pengisian diastolik yang disebabkan takikardi dan iskemi dapat menghasikan kongesti pulmonal dan hipoksia. Vasokonstriksi untuk menjaga tekanan darah
dapat meningkatkan afterload miokard, lebih jauh dapat mempengaruhi kemampuan kardiak dan peningkatan kebutuhan oksigen miokard. Kebutuhan
yang meningkat pada keadaan perfusi yang tidak memadai, dapat memperburuk iskemia dan menghasilkan suatu siklus yang akan berujung pada kematian apabila
siklus tersebut tidak diatasi.
1
Gambar 1. Spiral mengarah ke bawah pada syok kardiogenik.
1,2
2.4.2. Patologi Miokard
Syok kardiogenik dikarakteristikkan dengan adanya disfungsi baik sistolik maupun diastolik. Penderita yang mengalami syok setelah masuk RS sering kali
memiliki perluasan infark, yang dapat terjadi akibat reoklusi, perburukan trombus intrakoroner, ataupun kombinasi dari penurunan tekanan perfusi koroner dan
penigkatan kebutuhan oksigen miokard. Miosit pada zona border dari area infark lebih mudah mengalami episode iskemik tambahan, sehingga segmen-segmen ini
memiliki resiko. Perluasan infark mekanik, yang terlihat lebih dramatis setelah
Universitas Sumatera Utara
serangan infark miokard anterior luas, dapat juga berpengaruh terhadap perkembangan lanjut terhadap syok kardiogenik.
Iskemia yang jauh dari daerah infark dapat juga memiliki pengaruh penting terhadap disfungsi sistolik pada penderita syok kardiogenik. Hipotensi
dan gangguan metabolik dapat mengganggu kontraktilitas pada miokard yang tidak terkena infark pada penderita dengan syok. Hal ini dapat membatasi
hiperkinesis dari segmen yang tidak terlibat, sehingga mekanisme kompensasi dapat terlihat segera setelah infark miokard.
1
Fungsi diastolik miokard juga dapat terganggu pada penderita syok kardiogenik. Iskemik miokard menyebabkan penurunan compliance,
meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri pada volum diastolik akhir. Terjadi peningkatan pada volum ventrikel kiri sebagai mekanisme kompensasi untuk
menjaga volum sekuncup, yang lebih jauh dapat meningkatkan tekanan pengisian. Peningkatan tekanan ventrikel kiri dapat berujung pada edema paru dan
hipoksemia.
3
1
2.4.3. Disfungsi Miokard Reversibel
Area yang luas dari miokard yang tidak berfungsi namun viabel dapat juga memiliki peran terhadap perkembangan terjadinya syok kardiogenik pada
penderita setelah mengalami serangan infark miokard. Disfungsi yang reversibel ini dapat dijelaskan melalui dua kategori: stunning dan hibernation.
Myocardial stunning menunjukkan disfungsi post iskemik yang bertahan meskipun telah mendapatkan kembali aliran darah yang normal; bagaimanapun,
akhirnya kemampuan miokard dapat kembali secara komplit. Patogenesis dari stunning belum sepenuhnya dapat dijelaskan, namun sepertinya memiliki
hubungan terhadap kombinasi dari stres oksidatif, gangguan homeostasis kalsium, dan penurunan reaksi miofilamen terhadap kalsium, yang seluruhnya mendahului
iskemia.
1
1
Hybernating myocardium merupakan suatu keadaan dimana miokard mengalami gangguan fungsi secara persisten pada saat istirahat akibat adanya
penurunan aliran darah koroner secara hebat, dan tidak terpisahkan dengan
Universitas Sumatera Utara
defenisi miokard yang tidur yaitu bahwa fungsinya dapat menjadi normal kembali setelah memperbaiki aliran darah. Hibernasi dapat dilihat sebagai respon adaptif
untuk menurunkan fungsi kontraksi dari miokardium yang hipoperfusi dan untuk mengembalikan keseimbangan antara aliran dan fungsi, sehingga dapat
meminimalkan kemungkinan terjadinya iskemia atau nekrosis. Revaskularisasi dari miokardium yang hibernasi dapat berujung terhadap perbaikan fungsi
miokard sehingga dapat memperbaiki prognosis. Meskipun hibernasi dan stunning berbeda secara konsep dan patofisiologi,
kedua kondisi ini sulit dipisahkan pada keadaan klinis dan bahkan saling mendukung satu sama lain. Episode berulang dari stunning miokard dapat
bersamaan maupun menyerupai hibernasi miokard. Miokard stunning dan hibernasi pada penderita dengan syok kardiogenik merupakan hal yang vital,
karena implikasi terapinya pada kondisi ini. Hibernasi miokard dapat menjadi lebih baik dengan revaskularisasi, dan stunning miokard dapat memberikan
respon terhadap stimulasi inotropik.
1
1
2.5. Gambaran Klinis