Tanda sendiri dalam pandangan Saussure merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi dan sering diidentifikasikan dengan citra bunyi itu sebagai penanda.
2.2.3 Simbol
Kata simbol berasal dari bahasa Yunani, symbolos yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang Herusatoto 2000:10.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana dan sebagainya, yang menyatakan
sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu. Misalnya, warna putih merupakan lambing kesucian, gambar padi lambang kemakmuran. Simbol adalah sesuatu hal
atau keadaan yang merupakan media pemahaman terhadap objek. Pierce dalam Santosa 1993:11 mengemukakan simbol adalah sesuatu
yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat. Pada simbol menampilkan hubungan
antara penanda dan petanda dalam sifatnya yang arbitrer. Tanda yang berubah menjadi simbol dengan sendirinya akan dibubuhi sifat-sifat cultural, situasional,
dan kondisional. Oleh sebab itu, bahasa sebenarnya merupakan prestasi kemanusiaan yang besar mengenai penanda yang bersifat arbitrer.
Menurut Pierce dalam Santosa 1993:13 setiap tanda tentu memiliki dua tataran yaitu tataran kebahasaan dan tataran mitis. Tataran kebahasaan disebut
sebagai penanda primer penuh, yaitu tanda yang telah penuh dikarenakan penandanya telah mantap acuan maknanya. Hal ini karena berkat prestasi semiosis
tataran kebahasaan, yaitu kata sebagai tanda tipe simbol telah dikuasai secara
kolektif oleh masyarakat pemakai bahasa. Dalam hal ini kata atau bahasa tersebut sebagai penanda mengacu pada makna lugas petandanya.
Cassier dalam Herusatoto 2000:9 mengemukakan bahwa manusia tidak pernah melihat, menemukan dan mengenal dunia secara langsung tanpa melalui
berbagai simbol. Kenyataannya memang merupakan sekedar fakta-fakta, tapi ia mempunyai makna yang bersifat kejiwaan. Di dalam simbol terkandung unsur
pembebasan dan perluasan pemandangan. Jadi manusia membuat jarak antara apa yang nampak ada pada alam sekelilingnya.
Simbol merupakan tanda yang maknanya tersimpan dalam kesadaran batin masyarakat pemakainya sesuai dengan konvensi yang dipahami bersama.
Sementara nilai dalam sistem tandayang secara tersirat mengandung wawasan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik secara individual maupun kelompok
disebut ideologi, sedangkan keberadaan tanda sebagai ikon, indeks, simbol beserta nilai ideologis bersifat abstrak. Ikon, indeks, dan simbol secara serempak dapat
diemban sebuah tanda yang sama. Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
alamiah antara penanda dan petandanya, hubungannya bersifat arbitrer. Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi Jabrohim 2001:68. Sistem konvensi sastra tidak
hanya ditentukan oleh kemungkinan, kelonggaran dan pembatasan yang diberikan oleh sistem bahasa itu sendiri Teeuw 1983:20. Dalam bahasa Indonesia simbol
pada umumnya disamakan dengan lambang. Dalam sastra, sistem simbol yang terpenting adalah bahasaRatna 2004:115. Simbol dapat dianalisis melalui suku
kata, kata, kalimat, alinea, bab, dan seterusnya bahkan juga melalui tanda baca
dan huruf sebagaimana ditemukan dalam analisis gaya bahasa. Menurut Van Zoest 1993:75 sistem simbol juga dapat dianalisis dengan memanfaatkan
fokalisasi. Leach dalam Ratna 2004:116 berpendapat bahwa sebagai prasyarat
komunikasi, membedakan anatara simbol dengan tanda dan sinyal. Simbol ditandai dengan dua cirri yaitu :
1. Antara penanda dan petanda tidak ada hubungan instrinsik 2. Penanda dan petanda merupakan konteks cultural yang berbeda.
Simbol merupakan pembabaran langsung yang bertumpu pada penghayatan terhadap jiwa dan raga yang mempunyai bentuk serta watak dengan
unsurnya masing-masing dan sebagai wujud pembabaran batin seseorang yang dapat berupa hasil karya seni. Kebudayaan manusia sangat erat hubungannya
dengan simbol, manusia disebut makhluk bersimbol Herusatoto 2000:10. Dengan demikian terdapat makna dalam simbol dan makna tersebut
tersimpan bahasa dan hanya dapat diketahui melalui proses analisis dan membedah susunan bahasa dengan pemahaman optimal.
2.2.4 Makna