18.52 Dinamika Perubahan Disparitas Regional Di Pulau Jawa Sebelum Dan Setelah Kebijakan Otonomi Daerah

Gambar 5.8. Tipologi Klassen KabupatenKota di Pulau Jawa Berdasarkan Kriteria Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE dan Besarnya PDRB per Kapita pada Masa Sebelum Otonomi Daerah Tahun 1986-1999 Hasil klasifikasi tipologi Klassen sebagaimana disajikan pada Tabel 5.4 menunjukkan perbandingan relatif kabupatenkota di Pulau Jawa berdasarkan kriteria rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita. Dari hasil tipologi Klassen tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 62.96 dari total Kuadran I Kuadran II Kuadran IV Kuadran III 14.81

3.70 18.52

62.96 Kota Kediri, Jak-ut, Jak-sel, Kab.Bekasi, Surabaya, Kota Cirebon, Kota Malang, Jak-tim, Kota Tangerang, Kudus, Gresik, Kota Semarang, Sidoarjo, Kota Bandung, Kota Probolinggo, Purwakarta Kota Surakarta, Tulungagung, Cilacap, Karawang, Bandung, Tangerang, Kota Sukabumi, Karanganyar, Kota Madiun, Semarang, Kota Bogor, Sukoharjo, Indramayu, Kota Tegal, Temanggung, Lebak, Banjarnegara, Wonogiri, Pemalang, Wonosobo Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Kota Yogyakarta, Kota Magelang Bogor, Kota Bekasi, Kota Mjkerto, Kota Peklongan, Kota Pasuruan, Sleman, Kota Salatiga, Kendal, Probolinggo, Bywangi, Serang, Subang, Sumedang, Sumenep, Mjkerto, Stbondo, Klnprogo, Garut, Jombang, Malang, Magetan, Gnkidul, Lumajang, Kota Blitar, Blitar, Ciamis, Bantul, Pasuruan, Nagnjuk, Byolali, Tuban, Tskmalaya, Kediri, Cianjur, Madiun, Jember, Jepara, Bjnegoro, Pklongan, Lamongan, Batang, Bangkalan, Pandeglang, Cirebon, Skbumi, Pati, Klaten, Kuningan, Mjlngka, Prwrejo, Bndwoso, Rembang, Ngawi, Pnorogo, Sregen, Demak, Mgelang, Pamekasan, Trenggalek, Brebes, Pacitan, Blora, Purbalingga, Bnyumas, Kebumen, Tegal, Sampang, Grobogan K3: Wilayah relatif terbelakang K2: Wilayah maju tapi tertekan K4: Wilayah berkembang cepat K1: Wilayah maju Keterangan: kabupatenkota di Pulau Jawa 3 termasuk ke dalam kuadran III, yang berarti bahwa sebagian besar wilayah kabupatenkota pada masa sebelum Otonomi Daerah tergolong wilayah yang kurang berkembang rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita pada wilayah dalam kuadran ini berada di bawah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di Pulau Jawa. Sedangkan wilayah-wilayah yang tergolong dalam kuadran I memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita di atas rata-rata Pulau Jawa berjumlah 16 kabupatenkota sekitar 14.81 dari jumlah total kabupatenkota di Pulau Jawa. Apabila pengelompokan wilayah dibedakan berdasarkan klasifikasi kabupaten dan kota, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar kabupaten masuk dalam kategori kuadran III 75.61, sedangkan sebagian besar kota masuk dalam kategori kuadran I 42.31. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi perkotaan lebih berkembang dibandingkan dengan kabupaten. Karena kabupaten identik dengan kawasan perdesaan, maka hasil klasifikasi tipologi Klassen tersebut mengindikasikan bahwa kondisi perkotaan lebih berkembang dibandingkan perdesaan. Atau dengan perkataan lain, hal ini juga mengindikasikan adanya bentuk ketimpangan desa-kota. Klasifikasi kabupatenkota di Pulau Jawa berdasarkan tipologi Klassen sebelum masa Otonomi Daerah periode 1986-1999 pada masing-masing kuadran disajikan pada Tabel 5.4. Adapun pengelompokan wilayah dari hasil analisis tipologi Klassen disajikan secara spasial pada Gambar 5.9. Tabel 5.4. Klasifikasi KabupatenKota di Pulau Jawa Berdasarkan Tipologi Klassen Sebelum Masa Otonomi Daerah Periode 1986-1999 Sumber: Hasil Analisis. Keterangan: Sampai dengan tahun 1999 di Pulau Jawa terdapat 108 kabkota. 3 Sampai dengan tahun 1999, di Pulau Jawa terdapat 108 kabupatenkota. Kuadran Banyaknya Kabupaten Banyaknya Kota Banyaknya kabkota Persentase terhadap Total Kuadran I 5 6.10 11 42.31 16 14.81 Kuadran II 0.00 4 15.38 4 3.70 Kuadran III 62 75.61 6 23.08 68 62.96 Kuadran IV 15 18.29 5 19.23 20 18.52 Jumlah 82 100.00 26 100.00 108 100.00 Gambar 5.9. Klasifikasi KabupatenKota di Pulau Jawa Berdasarkan Hasil Tipologi Klassen Sebelum Masa Otonomi Daerah Dilihat dari sebaran spasial kabupatenkota di Pulau Jawa berdasarkan hasil tipologi Klassen sebelum masa Otonomi Daerah sebagaimana disajikan pada Gambar 5.9, dapat diketahui bahwa kabupatenkota yang berada di kuadran I umumnya merupakan kabupatenkota yang sebagian besar berada di kawasan metropolitan Jabodetabek yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Kabupaten Bekasi, dan Kota Tangerang, kawasan metropolitan Gerbangkertosusila terutama Kabupaten Gresik, Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, serta beberapa wilayah kabupatenkota lain Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kota Cirebon, Kota Semarang, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Kudus, dimana secara geografis letak kabupatenkota tersebut berada di Pantai Utara Jawa Pantura. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah yang berada di Pantai Utara Jawa lebih berkembang dibandingkan wilayah-wilayah yang berada di Pantai Selatan Jawa. Dari sebaran spasial tersebut juga dapat dilihat bahwa kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur di luar Kawasan Gerbangkertosusila, Kota Kediri dan Kota Malang didominasi oleh wilayah-wilayah yang tergolong dalam kuadran III, yaitu kabupatenkota yang masuk dalam kategori wilayah relatif terbelakangkurang berkembang. Hal ini mengindikasikan adanya ketimpangan kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur yang cukup tinggi, dimana bentuk ketimpangan tersebut tercermin dari adanya kesenjangan tingkat perkembangan wilayah antar kabupatenkota.

