun non sejenis. Munculnya restoran atau tempat makan dapat dilihat dari jumlah restoran yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk dan banyaknya wisatawan yang datang ke kota Bogor dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk membangun suatu usaha restoran. Selain itu, adanya kemudahan setiap pengusaha untuk membuka suatu restoran baru sangat diterima oleh Pemerintah Daerah kota Bogor sebagai sumber penerimaan pendapatan daerah. Persaingan yang semakin tinggi mendorong Momomilk untuk menentukan alternatif strategi pemasarannya agar dapat mempertahankan konsumen dan menarik konsumen baru untuk datang ke restoran Momomilk. 2. Persaingan antar Perusahaan

Tingkat persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukan jumlah restoran yang masih dapat bertahan pada tahun 2012 sebanyak 217 restoran. Restoran Momomilk tidak dihadapkan dengan persaingan restoran yang sejenis tetapi dihadapkan dengan persaingan non sejenis. Salah satu pesaing utama non sejenis adalah Sop Buah Pak Ewok dan Coffee Time yang jaraknya tidak terlalu jauh dari restoran Momomilk dan restoran atau rumah makan lainnya yang berada di sekitar Taman Kencana. Selain itu juga ada pesaing non sejenis yaitu D‟Jamilah (Jajanan Milk dan Buah) yang juga cukup menarik perhatian mahasiswa/pelajar. Momomilk mengatasi pesaing yang ada dengan tetap berusaha mempertahankan


(26)

kualitas dan pelayanan, serta lebih mengembangkan ide kreatif dan inovatif sehingga dapat dijadikan keunggulan Momomilk.

3. Ancaman produk pengganti

Restoran Momomilk merupakan restoran yang menawarkan menu minuman utama fresh milk. Banyaknya restoran dengan produk substitusi membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk mencoba menu lainnya seperti kopi, coklat, dan teh. Menu utama minuman tersebut dengan penyediaan hidangan makanan lainnya saat ini menjadi trend di kalangan remaja dan anak muda di Kota Bogor. Restoran atau kafe dengan produk utama substitusi minuman mendorong restoran Momomilk untuk berkreasi dan berinovasi terhadap menu minuman serta makanan lainnya. Hal ini bertujuan agar konsumen restoran Momomilk tidak beralih ke restoran atau kafe yang lain.

4. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Kekuatan tawar menawar konsumen bagi restoran Momomilk sangat tinggi, karena jumlah alternatif restoran atau rumah makan yang tersedia di Kota Bogor sangat bervariasi dan konsumen bebas memilih jajanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu restoran Momomilk berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui berbagai inovasi sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian secara kontinyu.

5. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Kekuatan tawar pemasok pada suatu perusahaan juga akan mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi, hal itu dapat dilihat dari penentuan harga yang hanya bisa dilakukan oleh Pihak Pertama, dikarenakan manajemen restoran Momomilk berhubungan langsung dengan peternak sapi di daerah Cibungbulang dalam pembuatan bahan baku utama susu segar. Sedangkan untuk memperoleh bahan baku lainnya, seperti sayuran, ayam, daging dan buah-buahan didapat dari pasar-pasar tradisional yang ada di kota Bogor, seperti pasar Bogor dan pasar Jambu Dua. Bahan baku seperti roti dan spagheti, restoran Momomilk juga memperolehnya dari pemasok di supermarket. Restoran Momomilk sangat menjaga kualitas dari produk yang dijualnya untuk itu restoran Momomilk tidak pernah mengganti pemasok yang sudah ada. Kekuatan tawar-menawar pemasok yang tinggi bukanlah merupakan ancaman, hal itu dikarenakan adanya sistem kerjasama antara pihak manajemen dengan beberapa pemasok mengenai keterbukaan harga dasar produk.

6. Pengaruh stakeholder

Restoran Momomilk bekerjasama dengan beberapa stakeholder seperti investor yang membantu menjalankan usahanya. Sistem kerjasama dengan beberapa pemasok juga dilakukan, salah satunya pemasok susu sapi segar dari peternakan sapi di Cibungbulang, agar ketersediaan bahan baku susu segar tetap berlangsung kontinyu.


(27)

Perumusan Strategi Pemasaran Restoran Momomilk Tahap Masukan (Input)

1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Analisis lingkungan internal perusahaan menghasilkan lima kekuatan dan lima kelemahan. Identifikasi kekuatan dan kelemahan dijelaskan sebagai berikut :

Identifikasi Kekuatan

a. Kualitas bahan baku murni dan terjaga

Bahan baku yang dipergunakan untuk menu utama fresh milk sepenuhnya adalah bahan baku murni lokal. Bahan baku yang didapat merupakan bahan baku susu segar yang bermutu kualitasnya dan terjamin ketersediaannya, serta telah dilakukan standarisasi proses dan bahan baku. Standarisasi proses ditetapkan agar proses produksi berjalan sesuai dengan Prosedur Operasional Baku (POB), Sedangkan standarisasi produk dilakukan untuk menjamin konsistensi rasa, aroma, tekstur produk dan lain-lain.

