defenisi miokard yang tidur yaitu bahwa fungsinya dapat menjadi normal kembali setelah memperbaiki aliran darah. Hibernasi dapat dilihat sebagai respon adaptif
untuk menurunkan fungsi kontraksi dari miokardium yang hipoperfusi dan untuk mengembalikan keseimbangan antara aliran dan fungsi, sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan terjadinya iskemia atau nekrosis. Revaskularisasi dari miokardium yang hibernasi dapat berujung terhadap perbaikan fungsi
miokard sehingga dapat memperbaiki prognosis. Meskipun hibernasi dan stunning berbeda secara konsep dan patofisiologi,
kedua kondisi ini sulit dipisahkan pada keadaan klinis dan bahkan saling mendukung satu sama lain. Episode berulang dari stunning miokard dapat
bersamaan maupun menyerupai hibernasi miokard. Miokard stunning dan hibernasi pada penderita dengan syok kardiogenik merupakan hal yang vital,
karena implikasi terapinya pada kondisi ini. Hibernasi miokard dapat menjadi lebih baik dengan revaskularisasi, dan stunning miokard dapat memberikan
respon terhadap stimulasi inotropik.
1
1
2.5. Gambaran Klinis
Syok kardiogenik merupakan suatu keadaan emergensi. Seorang klinisi harus dapat melakukan evaluasi segera sebelum syok merusak organ vital secara
ireversibel, pada saat yang sama, klinisi harus melakukan penilaian klinis yang dibutuhkan untuk mengetahui penyebab terjadinya syok dan target terapi terhadap
penyebab tersebut. Dilakukan pendekatan praktik untuk mendapatkan evaluasi inisial secara cepat dengan anamnesis yang terbatas, pemeriksaan fisik, dan
prosedur diagnostik spesifik. Secara umum, diagnosis syok kardiogenik ditegakkan dengan adanya
tanda-tanda klinis hipoperfusi, nyeri dada iskemik, analisis enzim jantung dan EKG. Syok kardiogenik dapat ditegakkan setelah adanya dokumentasi dari
disfungsi miokard, dan telah disingkirkan penyebab hipotensi lainnya, seperti hipovolemia, perdarahan, sepsis, emboli paru, tamponade, diseksi aorta, dan
adanya penyakit valvular. Aspek penting pada penegakan diagnosis syok kardiogenik adalah identifikasi hipoperfusi pada keadaan disfungsi kardiak.
1
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini merupakan beberapa tanda dan tampilan yang menunjukkan adanya hipoperfusi organ atau jaringan, yaitu: pucat, perifer dingin, ekstremitas berbintik-
bintik, gangguan kesadaran, penurunan produksi urin oliguria 30 mljam atau 0.5 mlkgjam selama 2 jam, nadi lemah, hipotensi arterial. Distensi vena
jugular dan rhonki paru biasanya dapat dijumpai, meskipun ketiadaan hal tersebut tidak menyingkirkan diagnosis syok kardiogenik. Diagnosis syok kardiogenik
harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang menunjukkan gejala hipotensi yang tidak dapat dijelaskan dan atau curah jantung yang rendah, gangguan
kesadaran yang tidak dapat dijelaskan, dan kongesti paru yang tidak dapat dijelaskan.
Dorongan prekordial yang dihasilkan dari diskinesis ventrikel kiri dapat dijumpai pada palpasi. Suara jantung mungkin mejauh, dan suara jantun tiga dan
empat, atau keduanya, biasanya dapat dijumpai. Murmur sistolik dari regurgitasi mitral atau defek septal ventrikular dapat dijumpai, namun kompllikasi-
komplikasi ini dapat juga terjadi tanpa adanya murmur yang terdengar.
1,2,5
1
Pemeriksaan elektrokardiografi harus dilakukan segera, pemeriksaan diagnostik inisial lainnya juga dapat segera dilakukan seperti radiografi dada dan
pemeriksaan analisa gas darah, elektrolit, darah lengkap, serta enzim jantung. Gambaran EKG yang normal dapat langsung diekslusikan sebagai kemungkinan
syok kardiogenik yang disebabkan oleh miokard infark. Sebagai tambahan, pemeriksaan ekokardiografi sangat penting pada
pemeriksaan awal untuk seluruh penderita yang mengalami syok, dan harus dilakukan secepat mungkin. Ekokardiografi dapat menyediakan informasi
mengenai fungsi sistolik secara umum dan dapat menuju pada penegakan diagnosis cepat untuk syok yang disebabkan oleh mekanikal, seperti ruptur
muskulus papilaris dan regurgitasi mitral akut, defek septum ventrikular akut, dan ruptur free-wall dan tamponade. Regurgitasi mitral berat yang tidak diduga tidak
jarang dijumpai pada beberapa kasus, ekokardiografi dapat menunjukkan temuan yang cocok dengan infark ventrikel kanan.
2
Pemantauan hemodinamik invasif dapat berguna untuk menyingkirkan deplesi volum, infark ventrikel kanan, dan komplikasi mekanik. Profil
hemodinamik dari syok kardiogenik termasuk PCWP 15 mmHg dan cardiac
1,3
Universitas Sumatera Utara
index 2.2 Lmenitm
2
. Harus dikenali bahwa tekanan pengisian optimal dapat lebih dari 15 mmHg pada pasien tertentu karena disfungsi diastolik ventrikel kiri.
Penyadapan jantung kanan dapat menunjukkan “step up” pada saturasi oksigen yang merupakan diagnostik terhadap ruptur septum ventrikular atau adanya v-
wave yang besar yang mengesankan adanya regurgitasi mitral berat. Profil hemodinamik dari infark ventrikel kanan termasuk tekanan pengisian sisi kanan
yang tinggi pada PCWP yang normal atau rendah. Pada saat identifikasi pasien dengan status pre-syok, atau syok non-
hipotensi merupakan nilai spesial untuk meberikan intervensi terapeutik dan mencegah perburukan. Tanda-tanda klinis dari hipoperfusi secara kuat
dihubungkan dengan peningkatan mortalitas. Hipoperfusi merupakan suatu penanda dari kegagalan hemodinamik yang akan datang, dan takikardi HR
90menit pada keadaan ini harus diinterpretasikan sebagai suatu gejala pre-syok dan bukan sebagai suatu respon terhadap curah jantung yang rendah dan
selanjutnya tonus simpatetik yang meningkat. Perhatian terutama pada penderita dengan MI anterior dan perlu diingat bahwa sampai 30 penderita dengan MI
akan berkembang menjadi syok kardiogenik yang terlambat sampai hari 5 pada perjalanan penyakitnya, dan memiliki prognosis yang sangat buruk.
1
2
Pada situasi seperti ini, pemilihan obat-obatan harus dilakukan secara berhati-hati. Penggunaan
β-bloker, yang secara umum memiliki indikasi pada MI, dapat mempercepat perkembangan syok pada penderita ini. Sebagai tambahan,
aktivasi dari sistem renin-angiotensin sebagai kompensasi yang mungkin dapat menyelamatkan jiwa sebaiknya tidak dinetralkan dengan pemberian ACE-
inhibitor.
2
2.6. Penatalaksanaan