B. Setelah Masa Otonomi Daerah

Analisis tipologi Klassen pada masa setelah diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah juga dilakukan dengan membandingkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita di masing-masing kabupatenkota dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan besarnya PDRB per kapita di Pulau Jawa. Data dalam analisis ini diambil pada periode waktu setelah diberlakukannya Otonomi Daerah mulai tahun 2000. Adapun data yang digunakan adalah data PDRB di masing-masing kabupatenkota dan PDRB total di Pulau Jawa tahun 2000 s.d 2007 untuk menghitung rata-rata laju pertumbuhan ekonomi serta data PDRB per kapita tahun 2007, baik di tiap kabupatenkota maupun PDRB per kapita di Pulau Jawa. Gambar 5.10 dan 5.11 berikut menyajikan hasil scatterplot dan tipologi Klassen kabupatenkota di Pulau Jawa berdasarkan kriteria rata-rata laju pertumbuhan ekonomi LPE dan besarnya PDRB per kapita pada masa setelah diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah. Gambar 5.10. Scatterplot KabupatenKota di Pulau Jawa Berdasarkan Kriteria Besarnya Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB per Kapita Setelah Masa Otonomi Daerah Periode 2000-2007 Tipologi Klassen KabKota di Pulau Jawa Berdasarkan Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi Th.2000-2007 dan PDRB per Kapita Tahun 2007 GROBOGAN TEGAL TRENGGALEK PURBALINGGA BANYUMAS BREBES KUNINGAN CIREBON REMBANG SUKABUMIKOTA DEPOK JEMBER KOTA TEGAL KOTA BLITAR KARANGANYAR SUKOHARJO BANDUNG BARAT KOTA BOGOR TANGERANG SEMARANG TUBAN LUMAJANG BANYUWANGI KOTA SUKABUMI KOTA BATU KOTA BEKASI KOTA SURAKARTA KOTA CIMAHI KARAWANG KOTA BANDUNG KOTA TANGERANG KUDUS BEKASI KOTA JAKARTA BARAT KOTA CILEGON KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAKARTA PUSAT BLORA KEBUMEN WONOSOBO PAMEKASAN PACITAN DEMAK PEMALANG SAMPANG WONOGIRI LEBAK MAGELANG BONDOWOSO TEMANGGUNGSRAGEN BANJARNEGARA TASIKMALAYA PONOROGO BANGKALAN PANDEGLANG BATANG PATI LAMONGAN MAJALENGKA JEPARA PEKALONGAN NGAWI BOYOLALI CIANJUR PURWOREJO MADIUN KEDIRI GUNUNG KIDUL KULON PROGO BANTUL INDRAMAYU NGANJUK PASURUAN KLATEN SUMENEP BOJONEGORO SERANG JOMBANG KOTA BANJAR SUBANG KOTA SALATIGA GARUT MAGETAN BLITAR CIAMIS KENDAL SUMEDANG MALANG SITUBONDO MOJOKERTO SLEMAN PROBOLINGGO KOTA PASURUAN KOTA MADIUN KOTA TASIKMALAYA KOTA