b. Variasi Menu

Menu-menu yang ditawarkan restoran Momomilk sangat bervariasi. Terdapat varian rasa untuk menu utama fresh milk yaitu coklat, strawberry, vanila, melon, anggur, caramel, mocca, dan coffee. Selain itu, terdapat juga menu minuman andalan seperti milk shake, yoghurt, dan smoothies (campuran susu, yoghurt, dan buah). Variasi menu juga terdapat pada menu makanan seperti

chinesse food, western food, dan beberapa makanan ringan seperti roti bakar, dessert, dan light meal.

c. Pelayanan dan penyajian hidangan yang unik

Pelayanan yang ditawarkan Momomilk cukup unik yaitu dengan adanya sapaan ramah menyerupai suara sapi yang dilakukan oleh para pegawai setiap tamu konsumen yang datang. Selain itu juga penyajian hidangan yang unik dengan menggunakan botol susu/toples kue yang terbuat dari kaca untuk hidangan minuman, serta menggunakan talenan dapur untuk beberapa makanan seperti roti bakar dan dessert.

d. Tersedia discount untuk member

Restoran Momomilk memberikan discount sebesar 10% bagi pelanggan yang sering datang dan telah memiliki kartu anggota Momoers.

e. Memiliki layanan delivery order

Restoran Momomilk menyediakan layanan delivery order hanya untuk menu-menu tertentu di sekitar Kota Bogor. Adapun penambahan biaya delivery

sebesar Rp 10.000 dan durasi pengantaran pesanan maksimal 45 menit. Identifikasi Kelemahan

a. Lokasi kurang strategis

Lokasi ini sebenarnya kurang strategis, tidak terlalu terlihat oleh jalan raya karena letak lokasi restoran berada masuk ke dalam suatu komplek perumahan. b. Area parkir kurang memadai

Area parkir mobil yang digunakan restoran Momomilk masih merupakan jalan umum, sedangkan untuk parkir motor restoran Momomilk memiliki area


(28)

parkir yaitu di depan teras yang hanya dapat menampung sepuluh motor konsumen. Tidak adanya sarana parkir yang memadai ini merupakan salah satu kelemahan restoran Momomilk dalam memenuhi kenyamanan konsumen.

c. Belum memiliki izin HO

Saat ini Momomilk belum memiliki izin HO. Izin HO merupakan singkatan dari Hinder Ordonantie yaitu izin tempat yang harus dimiliki setiap usaha/kegiatan kepada pribadi atau badan hukum yang menjalankan suatu bidang usaha yang berpotensi menimbulkan bahaya, kerugian dan gangguan masyarakat serta kelestarian lingkungan hidup.

d. Belum memiliki SKU

Saat ini Momomilk juga belum memegang izin SKU (Surat Keterangan Usaha). Izin SKU merupakan surat izin mendirikan bangunan untuk dialihkan menjadi tempat usaha. Restoran Momomilk perlu memiliki surat izin keterangan usaha dikarenakan lokasi retoran berada di area perumahan penduduk. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari protes warga yang akan mempengaruhi keberlangsungan usaha.

e. Pelayanan kurang cepat terhadap konsumen

Saat ini pelayanan yang ditawarkan Momomilk dalam hal penyajian hidangan dan menanggapi respon konsumen masih kurang cepat. Hal ini berdasarkan adanya keluhan yang disampaikan oleh konsumen kepada pihak restoran melalui media sosial Twitter dan Blackberry Messenger.

Berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, selanjutnya disusunlah matriks IFE dimana key success factor dari lingkungan internal dirangkum dalam sebuah tabel Internal Factor Evaluation (IFE) yang berisi nilai total skor hasil perhitungan pembobotan dan peringkat. Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor Internal Perusahaan

Kekuatan Bobot Rating Skor

A Kualitas bahan baku murni dan terjaga 0,156 4 0,624

B Variasi menu 0,128 3,67 0,469

C Pelayanan dan penyajian hidangan yang unik 0,266 3,67 0,975

D Tersedia discount untuk member 0,085 3,33 0,283

E Memiliki layanan delivery order 0,091 3 0,273

Kelemahan

F Lokasi kurang strategis 0,081 1,67 0,135

G Area parkir kurang memadai 0,064 2 0,128

H Belum memiliki izin HO 0,05 2 0,1

I Belum memiliki SKU 0,046 2 0,092

J Pelayanan kurang cepat terhadap konsumen 0,033 1,67 0,055

Total 1,000 3,135

Pada analisis Internal Factor Evaluation (IFE) menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan terbesar pada restoran Momomilk secara berurutan adalah pelayanan dan penyajian hidangan yang unik (0.975), kualitas bahan baku dan murni dan terjaga (0.624), variasi menu (0.469), tersedia discount untuk member


(29)

(0.283), memiliki layanan delivery order (0.273). Skor pada masing-masing faktor mencerminkan besarnya kekuatan yang dimiliki faktor tersebut dalam mempengaruhi keberlangsungan restoran Momomilk. Semakin besar skor pada faktor kekuatan, semakin besar pula faktor tersebut dapat mempengaruhi bisnis restoran. Namun bukan berarti skor yang kecil menggambarkan bahwa faktor tersebut tidak memiliki pengaruh pada bisnis restoran. Faktor dengan skor kecil pun tentunya dapat digunakan sebagai kekuatan pada bisnis restoran, namun pengaruhnya tidak sebesar faktor lain yang memiliki skor lebih besar.

