Metode Penelitian Sistematika Penulisan

4 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pada bab ini berisi mengenai hasil pengujian dari perancangan perangkat ini. BAB V KESIMPULAN Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang judul serta pengarang dari buku-buku yang digunakan untuk menunjang terselesaikannya tugas akhir ini. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aeroponik

Aeroponik dapat diartikan sebagai bercocok tanam di udara, karena akar tanaman yang dibudidaya diposisikan menggantung di udara dan larutan nutrisi diberikan dengan cara disemprotkan atau pengkabutan. Untuk penyemprotan ini biasanya digunakan pompa bertekanan tinggi agar butiran yang dihasilkan sangat halus atau dalam bentuk kabut. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan durasi tertentu menggunakan pengatur waktu. Larutan nutrisi yang telah di semprotkan akan masuk menuju bak penampungan untuk disemprotkan kembali.[3] Gambar 2.1 Skema Proses Aeroponik[3] Dilihat dari gambar 2.1 komponen untuk membuat sistemtanam aeroponik adalah pompa, pipa PVC, fleksibel tube, larutan nutrisi, timer dan bak penampung. Kelebihan aeroponik ini adalah tanaman mendapat pasokan air, oksigen, dan nutrisi secara berkala dalam jumlah yang mencukupi. Kelebihan lain, penggunaan 6 larutan nutrisi dalam aeroponik lebih hemat karena di berikan dengan cara pengkabutan dan tanaman lebih mudah menyerap karena nutrisi berukuran molekul kecil. Sementara itu, kekurangannya adalah biaya untuk intalasi aeroponik terbilang cukup mahal dan sangat tergantung pada listrik.[3]

2.2 Tanaman Brokoli

Horticultural berasal dari Bahasa latin yang terdiri dari dua kata, yaitu hortus kebun dan culture bercocock tanam. Hortikultura memiliki makna seluk-beluk kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah-buahan atau tanaman hias.[1] Tanaman hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai sumber bahan makanan, hiasankeindahan, dan juga pekerjaan. Ilmu hortikultura berhubungan erat dengan pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagai nya.[1] Brokoli Brassica oleracea var.botrytis forma cymosa termasuk dalam family Brassicaceae. Pada kubis jenis ini, bakal bunganya mengembang menyerupai telur berbentuk lonjong dan berwarna hijau. Bunga brokoli tersusun dari kuntum-kuntum bunga dengan tangkai yang tebal.[1] Bagian brokoli yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan. Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol putih. Pada mulanya bunga brokoli dikenal sebagai sayuran daerah beriklim dingin sub tropis, sehingga di Indonesia cocok ditanam di dataran tinggi antara 1.000 – 2.000 meter dari atas permukaan laut dpl yang suhu udaranya dingin dan lembab. Kisaran temperatur optimum untuk pertumbuhan produksi sayuran ini antara 15,5 - 18°C, dan maksimum 24°C. Setelah beberapa Negara di kawasan Asia berhasil menciptakan varietas-varietas unggul baru yang toleran terhadap temperatur tinggi panas, maka brokoli dapat ditanam di dataran menengah sampai tinggi.[2]