TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi Tanaman Kakao
Tanaman kakao yang mempunyai nama ilmiah Theobroma cocoa L. merupakan anggota dari familia Sterculiaceae Wood, 1975; Tjitrosoepomo,
1988. Kakao merupakan jenis tanaman asli hutan hujan tropis Amerika Selatan Wood, 1975 dan telah lama dibudidayakan di Indonesia yaitu sejak jaman
“culturstelsel” tahun 1826 Sunaryo Situmorang, 1978. Diperkirakan kakao berasal dari hulu sungai Amazon, tempat Theobroma dan jenis sekerabatnya
terdapat dalam populasi yang paling besar. Tanaman kakao tersebut merupakan satu-satunya species diantara 22 jenis dalam genus Theobrama yang diusahakan
secara komersial. Sistematika tanaman kakao secara lengkap dapat
diklasifikasikan dalam taksa-taksa sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Sub divisio: Angiospermae, Klassis: Dicotyledoneae, Ordo: Malvales, Familia:
Sterculiaceae, Genus: Theobroma, Spesies: Theobroma cocoa, L. Cheesman,
1944. Sebagai tanaman yang masuk dalam anggota dari klas Dicotyledonae, benih
tanaman kakao mempunyai tipe perkecambahan yang epigeus yang pada waktu kecambah daun kotilnya terangkat ke atas serta membentuk akar tunggang yang
tumbuh lurus ke bawah masuk ke dalam tanah Prawoto, 1991. Sedangkan akar lateralnya banyak tumbuh dan berkembang di dekat permukaan tanah pada
kedalaman sekitar 0-30 cm. Pertumbuhan batang kakao bersifat dimorfisme yang berarti mempunyai
dua macam bentuk pertumbuhan batang, yaitu pertumbuhan batang utama yang bersifat ortotrop yang tumbuh tegak dengan rumus daun 38, dan pertumbuhan ke
samping seperti cabang primer disebut plagiotrop, mempunyai rumus daun ½ Prawoto, 1991.
Bangun helai daun tanaman kakao adalah bulat memanjang atau oblongus, ujung daun meruncing atau acuminatus, pangkal daun runcing atau acutus,
susunan tulang daun menyirip, tepi daun rata. Daun muda berwarna hijau atau merah muda dan setelah dewasa berwarna hijau atau hijau tua. Salah satu sifat
khusus daun tanaman kakao yaitu adanya dua persendian, yang terletak pada
10 pangkal daun dan ujung tangkai daun. Adanya persendian ini memungkinkan
daun membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari Prawoto, 1991. Pertumbuhan daun pada cabang plagiotrop berlangsung
serempak dan berkala. Tunas baru disebut dengan flush, dan pada saat flush setiap tunas dapat membentuk 4-6 lembar daun baru sekaligus.
Tanaman kakao bersifat kaolifloris yang berarti bunga dan buahnya tumbuh dan berkembang pada batang atau cabang. Sifat penyerbukan kakao adalah
menyerbuk silang. Bekas ketiak daun, tempat tumbuhnya bunga atau buah
tersebut lama kelamaan menebal dan membesar disebut dengan bantalan bunga atau bantalan buah. Bunga kakao mempunyai rumus K
5
C
5
A
5+5
G
5.
K
5
berarti bunga tersusun atas 5 daun kelopak yang bebas satu sama lainnya. C
5
bunga kakao memiliki daun mahkota yang lepas atau tidak berlekatan satu sama lain.
A
5+5
berarti bunga kakao memiliki 10 tangkai sari yang tersusun atas dua lingkaran masing-masing lingkaran tersusun atas 5 tangkai sari steril yang disebut
dengan staminodia dan 5 tangkai sari yang fertil. G
5
bunga kakao mempunyai 5 daun buah yang bersatu Lass Wood, 1985.
Bentuk buah kakao bervariasi, dari bulat ke lonjong dan meruncing dengan permukaan yang halus sampai kasar. Permukaan buah kakao mempunyai alur
primer dan alur sekunder. Sering kali alur sekunder tidak tampak. Permukaan buah kakao berlilin, kaku rigid, mempunyai rambut-rambut tegak dan mulut
kulit yang agak terangkat Cuatrecasas, 1964. Pengelompokan kakao dapat didasarkan pada bentuk buah Pound, 1932, gabungan karakteristik buah dan
sebaran geografi Cheesman, 1944, bentuk buah dan struktur permukaan buah Ostendorf, 1956; Engels, 1986. Bentuk buah kakao tersebut antara lain:
amilonado, cundeamor, angoleta, calabasilo, criolo dan pentagona. Buah kakao mempunyai karakteristik termodinamika yang menarik. Waktu
siang hari buah menjadi panas dan dingin waktu malam hari, menjelang dini hari suhu buah sama dengan suhu lingkungan. Peningkatan suhu udara pada dini hari
memacu kondensasi uap air pada seluruh permukaan buah yang dapat menjadi suatu inkubator mikro yang baik bagi perkecambahan spora patogen termasuk P.
palmivora Fulton, 1989.
Buah kakao memiliki anatomi jaringan perikarp dari luar ke dalam adalah :
11 i Epikarp, terdiri atas: lapisan epidermis dengan mulut kulit dan trikoma.
Parenkim dengan sel yang relatif kecil diameter 10-20 µm, terbagi dalam 2 zona, yaitu: lapisan luar yang tidak mengandung klorofil, terdiri atas 2-4 lapis sel,
lapisan dalam yang mengandung klorofil, terdiri atas 6-12 lapis sel. Parenkim dengan sel yang relatif besar. Diameter sel paling luar 30-40 µm dan bertambah
kearah dalam. ii Mesokarp, terdiri atas sel yang agak berserat dan iii Endokarp, terdiri atas sel parenkim yang besar dengan berkas pengangkutan Tarjot, 1974.
B. Keragaman Genetik Tanaman Kakao