Analisis Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix juga menghasilkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan yang harus diminimalisir pada restoran Momomilk secara berurutan adalah lokasi kurang strategis (0.135), area parkir yang kurang memadai (0.128), belum memiliki izin HO (0.1), belum memiliki SKU (0.092), dan pelayanan kurang cepat terhadap konsumen (0.055). Sehingga diperoleh total skor pada Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix sebesar 3.135. 2. Analisis Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Analisis lingkungan eksternal restoran menghasilkan lima peluang dan lima ancaman yang dihadapi restoran. Identifikasi peluang dan ancaman dijelaskan sebagi berikut :

Identifikasi Peluang a. Peningkatan wisatawan

Peningkatan wisatawan di Kota Bogor menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan restoran Momomilk dalam memasarkan usahanya. Hal tersebut dikarenakan Kota Bogor sebagai kota wisata belanja dan kuliner yang memiliki faktor kedekatan dengan ibukota Jakarta dan kemudahan akses jalan mencapai Kota Bogor.

b. Pola gaya hidup masyarakat

Pola gaya hidup masyarakat di Kota Bogor saat ini telah beralih menjadi tren dan gaya hidup sehat. Hal ini terlihat dari meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga maupun dalam menjaga pola konsumsi makanan-minuman sehat di tengah kesibukan masyarakat sehari-hari. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis juga terlihat dimana produktivitas kerja yang semakin tinggi menyebabkan semakin sedikitnya waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan makanan sehingga masyarakat lebih cenderung untuk makan di luar rumah. Kebutuhan akan makanan-minuman yang sehat dan praktis juga semakin meningkat. Selain digunakan sebagai tempat untuk makan, restoran telah menjadi sarana untuk berkumpul dan bersosialisasi bersama keluarga atau teman.

c. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat

Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat terlihat dari peningkatan jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat akan pangan. Hal ini sanagt dijadikan peluang oleh restoran Momomilk untuk menjalankan usahanya. Semakin meningkat pendapatan masyarakat Kota Bogor, maka daya beli masyarakatnya akan semakin meningkat.


(30)

Kemajuan teknologi baik teknologi produksi maupun teknologi informasi juga merupakan peluang bagi restoran dalam memasarkan produknya sehingga bisa lebih dikenal di kalangan masyarakat. Restoran Momomilk menggunakan kemajuan teknologi seperti penggunaan alat-alat produksi untuk memudahkan proses pembuatan hidangan makanan maupun minuman. Selain itu, kemajuan teknologi informasi seperti kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet untuk memudahkan konsumen restoran Momomilk di luar Kota Bogor mengetahui informasi yang dibutuhkannnya. Restoran Momomilk memanfaatkan teknologi yang ada untuk menarik konsumen baru maupun mempertahankan konsumen lama karena kemajuan suatu perusahaan tergantung dari kepuasan konsumen sehingga membantu operasional restoran Momomilk untuk keberlangsungan usahanya.

Identifikasi Ancaman

a. Tingkat persaingan restoran tinggi

Persaingan yang cukup tinggi dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah restoran dan rumah makan yang ada di Kota Bogor. Selain itu juga adanya hambatan yang rendah bagi pengusaha restoran untuk masuk dalam persaingan dikarenakan siapa saja yang memiliki keinginan dan kemampuan dapat membuka atau mendirikan usaha restoran. Menghadapi persaingan yang cukup tinggi diantara banyaknya restoran yang ada di kota Bogor, restoran Momomilk menawarkan sesuatu yang beda dan unik untuk para konsumennya sehingga konsumen tersebut akan tertarik untuk berkunjung ke restoran Momomilk.

b. Banyaknya produk substitusi

Banyaknya produk subtitusi yang diakibatkan oleh restoran lain yang menawarkan jenis produk yang relatif sama atau non sejenis seperti kopi, coklat dan teh saling mengincar segmen pasar yang sama sehingga konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk untuk memenuhi kebutuhan akan pangan.

c. Kenaikan harga bahan baku

Kenaikan harga bahan baku dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga merupakan ancaman bagi restoran Momomilk dalam dunia bisnis restoran. Kenaikan harga bahan baku akan berpengaruh pada harga jual produk sehingga akan mengakibatkan harga jual menjadi tinggi dan menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat akan suatu produk sehingga masyarakat akan berpikir kembali untuk makan di restoran.

d. Tawar-menawar konsumen tinggi

Daya tawar menawar konsumen restoran sangat tinggi sehingga konsumen bebas memilih tempat makan yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu, restoran Momomilk selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara memberikan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dan pelayanan yang baik sesuai dengan harapan konsumen sehingga konsumen akan merasa nyaman apabila berada di restoran Momomilk.

