peranan orang tua dan kedudukan sang raja hanya memperoleh maknanya yang tepat dalam rangka kebudayaan Jawa tradisional.
2.3 Kerangka Berfikir
Serat Dharma Sasana sarat dengan ajaran-ajaran yang termuat dalam teks yang terdiri dari 20 pupuh yang diduga mengandung simbol dan makna. Dalam
penelitian ini akan membahas dan mengupas tuntas tentang simbol, makna dan ajaran-ajarannya yang ada di dalam teks Serat Dharma Sasana untuk mengetahui
bagaimana simbol dan makna berdasarkan kode bahasa, kode sastra dan kode budaya. Untuk menjawab semua permasalahan yang disebutkan maka Serat
Dharma Sasana dianalisis dengan teori semiotik Teeuw yang membagi dengan tiga kode yaitu kode bahasa, kode sastra dan kode budaya.
Dalam hal ini Serat Dharma Sasana dikupas tuntas dengan tiga kode karena di dalam pupuh-pupuh teks Serat Dharma Sasana diduga terdapat simbol
dan makna-makna tentang ajaran-ajaran yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup manusia. Penelitian ini menggunakan tiga kode akan ditemukan hasil yang
mengklasifikasi atau membedakan mana yang termasuk kode bahasa, sastra dan budaya, sehingga dapat diketahui simbol dan makna yang tertulis dalam ajaran
dalam Serat Dharma Sasana.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebab
pendekatan apa pun dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra itu sendiri Ratna 2004:73. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menitik
beratkan pada karya sastra atau teks sastra dan lebih menekankan pada objek sastra sebagai fokus penelitian. Abrams dalam Endraswara 2003:9
mengemukakan pendekatan obyektif adalah menitikberatkan pada teks sastra yang kelak disebut stukturalisme atau instrinsik. Dalam hal ini, pendekatan objektif
digunakan untuk menganalisis bentuk-bentuk ajaran dan makna yang terdapat dalam Serat Dharma Sasana. Pendekatan objektif lebih efektif untuk membedah
suatu teks sastra karena perhatian tertuju pada teks sastra dengan tidak melibatkan unsur-unsur di luar teks sastra. Teori yang akan digunakan dalam membedah atau
mengkaji Serat Dharma Sasana ini adalah dengan menggunakan teori semiotik Teeuw.
Kode-kode yang ada pada teori semiotik Teeuw bertujuan untuk memaparkan dan membedah seteliti mungkin keterkaitan dengan bentuk, makna
dan ajaran-ajaran yang terdapat dalam Serat Dharma Sasana. Penelitian sastra dengan menggunakan pendekatan semiotik berkaitan dengan tanda dan makna.
Berawal dari pendekatan objektif, simbol dan makna Serat Dharma Sasana dalam
29