PEKALONGAN KOTA MAGELANG TULUNGAGUNG BANDUNG KEPULAUAN SERIBU BOGOR PURWAKARTA KOTA PROBOLINGGO CILACAP KOTA MOJOKERTO KOTA YOGYAKARTA KOTA SEMARANG GRESIK SIDOARJO KOTA MALANG KOTA CIREBON KOTA JAKARTA TIMUR KOTA SURABAYA KOTA JAKARTA SELATAN KOTA KEDIRI -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Th.2000-2007 -20,000,000 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 180,000,000 P D R B pe r K a pi ta Th. 2 7 R p ji w a GROBOGAN TEGAL TRENGGALEK PURBALINGGA BANYUMAS BREBES KUNINGAN CIREBON REMBANG SUKABUMIKOTA DEPOK JEMBER KOTA TEGAL KOTA BLITAR KARANGANYAR SUKOHARJO BANDUNG BARAT KOTA BOGOR TANGERANG SEMARANG TUBAN LUMAJANG BANYUWANGI KOTA SUKABUMI KOTA BATU KOTA BEKASI KOTA SURAKARTA KOTA CIMAHI KARAWANG KOTA BANDUNG KOTA TANGERANG KUDUS BEKASI KOTA JAKARTA BARAT KOTA CILEGON KOTA JAKARTA UTARA KOTA JAKARTA PUSAT BLORA KEBUMEN WONOSOBO PAMEKASAN PACITAN DEMAK PEMALANG SAMPANG WONOGIRI LEBAK MAGELANG BONDOWOSO TEMANGGUNGSRAGEN BANJARNEGARA TASIKMALAYA PONOROGO BANGKALAN PANDEGLANG BATANG PATI LAMONGAN MAJALENGKA JEPARA PEKALONGAN NGAWI BOYOLALI CIANJUR PURWOREJO MADIUN KEDIRI GUNUNG KIDUL KULON PROGO BANTUL INDRAMAYU NGANJUK PASURUAN KLATEN SUMENEP BOJONEGORO SERANG JOMBANG KOTA BANJAR SUBANG KOTA SALATIGA GARUT MAGETAN BLITAR CIAMIS KENDAL SUMEDANG MALANG SITUBONDO MOJOKERTO SLEMAN PROBOLINGGO KOTA PASURUAN KOTA MADIUN KOTA TASIKMALAYA KOTA PEKALONGAN KOTA MAGELANG TULUNGAGUNG BANDUNG KEPULAUAN SERIBU BOGOR PURWAKARTA KOTA PROBOLINGGO CILACAP KOTA MOJOKERTO KOTA YOGYAKARTA KOTA SEMARANG GRESIK SIDOARJO KOTA MALANG KOTA CIREBON KOTA JAKARTA TIMUR KOTA SURABAYA KOTA JAKARTA SELATAN KOTA KEDIRI Kuadran II Kuadran I Kuadran III Kuadran IV Gambar 5.11. Tipologi Klassen KabupatenKota di Pulau Jawa Berdasarkan Kriteria Rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE dan Besarnya PDRB per Kapita pada Masa Setelah Otonomi Daerah Tahun 2000-2007 Setelah diberlakukannya kebijakan Otonomi Daerah terhitung sejak tahun 2000, mulai banyak kabupatenkota di Pulau Jawa yang mengalami pemekaran wilayah. Kabupatenkota hasil pemekaran wilayah tersebut beserta kabupaten induknya berdasarkan urutan terbentuknya adalah sebagai berikut: Kota Depok Bogor, Kota Cilegon Serang, Kepulauan Seribu Jakarta Utara, Kota Cimahi Kuadran I Kuadran II Kuadran IV Kuadran III 8.62

12.07 23.28