Berdasarkan identifikasi peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan, selanjutnya disusunlah matriks EFE dimana key success factor dari lingkungan internal dirangkum dalam sebuah tabel Eksternal Factor Evaluation (EFE) yang


(31)

berisi nilai total skor hasil perhitungan pembobotan dan peringkat. Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) Faktor Eksternal Perusahaan

Peluang Bobot Rating Skor

A Peningkatan wisatawan 0,274 2,33 0,638

B Pola gaya hidup masyarakat 0,216 1,67 0,361

C Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 0,214 2,67 0,571

D Perkembangan kemajuan teknologi 0,088 3,67 0,144

Ancaman

E Tingkat persaingan restoran tinggi 0,072 2 0,144

F Banyaknya produk substitusi 0,064 2,33 0,149

G Kenaikan harga bahan baku 0,04 3 0,120

H Tawar-menawar konsumen tinggi 0,033 2 0,066

Total 1,000 2,373

Berdasarkan Tabel 8 terdapat faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh restoran Momomilk secara berurutan adalah peningkatan wisatawan (0.638), peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat (0.571), pola gaya hidup masyarakat (0.361), dan perkembangan kemajuan teknologi (0.144). Sedangkan ancaman yang dihadapi oleh restoran Momomilk secara berurutan yaitu banyaknya produk substitusi (0.149), tingkat persaingan restoran yang tinggi (0.144), kenaikan harga bahan baku (0.120) dan tawar-menawar konsumen yang tinggi (0.066). Sehingga diperoleh total skor pada matriks EFE adalah 3.014.

Tahap Pencocokan 1. Matriks IE

Pada tahap pencocokan, alat analisis yang digunakan matriks IE dan SWOT matriks. Pemilihan kedua matriks ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor internal dan eksternal serta mengetahui posisi bersaing.

Nilai total skor faktor-faktor strategis internal restoran Momomilk adalah sebesar 3,135, sedangkan nilai total skor faktor-faktor strategis eksternal adalah sebesar 2,373. Hal ini diartikan bahwa faktor strategis internal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan faktor strategis eksternal. Skor IFE dan skor EFE dicocokan dalam matriks IE. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

Berdasarkan hasil pencocokan skor IFE dan skor EFE pada gambar diatas, maka terlihat posisi restoran Momomilk berada pada sel IV yang berarti restoran Momomilk masih pada posisi Growth and build (tumbuh dan membangun). Strategi yang dapat dilakukan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) dan strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal).


(32)

Skor Total IFE

Kuat Rata-rata Lemah 3,0 – 4,0 2,0 – 2,99 1,0 – 1,99 Tinggi

3,0 – 4,0 I II III

Skor Total EFE

Sedang

2,0 – 2,99 IV V VI

Rendah

1,0 – 1,99 VII VIII IX

Gambar 5 Matriks internal-eksternal restoran Momomilk

Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk.Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk, dan promosi penjualan yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui media iklan radio, koran, majalah dan lain-lain. Pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau melakukan inovasi produk yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman. Produk juga dapat dikembangkan dengan menambah jumlah menu yang ada, selain untuk memperbanyak pilihan bagi konsumen penambahan menu juga untuk mempertahankan konsumen agar tidak bosan terhadap menu masakan di restoran Momomilk. Strategi mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif sebuah perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Pada dasarnya penyusunan alternatif strategi tersebut harus sesuai dengan posisi perusahaan pada matriks IE. Hal ini bertujuan agar strategi yang dihasilkan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

2. Matriks SWOT

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh melalui faktor internal dan eksternal dapat dirumuskan alternatif strategi yang diambil. Perumusan alternatif strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil pada matriks IE. Perumusan alternatif strategi yang dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 9.


(33)

Tabel 9 Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan (S)

1. Kualitas bahan baku produk murni dan terjaga

2. Variasi menu

3. Pelayanan dan penyajian hidangan yang unik

4. Tersedia discount untuk member 5. Memiliki layanan delivery order

Kelemahan (W)

1. Lokasi kurang strategis 2. Area parkir yang kurang

memadai

3. Belum memiliki izin HO 4. Belum memiliki SKU 5. Pelayanan kurang cepat

terhadap konsumen

Peluang (O)

1. Peningkatan wisatawan 2. Perubahan gaya hidup

masyarakat

3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Perkembangan kemajuan

teknologi

Strategi S-O

Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3, S4, S5, O2, O3, O4)

Strategi W-O

1. Meningkatkan efektifitas promosi (W1, O1, O2,O4) 2. Menyelesaikan izin

operasional (W3, W4, O2, O4)

3. Memperbaiki sistem pelayanan (W5, O2, O4)

Ancaman (T)

1. Tingkat persaingan tinggi 2. Banyaknya produk

substitusi

3. Kenaikan harga bahan baku 4. Tawar-menawar konsumen

tinggi

Strategi S-T

Melakukan inovasi produk (S1, S2, S3, T1, T2, T3, T4)

Strategi W-T

Memperbaiki sarana dan prasarana layanan (W2, T1, T2, T4)

Berdasarkan matriks SWOT, dihasilkan beberapa alternatif strategi pemasaran pada restoran Momomilk sebagai berikut :

1. Strategi SO (Strengths Opportunities)

Melakukan penetrasi pasar (S1, S2, S3, S4, S5, O2, O3, O4) dengan cara memperluas pangsa pasar. Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen yang dapat menikmati produk atau jasa restoran Momomilk khususnya di daerah Bogor agar restoran Momomilk ini menjadi ciri khas Kota Bogor. Restoran memperluas pangsa pasar dengan mengajak para investor atau menawarkan franchise

kepada orang lain yang ingin membuka usaha sehingga dapat menjangkau lebih banyak segmen konsumen.

2. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Meningkatkan efektifitas promosi (W1, O1, O2,O4)

Promosi yang gencar dan agresif untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak dan membangun brand awareness masyarakat terhadap produk atau jasa pada restoran Momomilk. Promosi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi internet seperti facebook, twitter, instagram dan blackberry messenger sudah dilakukan, namun lokasi restoran yang kurang strategis dan kurang terlihat dari pemandangan jalan raya, menimbulkan masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Bogor dan ingin datang ke restoran Momomilk, kesulitan untuk mencari arah dan letak lokasi restoran. Oleh karena itu perlu dibuat banner atau bill-board

atau papan logo dan nama yang menunjukan keterangan lokasi restoran berada agar promosi yang dilakukan dapat tercapai.


(34)

Perubahan gaya hidup masyarakat yang senang berkumpul sambil menikmati hidangan yang praktis membuat pemilik ingin membuka dan mendirikan suatu tempat makan yang nyaman untuk dikunjungi. Namun keberadaan restoran yang tidak memiliki izin operasional restoran seperti izin kepemilikan usaha izin bangunan beralih fungsi menjadi tempat usaha, dan izin HO atau izin lingkungan, akan terancam berhenti jika tidak segera diselesaikan izin operasionalnya kepada pemerintah Kota Bogor. Hal tersebut akan sangat disayangkan oleh beberapa konsumen setia yang sudah sering mengunjungi dan mengkonsumsi produk atau jasa restoran Momomilk. Oleh karena itu, sangat perlu mengetahui lebih awal mengenai izin operasional restoran dengan melihat izin peraturan yang ada pada website pemerintah daerah Kota Bogor dan harus segera diselesaikan agar tidak diberhentikan oleh pemerintah setempat.

Memperbaiki sistem pelayanan (W1, W5, O2, O4)

Adanya pelayanan restoran yang kurang cepat tanggap melayani konsumen akan muncul ketidakpuasan terhadap konsumen. Selain itu adanya sistem waiting list yang tidak jelas saat kondisi restoran ramai. Oleh karena itu, restoran perlu memahami apa yang menjadi keinginan konsumen agar sistem pelayanan dapat tercapai.

3. Strategi ST (Strengths Threats)

Melakukan inovasi produk (S1, S2, S3, T1, T2, T3, T4) untuk meningkatkan penjualan dalam penghadapi persaingan restoran atau rumah makan yang semakin ketat. Inovasi produk sangat diperlukan dengan menyesuaikan keadaan lingkungan masyarakat dalam melakukan pemasaran produk yang ditawarkan agar dapat dengan mudah diterima masyarakat.

4. Strategi WT (Weaknesses Threats)

Memperbaiki sarana dan prasarana layanan (W2, T1, T2, T4) khususnya area parkir yang masih kurang memadai jika didatangi oleh kendaraan roda empat. Hal ini menjadi masalah jika ada konsumen yang ingin datang ke restoran Momomilk dengan menggunakan roda empat namun merasa kecewa karena kurangnya lahan parkir sehingga konsumen tersebut beralih ke restoran lain. Banyaknya produk substitusi dan tingginya tawar-menawar konsumen terhadap suatu produk terutama restoran menjadi pilihan lain bagi para konsumen dan menjadi ancaman bagi restoran. Oleh karena itu perusahaan perlu memperbaiki sarana dan prasarana layanan restoran agar konsumen kecewa dan tidak beralih ke restoran lain.

Tahap Keputusan Metode AHP

Pada tahap ini merupakan tahap akhir untuk mendapatkan alternatif strategi terbaik. Pengolahan dilakukan dengan cara mengurai setiap elemen-elemen yang berpengaruh pada matriks SWOT, yang kemudian disusun untuk mendapatkan struktur hierarki strategi pemasaran restoran Momomilk, seperti yang tersaji pada Gambar 6.


(35)

Goal

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Gambar 6 Struktur hierarki strategi pemasaran restoran Momomilk

Keterangan : 1. Fokus

Strategi Pemasaran Restoran Momomilk 2. Faktor

SDM (Sumber Daya Manusia) PR (Persaingan Restoran) PH (Produk yang dihasilkan) SK (Sikap Konsumen) 3. Aktor

Pm (Pemilik) Mr (Manager) KK (Kepala Koki) 4. Tujuan

MLP (Mempertahankan Loyalitas Pelanggan) MK (Meningkatkan Keuntungan)

MPP (Meningkatkan Pangsa Pasar)

MKU (Mempertahankan Keberlangsungan Usaha) 5. Alternatif

Alt 1 Melakukan penetrasi pasar

Alt 2 Meningkatkan efektifitas promosi Alt 3 Menyelesaikan izin operasional Alt 4 Memperbaiki sistem pelayanan Alt 5 Melakukan inovasi produk

Alt 6 Memperbaiki sarana dan prasarana layanan

Strategi Pemasaran Restoran Momomilk

SDM

Pm

MLP

Mr KK

MK MPP

Alt 1 Alt 2

PR PH SK

MKU


(36)

Hasil Pengolahan Data dengan AHP Secara Horizontal

Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas relatif setiap faktor yang berada satu tingkatan diatasnya. Pengolahan horizontal belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam hierarki. Hasil pengolahan data AHP secara horizontal tersaji pada Lampiran 4. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal dalam penyusunan strategi pemasaran restoran Momomilk dijelaskan sebagai berikut :

a) Fokus (Tingkat Satu)

Fokus pada hierarki ini adalah strategi pemasaran restoran Momomilk. b) Faktor (Tingkat Dua)

Tingkat kepentingan setiap faktor terhadap fokus pemasaran restoran Momomilk disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus.

