Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi dan Umpan Balik

Puskesmas Tunjungan belum melakukannya. Dimana Puskesmas Cepu melihat kualitas data yang kemungkinan terjadi tidak lengkapnya data yang dikumpulkan kemudian menginterpretasikan analisis tersebut dalam bentuk kesimpulan sebagai landasan rekomendasi untuk dilakukannya tindakan selanjutnya. Di Puskesmas Tunjungan peneliti hanya diberi buku format C-1 campak saja. Kegiatan analisis dan interpretasi data surveilans campak untuk Puskesmas Cepu telah sesuai dengan Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Melular Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2003 tentang pelaksanaan analisis dan interpretasi data dimana kegiatan ini sangat tergantung pada keterampilan petugas kesehatan khususnya surveilans dan dapat membuat rekomendasi atau saran-saran yang akan yang perlu dilakukan untuk tindakan selanjutnya. Puskesmas Tunjungan belum sesuai dengan Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Melular Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2003 tentang pelaksanaan analisis dan interpretasi data. Hal ini dikarenakan kemungkinan petugas tersebut belum mengikuti pelatihan surveilans sehingga dalam analisis dan interpretasi data beliau kurang memahami bagaimana cara menganalisis dan menginterpretasi data.

5.8 Pelaksanaan Penyebarluasan Informasi dan Umpan Balik

Hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan diperoleh hasil bahwa Puskesmas Cepu dalam pelaksanaan kegiatan penyebarluasan informasi dan umpan balik dilakukan dalam tiga arah yaitu pertama ditujukan ke tingkat 53 administrasi yang lebih tinggi dalam hal ini adalah dinas kesehatan kabupaten sebagai informasi untuk dapat menentukan kebijakan selanjutnya dari dinas kesehatan dalam menangani kasus campak yang ada. Kedua, ditujukan kepada bidan desa setempat sebagai pengumpul dan pelapor data dalam bentuk umpan balik. Ketiga, disebarluaskan kepada instansi lain yang membutuhkan data tersebut. Hal yang dilaporkan ke dinas kesehatan berupa hasil analisis dan interpretasi dan laporan kasus campak di lembar C-1 campak. Pada Puskesmas Tunjungan kegiatan penyebarluasan informasi dan umpan balik hanya dilakukan pada dua arah yaitu pertama ditujukan kepada dinas kesehatan sebagai tingkat administrasi lebih tinggi untuk menentukan kebijakan selanjutnya dan kedua, disebarluaskan kepada instansi lain yang membutuhkan. Bidan desa sebagai bentuk umpan balik tidak dilakukan. Jika ada kebijakan dari puskesmas atau dinas kesehatan baru memberikan informasi kepada bidan desa pada saat pertemuan rutin yang dilakukan oleh puskesmas. Untuk pelaporan ke dinas kesehatan hanya berupa buku format C-1 campak. Kegiatan penyebarluasan dan umpan ballik yang dilakukan oleh Puskesmas Cepu telah sesuai dengan Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Melular Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2003 tentang mekanisme umpan balik dan penyebarluasan informasi yang mana mekanismenya harus menjadi sistem komunikasi yang baik kepada semua sumber laporan sehingga unit terkait dapat melakukan respon penanggulangan yang cepat dan tepat Depkes, 2003. Di Puskesmas Tunjungan belum sesuai karena kegiatan umpan balik belum 54 dilakukan oleh puskesmas. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya koordinasi antara puskesmas dan bidan desa sebagai pengumpul data. Untuk petugas surveilansnya sendiri merangkap tugas lain menjadi perawat kesehatan di puskesmas tersebut.

5.9 Pelaksanaan Evaluasi Surveilans Campak