praktik lapangan. Teori tersebut kemudian diterapkan pada saat proses pengambilan gambar, sehingga menghasilkan foto yang menarik.
2.2.1. Arah Membidik angle
Menurut Giwanda 2002:37-38, terdapat tiga kategori arah kamera camera angel yang digunakan yakni: 1 bird level view, adalah
arah kamera dengan perumpamaan pandangan burung yang sedang terbang di angkasa dan terbang ke arah darat. Pemotretan sudut pandang
mata burung ini dilakukan lebih tinggi dari objek yang difoto. Sehingga objek terlihat secara keseluruhan dengan elemen-elemen di sekitarnya dan
terlihat lebih kecil atau lemah. 2 eye level view, adalah arah kamera yang diatur sejajar dengan arah pandang mata pemotret yang lurus. Sudut
pandang sejajar dengan mata ini dapat menjadi pemotretan yang membandingkan objek yang satu dengan yang lain, lebih besar atau lebih
kecil di antara elemen-elemen di sekitarnya. 3 low level view atau frog level view, adalah cara membidik dengan posisi jongkok atau
mendongakkan kamera ke arah atas. Arah membidik tersebut digunakan untuk membantu menentukan arah bidik yang baik dan menarik sesuai
objek yang difoto. Tujuan dari memotret dengan sudut pandang mata katak ini adalah untuk membuat objek terlihat lebih besar, dan terkesan kokoh.
Untuk bangunan yang dipotret dengan angle ini, akan terlihat lebih monumental, sedangkan untuk objek manusia lebih terlihat lebih
superioritas.
Dalam pembuatan karya fotografi ini yang digunakan adalah arah kamera eye level view. Cara ini digunakan supaya gambar yang dihasilkan
nampak sejajar dengan mata. Selain itu, karena objek yang dibidik merupakan bagian dari aktivitas jadi pengambilan gambar juga lebih baik
jika disejajarkan dengan mata. Meskipun para pemahat batu tersebut posisinya tidak selalu berdiri atau sedang berjongkok.
2.2.2. Fokus focusing
Menurut Yuda dalam fotografiyuda.wordpress.com 8 Mei 2011.11:00, istilah focusing dalam fotografi adalah proses penajaman
imaji pada bidang tertentu suatu objek pemotretan. Focusing adalah teknik paling dasar tetapi begitu penting, karena untuk mendapatkan gambar yang
tajam dan jelas harus dilakukan focusing secara tepat. Tanpa menentukan fokus yang tepat, bisa saja terjadi miss focusing, atau kesalahan dalam
menentukan fokus. Misalnya saja pada teknik pembingkaian, jika fokus tidak tepat objek yang dibidik akan menjadi tidak jelas, namun fokusnya
terletak pada bingkainya. Hal tersebut menjadikan foto tidak akan sesuai dengan yang dikehendaki.
Untuk menghidari miss focusing pada saat pengambilan gambar, penggunaan manual fokus pada pembuatan karya ini juga banyak
diperlukan. Aktivitas pemahat yang menggunakan banyak gerakan tangan, membuat kamera tidak selalu menangkap fokus seperti yang dikehendaki.
Selain itu, penggunaan manual fokus juga dapat membuat foto terlihat
menarik ketika latar belakang objek dibuat blur, sehingga objek menjadi lebih jelas.
2.2.3. Kecepatan Rana shutter speed