Faktor Fokus / Goal

Bobot Prioritas

SDM 0.291 3

Persaingan Restoran 0.074 4

Produk yang Dihasilkan 0.325 1

Sikap Konsumen 0.210 2

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa faktor pertama dengan prioritas paling tinggi adalah produk yang dihasilkan dengan nilai bobot 0,325, hal ini menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan sangat mempengaruhi strategi pemasaran restoran Momomilk. Adanya inovasi produk dan konsep produk yang ditawarkan agar konsumen tidak bosan dengan makanan dan minuman yang biasa saja.

c) Aktor (Tingkat Tiga)

Hasil pengolahan horizontal tingkat aktor menunjukkan besarnya bobot pengaruh masing-masing aktor terhadap faktor yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor

Aktor Faktor

SDM PR PH SK

Pemilik 0.306 0.447 0.440 0.302

Manajer operasional 0.494 0.266 0.288 0.466

Kepala koki 0.200 0.287 0.272 0.232

Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel 11 dapat dilihat tingkat kepentingan masing-masing aktor terhadap faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi pemasaran. Aktor yang dianggap memiliki peran paling penting dalam strategi pemasaran restoran Momomilk adalah pemilik. Pemilik tersebut memegang peranannya dan bertanggung jawab terhadap faktor persaingan restoran (0,447) dan produk yang dihasilkan (0,440). Pemilik restoran yang memiliki ide inovasi produk dan mengetahui bahan baku hingga konsep agar


(37)

dapat bersaing dengan restoran lain. Walaupun nilai bobot faktornya lebih besar manajer operasional, namun manajer operasional merupakan aktor yang membantu pemilik dalam penentuan sumber daya manusia dan sikap konsumen. Hal ini dapat dilihat bahwa manajer operasional harus bisa mengatur dan mengelola pelayanan yang dilakukan karyawan serta memperhatikan sikap konsumen agar tercipta kepuasan kepada konsumen.

d) Tujuan (Tingkat Empat)

Hasil pengolahan horizontal tingkat tujuan menunjukkan besarnya bobot pengaruh masing-masing aktor terhadap tujuan yang disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor

Tujuan

Aktor

Pemilik Manajer Operasional Kepala koki Mempertahankan Loyalitas Pelanggan 0.362 0,376 0.392

Meningkatkan Keuntungan 0,144 0.157 0.134

Meningkatkan Pangsa Pasar 0.183 0.254 0.267

Mempertahankan Keberlangsungan Usaha 0.311 0.212 0.207

Berdasarkan Tabel 12, mempertahankan loyalitas pelanggan menjadi tujuan utama yang menjadi prioritas pemilik (0.362), manajer operasional (0.376), dan kepala koki (0.392). Para aktor tersebut dapat melakukan aktivitas pemasaran untuk dapat memberikan kepuasan dari para pelanggan restoran Momomilk. e) Alternatif Strategi

Hasil pengolahan horizontal tingkat alternatif strategi menunjukkan besarnya bobot pengaruh masing-masing strategi terhadap tujuan yang disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan

Alternatif Strategi

Tujuan

MLP MK MPP MKU

Melakukan Penetrasi Pasar (Alt 1) 0.059 0.240 0.314 0.120 Meningkatkan Efektifitas Promosi (Alt 2) 0.168 0.308 0.254 0.131 Menyelesaikan Izin Operational (Alt 3) 0.145 0.057 0.055 0.357 Memperbaiki Sistem Pelayanan(Alt 4) 0.229 0.065 0.141 0.163 Melakukan Inovasi Produk (Alt 5) 0.211 0.213 0.143 0.107 Memperbaiki Sarana dan Prasarana Pelayanan (Alt 6) 0.188 0.118 0.093 0.121

Berdasarkan Tabel 13, mempertahankan loyalitas pelanggan (MLP) dapat dicapai dengan terlebih dahulu memperbaiki sistem pelayanan (Alt 4) sebesar 0,229. Pada tujuan meningkatkan keuntungan (MK) alternatif strategi tertinggi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan efektifitas promosi (Alt 2) sebesar 0,308, dengan adanya alternatif ini dapat meningkatkan penjualan sehingga berpengaruh terhadap keuntungan restoran. Pada tujuan meningkatkan pangsa


(38)

Strategi Pemasaran Restoran Momomilk SDM 0,291 PM 0,374 MLP 0,377 MR 0,379 KK 0,248 MK 0,145 MPP 0,235 Alt 1 0,183 Alt 2 0,215 PR 0,074 PH 0,325 SK 0,310 MKU 0,243 Alt 3 0,154 Alt 4 0,150 Alt 5 0,169 Alt 6 0,130 pasar (MPP), prioritas utama adalah melakukan penetrasi pasar (Alt 1) sebesar 0,314 dengan membuka cabang di tempat lain di daerah Bogor agar menjadi ciri khas Bogor. Pada tujuan menjamin keberlangsungan usaha, prioritas utama yaitu sudah pasti menyelesaikan izin operasional (Alt 3) sebesar 0,357.

