10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif
dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung didalam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam
tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Manusia merupakan sumber yang penting, bervariasi, dan terkadang
menjadi masalah yang harus digunakan oleh sebagian organisasi sampai tingkat pelanggan untuk mendapatkan, menambah, dan mempertahankan
pelanggan dengan cepat yang lebih tinggi atau lebih sedikit. Seseorang mungkin menganggap pekerja sebagai bagian yang paling tidak penting dari
layanan pelanggan terotomatisasi lewat mesin, tetapi bahkan dengan semua teknologi, banyak organisasi mengetahui bahwa pihak yang diinginkan para
pelanggan adalah seseorang manusia yang kadang-kadang bisa dipanggil dan diajak berbicara. Selanjutnya, kesetiaan pelanggan sulit didapat tanpa adanya
hubungan yang positif antara para pelanggan dan pekerja.
2.1.1. Konsep Kinerja
Sebuah perusahaan agar mampu bertahan hidup dan mempunyai prospek yang cerah di masa depan, harus mampu mengidentifikasi,
11
menyeleksi, mengembangkan, dan mempertahankan karyawan-karyawan berkualitas yang dimilikinya. Manajemen sumber daya manusia menjadi salah
satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena selain menangani masalah keterampilan dan keahlian, manajemen sumber daya manusia juga
berkewajiban membangun perilaku kondusif karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik Mangkunegara, 2006:17.
2.1.2. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan instrument penting dalam kegiatan produksi, untuk memperoleh kinerja yang memuaskan harus didukung dengan upaya
kerjasama antara para pekerja dengan manajemen perusahaan. Sehingga jelas bahwa kinerja mempunyai hubungan erat dengan praktek manajemen sumber
daya manusia. Menurut Gomez 2003:95 definisi kinerja karyawan sebagai :
“ungkapan seperti output, efensiensi serta efektifitas sering dihubungkan dengan produktivitas”.
Menurut Perwirasentono 1999:2, kinerja atau performace adalah hasil yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Menurut Mangkunegara 2006:25, kinerja adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
12
kepadanya. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan kesempatan
Hasibuan, 2003: 70. Menurut Hariandja 2008:195, kinerja merupakan hasil kerja yang
dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi.
Menurut Sulistiyani 2003:223, kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Selain itu, kinerja adalah kegiatan manajemen untuk mengevaluasi kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas, dedikasi dan partisipasi
karyawan, serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya Hasibuan, 2003:87. Robert L. Mathis dan Jakson 2002:95, kinerja karyawan pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara
lain termasuk kuantitas, kualitas dan jangka waktu output, kehadiran ditempat kerja.
Dari beberapa pendapat mengenai kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seorang pegawai atas
kemampuan usaha, kesempatan, dan kecakapan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dalam rangka mencapai
tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
13
2.1.3. Unsur Kinerja