Etos Kerja Seora ng Muslim

Pendidikan Agama Islam 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 prasarana hidup lainnya. Pada ilmuwan muslim masa lalu, telah banyak melahirkan karya-karya yang bernilai tinggi di dunia, seperti kaligrafi karya Mir’ali Syirazi pada abad 19, ilmu pengobatan seperti yang ditunjukkan oleh Ibnu Sina, Al-Farabi wafat tahun 950 M selain dikenal sebagai dokter dan ulama diapun dianggap sebagai salah satu ilmuwan Islam ahli dalam bidang musik. Berbagai hal yang disebutkan tadi, merupakan satu contoh karya seorang muslim dalam kebutuhan hidup di dunia. Beberapa ilmuwan muslim di jaman dulu berusaha untuk berkarya sebaik mungkin. Kini hasil karya mereka telah berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang Sumber: http:kafilahcinta.roomforum.compara-ilmuwan-islam Ibnu Sina Al Farabi Ibnu Khaldun Pada bagian lain, karya manusia dapat ditunjukkan berbagai hal yang terkait dengan kepentingan akherat, seperti sholat, zakat dan puasa. Amalan ini merupakan amalan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang muslim. Orang yang produktif itu adalah orang yang mampu melahirkan karya duniawi dan juga karya ukhrawi. Dengan kata lain, dalam ajaran Islam yang disebut berkarya itu adalah menunjukkan prestasi hidup dalam bidang kehidupan duniawi maupun akherat. Oleh karena itu pula, maka melahirkan karya nyata yang berkualitas dapat dikategorikan sebagai amal-ibadah.

C. Etos Kerja Seora ng Muslim

Dalam menilai seseorang, Islam memberikan penghargaan terhadap masalah-masalah kualitas kerja. Hal ini dibuktikan dengan sikap Rasulullah Muhammad saw yang memberikan penilaian berbeda terhadap orang yang bekerja tanpa ilmu dengan pekerjaan dengan ilmu. Rasulullah bersabda “sedikit kerja, tetapi dilandasi ilmu itu akan produktif. Sedangkan banyak kerja dengan dilandasi kebodohan hasilnya kurang produktif” qolilul ‘amali ma’al ‘ilmi katsirun, wa katsiru ‘amali ma’al jahili qolilun, HR. As Suyuthi. Ini merupakan kritikan sekaligus peringatan dari Rasulullah Muhammad saw kepada ummat Islam untuk senantiasa meningkatkan produktifitas kerja dengan cara meningkatkan untuk SMA Kelas XI 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 ilmu pengertahuan dan teknologinya, sehingga produktivitas dan kreatifitas kerja bisa meningkat. Islam bukanlah agama asketis. Islam mengajarkan kepada kita untuk mengaktualisasikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk amal, kerja atau per- buatan. Inilah yang diisyaratkan oleh Sabda Nabi Muhammad berikut ini, “Iman tidak diterima tanpa amal, amal pun tidak diterima tanpa iman” HR. Thabrani. Bahkan, lebih jauh dari itu, Al-Qur’an senantiasa menyan- dingkan tuntunan untuk beriman itu, dengan pentingnya ber’amal sholeh. Ini makna pentingnya bekerja, usaha, atau aksi-sosial di lingkungan hidup yang nyata dalam rangka mewujud- kan nilai-nilai Islam dalam rangka memakmurkan bumi ini. Al-Qur’an sendiri menyatakan bahwa salah satu kewajiban seorang manusia di muka bumi ini adalah mencari karunia Allah di seluruh muka bumi ini. Karunia Allah, atau rezeki bisa didapatinya, manakala kita melakukan pencaharian, usaha, atau melakukan perjalanan di segala penjuru bumi. Inilah yang dinyatakan Allah dalam kitab sucinya. Allah Swt berfirman: Terjemahan “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki- Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu kembali setelah dibangkitkan” Qs. Al-Mulk : 15. Tidak semua amal-ibadah bisa diselesaikan hanya dengan hati dan perbuatan. Tetapi, terdapat sejumlah amalan Islam yang perlu didukung oleh harta atau kekayaan. Untuk naik haji kita membutuhkan ongkos berangkat, dan biaya hidup. Zakat, membutuhkan kekayaan yang sampai pada nishabnya, demikian pula Walaupun pekerjaan kasar, jika dilakukan dengan kesungguhan, maka hasilnya akan dirasakan oleh orang banyak Sumber: www.kompas Pendidikan Agama Islam 1 2 4 1 2 4 1 2 4 1 2 4 1 2 4 yang lainnya. Dengan kata lain, ada sejumlah amalan Islam yang hanya bisa dijalankan jika kita memiliki sejumlah harta. Termasuk didalamnya adalah amalan berinfak, sebagaimana perintah Allah Swt berikut ini : Terjemahan: “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Qs. Al-Baqarah : 267 Kemudian, salah satu ciri orang yang hidup di jaman modern adalah mereka yang memiliki kemampuan membagi waktu. Hidup di dunia ini, perlu selektif, dan proporsional dalam membagi waktu demi mencapai kebahagiaan paripurna. Islam, dalam hal ini menegaskan bahwa seorang muslim itu perlu memiliki waktu yang disediakan untuk bekerja, sebagaimana Allah Swt telah menskenariokannya sendiri, sebagaimana yang terungkap dalam firman-Nya “..Dan kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” Qs. An-Naba : 11. Hal yang lebih penting lagi, setiap muslim harus merasa yakin bahwa Allah beserta Rasul dan orang-orang mukmin seluruhnya, secara psikologis mendukung dan memperhatikan hasil kerja setiap orang muslim itu sendiri. Allah berfirman : Terjemahan: “Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Qs. At-Taubah : 105 untuk SMA Kelas XI 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 1 2 5 Makna “melihat” ayat tersebut, bagi penulis, lebih cenderung diartikan a Allah Swt akan mencatat amal perbuatan manusia, apapun juga jenis pekerjaannya. Termasuk dalam hal ini, tentang kegesitannya kita dalam bekerja. Dengan kata lain, bekerja untuk mencari penghidupan ini, pada dasanya masih tetap merupakan bagian dari ibadah. Maka dengan demikian, Allah Swt akan mencatatkannya. Kedua b, Rasulullah Muhammad saw akan menjadikan amal perbuatan manusia di dunia ini, sebagai track-record untuk dijadikan pertimbangan dalam memberikan syafa’at kelak dikemudian hari. Dengan kata lain, yang disebut melihat di sini adalah dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakannya ‘kelak’ diakherat nanti. Sementara itu, bagian yang terakhirnya c Ummat Islam yang lainnya, juga akan melihat track-record saudaranya untuk kepentingan kemaslahatan umat yang lainnya. Umat Islam ini adalah bersaudara, dan wajib diantara satu dengan yang lainnya itu untuk saling tolong menolong. Maka, perlu adanya saling perhatikan antara satu dengan yang lainya.

D. Berka rya seba ga i Iba da h