Hasil Pengolahan dengan AHP Secara Vertikal

Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas menyeluruh setiap elemen pada tingkat tertentu terhadap sasaran utama hirarki.Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat gabungan diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan inkonsistensi yaitu sebesar < 10 persen. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal dapat dilihat pada Gambar 7.

Goal

Faktor

Aktor

Tujuan

Alternatif

Gambar 7 Penilaian hasil struktur AHP restoran Momomilk

a) Faktor

Pengolahan pada level faktor menunjukan tingkat pengaruh faktor terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk. Hasil pengolahan vertikal pada level faktor dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Hasil pengolahan vertikal elemen faktor

Faktor Bobot Prioritas

Sumber Daya Manusia 0.291 3

Persaingan Restoran 0.074 4

Produk Yang Dihasilkan 0.325 1


(39)

Tabel 14 memperlihatkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk adalah produk yang dihasilkan (0,325). Produk susu segar restoran Momomilk harus tetap dijaga kualitas dan ditingkatkan inovasi produknya. Dengan adanya inovasi produk dan konsep produk yang ditawarkan restoran Momomilk, untuk menghindari kebosanan konsumen dengan makanan dan minuman yang biasa saja.

b) Aktor

Pengolahan pada level aktor menunjukan tingkat pengaruh aktor terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk. Berikut hasil pengolahan vertikal pada level aktor dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Hasil pengolahan vertikal elemen aktor

Aktor Bobot Prioritas

Pemilik 0.374 2

Manajer Operasional 0.379 1

Kepala Koki 0.248 3

Tabel 15 memperlihatkan bahwa manajer operasional (0,355) menjadi aktor yang paling bertanggung jawab terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk. Hal ini karena manajer operasional mempunyai kewenangan dan tanggung jawab terhadap kegiatan operasional dalam pelaksanaan program-program serta aktivitas dari mulai produksi, SDM, hingga aktivitas pemasaran baik secara online maupun

offline. Kewenangan dan tanggung jawab pemilik adalah memberikan ide, saran dan kritik dalam mengawasi jalannya kegiatan atau aktivitas restoran Momomilk. c) Tujuan

Pengolahan pada level tujuan menunjukan tingkat pengaruh tujuan terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk. Berikut hasil pengolahan vertikal pada level aktor dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil pengolahan vertikal elemen tujuan

Tujuan Bobot Prioritas

Mempertahankan Loyalitas Pelanggan 0.377 1

Meningkatkan Keuntungan 0.145 4

Meningkatkan Pangsa Pasar 0.235 3

Mempertahankan Keberlangsungan Usaha 0.243 2

Tabel 16 menunjukan bahwa tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah mempertahankan loyalitas pelanggan (MLP) sebesar 0,377. Perusahaan/restoran harus dapat memberikan pelayanan dan kesan yang terbaik bagi konsumen sehingga konsumen datang kembali ke restoran tersebut.

d) Strategi

Pengolahan pada level tujuan menunjukan tingkat pengaruh tujuan terhadap strategi pemasaran restoran Momomilk. Berikut hasil pengolahan vertikal pada level aktor dapat dilihat pada Tabel 17.


(40)

Tabel 17 Hasil pengolahan vertikal elemen strategi

Alternatif Bobot Prioritas

Melakukan Penetrasi Pasar 0.183 2

Meningkatkan Efektifitas Promosi 0.215 1

Menyelesaikan Izin Operasional 0.154 4

Memperbaiki Sistem Pelayanan 0.150 5

Melakukan Inovasi Produk 0.169 3

Memperbaiki Sarana dan Prasarana Layanan 0.130 6

Tabel 17 memperlihatkan bahwa alternatif strategi pemasaran yang paling banyak dipilih oleh para pakar responden restoran Momomilk yaitu meningkatkan efektifitas promosi dengan bobot sebesar 0,215. Hal ini dikarenakan restoran Momomilk merupakan restoran yang masih tumbuh dan membangun sehingga diperlukan promosi-promosi yang gencar dan efektif untuk meningkatkan pangsa pasar sehingga tercipta loyalitas pelanggan yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka implikasi manajerial dalam pemasaran restoran Momomilk melalui pendekatan berikut :

1. Planning(Perencanaan)

Restoran Momomilk dapat merencanakan strategi dengan meningkatkan efektifitas promosi yang lebih gencar. Promosi ini untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih luas dengan tidak hanya berfokus pada konsumen anak muda namun juga dapat dinikmati oleh semua kalangan sehingga akan mempengaruhi keuntungan perusahaan.

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian yang dapat dilaksanakan oleh restoran Momomilk dengan meningkatkan sistem pendidikan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas pelayanan karyawan yang lebih baik dalam pencapaian tujuan perusahaan.

3. Actuating (Pengarahan)

Bagi manajemen restoran Momomilk perlu ikut terlibat dengan perizinan tempat usaha. Perizinan tempat usaha sangat mempengaruhi jalannya manajemen pemasaran karena pemilihan lokasi juga termasuk ke dalam prinsip 8P (product,

price, place, promotion, process, productivity and quality, people, physical appearance). Jika lokasi tidak ada, restoran tidak dapat menjalankan kegiatan promosi dan pemasaran tersebut dikarenakan tidak adanya perizinan lokasi sebagai tempat usaha.

4. Controlling (Pengawasan)

Pengawasan atau pengendalian dapat dilakukan dengan menjaga keberlangsungan usaha restoran dalam persaingan di bidang bisnis kuliner. Restoran Momomilk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas konsumen/pelanggan sehingga posisi perusahaan dimata konsumen lebih dapat diakui dibanding dengan restoran lainnya.


(41)

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

1. Lingkungan Internal yang menjadi faktor-faktor kekuatan restoran Momomilk adalah kualitas bahan baku murni dan terjaga, variasi menu, pelayanan dan penyajian hidangan yang unik, tersedia discount untuk member, dan memiliki layanan delivery order. Sedangkan faktor-faktor kelemahan restoran Momomilk yaitu lokasi kurang strategis, area parkir kurang memadai, belum memiliki izin HO, belum memiliki izin SKU, dan pelayanan kurang cepat terhadap konsumen. Lingkungan eksternal yang menjadi faktor-faktor peluang restoran Momomilk adalah peningkatan wisatawan, pola gaya hidup masyarakat, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, dan perkembangan kemajuan teknologi. Sedangkan dari faktor-faktor ancaman restoran Momomilk yaitu tingkat persaingan restoran tinggi, banyaknya produk substitusi, kenaikan harga bahan baku, dan tawar-menawar konsumen yang tinggi.

2. Strategi pemasaran yang direkomendasikan bagi restoran secara berturut-turut adalah meningkatkan efektifitas promosi (0.215), melakukan penetrasi pasar (0.183), melakukan inovasi produk (0.169), menyelesaikan izin operasional (0.154), memperbaiki sistem pelayanan (0.150), dan memperbaiki sarana dan prasarana layanan (0.130).

SARAN

Restoran Momomilk memiliki potensi serta peluang untuk terus berkembang. Pihak restoran Momomilk harus segera membenahi izin operasional yang mempengaruhi keberlangsungan usaha restoran. Setelah hal tersebut dilakukan pihak restoran Momomilk dapat kembali mengoptimalkan strategi integrasi kedepan dengan melakukan promosi yang optimal dan bekerja sama dengan menawarkan ke berbagai investor atau membuka franchise. Strategi yang dijalankan haruslah konsisten, sistematis serta dilakukan evaluasi secara berkala. Strategi ini dapat menjadi solusi untuk permasalahan promosi restoran Momomilk.


(42)

DAFTAR PUSTAKA

David FR. 2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta (ID). Salemba Empat.

[Disbudpar] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (ID)

Kotler P. dan Keller, K. 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Kotler P dan Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1.

Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

Lovelock C dan Wright L. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta (ID) : PT Indeks.

Rangkuti F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID) : PT Gramedia Pustaka Utama.

Saaty TL. 1993. Proses Hierarki Analitik Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Kompleks (Terjemahan). Jakarta (ID) : PT Pustaka Inaman Pressindo.

Umar H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta (ID) : Gramedia Pustaka Utama.


(1)

Lampiran 3Foto Produk

Fresh Milk Yoghurt dan Smoothies

Milkshake Chinesse food, western food, traditional food, roti bakar Momo.


(2)

1. Perbandingan antar faktor terhadap fokus

2. Perbandingan antar aktor terhadap faktor

 Antar aktor terhadap faktor Sumber Daya Manusia

 Antar aktor terhadap faktor Persaingan Restoran


(3)

Lanjutan Lampiran 4.

 Antar aktor terhadap faktor Sikap Konsumen

3. Perbandingan antar tujuan terhadap aktor  Antar tujuan terhadap pemilik


(4)

 Antar tujuan terhadap kepala koki

4. Perbandingan antar alternatif terhadap tujuan

 Antar alternatif terhadap Mempertahankan Loyalitas Pelanggan

 Antar alternatif terhadap Meningkatkan Keuntungan


(5)

Lanjutan Lampiran 4.


(6)

Penulis dilahirkan di kota Bogor pada tanggal 18 September 1990 dari ayah Ir. H. Otto Naryoto dan ibu Hj. Ivic Codariah, SE. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Diploma 3 Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di jurusan Manajemen Agribisnis.

Penulis pernah aktif dalam organisasi kampus paduan suara D‟Voice Diploma 3 Institut Pertanian Bogor. Penulis juga aktif dalam organisasi luar kampus, dengan mendirikan Komunitas Klub Buku Indonesia regional Bogor periode 2011 – 2013 dan juga aktif menjadi pengajar di Terminal Hujan periode 2011 - 2013.